6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menyadari akan pentingnya penerapan k3 di perusahaan maka harus didukung oleh manajemen dan karyawan. Pengawasan dan control terhadap sistem keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan secara berkala sehingga penerapan sistem efektif dan efesien. Pengawasan dan inspeksi harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan memahami bagaimana alur pekerjaannya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proses produksi dalam suatu perusahaan. Manajemen perusahan dan seluruh karyawan bertanggung jawab atas Keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan kerjanya. Untuk mencapai maksud diatas maka salah satu kegiatannya adalah Inspeksi Keselamatan Kerja. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai peranan penting didalam program pencegahan kecelakaan.
Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dimaksudkan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan sakit akibat pekerjaan dan dari risiko kecelakaan kerja. Agar penerapannya berjalan efektif, audit (baik internal maupun eksternal) dan tinjauan manajemen harus dilakukan secara periodik.Agar penerapan SMK3 berjalan efektif, maka secara periodik perlu dilakukan efektivitasnya melalui audit internal dan tinjauan manajemen. Dari hasil audit SMK3 tersebut akan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang status mutu pelaksanaan SMK3 yang selanjutnya dapat digunakan untuk perbaikan yang berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Audit Program K3
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Audit Sistem adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.
Audit (K3) adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap penerapan Manajemen K3 diseluruh kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk meminimisasi kerugian. Audit merupakan alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerpan SMK3 di tempat kerja, pemeriksaan secara sistimatik, dilakukan secara independen, dilakukan oleh Badan Audit independen minimal 1 kali/3 tahun.
Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh manajemen perusahaan.Hasil dari audit akan memberikan gambaran mengenai keberhasilan tingkat implementasi SMK3 dan rekomendasi mengenai kekurangan yang perlu diperbaiki atau keberhasilan yang perlu dipertahankan atau lebih di tingkatkan .
Menurut Arens dan James, "Audit adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari ketserangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan".
Audit digunakan untuk meninjau dan menilai kinerja dan efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Audit internal dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mengetahui dimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diterapkan dan dipelihara secara tepat. Pelaksanaan audit didasarkan pada hasil penilaian resiko dari aktivitas operasional perusahaan dan hasil audit (audit-audit) sebelumnnya. Hasil penilaian resiko juga menjadi dasar dalam menentukan frekuensi pelaksanaan audit internal pada sebagian aktivitas operasional perusahaan, area ataupun suatu fungsi atau bagian mana saja yang memerlukan perhatian manajemen Perusahaan terkait resiko K3 dan Kebijakan K3 Perusahaan.
Tujuan Audit Program K3
Memperkuat program dan standar organisasi
Mengingatkan manajer pada setiap tingkatan untuk mendorong perbaikan kinerja
Laporan audit dapat mengupayakan perbaikan dan perhatian terhadap kondisi substandard
Mendapat informasi pada saat yang tepat sebelum kejadian yang merugikan terjadi, sehingga dapat melakukan kontrol utk perbaikan pada tingkat awal
Identifikasi terhadap kelemahan program
Memberi kesempatan pada kelompok atau individu untuk saling mengenal dan saling memperkuat
Memperkuat kemampuan manajemen
Meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pelaksanaan program
Fokus pada kinerja sebagai motivasi manajemen. Memberi kesempatan pada upaya dan kontribusi setiap pekerja dalam melaksanakan prinsip sistem manajemen K3
Jenis Audit Program K3
Jenis Audit Program K3
Dalam pelaksanaan Audit terbagi atas dua jenis, yaitu Audit Internal dan Audit Eksternal.
AUDIT INTERNAL
Pemeriksaan oleh perusahaan sendiri tanpa menghilangkan obyektifitas
Pelaksanaan tidak terlalu formal
Bertujuan untuk menilai/ melakukan evaluasi terhadap program
Memberi masukan kepada manajemen dalam rangka mengembangkan sistem manajemen K3
Mempersiapkan untuk pelaksanaan audit eksternal yang akan dilaksanankan oleh konsultan pihak luar
CONTOH: Process Safety Management Audit (PSM Audit Team), Environmental, Health and Safety Management System Audit (SMLK3 Audit Team).
Pelaksanaan audit internal didasarkan pada kegiatan-kegiatan berikut, antara lain :
Pembukaan audit.
Menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit.
Pemilihan auditor dan timnya untuk tujuan objektivitas dan kenetralan audit.
Menentukan metode audit.
Konfirmasi jadwal audit dengan peserta audit ataupun pihak lain yang menjadi bagian dari audit.
Pemilihan petugas auditor.
Auditor harus independen, objektif dan netral.
Auditor tidak diperkenankan melaksanakan audit terhadap pekerjaan/tugas pribadinya.
Auditor harus mengerti benar tugasnya dan berkompeten melaksanakan audit.
Auditor harus mengerti mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
Auditor harus mengerti mengenai peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja di tempat kerja.
Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai kriteria audit beserta aktivitas-aktivitas di dalamnya untuk dapat menilai kinerja K3 dan menentukan kekurangan-kekurangan di dalamnya.
Meninjau dokumen dan persiapan audit.
Dokumen yang ditinjau meliputi :
Struktur organisasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja.
Kebijakan K3.
Tujuan dan Program-Program K3.
Prosedur audit internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
Prosedur dan Instruksi Kerja K3.
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko.
Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Laporan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan.
Persiapan audit internal meliputi hal-hal sebagai berikut antara lain :
Tujuan audit.
Kriteria audit.
Metodologi audit.
Cakupan maupun lokasi audit.
Jadwal audit.
Peran dan tanggung jawab peserta/anggota audit internal.
Pelaksanaan audit
Tata cara berkomunikasi dalam audit internal.
Pengumpulan dan verifikasi informasi.
Menyusun temuan audit dan kesimpulannya.
Mengomunikasikan kepada peserta audit mengenai :
Rencana pelaksanaan audit.
Perkembangan pelaksanaan audit.
Permasalahan-permasalahan dalam audit.
Kesimpulan pelaksanaan audit.
Persiapan dan komunikasi laporan audit.
Tujuan dan cakupan audit.
Informasi mengenai perencanaan audit (anggota audit internal, jadwal audit internal serta area-area/lokasi-lokasi audit internal).
Identifikasi referensi dokumen dan kriteria audit lainnya yang digunakan pada pelaksanaan audit internal.
Detail temuan ketidaksesuaian.
Keterangan-keterangan lain yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Perusahaan :
Konfirmasi penyusunan perencanaan penerapan K3 di tempat kerja.
Penerapan dan pemeliharaan.
Pencapaian Kebijakan dan Tujuan K3 Perusahaan.
Komunikasi kepada semua pihak mengenai hasil audit internal termasuk kepada pihak ke tiga yang berhubungan dengan Perusahaan untuk dapat mengetahui tindakan perbaikan yang diperlukan.
Penutupan audit dan tindak lanjut audit.
Menyusun pemantauan tindak lanjut audit internal.
Penyusunan jadwal penyelesaian tindak lanjut audit internal.
AUDIT EKSTERNAL
Audit yang dilakukan oleh badan independen atau konsultan
Pemeriksaan dilakukan secara formal
Tujuan audit untuk menilai secara obyektif terhadap sistem manajemen K3
Penilaian oleh badan independen akan memperoleh pengakuan baik secara nasional maupun internasional
CONTOH: Audit SMK3 Depnaker, Audit OHSAS 18001
Langkah-langkah Pelaksanaan Audit Program K3 di Tempat Kerja
Langkah-langkah Audit:
Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
Pemahaman auditor terhadap objek audit Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
Informasi yang mendukung tujuan audit.
Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit
Informasi yang mengarah pada tujuan audit
Penentuan tujuan audit. Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit
Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit. Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang lingkup auditmanajemen terdiri atas: Bidang keuangan
Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan Ekonomisasi Efisiensi Efektivitas. Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Ada tiga elemen penting dalam setiap tujuan audit, yaitu:Kriteria Penyebab Akibat
Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit Review(penelaahan) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
Pengembangan kriteria awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain: Tujuan dari kegiatan yang diaudit, Pendekatan audit, Aktivitas tujuan audit. Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
Realistis
Dapat dipercaya
Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit
Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda
Dapat dibandingkan
Diterima semua pihak
Lengkap
Memastiksn adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung
Kesimpulan Hasil Audit Pendahuluan
Drai hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya.
Pengujian dan Review SPM
Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang dilakukan olehmanajemen dalam melakukan pengendalian. Suatu sistem pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa perusahaan telah melaksankan strateginya dengan efektif dan efisien. Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut:
Pernyataan tujuan perusahaan. Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan disosialisasikan ke berbagai tingkatan manjemen untuk dipahami. Tujuan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai.
Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu sebelumnya untuk menentukan pencapaian terbaik berikutnya.
Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai.
Perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan harus didukung oleh ketersediaan SDM yang memadai dalam merealisasikan rencana tersebut.
Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi. Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik. Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai.
Audit Lanjutan
Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit. Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi:
Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan. Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap alam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit.
Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
Dari sudut pandang auditor, bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit, semua bukti yang diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria:
Relevan
Material
Kompeten
Cukup
Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat. Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi : kriteria, penyebab, dan akibat.
Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit. Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus yang bersangkutan dengan program/aktivitas yang diaudit, dievaluasi dan yang dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan. Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut diyakini memberikan informasi yang mendukung keakuratan kesimpulan audit.
Pelaporan (Ekonomisasi, Efisiensi, daan Efektivitas)
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.
Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini. Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
Keuntungan Audit Program K3
Memperkuat program dan standar organisasi
Mengingatkan manajer pada setiap tingkatan untuk mendorong perbaikan kinerja
Laporan audit dapat mengupayakan perbaikan dan perhatian terhadap kondisi substandard
Mendapat informasi pada saat yang tepat sebelum kejadian yang merugikan terjadi, sehingga dapat melakukan kontrol utk perbaikan pada tingkat awal
Identifikasi terhadap kelemahan program
Memberi kesempatan pada kelompok atau individu untuk saling mengenal dan saling memperkuat
Memperkuat kemampuan manajemen
Meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pelaksanaan program
Fokus pada kinerja sebagai motivasi manajemen
Memberi kesempatan pada upaya dan kontribusi setiap pekerja dalam melaksanakan prinsip sistem manajemen K3
Pengertian Inspeksi Program K3
Pada kamus besar bahasa Indonesia secara terminologi bahwa inspeksi adalah pemeriksaan dengan saksama pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan peraturan, tugas. Inspeksi dimanfaatkan disegala bidang ilmu termasuk K3 untuk memastikan upaya dan program keselamatan berjalan secara berkesinambungan. Inspeksi K3 sangat berperan dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya ditempat kerja maupun dirumah sebelum menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan.
Inpeksi adalah pengecekan paling populer dalam masyarakat, salah satu contoh Sidak (jenis inspeksi mendadak / surprise inspection) yang biasanya dilakukan oleh petinggi pemerintahan untuk menemukan ketidaksesuaian dan menimbulkan efek psikososial yang efektif.
Dalam peraturan pemerintah inspeksi tempat kerja diatur dalam Permenaker nomor 05 Tahun 1996 tentang SMK3 pada lampiran I: Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K3. Dijelaskan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja, frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan obyeknya.
Perlu diingat bahwa inspeksi memiliki perbedaan secara konsep dengan audit. Inspeksi lebih cenderung menangkap gap/temuan bersifat lokal atau sesaat berupa kondisi tidak aman maupun perilaku tidak aman. Sedangkan audit yang berasal dari kata audi (mendengarkan) menyelesaikan temuan secara sistemik mulai dari kebijakan/policy, standar operasional hingga pada penerapan.
Inspeksi adalah sistem yang baik untuk menemukan suatu masalah dan menaksir jumlah risiko sebelum terjadi accident dan kerugian lain yang dapat muncul. (Bird, Frank E. and George L. Germain, 1990)
Inspeksi K3 adalah suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian maupun kecelakaan di tempat kerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Tahapan pelaksanaan inspeksi dilakukan dengan konsep managemen PDCA (Plan – Do – Check – Action).
Plan atau Perencanaan Inspeksi, dengan membuat persiapan-persiapan inspeksi seperti menentukan jenis inspeksi, frekuensi inspeksi, lokasi/area tempat kerja, dan formulir inspeksi atau inspection checklist.
Do atau Pelaksanaan Inspeksi, befokuslah pada area yang telah ditentukan dan periksa bahwa seluruh isi checklist inspeksi telah diperikasa.
Check atau Pelaporan Inspeksi dilakukan melalui suatu alat atau sarana yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi yang efektif.
Action atau Tindak lanjut atau Pemantauan dengan membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan dan memantau program perbaikan dan anggaran biaya hingga implementasi perbaikan selesai.
Tujuan, Jenis dan Manfaat Inspeksi Program K3
Tujuan Inspeksi Program K3
Sebagai upaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber bahaya K3.
Inspeksi dilakukan untuk menjamin agar setiap tempat kerja berjalan sesuai dengan UU, standart, norma maupun petunjuk teknis yang berkaitan dengan bidang K3 yang ditetapkan baik oleh pemerintah maupun kebijakan perusahaan.
inspeksi secara regular dan khusus akan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan TK terhadap isu-isu K3 yang sedang dihadapi. TK merupakan orang yang paling mengenal terhadap aspek kerja, peralatan, mesin-mesin dan proses operasional di tempat kerja sehingga mereka merupakan sumber informasi yang berharaga. dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang lancar antara manajemen dengan TK diharapkan dapat memperbaiki performansi atau kinerja K3 di perusahaan.
Jenis Inspeksi Program K3
Jenis inspeksi pada umumnya meliputi :
Inspeksi Informal
Inspeksi Terencana
a. Inspeksi Rutin / Umum
Terhadap sumber-sumber bahaya ( Hazard) di tempat kerja secara menyeluruh
b. Inspeksi Khusus
Terhadap objek-objek atau area tertentu mempunyai resiko tinggi terhadap kerugian dan kecelakaan kerja
Dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau komplain dari tenaga kerja di suatu unit kerja.
Dilakukan berdasarkan adanya permintaan atau instruksi dari pengurus perusahaan.
INSPEKSI INFORMAL
Merupakan inspeksi yang tidak terencana
Inspeksi yang bersifat sederhana
Dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 di dalam pekerjaanya sehari – hari
Jika ditemukan masalah maka langsung dapat dideteksi, dilaporkan dan segera dapat dilakukan tindakan korektif.
Keterbatasan : Inspeksi tidak dilakukan secara sistematik sehingga tidak bisa mencakup gambaran permasalahan secara keseluruhan.
Akan sangat efektif bila inspeksi informal ini dijadikan kebijakan manajemen.
Masalah-masalah yang ditemukan langsung dapat didokumentasikan berupa catatan singkat / foto sesuai prosedur dan di buat laporan secara sederhana.
INSPEKSI RUTIN / UMUM
Direncakan dengan cara WALK-THROUGH SURVEY keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif
Jadwal pelaksanakan rutin ( Sudah ditentukan : 1x bulan)
Dilakukan bersama-sama ahli K3 atau perwakilan tenaga kerja dengan pihak manajemen.
Bagi perusahaan yang tidak memiliki ahli K3 sendiri, dapat menggunakan ahli K3 dari luar perusahaan yang akan membantu memberikan saran-saran tentang penanganan masalah-masalah K3 di tempat kerja.
Pelaksanaan Inspeksi terhadap sumber-sumber bahaya pada area khusus sebaiknya dilakukan dengan melibatkan seseorang yang mempunyai keahlian khusus.
Hasil yang ditemukan segera ditindak lanjuti, dan setiap permasalahan yang telah diidentifikasi dari hasil survey harus selalu tercatat dan dibukukan.
Setiap laporan inspeksi harus inspeksi harus ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan inspeksi
Hasil inspeksi yang telah ditulis dalam bentuk laporan harus disampaiakan kepada pihak manajemen, sehingga langkah perbaikan segera dilakukan.
INSPEKSI KHUSUS
Direncanakan hanya untuk diarahakan kepada kondisi-kondisi tertentu, seperti : Mesin-mesin, alat kerja dan tempat-tempat khusus yang meiliki resiko kerja tinggi. Langkah dalam membuat daftar inventarisasi objek inspeksi khusus adalah :
Kategorikan dan buat daftar objek yang dianggap penting & krusial di perusahaan
Rencanakan atau gambarkan area yang menjadi tanggung jawab masing-masing unit kerja
Susun daftar inventarisasi dengan baik dan terstruktur.
Buatlah Recordkeeping : Identifikasi setiap mesin & peralatan, indikasi apa yang akan di inspeksi, identifikasi siapa petugas dan penanggung jawab inspeksi n berapa sering dilakukan inspeksi.
Manfaat Inspeksi Program K3
Sebagai sarana feedback, yaitu : komunikasi dan interaksi pekerja dengan pihak manajemen mengenai K3
Sebagai sarana motivasi pekerja, yaitu : meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya K3
Penilaian tingkat kesadaran keselamatan kerja di lingkungan perusahaan
Sebagai sarana pengumpulan data
Sebagai sarana evaluasi standar keselamatan kerja, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas dan efisiensi dari standar sebelumnya.
Langkah-langkah Pelaksanaan Inspeksi Program K3 di Tempat Kerja
LANGKAH - LANGKAH EFEKTIF AKTIVITAS INSPEKSI
Tahap Persiapan
Mulai dengan sikap & perilaku positif
Rencanakan inspeksi
Tentukan apa yang dilihat & pahami apa yang akan dicari
Buat checklist & siapkan peralatan serta bahan nspesksi.
Lihat laporan inspeksi sebelumnya
Pelaksanaan Inspeksi
Berpedoman pada peta pabrik ( Work place mapping ) & checklist
Cek setiap point checklist
Ambil tindakan perbaikan sementara bila ada masalah K3
Jelaskan hasil temuan
Klasifikasikan hazard & tentukan faktor penyebab.
Pengembangan Upaya Perbaikan
Perlu melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya kerugian nyata. Upaya pengendalian dapat terus dikembangkan dari waktu ke waktu sampai ditemukan sistem pengendalian yang efektif.
Tindakan Korektif
Membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan
Monitoring terhadap program perbaikan dan anggaran beaya sampai implementasi perbaikan selesai
Verifikasi / pembuktian bahwa tindakan perbaikan dimulai sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Monitoring selama pengembangan tindakan korektif
Lakukan uji kelayakan setelah selesai implementasi sarana perbaikan
Laporan Inspeksi
Suatu alat atau sarana yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi yang efektif .
Review
Lakukan tindakan review terhadap implementasi sarana perbaikan secara
berkala untuk memastikan bahwa tidak ada masalah lain yang ditimbulkan.
Kualifikasi Personil Inspektor K3
Mempunyai pengetahuan tentang obyek yang akan diperiksa
Mempunyai pengetahuan tentang syarat-syarat K3 serta peraturan yang berkaitan
Dapat berkomunikasi secara baik
Memiliki integritas yang tinggi
Mengetahui prosedur inspeksi K3
Perbedaan Audit Program K3 dan Inspeksi
Audit
Inspeksi
Upaya mencari ketidaksesuaian di dalam sistem di mana kegiatan dilakukan terhadap area keseluruhan sistem K3 yang ada di perusahaan.
Mengukur efektifitas dari
pelaksanaan suatu sistem.
Difokuskan terhadap suatu sistem
Penekanan terhadap proses.
Metode pelaksanaan: tinjauan
ulang, mencari kesesuaian dan
observasi.
Upaya menemukan sumber
bahaya dengan memeriksa standar yang berhubungan dengan bahaya
tersebut.
Menemukan kesesuaian dari suatu obyek.
Difokuskan terhadap suatu obyek.
Penekanan terhadap hasil akhir.
Metode pelaksanaan: pengujian secara teknis dan mende
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Audit (K3) adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap penerapan Manajemen K3 diseluruh kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk meminimisasi kerugian. Sedangkan, Inspeksi K3 adalah suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian maupun kecelakaan di tempat kerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Dalam pelaksanaan Audit terbagi atas dua jenis, yaitu Audit Internal dan Audit Eksternal. Sedangkan jenis-jenis Inspeksi Inspeksi Informal dan Inspeksi Terencana termasuk di dalamnya yaitu Inspeksi Rutin / Umum dan Inspeksi Khusus.
Langkah-langkah pelaksanaan Audit yaitu, Audit Pendahuluan, Pengujian dan Review SPM, Audit Lanjutan, dan Pelaporan. Pada pelaksanaan Inspeksi langkah-langkah efektif yang dilakukan yaitu dimulai dari Tahap Persiapan, Pelaksanaan Inspeksi, Pengembangan Upaya Perbaikan, Tindakan Korektif, Laporan Inspeksi, dan Review.
Kualifikasi personil Inspektor K3 yaitu Mempunyai pengetahuan tentang obyek yang akan diperiksa, Mempunyai pengetahuan tentang syarat-syarat K3 serta peraturan yang berkaitan, Dapat berkomunikasi secara baik, Memiliki integritas yang tinggi, dan Mengetahui prosedur inspeksi K3.
Saran
Penerapan audit di Indonesia, mestilah makin ditingkatkan seiring dengan adanya peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3),agar terciptanya pekerja yang ASEP (Aman,Sehat,Efisien,& Produktif).
DAFTAR PUSTAKA
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/audit-internal-sistem-manajemen-k3.html
http://k3pelakan.blogspot.com/2010/11/inspeksi-k3.html
https://www.facebook.com/permalink.php?id=389562314390597&story_fbid=707639749249517
http://inaktif.wordpress.com/2011/09/23/4-manfaat-audit-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3/
http://publichealth08.blogspot.com/2013/05/dasar-dasar-audit-k3.html
http://hseplib.blogspot.com/2011/07/inspeksi-tempat-kerja.html
http://fadlyknight.wordpress.com/2012/06/06/jenis-jenis-audit/
http://id.wikipedia.org/wiki/Audit