MAKALAH FISIOLOGI HEWAN MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN
OLEH KELOMPOK 2 BAMBANG PARDOSI
4143220023
SRI NARTI HUTAGAOL
4143220023
NINDI SYAHPUTRI LUBIS
4143220023
SRI RAHAYU DAMANIK
4143220023
BIOLOGI NON DIK B 2014
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami kelompok 2 dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Makanan dan Sistem Pencernaan” Dimana pada makalah kami ini, akan dijelaskan tentang jenis-jenis makanan dan hewan-hewan apa saja yang memakan makanan tersebut. Nantinya, akan dibahas pula tentang kelas hewan berdasarkan jenis makanan yang dimakannya sehari-hari. Dalam makalah ini kami juga akan membahas bagaimana proses pencernaan dari hewan Herbivora, Karnivora, dan Omnivora serta beberapa contoh hewan yang invertebrate. Makalah ini dibuat masih jau dari kata sempurna. Kami masih perlu bimbingan dalam pepnyelesainnya agar makalah ini dapat lebih berisi ilmu yang lebih dari awal kami membuatnya. Akhir kata kami kelompk 2 ucapkan terimakasih.
Medan, 17 Februari 2016
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN Setiap makhluk hiduo di bumi ini harus makan dan mencerna makanan agar dapat mempertahankan kehidupannua (tumbuh, berkembang, berbiak, dan sebagainya) hewan memerlukan masukan makanan yang mengandung berbagai senyawa (nutrisi). Nutrisi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Hewan pada umumnya tidak dapat memproduksi sendiri (dalam tubuhnya) nutrisi ini, jadi harus ada masukan dari luar. Di dalam tubuh, bahan ini dapat diubah atau dikonversikan menjadi berbagai senyawa lain yang diperlukan, langsung digunakan untuk membentuk struktur tubuh, energi, metabolisme, berbiak dan sebagainya atau disimpan sebagai cadangan. Nutrisi yang masuk saling emmbantu dan mempengaruhi, sehingga seringkali tidak dapat dikatakan bahwa salah satu nutrisi selalu lebih penting dari pada yang lainnya. Hewan memiliki sistem pencernaan. Hewan sederhana atau satu sel mempunyai sistem pencernaannya sederhana, sedang hwan yang lenih kompleks atau multiseluler memiliki sistem percernaan yang kompleks pula. Hewan dapat dibagi ke dalam berbagai golongan atas dasar sistem pencernaan atau cara makan ataupun jenis pakan yang dipilihnya. Hewan mampu mencerna pakan secara mekanis atau secara kimia. Pada hewan multiselulas dapat dijumpai berbagai organ dan ”peralatan” yang berperan dalam pencernaan dengan fungsi khusus yang tidak terdapat pada hewan yang lebih sederhana. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangkak untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingakat sub-sel, biasanya pada hewan. Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi mekanik. Strutur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hwanhewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
BAB II
ISI
A. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. Pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. 1. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Gambar 1. Organ Pencernaan Cacing
Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus. Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk menghisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir, makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tifa pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk.
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Proses pencernaan dibantu oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh getah-getah pencernaan secara ekstrasel,. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi ,olekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Isisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus. 2. Sistem Pencernaan Pada Serangga
Gambar 2. Orggan Pencernaan pada serangga (Belalang)
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, samapi anus. Pencernaan pada serangga dilakukakn secara ekstrasel. Mekanisme sistem pencernaan pada serangga, misalnya tembolok berfungsi menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selaanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus. 3. Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrata a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Gambar 3. Organ Pencernaan Pada Ikan
ikan mempunyai lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya. Ikan mas tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai kelenjar lendir dari mulutnya. Lambung merupakan pelebaran dari saluran pencernaan. Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ikan adalah sebagai berikut : dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan, lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, bewarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang diseimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulatm bewarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzimenzim pencernaan dan hormon insulin.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Gambar 4. Organ Pencernaan Pada Katak
Secara berurutan, saluran penceranaan pada katak meliputi, rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Esofagus; berupa saluran pendek;ventrikulus, berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus. Intestinum atau usus dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi; duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum danmenuju kloaka, dan kloaka ; merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati bewarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang lambung dan usus dua belas jari. Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Mekanisme Sistem Pencernaan Makanan Pada Katak Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu
binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaiut saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin. c. Sistem Pencnaan Pada Reptil
Gambar 5. Organ Pencernaan Pada Reptil
Organ-organ Pencernaan Secara berturut-turut pencernaan pada reptil meliputi : 1) Rongga mulut, pada bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercapang dua. 2) Esofagus (kerongkongan) 3) Ventrikulus (Lambung) 4) Intestinum; terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan bewarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan. Mekanisme Pencernaan Pada Reptil
Pada ular berbisa, terdapat gigi bisa yang tumbuh pada langit-langit mulutnya. Bisa digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya. Lidah pada cicak digunakan untuk menangkap mangsa. Ular, berkarung dan cicak tidak mengunyah mangsa. Makanan yang ditangkap langsung dikunyaknya. Bentuk lambung pada reptilian sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki lambung membulat, ular dan berkarung memiliki bentuk lambung yang memanjang. Sistem pencernaan makanan pada reptil, memiliki kelenjar pencernaan yaitu hati, kantung empedu dan pakreas. Setelah makanan masuk kedalam rongga mulut yang dikunyah oleh gigi yang berbentuk kerucut, menuju ke esofagus lalu menuju ke ventrikulus. Kemudian menuju intestinum lalu bermuara ke anus. d. Sistem pencernaan pada burung
Gambar 6. Organ pencernaan Burung
Organ-Organ Pencernaan Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung dapat diliat pada gambar 6, yaitu terdiri dari;
1. Paruh; merupakan modifikasi dari gigi 2. Rongga mulut; terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk 3. Faring; berupa saluran pendek, esofagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat. 4. Lambung terdiri atas; proventrikulus, banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus; ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ”hen’s teeth”, 5. Intestinum : terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usu halus pad aburung terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Kelenjar pencernaan burun gmeliputi : hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantun gempedu. Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Burung Misalnya burung Finch pemakan biji, mempunyai paruh kuat disesuaikan secara khusus untuk memecah biji. Tepinya tajam dan permukaan dalam mempunyai relung-relung. Pada waktu makan, biji mula-mula masuk ke dalam lambung tetapi setelah lambung itu penuh, tembolok itu menyalurkan biji ke dalam lambung. Seperti kebanyakan vertebrata, bagian depan lambung burun gitu berkelanjar dan menghasilkan protease dalam medium asam. Bagian bawah lambung mengalami perubahan sebagai rempel dengan dinding otot yang tebal. Permukaan dalam bersifat seratin dan mempunyai relung-relung. Butir mineral yang tertelan terdapat diantara relung-relung tersebut dan membantu dalam menggiling makanan. Berlawanan dengan burung finch, burun ghantu adalah pemangsa, memakan tikus dan rodentia kecil lainnya yang ditelan secara utuh. Mangsa ditangkap dan dimatikan dengan cakr dan paruh pendek bengkok yang kuat. Tidak terdapat tembolok, dan bagian lambung yang berkelenjar berkembang dengan baik. Empela mengecil menjadi katup yang mencegah rambut dan tulang masuk ke dalam usus. Usus burung hantu lebih pendek dari pada usus burung finch. e. Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak (Ruminansia)
Gambar 7. Organ pencernaan Ruminansia
Organ-organ pencernaan Gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar berfungsi untuk mengunyak rerumputan yang sulut di cerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu : Rumen (perut besar), Retikulum (Perut jala), Omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ruminansia Mula-mula makanan masuk ke perut besar (rumen) dan perut jala (retikulum), dimana terjadi fermentasi, percampuran dan pemilihan materi tumbuhan. Isi rumen di muntahkan dan di pemah lagi, untuk menghancurkan serabut tanaman secara mekanis kembali. Secara periodik materi yang dipamah dan di fermentasi di salurkan dari retikulo rumen ke omasum yang berkelenjar, yang mirip dengan lambung mamalia lainnya.
Rumen
Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba menjadi VFA dan gas (CH 4, CO2, NH3, H2S) lalu diserap oleh tubuh. VFA (Volatile Fatty Acid) adalah asam lemak yang mudah menguap (Asam asetat =60-70%; asam butirat =10-15%, asam propionate = 15-20%). Pada rumput yang mengandung gula dan karbohidrta, asam asetat menurun dan propionate meningkat, pada molasses asam asetat menurun dan butirat meningkat. HCL dari abomasum masuk ke rumen. Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi vitamin B kompleks dengan bantuan Mo dan Co. Berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan
hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionate dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.
Usus Halus/Halus Ruminansia Pada usus kecil atau usus halus perjalanan sisa makanan diperlambat di usus halus dengan cepat menjadi hiopotonis terhadap plasma (disebabkan penurunan cepat konsi Na, Cl, CO2, VFA, dan amonia). Absorbsi air dilakukan di usus besar.
Karbohidrat struktural Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri pendegredasi karbohidrat struktural ini sensitif terhadap kandungan lemak dan tingkat keasaman dalam rumen. Bahan pakan dengan kandungan lemak yang tinggi atau kondisi rumen yang terlalu asam dapaat menekan pertumbuhan atau membunih bakteri pendegredasi selulosa. Kondisi ini dapat menurunkan kecernaan dan konsumsi pakan oleh ternak. Karbohidrat struktural yang keluar dari rumen kecil kemungkinan dapat dipecah dalam saluran pencernaan selanjutnya.