BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar bela belaka kang ng Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Data sensus penduduk penduduk jumlah populasi lanjut usia 60 tahun keatas di dunia terus bertambah, pada tahun 1!0 sebanyak 1" juta (# $ dari total populasi), tahun %000 sebanyak 16 juta (&, %$ dari total populasi) dan terus bertambah berkisar ' juta setiap tahunnya,diperkirakan pada tahun %0%! menjadi #1, ! juta (1", 6$ dari total populasi) dan pada tahun %0!0 sebanyak &, 6 juta (%", &$ dari total populasi) (. *ensus +ureau, %00%). Proses menua tidak dapat dihindari dari kehidupan. ndonesia saat ini termasuk lima besar di dunia terbanyak jumlah penduduk lanjut usia (lansia), yaitu men-apai 1',0# juta jia pada %010 atau men-apai ,6 persen (/epublika, %01%). umlah lansia di ndonesia pada tahun %011 sekitar %# juta jia atau hampir 10 persen jumlah penduduk (ompas, %01%). Adapun di abupaten leman jumlah penduduk pra lansia (#!2! tahun) sejumlah !".1#6 jia dan penduduk lansia (360 tahun) ada !!.6& !!.6& jia, dari total penduduk sebanyak sebanyak 1.00.!6& jia (Dinkes, %011). umlah penduduk lansia yang tinggi perlu mendapat perhatian serius di bidang kesehatan karena lansia rentan terhadap penyakit. eberadaan lansia yang semakin meningkat akan menimbulkan berbagai ma-am masalah yang mun-ul seperti masalah 4isik, psikologis, dan sosial akibat proses degenerati4 yang mun-ul dengan seiring bertambahnya bertambahnya usia, sehingga akan menjadi tantangan bagi lansia dan lingkunganya. emua orang akan mengalami masa tua atau lanjut usia yang se-ara alami tidak dapat dihindarkan. 5he ational 7d Peoples 8el4ore *oun-il mengemukakan baha penyakit at au gangguan umum pada lanjut usia ada 1% ma-am yakni depresi mental, gangguan pendengaran, bronkitis kronis, gangguan gangguan pada tungkai9sikap berjalan, gangguan pada sendi panggul, anemia, demensia, gangguan gangguan penglihatan, ke-emasan,
dekompensasi kordis, diabetes mellitus, osteomalasia dan hipoteriodisme serta gangguan de4ekasi (ugroho, %00'). Perubahan pada lansia ini salah satunya adalah terjadi perubahan psikologi seperti terjadinya depresi. Depresi ini merupakan gangguan mental yang sering diderita para lanjut usia ejumlah studi melaporkan data yang menunjukkan baha depresi pada orang lanjut usia dapat berkaitan dengan status ekonomi ekonomi yang rendah, kematian pasangan, penyakit 4isik yang juga sedang ada, serta isolasi sosial. tudi lain menunjukkan angka lanjut usia kurang terdiagnosa dan tidak diobati, terutama mungkin oleh dokter umum. 5idak dikenalinya depresi pada orang lanjut usia # dapat terjadi karena gangguan lebih sering mun-ul dengan keluhan somatik pada kelompok usia yang sudah s udah tua dibanding dengan kelompok usia yang lebih muda. Lebih jauh lagi, diskriminasi terhadap usia dapat mempengaruhi dan membuat mereka lebih menerima gejala depresi4 sebagai sebagai hal yang normal. Pada pasien lanjut usia (aplan : ado-k, %010). menerima gejala depresi4 sebagai hal yang normal pada pasien lanjut usia (aplan : ado-k, %010). ;asil penelitian yang dilakukan oleh 7-ta
dekompensasi kordis, diabetes mellitus, osteomalasia dan hipoteriodisme serta gangguan de4ekasi (ugroho, %00'). Perubahan pada lansia ini salah satunya adalah terjadi perubahan psikologi seperti terjadinya depresi. Depresi ini merupakan gangguan mental yang sering diderita para lanjut usia ejumlah studi melaporkan data yang menunjukkan baha depresi pada orang lanjut usia dapat berkaitan dengan status ekonomi ekonomi yang rendah, kematian pasangan, penyakit 4isik yang juga sedang ada, serta isolasi sosial. tudi lain menunjukkan angka lanjut usia kurang terdiagnosa dan tidak diobati, terutama mungkin oleh dokter umum. 5idak dikenalinya depresi pada orang lanjut usia # dapat terjadi karena gangguan lebih sering mun-ul dengan keluhan somatik pada kelompok usia yang sudah s udah tua dibanding dengan kelompok usia yang lebih muda. Lebih jauh lagi, diskriminasi terhadap usia dapat mempengaruhi dan membuat mereka lebih menerima gejala depresi4 sebagai sebagai hal yang normal. Pada pasien lanjut usia (aplan : ado-k, %010). menerima gejala depresi4 sebagai hal yang normal pada pasien lanjut usia (aplan : ado-k, %010). ;asil penelitian yang dilakukan oleh 7-ta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Depresi 2.1.1. 2.1.1. Defini Definisi si Depr Depres esii
Depr Depres esii meru merupa paka kan n satu satu masa masa terg tergan angg ggun unya ya 4ung 4ungsi si manu manusia sia yang yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan na4su na4s u makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (aplan, %010). =aslim =aslim berpen berpendap dapat at baha baha depresi depresi adalah adalah suatu suatu kondis kondisii yang yang dapat dapat dise diseba babk bkan an oleh oleh de4i de4isi sien ensi si
rela relati ti44
sala salah h
satu satu atau atau bebe bebera rapa pa amin aminer ergi gik k
neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di P (terutama pada sistem limbik) (=aslim, %00%). =enuru =enurutt aplan aplan,, depresi depresi merupa merupakan kan salah salah satu satu ganggu gangguan an mood mood yang yang ditand ditandai ai oleh oleh hilang hilangny nyaa perasaa perasaan n kendal kendalii dan pengal pengalaman aman subjekt subjekti4 i4 adanya adanya penderitaan berat. =ood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan a4ek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu (aplan, %010). 2.1.2.
1.
Jenis- jenis Depresi Penggolongan depresi dapat dibedakan (8ilkinson,1!>1' (8ilkinson,1!>1' 2 %6)>
Menurut gejalanya Depresi neuroti-
Depr Depresi esi neur neurot otik ik bias biasany anyaa terja terjadi di setel setelah ah meng mengal alam amii peri peristi stia a yang yang menyed menyedihk ihkan an tetapi tetapi yang yang jauh jauh lebih lebih berat berat daripa daripada da biasany biasanya. a. Pender Penderitan itanya ya seringk seringkali ali dipenu dipenuhi hi trauma trauma emosion emosional al yang yang mendah mendahulu uluii penyaki penyakitt misalny misalnyaa kehilangan kehilangan orang yang di-intai, pekerjaan, milik berharga, berharga, atau seorang seorang kekasih. kekasih. 7rang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, -emas dan sekaligus
merasa depresi. =ereka menderita hipokondria atau ketakutan yang abnormal seperti agro4obia tetapi mereka tidak menderita delusi atau halusinasi. Depresi psikotik
e-ara e-ara tegas tegas istilah istilah ?psiko ?psikotik tik?? harus harus dipakai dipakai untuk untuk penyak penyakit it depresi depresi yang yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya. Psikosis depresi manik
Depresi manik biasanya merupakan merupakan penyakit yang kambuh kambuh kembali kembali disertai disertai gang ganggu guan an suasa suasana na hati hati yang yang berat berat.. 7ran 7rang g yang yang meng mengala alami mi gang ganggu guan an ini ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa -emas tetapi kadang2kadang hal ini dapat diga digant ntii deng dengan an peras perasaan aan gemb gembira ira,, gair gairah ah,, dan dan akti akti
Para dokter membedakan antara depresi neurotik dan psikotik tidak hanya berdasarkan gejala lain yang ada dan seberapa terganggunya perilaku orang tersebut.
2. Menurut Penyebabnya Penyebabnya Depresi reakti4
Pada Pada depr depresi esi reakt reakti4 i4,, gejal gejalan anya ya dipe diperk rkira iraka kan n akib akibat at stre stress luar luar sepert sepertii kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan. Depresi endogenus
Pada depresi endogenous, gejalanya terjadi tanpa dipengaruhi oleh 4aktor lain. Depresi primer dan sekunder
5ujuan penggolongan ini adalah untuk memisahkan depresi yang disebabkan penyakit 4isik atau psiatrik atau ke-anduan obat atau alkohol (depresi ?sekunder?)
dengan depresi yang tidak mempunyai penyebab2penyebab ini (depresi ?primer?). Penggolongan ini lebih banyak digunakan untuk penelitian tujuan peraatan.
3.
Menurut arah penyakit Depresi tersembunyi
Diagnosa depresi tersembunyi (atau atipikal) kadang2kadang dibuat bilamana depresi dianggap mendasari gangguan 4isik dan mental yang tidak dapat diterangkan, misalnya rasa sakit yang lama tanpa sebab yang nyata atau hipokondria atau sebaliknya perilaku yang tidak dapat diterangkan seperti anita lanjut usia yang suka mengutil. +erduka
Proses kesedihan itu ajar dan merupakan reaksi yang diperlukan terhadap suatu kehilangan. Proses ini membuat orang yang kehilangan itu mampu menerima kenyataan tersebut, mengalami rasa sakit akibat kesedihan yang menimpa, menderita putusnya hubungan dengan orang yang di-intai dan penyesuaian kembali. Depresi pas-alahir
+anyak anita kadang2kadang mengalami periode gangguan emosional dalam 10 hari pertama setelah melahirkan bayi ketika emosi mereka masih labil dan mereka merasa sedih dan suka menangis. eringkali hal itu berlangsung selama satu atau dua hari kemudian berlalu. Depresi dan manula
sia tua merupakan saat meningkatnya kerentanan terhadap depresi. amun, kadang2kadang depresi pada manula ditutupi oleh penyakit 4isik dan -a-at tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang terganggu. 7leh karena itu, sangatlah penting untuk mengingat kemungkinan terjadinya penyakit depresi pada orang tua.
2.1.3. Etioloi Depresi
aplan menyatakan baha 4aktor penyebab depresi dapat se-ara buatan dibagi menjadi 4aktor biologi, 4aktor genetik, dan 4aktor psikososial. a.
@aktor +iologi
+eberapa penelitian menunjukkan baha terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti> ! ;AA (!2;idroksi indol aseti- a-id), ;A (;omo
aksis
;ypothalami-2
dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik
sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormone pertumbuhan. Aksis ;PA merupakan aksis yang paling banyak diteliti (Lande4eld et al, %00#). ;ipersekresi */; merupakan gangguan aksis ;PA yang sangat 4undamental pada pasien depresi. ;ipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya de4ek pada
sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur */; (aplan, %010). ekresi */; dipengaruhi oleh emosi. mosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Para
@aktor Benetik
Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan baha angka resiko diantara anggota keluarga tingkat pertama dari indi
kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersi4at indi
@aktor Psikososial
=enurut @reud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan objek yang di-intai (aplan, %010). Ada sejumlah 4aktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. @aktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan 4inansial, dan penurunan 4ungsi kogniti4 (aplan, %010) edangkan menurut ane, 4aktor psikososial meliputi penurunan per-aya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit 4isik (ane, 1). @aktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi> peristia kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kogniti4 dan dukungan sosial (aplan,%010). Peristia kehidupan dan stresor lingkungan. Peristia kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi memper-ayai baha peristia kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan baha peristia kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. tressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan (aplan, %010). tressor psikososial yang bersi4at akut, seperti kehilangan orang yang di-intai, atau stressor kronis misalnya kekurangan 4inansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, an-aman keamanan dapat menimbulkan depresi (hardyinoto, 1). @aktor kepribadian. +eberapa -iri kepribadian tertentu yang terdapat pada indi
resiko tinggi untuk terjadinya depresi. edangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme de4ensi4) mempunyai resiko yang rendah (aplan, %010). @aktor psikodinamika. +erdasarkan teori psikodinamika @reud, dinyatakan baha kehilangan objek yang di-intai dapat menimbulkan depresi (aplan, %010). Dalam upaya untuk mengerti depresi, igmud@reud sebagaimana dikutip aplan (%010) mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. a menyatakan baha kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan se-ara internal karena identi4ikasi dengan objek yang hilang. @reud per-aya baha introjeksi mungkin merupakan -ara satu2satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka -ita atas dasar baha pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan men-ela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian. egagalan yang berulang. Dalam per-obaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa dihindari, se-ara berulang2ulang, binatang akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses belajar baha mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita depresi juga ditemukan ketidakberdayaan yang mirip (aplan,%010). @aktor kogniti4.
Adanya
interpretasi
yang
keliru terhadap sesuatu,
menyebabkan distorsi pikiran menjadi negati4 tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negati4, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negati4 tersebut menyebabkan perasaan depresi (aplan, %010) 2.1.!.
"#$tor Pen%et&s
Ada empat sumber utama stresor yang dapat men-etuskan gangguan alam perasaan (undeen,tuart,1'>%60)> ehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan,
termasuk kehilangan -inta, seseorang, 4ungsi 4isik, kedudukan, atau harga diri. arena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep
kehilangan, maka persepsi pasien merupakan hal yang sangat penting. Peristia besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah2masalah
yang
dihadapi
sekarang
dan
kemampuan
menyelesaikan masalah. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi, terutama pada anita. Perubahan 4isiologik diakibatkan oleh obat2obatan atau berbagai penyakit
4isik,
seperti
in4eksi,
neoplasma,
dan
gangguan
keseimbangan metabolik, dapat men-etuskan gangguan alam perasaan. 2.1.'.
(#)*#r#n Klinis
Depresi pada lansia adalah proses patoligis, bukan merupakan proses normal dalam kehidupan. mumnya orang2orang akan menanggulanginya dengan men-ari dan memenuhi rasa kebahagiaan.+agaimanapun,lansia -enderung menyangkal baha dirinya mengalami depresi. Bejala umumnya,banyak diantara
mereka mun-ul dengan menunjukkan sikap rendah diri, dan
biasanya sulit untuk
didiagnosa (
4isik. Per&*#+#n Pi$ir#n bingung, lambat dalam ber4ikir, penurunan =erasa
konsentrasi dan sulit mengungat in4ormasi. ulit membuat keputusan dan selalu menghindar. urang per-aya diri. =erasa bersalah dan tidak mau dikritik. kasus berat sering dijumpai adanya halusinasi Pada ataupun delusi. Adanya pikiran untuk bunuh diri.
Per&*#+#n Per#s##n ketertarikan ddengan laan jenis dan Penurunan
melakukan hubungan suami istri. =erasa bersalah, tak berdaya. 5idak adanya perasaan. =erasa sedih. ering menangis tanpa alas an yang jelas. ritabilitas, marah, dan terkadang agresi4. Per&*#+#n p#,# Ke*i#s##n Se+#ri-+#ri =enjauhkan diri dari lingkungan sosial, pekerjaan. =enghindari membuat keputusan. =enunda pekerjaan rumah. Penurunan akti
terlarang. 5anda dan gejala depresi lainnya > Bangguan alam perasaan per
sedih,
GblueH,tertekan,rendah,atau susahH dan perasaan baha tidak ada satupun yang menyenangkan paranoia Bangguan persepsi diri,lingkungan,masa depan =enarik diri dari akti
=ondar2mandir,meremas2remas
tangan,menarik
atau mengusap rambut,tubuh,ataupun pakaian ulit tidur,terus terjaga,terbangun dini hari Penurunan atau terkadang penigkatan na4su makan Penurunan atau terkadang peningkatan berat badan eletihan 5erpaku pada kesehatan 4isik,terutama ketakutan
terhadap kanker etidakmampuan
berkonsentrasi,berpikir
jernih,atau membuat keputusan lambat,berhenti sejenak +i-ara
sebelum
menjaab,penurunan jumlah bi-ara,bi-ara rendah
atau monoton +erpikir tentang kematian +unuh diri atau upaya bunuh diri onstipasi 5akikardia
2.1..
Der#j#t Depresi ,#n Pene#$#n Di#nosis
Bangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDB (Pedoman Penggolongan Diagnostik Bangguan ia ) yang merujuk pada *D 10 (nternational *lassi4i-ation Diagnosti-10).Bangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang, dan ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap 4ungsi kehidupan seseorang (=asli m,%000). Bejala tama > I Perasaan depresi4 I ;ilangnya minat dan semangat I =udah lelah dan tenaga hilang
Bejala Lain I onsentrasi dan perhatian menurun I ;arga diri dan keper-ayaan diri menurun I Perasaan bersalah dan tidak berguna I Pesimis terhadap masa depan I Bagasan membahayakan diri atau bunuh diri I Bangguan tidur
I Bangguan na4su makan I =enurunnya libido
Tin$#t
(ej#l# L#in
"&nsi
Keter#n#n
Depresi /ingan
(ej#l# U)&)
%
%
+aik
2
edang
%
"2#
5erganggu
ampak distress
+erat
"
3#
angat
angat distress
terganggu 5able.1
Penggolongan
Depresi
=enurut
*D210
(oejono
dkk,%00&)
2.1.. Penelol##n Depresi P#,# Usi# L#nj&t /"KUI02 -
1.
;al2hal yang perlu diperhatikan pada usia lanjut >
a.
7bat2obatan +eberapa jenis obat seperti digoksin, L2dopa, steroid, penyekat beta dan anti
hipertensi lainnya, pemberian benEodiaEepin jangka panjang, 4enobarbiton, dan pemakaian neuroleptik jangka lama dapat mengakibatkan depresi. b.
eurobiologik Perubahan neuroendokrinologik seperti hormon, neurotransmiter (serotonin,
dopamin, dll) menyebabkan usia lanjut rentan terhadap depresi. Depresi pada usia lanjut dapat diakibatkan oleh proses neurodegenerati4, misalnya depresi sebagai gejala dari demensia. -.
Psikososial •
epribadian pasien sebelum sakit turut berperan dalam mani4estasi gejala depresi, misalnya orang yang pen-emas semasa mudanya ketika
mengalami depresi di usia lanjut memperlihatkan gambaran depresi •
neurotik yang menyolok. Dukungan sosial yang buruk, kapasitas membina keakraban yang lemah
•
juga berperan dalam terjadinya depresi. +erbagai peristia kehidupan seperti kematian pasangan, problem keuangan yang berat, pindah rumah, peringatan peristia sedih, anak yang -a-at menanjak deasa, dan sebagainya lebih sering terjadi pada pasien2 pasien usia lanjut dengan depresi dibandingkan dengan usia lanjut yang sehat. 2.1.4.
Pen#t#l#$s#n##n Depresi P#,# &si# L#nj&t
1.
5erapi 4isik
a.
7bat e-ara umum, semua obat antidepresan sama e4ekti
antidepresan ditentukan oleh pengalaman klinikus dan pengenalan terhadap berbagai jenis antidepresan. +iasanya pengobatan dimulai dengan dosis separuh dosis deasa, lalu dinaikkan perlahan2lahan sampai ada perbaikan gejala. Antidepresan trisiklik Jang bersi4at sedati4 > Amitriptilin dan Dotipin , edikit bersi4at sedati4 > mipramin, ortriptilin dan Protriptilin , Antidepresan yang lebih baru +ersi4at sedati4 > 5rasodon dan bersi4at urang sedati4 > =aprotilin dan @luk4osamin. b. 5erapi lektrokon
5erapi Psikologik
a.
Psikoterapi
Psikoterapi indi
kogniti4
beha
keberhasilannya.
=eskipun
mekanisme
psikoterapi tidak sepenuhnya dimengerti, namun ke-o-okan antara pasien dan terapis dalam proses terapeutik akan meredakan gejala dan membuat pasien lebih nyaman, lebih mampu mengatasi persoalannya serta lebih per-aya diri. b.
5erapi kogniti4 5erapi kogniti4 2 perilaku bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu
negati4 (persepsi diri, masa depan, dunia, diri tak berguna, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola pikir yang netral atau positi4. 5ernyata pasien usia lanjut dengan depresi dapat menerima metode ini meskipun penjelasan harus diberikan se-ara singkat dan ter4okus. =elalui latihan2latihan, tugas2tugas dan akti
5erapi keluarga Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit depresi,
sehingga dukungan terhadap keluarga pasien sangat penting. Proses penuaan mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi dari dominan menjadi dependen pada orang usia lanjut. 5ujuan terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah untuk meredakan perasaan 4rustasi dan putus asa, mengubah dan memperbaiki sikap 9 struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan pasien.
d. Penanganan Ansietas (/elaksasi) 5eknik yang umum dipergunakan adalah program relaksasi progresi4 baik se-ara langsung dengan instruktur (psikolog atau terapis okupasional) atau melalui tape re-order.5eknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum sehari2hari. ntuk menguasai teknik ini diperlukan kursus singkat terapi relaksasi. e.
terapi tertaa
terapi tertaa dapat memun-ulkan respon relaksasi sehingga dapat memberikan pemijatan halus di kelenjar2kelenjar didalam tubuh, menurunkan kortisol dalam darah serta mengembalikan hormon se-ukupnya. istem neurotransmitter serotonin dan norepine4rin normalnya menimbulkan dorongan bagi area limbik dalam otak untuk memperkuat rasa nyaman seseorang, men-iptakan rasa bahagia, na4su makan baik dan keseimbangan psikomotor. ;al ini lah yang mendukung baha kekurangan serotonin dapat menimbulkan depresi. Prosedur terapi tertaa > 5eknik 5aa Joga, misalnya > (1) 5aa +ersemangat > Dalam taa bersemangat, orang tertaa sambil mengangkat tangan keatas dan tertaa penuh semangat. Peserta tidak terus 2 menerus mengangkat tangan ke atas selama taa bersemangat, angkat tangan keatas selama beberapa saat lalu turunkan dan angkat lagi. Diakhir taa semangat, koordinator mulai tepuk tangan dan mendaraskan ;o2;a ;a2;a2;a sebanyak !26 kali. (%) 5aa inga > 5aa ini diambil dari dari postur yoga yang disebut simba mudra (postur singga). Dalam postur singa, lidah dijulurkan keluar sepenuhnya dan mulut dibuka lebar2lebar. Dengan mata terbuka lebar, peserta menga-ungkan tangan seperti -akar singa dan mengaum seperti singga, lalu tertaa dari perut. 5aa singa merupakan latihan yang sangat baik untuk otot F otot ajah, lidah dan kerongkongan. Latihan ini menyingkirkan rasa takut atau malu bagus untuk memperkuat kerongkongan. 5aa singa memperbaiki pasokan darah ke kelenjar tiroid. (") 5aa +ersenandung > Dalam jenis taa ini, bibir dikatupkan dan peserta berusaha tertaa saat mengeluarkan suara senandung hmmmmmmK. Jang bergema diseluruh kepala. Peserta dapat terus saling pandang, sambil membuat beberapa gerakan yang saling merangsang taa. =ereka bisa saling berjabat tangan atau melakukan gerakan apa pun yang bersi4at main2main. +eberapa orang juga menyebutkanya taa burung dara.
(#) 5aa +ertahap > 5aa ini dilakukan pada akhir sesi. emua peserta di minta untuk mendekat ke koordinator. 5aa bertahap di mulai dengan tersenyum dan melihat sekeliling, saling pandang. e-ara perlahan dn bertahap intensitas taa semakin ditingkatkan dan kemudian para peserta se-ara bertahap mulai tertaa penuh semangat. 5aa ini sangat menyenangkan dan mudah menular.
5eknik 5aa +ermain2=ain, misalya > (1) 5aa atu =eter > 5aa ini bersi4at main2main dan meniru -ara kita mengukur panjang satu meter. 5aa ini dilakukan dengan menggerakkan satu tangan sepanjang bentangan lengan kita yang lain (seperti gerakan merentangkan busur untuk melepaskan anak panah). (%) 5aa =ilk hake > 5aa milk shake adalah 5aa ini merupakan jenis taa yang bersi4at bersaing antar dua kelompok yang dipisahkan oleh sebuah jarak. edua kelompok saling pandang dan mulai tertaa dengan menudingkan jari telunjuk mereka kepada para anggota kelompok lain. (#) 5aa Ponsel > enis taa ini juga dikenal dengan taa ;P, taa ini sangat menyenangkan dan bersi4at main2main. Para peseerta berura2pura memegang ;P dan men-oba tertaa, sambil membuat berbagai gerakan dan berkeliling untuk bertemu dengan orang2orang yang berbeda dan tertaa seolah2olah mereka sungguh2sungguh menikmatinya. (!) 5aa Ayunan > enis taa ini menarik karena mengandung banyak siakp main2main. emua peserta bergerak kebelakang sejauh dua meter untuk memperluas lingkaran
5eknik 5aa +erdasarkan ilai, misalnya > (1) 5aa apaan > 5aa sapaan ini dilakukan ddengan -ara para peserta saling mendekat dan menyapa satu sama lain dengan gerakan tertentu, sambil tertaa dengan nada menengah dan tetap menjaga kontak mata ketika bergerak keliling dan berrtemu dengan orang yang berbeda. 7rang bisa berjabat tangan dan memandang mata orang yang disapa sambil tertaa pelan. (%) 5aa Penghargaan > ni adalah taa berdasarkan nilai dimana koordinator mengingatkan para peserta mengenai betapa pentingnya menghargai orang lain. Dalam taa jenis ini. jung jari telunjuk dihubungkan dengan ujung ibu jari sehingga di gerakkan ke depan dan ke belakang dengan -epat sambil memandang peserta lain dan tertaa denngan sangat lembut, seolah2olah anda memberikan penghargaan kepada sesama anggota kelompok.taa ini diikuti dengan pendarasan ;o ;o ;a ;a ;a dan tepuk tangan. (") 5aa =emaa4kan9 =eminta =aa4 > 5aa ini adalah taa berdasarkan nilai dimana taa ini memiliki pesan yaitu jika anda bertengkar dengan seseorang, anda harus minta maa4. Dalam taa memaa4kan peserta memegang kedua -uping telinga, dengan menyilangkan lengan dan kemudian berlutut lalu tertaa.
=7DL +A/ 5/AP 5/5A8A Ada 1! langkah model baru sesi terapi tertaa > Lama > %02"0 menit (maksimum) setiap putaran taa berlangsung selama "02#0 detik, diikuti dengan tepuk tangan dan latihan ho ho ha ha ha.
4.
terapi musik Penelitian ini menggunakan lagu keron-ong dengan suara yang dibuat tidak
terlalu keras sehingga tidak mengganngu kenyamanan responden. esuai mekanisme yang dijelaskan oleh Atater diatas, gelombang al4a ter-ipta pada korteks -erebri melalui hubungan kortikal dengan thalamus. Belombang ini
merupakan hasil dari osilasi umpan balik spontan dalam sistem talamokortikal (Buyton : ;all, %006). Perubahan gelombang otak menjadi gelombang otak al4a akan menyebabkan peningkatan serotonin. erotonin adalah suatu neurotransmitter yang bertanggung jaab terhadap peristia lapar dan perubahan mood. erotonin dalam tubuh kemudian diubah menjadi hormon melatonin yang memiliki e4ek regulasi terhadap relaksasi tubuh yang pada akhirnya depresi yang dirasakan oleh responden dapat menurun sebagai akibat dari perubahan mood.
&.
Dukungan eluarga dalam aitannya dengan Depresi Pada Lansia eluarga memainkan suatu peranan yang signi4ikan dalam kehidupan pada
hampir semua orang lanjut usia (lansia). etika keluarga tidak menjadi bagian kehidupan seseorang yang telah lansia, umumnya menyebabkan orang tersebut tidak mempunyai tempat tinggal, atau ada masalah2masalah yang telah berlangsung lama dan keterasingan. ebaliknya, keper-ayaan yang umum, ketika orang lansia akan membutuhkan bantuan keluarga menyediakan sekurang2 kurangnya '0$ dukungan 9 bantuan. Dibandingkan dengan kenyamanan di hari tua, keluarga saat ini menyediakan kepedulian yang lebih luas selama periode aktu yang lama (-hmall, Pratt, 1"). 8alaupun anak yang telah deasa adalah suatu sumber utama yang memberi bantuan terhadap orangtua yang lansia, beberapa trend demogra4i dan sosial mempunyai akibat 9 impak yang signi4ikan pada kemampuan anggota keluarga dalam menyediakan dukungan. ;al ini tidak berarti baha keluarga bertanggung jaab atas timbulnya depresi pada seseorang namun sudah jelas baha banyak masalah depresi berkisar di seputar kesulitan dalam -ara anggota keluarga saling berkomunikasi dan saling berhubungan. 2.2. D&$&n#n Sosi#l 2.2.1. Penerti#n
+atasan dukungan sosial adalah sebagai jumlah kontak dengan orang lain, yang dapat dipertahankan seseorang dalam jaringan sosial, atau luas pergaulan yang dimiliki dan dipertahankan seseorang dalam jaringan sosial. De4inisi lainnya lebih menekankan aspek psikologik, yaitu perasaan menjadi bagian atau terhitungnya indi
Jenis- jenis D&$&n#n sosi#l
=enurut ;ouse sebagaimana dikutip oleh met (1#) ada empat jenis dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan in4ormasional. a. Dukungan mosional Dukungan ini meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap seseorang misalnya umpan balik dan penegasan (met, 1#). Pada saat stress, orang akan menderita se-ara emosional dan dapat mengalami depresi, kesedihan, ataupun ke-emasan. Pada saat seperti ini, teman atau keluarga dapat memberikan dukungan emosional dengan meyakinkan orang tersebut baha dia adalah orang yang berharga yang sangat diperhatikan oleh lingkungannya. ehangatan dan kepedulian yang diberikan oleh orang lain, akan memungkinkan orang yang mengalami stres, menghadapinya lebih tenang (5aylor, 1!). b. Dukungan Penghargaan Dukungan penghargaan yang umumnya diberikan melalui ungkapan penghormatan (penghargaan) akan hal F hal yang positi4 yang dimiliki seseorang, dukungan untuk maju atau persetujuan atas gagasan atau perasaan indi
mampu atau yang lebih buruk keadaanya (menambah penghargaan diri) (met, 1#). Adanya penghargaan diri dihubungkan dengan keberhasilan seseoorang saat menghadapi keadaan tertentu, misalnya saat dimana harus mengambil keputusan, reaksi ketika menerima bantuan dan -oping pada saat terjadi peristia buruk dalam hidupnya. emungkinan yang penting dari mekanisme ini adalah perasaan diterima dan dihargai oleh orang lain (8ills, 1'!). -. Dukungan nstrumental Dukungan instrumental meliputi penyediaan dukungan material seperti pelayanan, bantuan 4inansial atau barang (5aylor, 1!). ;ubungan antara dukungan instrumentral dan kesehatan dapat diterangkan dengan jelas melalui satu pengertian yaitu seseorang mempunyai kebutuhan instrumental tertentu dan orang lain dapat menolongnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut ( 8ills, 1'!). d. Dukungan n4ormati4 Dukungan in4ormati4 ini men-akup pemberian nasihat2nasihat, petunjuk, saran, atau umpan balik (met, 1#). eluarga atau teman dapat memberikan dukungan in4ormati4 dengan memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah. 2.3. D&$&n#n sosi#l ,#n ,epresi p#,# l#nsi#
Depresi pada lanjut usia dapat terjadi simptom yang kompleks yang disebabkan oleh gangguan 4isik maupun kogniti4 dan stresor dari luar Dukungan sosial sangat dibutuhkan para lanjut usia dalam menyesuaikan diri menghadapi stresor psikososial terutama stresor yang berhubungan dengan kehilangan. Dari populasi lanjut usia, sekitar 602'0$, diperkirakan dalam kondisi tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan keluarga,untuk keperluan sehari F hari yang bermakna. ;ampir semua populasi lanjut usia lebih membutuhkan dukungan emosional daripada 4inansial (7stereill dkk, %000).
Dukungan sosial yang kurang sering dihubungkan dengan sindroma depresi. Pattern menyebutkan baha subjek yang dilaporkan tidak mempunyai seseorang untuk men-eritakan masalah atau perasaan pribadinya, tidak mempunyai seseorang untuk meminta pertolongan dalamm kondisi kritis, tidak ada seseorang untuk diminta nasihat dalam mengambil keputusan penting, dan tidak ada seseorang dalam hidup mereka yang membuat mereka merasa di-intai dan diperhatikan ternyata lebih mudah menderita depresi (Pattern, %00%).
BAB III ASUHAN KEPE5A6ATAN LANSIA DEN(AN DEP5ESI ASUHAN KEPE5A6ATAN (E57NTIK PADA N8. S DEN(AN DEP5ESI DI SUB UNIT PE5LINDUN(AN S7SIAL T5ESNA 6E5DHA SUK9A 5AHA5JA A. PEN(KAJIAN 1. I,entit#s Klien
1. ama
> y.
%. mur
> &! tahun
". Alamat
> Palembang
#. Pendidikan
> P/
!. enis elamin
> Perempuan
6. uku
> aa
&. Agama
> slam
'. tatus Perkainan
> =enikah (anda)
. 5anggal Pengkajian
> 01 April %01!
2. St#t&s Kese+#t#n S##t ini #.
utrisi
> lien makan "C sehari dengan menu seadanya,
na4su makan baik, porsi makan habis *. *airan dan elektrolit > lien minum M " F # gelas perhari (M 1000 --) > lien +A+ 12% C sehari dengan konsistensi 4e-es %. liminasi padat lunak, arna 4e-es kuning ke-oklatan. lien +A "2# C sehari, arna urine kuning jernih ,. Akti
(M1000--) > lien mengalami kesulitan dalam bersosialisasi
dengan orang lain karena klien tidak merasa nyaman dengan kehadiran
orang lain, sering marah sendiri ,
tidak memperdulikan orang lain, merasa sedih dan menangis
sendiri,
kegiatan sekitar. 3. 5i:#;#t Kese+#t#n D#+&l&
=erasa
terganggu
dengan
#.
utrisi
> lien makan "C sehari dengan menu seadanya,
na4su makan baik, porsi makan habis *. *airan dan elektrolit > lien minum M " F # gelas perhari (M 1000 --) > lien +A+ 12% C sehari dengan konsistensi 4e-es %. liminasi padat lunak, arna 4e-es kuning ke-oklatan. lien +A "2# C sehari, arna urine kuning jernih ,. Akti
(M1000--) > lien mampu bersosialisasi dengan baik di
lingkungan sekitar dan memiliki teman untuk berbagi -erita. !. 5i:#;#t Kese+#t#n Kelr#
lien mengatakan suaminya tidak memilki riayat penyakit apapun. '. Pe)eri$s##n T#n,#-t#n,#
1. 5ekanan darah
> 1"09'0 mm;g
%. adi
> &0 kali9menit
". uhu
> "6.0 o*
#. /espirasi
> 16 kali9menit
!. +erat badan
> !%kg
. Pe)eri$s##n "isi$ . TINJAUAN SISTE9 elaskan tentang kondisi sistem2sistem dibaah ini yang terdapat pada klien eadaan umum > eadaan klien se-ara umum baik , namun terlihat • menyimpan kesedihan. integumen • 1. 5urgor > elastis (2) 9 penurunan elastisitas kulit %. 8arna ulit > ao matang ". Penyakit kulit > 5idak ditemukan adanya penyakit kulit
#. ebersihan
> Ditemukan adanya ;iperpigmentasi pada
ulit terutama pada ajah dan kstremitas •
•
epala 1. %. ". #.
+entuk 8arna /ambut ebersihan kspresi 8ajah
=ata 1. +entuk baah mata %. Penglihatan ". Pupil #. klera !. onjugti
•
> imetris , terdapat lingkaran hitam di > 5erdapat gangguan melihat jarak jauh > sokor > kterik (2) > Anemis (N)
5elinga 1. +entuk %. Pendengaran ". ebersihan berlebihan
•
•
;idung 1. +entuk %. Pen-iuman
> imetris > Pendengaran -ukup baik > *ukup bersih, tidak terdapat serumen
> imetris >5idak terdapat gangguan pen-iuman, dapat membedakan bau
=ulut dan tenggorokan 1. Bigi %. +ibir ". ebersihan
•
> imetris > ;itam, eputih F putihan > *ukup bersih tidak terdapat ketombe > 5erlihat klien menyimpan kesedihan
> umlah gigi tidak lengakap > =ukosa mulut lembab > *ukup bersih
Leher 1. +entuk %. Berakan tonus otot ". ebersihan distensi
> imetris > Berakan klien terbts dikarnakan penurunan > *ukup bersih, tidak ditemukan adanya jugularis.
•
istem perna4asan
1. %. ".
+entuk dada > imetris @rekuensi pernapasan > %6C9menit uara napas > esikuler, tidak terdenagr ron-hi dan eeEing #. Perkusi > 5erdengar resonan-e !. Auskultasi > 5erdengar
@rekuensi adi rama antung > abnormalisasi bunyi jantung ". 7edema peri4er adanya 7edema Peri4er •
Abdomen 1. +entuk %. eadaan ". yeri #. +ising sus !. ;ati istem perkemihan
> &0C9menit 5idak >
5idak
terdapat ditemukan
> imetris > Lemas F datar > yeri (2) pada abdomen > +ising usus normal, 1%C9mnt > 5idak terasa adanya pembesaran hati >
+A "2# C sehari, arna urine kuning jernih (M1000--) istem muskuloskeletal
>
edua kaki bu tampak sejajar dan sama besar dan panjang. 5idak tampak adanya ki4osis dan s-oliosis. emampuan mengubah posisi baik, kekuatan otot tangan pada saat meremas agak lemah istem sara4 1. Akti Akti bu = dapat membedakan bau dari minyak kayu putih dan minyak angi9par4um. ". er bu = sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan benda2benda yang ke-il, tapi bu = tidak menggunakan bantuan ka-amata. #. er ensasi sensorik kulit ajah klien baik, dapat merasakan goresan kapas pada pipi kanan.
6. er bu = dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi &. er @ungsi keseimbangan baik '. er /e4lek menelan baik . er bu = dapat menggerakkan kedua bahunya dan menggerakkan kepalanya 10. er bu dapat berbi-ara dengan jelas dan lidah ber4ungsi baik 11. 5onus otot > 5onus otot klien menurun seiring dengan pertambahan usia istem endokrin
> 5idak mempunyai penyakit gula dan gondok
Ctremitas 1. Atas
> Akti
%.+aah
> Akti
. Pen$#ji#n Psi$ososi#l = Spiritl
1. Psikososial lien hanya berdiam dan sering menyendiri dan tidak mau berkumpul dengan orang lain disekitarnya dan klien jarang berkomunikasi dengan klien lainnya alaupun duduk bersampingan. lien mengatakan tidak
dapat bersosialisasi
dengan baik, ia merasa kurang semangat, klien mengatakan ia sudah putus asa menjalani hidup
ia merasa sulit mengungkapkan apa yang dirasakan, malas
bi-ara, dan lebih suka menyendiri setelah ditinggal suami.
%. • • • •
• • • • •
denti4ikasi masalah emosional apakah klien mengalami susah tidur Ja apakah klien merasa gelisah Ja apakah klien sering murung atau menangis sendiri Ja apakah klien sering as2as atau khaatir 5idak Penjelasan pertanyaan diatas > eluhan lebih dari " bulan atau lebih dari 11 kali dalam 1 bulan Ja Ada masalah atau banyak pikiran Ja Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain 5idak =enggunakan obat tidur9penenang atas anjuran dokter 5idak *enderung mengurung diri Ja
%. piritual y. beragama slam, dan mengatakan kurang menjalankan ibadah sholat lima aktu,ia hanya menjalankan sholat " aktu. elain itu jarang mengikuti pengajian minggguan yang diadakan di panti. 4. Pen$#ji#n "&nsion#l Klien
1. atE indeC o. egiatan
=andiri
1. =andi
%. +erpakaian
". e amar e-il
#. +erpindah 5empat
!. +A9+A+
6. =akan9=inum
+antuan
+antuan
ebagian
Penuh
y. dapat berakti
%. +arthel indeC o egiatan
Dengan
.
+antuan
1. =akan
0
10
%. =inum
0
10
0
1!
0
!
0
10
6. =andi
0
1!
&. alan2jalan di permukaan datar
0
!
'. aik turun tangga
0
10
. =emakai baju
0
10
10. ontrol +A
0
10
11. ontrol +A+
0
10
1%. 7lahraga 9 latihan
0
10
1". /ekreasi 9 peman4aatan aktu luang
0
10
umlah
0
1"0
". +erpindah
dari
kursi
roda
ke
tempat
tidur9sebaliknya #. Personal toilet (-u-i muka, gosok gigi, menyisir rambut) !. eluar
masuk
toilet
(menyeka
tubuh,
menyiram, men-u-i baju)
esimpulan> umlah skor 1"0 Q mandiri >. Pen$#ji#n St#t&s 9ent#l
hort Portable =ental tatus Ruestioner (P=R) +enar
alah
o.
Pertanyaan
1.
5anggal berapa hari ini
%.
;ari apa sekarang
".
Apa nama tempat ini
#.
Dimana alamat anda
!.
+erapa umur anda
6.
apan anda lahir
&.
iapa presiden ndonesia sekarang
=andiri
'.
iapa presiden ndonesia sebelumnya
.
iapa nama ibu anda
10.
urangi " dari %0 : tetap pengurangan " dari setiap angka baru, semua se-ara berurutan
10
umlah
5otal kor> alah > 6
+enar> #
;asil> alah 02" > 4ungsi intelektual utuh alah #2! > kerusakan intelektual ringan S#l#+ -4 $er&s#$#n intele$tl se,#n
1. Pen$#ji#n Aspe$ Konitif D#ri "&nsi 9ent#l
o.
Aspek ogniti4
ilai =hs
ilai lien
riteria
1.
7rientasi
!
1
=enyebutkan dengan benar 5ahun =usim 5anggal ;ari +ulan
%.
7rientasi
!
!
=enyebutkan dengan benar egara ndonesia
Propinsi umsel ota Palembang Panti isma
".
/egistrasi
"
"
Pemeriksa
mengatakan
nama
"
objek selama 1 detik kemudian klien
mengulang
nama
objek
tersebut 7bjek gelas 7bjek piring 7bjek sendok
#.
Perhatian
:!
1
alkulasi
=inta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi & sampai ! tahap 100 " '6 & &%
!.
=engingat
!
0
=inta klien untuk menyebutkan atau mengulang ketiga objek pada no." 7bjek gelas 7bjek piring 7bjek sendok
6.
+ahasa
!
5unjukkan pada klien suatu benda (% objek) tanyakan namanyaS 7bjek tas 7bjek selimut
=inta klien untuk mengulang kata berikut> 5ak ada jika Dan atau 5etapi
(bila benar nilai 1) =inta
klien
untuk
mengikuti
perintah berikut> Ambil kertas di tangan anda Lipat dua 5aruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila
akti4itas
sesuai
perintah nilai 1) 5utup mata anda
Perintahkan pada klien menilai satu kalimat dan menyalin gambar> 5ulis satu kalimat =enyalin gambar
5otal ilai nterpretasi hasil >
1!
%#2"0 > tidak ada gangguan kogniti4 13-23 #nn $onitif se,#n
1.1& gangguan kogniti4 berat
11. Pen$#ji#n Kesei)*#n#n Unt&$ Klien L#nj&t Usi# No.
Pen$#ji#n Kesei)*#n#n
S$or
Per&*#+#n posisi #t#& er#$#n $esei)*#n#n
1.
eseimbangan saat bangun ke kursi
1
%.
eseimbangan saat duduk ke kursi
1
".
=enahan dorngan pada sternum (pemeriksaan
1
mendorong sternum perlahan2lahan sebanyak " #.
kali) =ata tertutup
0
!.
Perputaran leher
0
6.
=embungkuk
1
Ko)ponen (#;# Berj#l#n #t#& (er#$#n lien berjalan ketempat yang ditentukan etinggian langkah kaki ontinuitas langkah kaki kesimetrisan langkah esimetrisan langkah Penyimpangan jalur pada saat terbalik
1 0 1 1 1
umlah skor
'
1. %. ". #. !.
nterpestasi hasil >
02!
> resiko jatuh rendah
-1
resi$o j#t&+ se,#n
1121! > resiko jatuh tinggi
ANALISA DATA
No. 1.
D#t#
Ke)&n$in#n Pen;e*#*
Bangguan alam
DS •
perasaan > koping
lien mengatakan putus asa tidak
Proses menua
berharga, ia merasa kurang semangat. klien mengatakan ia sudah putus asa
Perasaan kehilangan (-u-u meninggal dunia)
menjalani hidup, ia merasa sulit mengungkapkan apa yang dirasakan, malas bi-ara, dan lebih suka menyendiri setelah ditinggal suami. D7 •
lien tampak sedih
•
lien tampak menangis
indi
berdaya, tidak
•
9#s#l#+
edih kronis
•
klien sering melamun
•
lien sering menyendiri
•
ontak mata dengan pengkaji berkurang
•
sering mengungkapkan kata menyalahkan diri sendiri.
2.
Bangguan pola tidur
DS
lien mengatakan > •
proses menua
tidur kira2kira ! jam sehari yaitu dari
mengalami stressor (kehilangan -u-u)
•
%0.00201.00 susah tidur pada
•
malam hari tidurnya tidak pulas dan sering terbangun
•
oping maladapti
pukul 01.00 dini hari saat terbangun, y. teringat saat kematian -u-unya sehingga
Bangguan Alam perasaan
y. tidak dapat tidur •
kembali sampai pagi tidak pernah dan sulit
•
untuk tidur siang sering merasa malas
Bangguan pola tidur9istirahat
karena kurang tidur D7 •
terdapat lingkaran hitam di baah mata y. ajah tampak lesu dan kelelahan saat menjaab pertanyaan pengkaji, klien tampak tidak konsentrasi sering tidak ada kontak mata dengan pengkaji
B. DIA(N7SA KEPE5A6ATAN
1. Bangguan alam perasaan b.d koping indi
/en-ana eperaatan ama > y. mur >&! 5ahun 5gl
Diagnosa
o.
eperaatan
d
Peren-anaan 5ujuan
riteria hasil
/asionalisasi nter
C %0
1
=ei %01"
1. Bangguan alam perasaan b.d koping indi
+antu untuk lakukan hasil > memahami - lien baha klien tindaka dapat menunjuk keperaatan mengatasi kan tanda keputusasaan 1C%# jam F tanda nya. lansia tidak aji per-aya %. dan kerahkan terjadi kepada sumber2 gangguan peraat. sumber lien alam internal mampu indi ". aji mengguna depresi dan kan man4aatkan sumber2 koping sumber adapti4 ekstemal yang baik. indi
kriteria
1.
1. =embangun moti
%. ndi
". Lansia tidak merasa sendiri
#. =eningkatkan nilai spiritual lansia !. !. Diskusi lien dapat kan tentang menggunak obat an obat dengan benar dan tepat ntuk memberi pemahama n kepada lansia tentang obat
%0
%
Bangguan pola tidur b.d
etelah
- lien mengident
1. +ersama klien
1. ntuk
=ei %01"
depresi y. Di Panti osial 5resna 8erdha ukma /aharja
diberikan asuhan keperaatan
i4ikasi
mengidenti4ika si gangguan pola tidur
teknik F teknik untuk
%.
mengetahui apa saja penyebab gangguan pola tidur pada pasien
Diskusi % C %# jam kan -ara2-ara memperm %. utuk diharapkan udah memenuhi =empermudah pasien bisa tidur. pasien kebutuhan untuk tidur nyenyak - lien tidur Anjurk memperole menjelask ". an pasien h an 4a-tor untuk kebutuhan F 4a-tor memilih -ara tidur yang yang sesuai baik penghamb ". dengan at atau kebutuhanny *ara2-ara yang pen-egah sesuai dapat a #. +erika mempermu tidur. - lien n lingkungan dah pasien yang nyaman 4. melaporka Agar pasien untuk n dapat meningkatka kualitas keseimba n tidur. tidur yang ngan yang baik optimal antara akti
E. I9PLE9ENTASI DAN E
mplementasi dan
Diagnosa
mplementasi
Para4
5anggal > %0 =ei %01"
5anggal > %0 =ei
s.Junita
%01"
ndriani
eperaatan 1
am
> 0.00 8+ am
>1#.00 8+
1) +antu untuk memahami baha klien dapat > klien mampu mengatasi mengungkapkan keputusasaannya. %) aji dan kerahkan perasaan sumber2sumber internal 7 > lien sudah indi hubungan antar kepada peraat sesama, keyakinan, hal2 A > =asalah teratasi hal untuk diselesaikan). ") aji dan man4aatkan sebagian sumber2sumber ekstemal P> indi
%
5anggal > 0" Agustus %01!
am
> 0.#! 8+
5anggal > 0" Agustus
s. Junita
%01!
ndriani
am
1) =engidenti4ikasi penyebab gangguan pola tidur pada klien %) Diskusikan -ara2-ara utuk memenuhi kebutuhan tidur dengan klien ") Anjurkan pasien untuk memilih -ara yang sesuai dengan kebutuhannya #) +erikan lingkungan yang nyaman bagi klien untuk meningkatkan tidur.
>1#.#! 8+
> lien mengatakan masih belum bisa tidur lelap 7 > Lingkaran hitam dibaah mata klien sudah sedikit hilang A> =asalah teratasi sebagian
•
P> Diskusikan -ara2-ara
•
utuk memenuhi kebutuhan tidur dengan klien Anjurkan pasien
•
untuk memilih -ara yang sesuai dengan kebutuhannya +erikan lingkungan yang nyaman bagi klien untuk meningkatkan tidur.
BAB I< PE9BAHASAN !.1 9en&r&t peneliti#n ;#n ,il#$&$#n ?+risti#nto 9i$+#line0 5it# H#fi@#+0 ,#n Ari;#ni Pr#,#n# De:i0 21' tent#n Pen#r&+ Ter#pi Tert#:# Ter+#,#p Pen&r&n#n S$or Depresi p#,# L#nj&t Usi#
Penurunan skor depresi pada lansia dalam penelitian ini ber
situasi penuh tekanan yang membuatnya
depresi. ;asil dari penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan ting, Pasaribu : asra (%01%), yang menyatakan hasil dari terapi tertaa e4ekti4 menurunkan gejala depresi pada lansia hal ini diketahui berdasarkan analisa kuantitati4 yang menunjukkan baha terdapat perbedaan yang signi4ikan pada skor gejala depresi pada lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi tertaa, maka dapat disimpulkan baha ada pengaruh yang signi4ikan antara skor depresi sebelum dan skor depresi sesudah dilakukan terapi 5ertaa yang berarti baha ada pengaruh terapi 5ertaa terhadap skor depresi pada lansia di panti Braha 8erdha =arie oseph ota Pontianak, dengan kata lain baha terapi 5eraa adalah pilihan pengobatan yang berguna dan hemat biaya untuk menurunkan gejala serta skor depresi pada lansia. 5ertaa dalam !210 menit dapat merangsang pengeluaran endorphine dan serotonin, yaitu sejenis mor4in alami tubuh dan juga mentaninin. etiga Eat ini merupakan Eat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih senang. Adapun man4aat paling penting di dalam tertaa adalah baha tertaa bisa mengendalikan kesehatan mental seseorang (Astuti, %011). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dr. Lee +erk, seorang imunolog
dari Loma Linda ni
%00' baha tertaa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu e4ine4rin dan kortisol, yang bisa mengalangi proses penyembuhan penyakit baik 4isik maupun mental, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Beriatri-s dan Berontology nternational, para peneliti menemukan terapi taa bisa mengatasi depresi pada indi
na4as bertambah -epat, menurunkan sekresi A*5; dan kadar kortisol dalam darah, sekresi A*5; yang menurun akan merangsang peningkatan produksi serotonin dan endor4in otak yang mengakibatkan perasaan yang nyaman rileks, dan senang (ataria dalam Jani., %01#). /asa bahagia yang ditimbulkan dari terapi tertaa (laughter therapy) mampu menjadi persepsi dari pengalaman sensasi yang menyenangkan. ensasi ini disimpan di dalam sistem syara4 dan mampu menimbulkan mekanisme koping yang positi4. =ekanisme koping yang positi4 mampu menjadikan impuls yang positi4 pula, sehingga menjadi koping yang adapti4 dan dapat menurunkan depresi pada lansia (Jani, %01#). !.2 9en&r&t peneliti#n ;#n ,il#$&$#n ole+ Ir# Alionit# 21! Pen#r&+ Ter#pi Tert#:# Ter+#,#p Depresi P#,# L#nsi#
;asil analisis menunjukkan tidak adanya perbedaan skor depresi pada saat pre2test pada kedua kelompok, sedangkan pada saat post2test terdapat perbedaan nilai signi4ikansi yaitu 0,00" (p T 0,0!) dengan nilai U yaitu 2",00# (U tabel 3 U hitung) yang berarti ;a diterima dan ;o ditolak, artinya baha terapi tertaa dapat mempengaruhi tingkat depresi pada lansia di Dusun omegatan, gestiharjo, asihan, +antul. esimpulan penelitian menunjukkan baha ada pengaruh yang signi4ikan dari terapi tertaa terhadap depresi pada lansia. ;al ini didukung oleh penelitian urgraheni (%00&) yang meneliti tentang G Pengaruh 5erapi 5ertaa 5ehadap Depresi Pada sia Lanjut Di 8irosaban, /8 O urosutan, mbulharjo, JogyakartaH dan penelitian ;ae2in., et al. (%011) dengan judul G44e-ts o4 Laughter 5herapy on Depres sion, *ognition and leep Among 5he *ommunity2Delling lderlyH Depresi merupakan masalah kesehatan jia yang sering terjadi pada lansia. Bejala yang sering mun-ul adalah sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang bukan merupakan kebiasaannya sehari2hari, sering merasa lelah, -apek, lemas, mudah terjadi marah, dan daya konsentrasi berkurang. =enurut brahim 4aktor sosial seperti kehilangan kerabat dekat, kehilangan pekerjaan, serta kehilangan pendapatan dapat menjadi pemi-u depresi pada lansia. ;al ini terjadi pda lansia yang tinggal di dusun omegatan, gestiharjo, asihan, +antul yang merupakan tidak memiliki pekerjaan, janda 9 duda dan kehilangan pendapatan. eadaan
seperti itu meyebabkan lansia sulit tidur, hilangnya semangat, kegelisahan, dan produkti4itas menurun sehingga timbul gejala2gejala depresi 5erapi relaksasi yang dikemukakan oleh Billiland, ames dan +oman pada tahun 1# yang dapat digunakan untuk mengurangi depresi. /elaksasi ini berman4aat untuk merilekskan seluruh otot2otot tubuh, menumbuhkan rasa nyaman dan membangun atau memperbaiki perasaan dan kondisi kejiaan dari lansia. =enurut etyoadi dan ushariyadi terapi tertaa merupakan salah satu terapi relaksasi yang berguna untuk memperlan-ar peredaran darah, sehingga bisa menghilangkan stress. 5ehnik terapi tertaa inilah yang dipilih menjadi inter
!.3 9en&r&t peneliti#n ;#n ,il#$&$#n ole+ sri e$o por*o:inoto ,#n $#rtin#+ 2110 Pen#r&+ Ter#pi 9&si$ Ter+#,#p Per&*#+#n Tin$#t Depresi P#,# L#nsi#
Pemberian musik keron-ong dapat mempengaruhi gelombang otak menuju gelombang otak yang diinginkan. Prinsip pemberian terapi musik keron-ong adalah dengan memberikan suara yang berbeda tempo irama lagu, dan dapat mempengaruhi telinga dan otak kemudian akan menangkap selisih dari perbedaan 4rekuensi tersebut kemudian mengikutinya sebagai gelombang otak. =ekanisme
ini disebut dengan @@/ (@reVuen-y @olloing /esponse) dan terjadi di dalam otak, tepatnya di dua superior oli
DA"TA5 PUSTAKA
Aspiani, /.J.%01#.+uku Ajar Asuhan eperaatan ilid %.akarta > 5= tanley, =i-key.%006.+uku Ajar eperaatan Berontik.akarta > B* AEiEah, L.=.%011.eperaatan Lanjut sia.Jogyakarta > Braha lmu