A.
PROFIL PERUSAHAAN GLOBAL: McDonald’s McDonald’s Mencari Keunggulan Bersaing Melalui Tata Letak
Dalam setengah abad keberadaannya, McDonald’s telah membuat perubahan
besar-besaran dalam industri restoran dengan dengan menciptakan suatu restoran siap saji yang memiliki menu terbatas. McDonald’s juga telah membuat lima inovasi utama.
Pertama, adalah pengenalan tempat duduk di dalam ruangan (1950-an) yang membuat isu strategis dari tata letak fasilitas, sebagaimana hal kedua, yakni jendela drive-through (1970-an). Ketiga, penambahan menu sarapan pada menu yang ada (1980-an) merupakan strategi produk. Keempat, penambahan area bermain (1980-an) yang lagi-lagi merupakan keputusan tata letak. Pada tahun 1990-an, McDonald’s melengkapi kelima inovasi utamanya yang kali ini dengan melakukan penataan ulang dapurnya secara radikal di seluruh outletnya di Amerika Utara yang berjumlah 13.500. Pada system dapur yang diberi nama “Dibuat untuk Anda (Made for You)”, roti lapis daging da ging dibuat sesuai dengan tata letak yang baru.
Pada tahun 2004, waralaba tersebut mulai melakukan inovasi utamanya yang keenam, tata letak baru untuk pemesanan makanan: kios swalayan (self service kiosk). Kios swalayan telah berusaha diwujudkan sejak digunakannya ATM di tahun 1985 (ada lebih dari ½ juta mesin ATM). Alaska Airlines adalah maskapai penerbangan pertama yang menyediakan fasilitas check in bandara secara swalayan pada 1996. Sekarang, sebagian besar penumpang penerbangan besar melakukan check in secara swalayan. Kios Check in swalayan memakan tempat lebih sedikit daripada seorang karyawan, juga mengurangi waktu antre. Sekarang, McDonald’s sedang mengerjakan inovasi utamanya yang ketujuh, dan
tidak mengejutkan juga berkaitan dengan tata letak. Perusahaan ini sedang merancang ulang semua restorannya (ada 30.000) di seluruh dunia untuk menyesuaikannya dengan wajah abad ke 21. Tempat makannya akan terpisah menjadi tiga bagian dengan setiap karakteristiknya: (1) zona “diam (linger)” focus pada remaja dan menawarkan furniture
yang nyaman dan koneksi Wi-Fi; (2) zona “ambil dan pergi (grab and go)” menawarkan tempat duduk yang tinggi, bangku ala bar, dan TV plasma; serta (3) “zona fleksibel” yang
mempunyai warna yang cerah untuk keluarga, kursi fleksibel, dan musik untuk anakanak. Biaya per bagian ini sebesar $300.000-$400.000 untuk renovasi.
Seperti telah diketahui oleh McDonald’s, tata letak fasilitas benar -benar merupakan
sumber keunggulan bersaing.
B.
KEPENTINGAN STRATEGIS KEPUTUSAN TATA LETAK
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat. Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai: 1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik. 3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman. 4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik. 5.
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah). Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis.
Hal ini berarti mempertimbangakan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Rak pajangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di gudang dibuat di pabrik (tinggal pasang). Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah, dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manajer melatih pekerja mereka saling bersilang, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan.
C. JENIS-JENIS TATA LETAK Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antarwilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, pada bab ini, akan dibahas enam pendekatan tata letak: 1. Tata letak dengan posisi tetap – memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung. 2. Tata letak yang berorientasi pada proses – berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus). 3. Tata letak kantor – menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi. 4. Tata letak ritel – menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan. 5. Tata letak gudang – melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan. 6. Tata letak yang berorientasi pada produk – mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang. Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut: 1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan meliputi ban berjalan, cranes, juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan diketahui. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan sebagai keamanan yg mengatasi beberapa masalah. 3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya. 4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak, juga keputusan akankan dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi. 5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh, memindahkan leburan baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.
D. TATA LETAK KANTOR
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Alat yang berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship chart) yang ditunjukan dalam gambar 9.9. diagram ini, menyiapkan sebuah
kantor untuk insinyur software, yang menyatakan bahwa direktur teknologi harus (1) dekat dengan wilayah para insinyur, (2) kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, dan (3) tidak perlu dekat dengan ruang fotokopi dan gudang. Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum (beberapa dapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan
kondisi kerja, kerja sama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau hanya sebagian wilayah kerja yang diberi AC? Haruskan semua karyawan menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari, dan kantin? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu – yang berkaitan dengan aliran bahan dan informasi – yang dapat dianalisi dengan cara yang sama sebagaimana aliran barang dalam tata letak proses. Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa terdapat dua kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon genggam, pager, fax, internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan PDA, menyebabkan tata letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronis. Yang kedua, perusahaan virtual menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung membutuhkan lebih sedikit karyawan untuk berada di kantor.
E. TATA LETAK TOKO ECERAN / RITEL
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut. Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan: 1. tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue. 2. gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.
3. distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu barang barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja – pada kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain. 4. gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi. 5. sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian pertama bagi pelanggan. Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa toko, pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah. F. TATA LETAK GUDANG DAN PENYIMPANAN
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang – yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengna transportasi barang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan keluar untuk dimasukan dalam gudang. Biaya-biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasa, asuransi, dan penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan kerusakan bahan dalam gudang. 1.
Cross-docking.
Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima. Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi label dan disusun sebelumnya tiba pada dock pengiriman untuk
dirute ulang, sehingga menghindari aktivitaspenerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan pemilihan pesanan. Karena aktivitas-aktivitas ini tidak menambahkan nilai pada produk, maka penghilangannya merupakan penghematan biaya sebesar 100%. 2. Random stocking
Automatic Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS dipadukan dengan sistem informasi manajemen yang efektif, maka manajer operasi dapat mengetahui jumlah dan lokasi setiap unit yang ada. Informasi ini dapat digunakan dengan operator manusia atau dengan ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara acak. Jumlah dan lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas keseluruhan secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit penjaga persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen. Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugastugas berikut: 1. Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia. 2. Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya. 3. Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
4. Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan. 5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
Secara acak, sistem perhitungan persediann dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan menurunkan biaya, tenaga kerja, tetapi membutuhkan catatan yang akurat. 3. Customizing.
Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin dan menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang permintaan yang ada adalah bagaimana gudang dapat melakukan customize produk. Gudang dapat menjadi tempat di
mana nilai ditambahkan melalui customizing. Kuntomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat perubahan produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang juga dapat menyediakan label dan pengepakan yang customized untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang. Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara utama, dalam fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis. Penambahan nilai pada gudang yang bersebelahan dengan bandara utama memungkinkan pengiriman satu malam. G. TATA LETAK DENGAN POSISI TETAP
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda;oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek. Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.
H. TATA LETAK YANG BERORIENTASI PADA PROSES
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi. Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot , dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda. Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak. Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, takti yang paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.
I. SEL KERJA
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin
dan
peralatan.
Dalam
lingkungan
manufaktur,
teknologi
kelompok
mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. SeI kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau
volume
produk
berubah.
Keunggulan
Sel
kerja
adalah:
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin. 2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin. 3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel kerja. 4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik. 5. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka. 6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas
yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat. Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT telah menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi tata letak baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan pengujian departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah memindahkan mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan biaya total.
SYARAT SEL KERJA
Persyaratan produksi selular meliputi: 1.) Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang sejenisnya. 2.) Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi. 3.) Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan imajinatif. 4.) Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas lini perakitan dan proses : Pertama, karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka pengujian dapat dilakukan segera. Kedua, pekerja yang diperlukan lebih sedikit. Ketiga, para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas. Keempat, wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien. Kelima, komunikasi ditingkatkan. Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan kurang dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular. Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama sepuluh tahun terakhir telah meningkatkan penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per tahun. Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini menjadi manufaktur
selular. Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO, Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan yang serupa dengan sel kerja.
Mengisi dan Menyeimbangkan Sel kerja
Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar,tugas kita selanjutnya adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkanya. Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah. 1.
Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2.
Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
J. TATA LETAK PROSES PRODUKSI BERULANG DAN BERORIENTASI PADA PRODUK
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah: 1. volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi. 2. permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus. 3. produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus. 4. pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti
ban modil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini in imerupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yangdihabiskan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan barus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja
berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya. Tujuan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah: 1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi. 2. Biaya penanganan bahan yang rendah 3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi 4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah 5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat. Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah: 1.
Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
2.
Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
3.
Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda. Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini
ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak yang berorientasi pada
produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses. Penyeimbangan lini perakitan.
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk
meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang digunakan. Kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti membuat lubang, mengencangkan baut, atau mengecat komponen dengan cara menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus mengetahui hubungan prioritas antar - aktivitas – yaitu, urutan beragam tugas yang harus dikerjakan. Masalah penyeimbang lini berskala besar, seperti masalah tata letak berorientasi pada proses yang besar, dapat diatasi dengan menggunakan computer. Beberapa program computer tersedia untuk mengatasi penugasan stasiun kerja pada lini perakitan dengan jumlah aktivitas jumlah individu sebesar 100 (atau lebih). Dua program computer COMSOAL (Computer Method for Sequencing Operations for Assembly Lines) dan ASYBL (General Electric’s Assembly Configuration Program) digunakan secara luas
pada masalah yang besar untuk mengevaluasi kombisansi stasiun kerja yang mungkin yang berjumlah ribuan atau bahkan jutaan yang lebih efisien dari pada dikerjakan dengna perhitungan tangan.
SUMBER : 1. Heizer, Render. 2012. Operations management. Jakarta: Salemba Empat