Asuhan Keperawatan Hernia
1. 2. 3. 4.
Bagus sulistiono Sheila anindya sari Nindy Putri Ayu W Wahyu jati pamungkas
PROGAM S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Makalah ini dipersiapkan untuk memenuhi sebagai persyaratan Tugas Pencernaan. Dalam penulisan makalah ini, penulis dapat mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima k asih dan puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, ketabahan, dan kelapangan hati kepada penulis dalam menyelesaikan makalah pencernaan ini.. 1. Bapak Windu, S.Kp.M.Kes, selaku Ketua STIKES BINA SEHAT PPNI, Mojokerto 2. Ibu lutfi.S.Kep.Ns, selaku dosen pencernaan 3. Orang Tua, Saudara-saudara dan Rekan-rekan kami. Yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami pada khususnya. Dan kami juga menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati
Mojokerto, maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………………………………………... 2 Daftar Isi…………………………………………………………………………… 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………
4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….
4
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 …………….....................................
5
2.2...…………………………………………………..........................
5
2.3 ……………………………….....................................................
5
2.4.....................................………………………………..........
6
2.5.............................................................................................. 2.6............................................................................................... 2.7................................................................................................
7
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian...........................................................................................................
8
3.2 Diagnosa keperawatan........................................................................................
10
3.3 Intervensi keperawatan.......................................................................................
10
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
15
4.2 Saran………………………………………………………………………….
15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….
16
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit herinia atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan lelaki, terutama anak – anak. Kebanyakan penderita, akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya jika anank – anak penderita terlalu aktif.
Berasal dari bahasa latin, hernia yaitu menonjolnya isi suatu ringga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene penuh dengan aktivitas maupun kesibukan, dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka penyakit hernia akan segera menghinggapi. Penjelasan mengenai penyakit hernia dan proses keperawatannya dibahas pada bab selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari hernia!
Apa etiologi dari hernia!
Bagaimanakah klasifikasi dari hernia!
Bagaimanakah penentuan stadium pada hernia!
Bagaimanakah pathway dari hernia!
Bagaimanakah gambaran patofisiologis dari hernia!
Bagaimanakah pemeriksaan dignostik dan penatalaksanaan dari penyakit hernia!
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan hernia!
C. TUJUAN
Mahasiswa mengerti tentang apa yang dimaksud dengan hernia!
Mahasiswa mampu memahami tentang etiologi dari hernia!
Mahasiswa mampu memahami klasifikasi dari hernia!
Mahasiswa mampu mengidentifikasi tentang stadium pada hernia!
Mahasiswa mampu memahami tentang pathway dari hernia!
Mahasiswa mengerti tentang patofisiologi dari hernia!
Mahasiswa mampu memahami tentang pemeriksaan diagnostic dan penatalaksanaan dari penyakit hernia!
Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan klien dengan hernia!
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian
Secara umum Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilingi dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut
Hernia adalah ; tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam dengan keadaan normal tertutup.
2.2 Klasifikasi
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses terjadinya, berikut ini penjelasannya : Macam – macam hernia : a. Macam – macam hernia didasarkan menurut letaknya, seperti : 1. Inguinal. Hernia inguinal dibagi lagi menjadi :
Indirek/ lateralis Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dan wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotun. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut, atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/ kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada saat tidur dan bila menangis, mengejan, atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
Direk/ medialis Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia, hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kengenital. Hernia ini disebut derekta karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna sehingga meskipun annulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya efek dari dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
2. Femoral; hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hamper tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung. Ada pasien yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia ini. 3. Umbilikal : hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan arena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena maslah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, disteasi ekstrem atau kegemukan. 4. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.
b. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas : 1. Hernia bawaan atau congenital Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis ( indireks ) ; kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah dalam skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesu vaginalis peritonei. Pada bayi yang
sudah lahir, umumnya proses ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalaui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup, karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan kebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bilas prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi ) akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra- abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kambali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuista.
2. Hernia dapatan atau akuisita ( acquisitus = didapat )
c. Menurut stadiumnya , hernia dibedakan menjadi : 1. Hernia reponibel/ reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk. Tidak ada keluhan atau gejala obstruksi usus. Hernia reponible tanda dan gejalanya :
Pasien meras tidak enak ditempat penonjolan.
Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan lain – lain. Penonjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
Kadang – kadang perut kembung
Apabila terjadi perlengkapan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat dimasukkan lagi ( ireponible ).
2. Hernia ireponnible, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasaanya disebabkan oleh perletakkan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta ( accretes = pelekatan karena fibrosis ). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3. Hernia inkaserata, ( incarceration = terperangkap, cancer = penjara ), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidah dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponible dengan gangguan pasase. Hernia inkaserata mempunyai tanda dan gejala :
Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
Bila lelah terjadi strangulasi, pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum . pada pemeriksaan local dimukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi disertai nyeri tekan dan tergantung kejadian hernia.
Dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local, keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.
4. Hernia strangulate, tingkatan hernia yang paling parah karena pembuli darah sudah terjepit. Gangguan vaskularisasi disebut juga sebagai hernia stragulata. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerate, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Hernia strangulate mengkibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapatkan darah akibat pembuluh darah yang memasok darahnya terjepit. Bila terus didiamkan lama – lama pembulu darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembulu darah. Sebagi akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam jiwa. Sangat mungkin pasien tidak bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat darurat karena perlu mendapatkan pertolongan segera.
2.3 Etiologi
Proses vaginalis yang terbuka
Peningkatan tekanan di dalam rongga perut
Kehamilan
Batuk kronis
Pekerjaan mengangkat benda berat
Mengejan pada saat defekasi
Kelemahan otot dinding perut karena usia
2.4 Patofisiologi
Kongenital, Akuisita
Defek dinding abdomen
Mengejan saat BAB, angkat barang berat, aktivitas berat
HERNIA
REPONIBLE :
Pasien merasa tidak enak di tempat benjolan.
IREPONIBLE :
Terdapat penonjolan di salah satu abdomen. Benjolan hilang saat istirahat baring.
Apabila terjadi perlekatan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat dimasukkan lagi.
INKARSERATA:
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit asam basa. Dapat dijumpai tanda peritonitis terjadi abses local.
STRANGULATA:
Obstipasi
Muntah
Tidak flatus
Perut kembung
Dehidrasi
Nyeri hebat di tempat hernia
Perut kembung
GANGGUAN RASA NYAMAN
GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
NYERI
2.5 Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif/ non bedah : penggunaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/ korset pada hernia ventralis. Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan hernia inkarserata yang tidak menunjukkan gejala operatif. 2. Terapi umum dalah terapi operatif. 3. Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif. 4. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. 5. Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat. 6. Pengobatan dengan pemberian obat anti nyeri, misalnya asetoninofen, antibotik untuk membasmi infeksi dan obat pelunak tinja. 7. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengejan selama BAB. Hindari kopi – kopi , the, coklat, cola, minuman berakohol. 8. Hindari aktivitas – aktivitas yang berat.
2.6 Komplikasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hernia berulang Kerusakan pada pasokan darah, testis atau syaraf jika pasien laki – laki. Perdarahan yang berlebihan/ infeksi luka bedah. Setelah herniografi dapat terjadi hematoma. Fostes urin dan feses. Residip Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik a. URINE : protein, darah, uro/bilirubin yang mereduksi ( DM ), analisa asam ( Penyebab metabolic ), kultur ( ISK ). b. Darah : BUN, Kreatinin, ( Kelainan ginjal ), elektrolit ( komplikasi muntah ), status asam basa ( komplikasi muntah ), uji fungsi hati ( Penyakit Hepar ) c. Pemeriksaan Radiologi/ endoskopi :
Foto abdomen ( terlentang dan tegak ) obstruksi.
Foto abdomen kontras : stenosis pilorik, hepertropi, invaginasi.
USG : stenosis pilorik, hipertrofi, invaginasi.
2.8 Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi : mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan adanya bengkak, ada atau tidak benjolan. 2. Auskultasi : bising usus, hiperelastisitas didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus. 3. Perkusi : kembung, bila perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulate. Hipertimpani, terdengar pekak. 4. Palpasi : turgor kulit & massa.
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien Pengkajian meliputi nama, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat. 2. Keluhan Utama Pada pasien keluhan utamanya adalah benjolan yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia, ada tidaknya perlekatan maupun komplikasi yang telah terjadi. 3. Riwayat Penyakit Sekarang a. Aktivitas/ istirahat Benjolan pada perut atau isi perut keluar. Benjolan semakin terlihat bila tekanan dalam rongga perut besar, biasanya benjolan tersebut semakin besar/ terlihat jika mengangkat beban beat, mengejan, batuk, atau buang air besar dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk. 1. Nyeri
P ( Pemicu ) Pada pasien hernia akan terasa nyeri jika benjolan tertekan atau disentuh. Q ( quality ) Biasanya pada pasien hernia rasa nyeri terasa tajam seperti terbakar. R ( region ) Nyeri hernia pada bagian tergantung dari letak hernia. Misalnya daerah lipatan paha, perut, diafragma, umbilical. S ( severity ) Pada pasien hernia biasanya retensitas/ keparahan sangat buruk.
T ( Time ) Pada pasien hernia, terasa nyeri pada saat benjolan ditekan juga saat beraktifitas serta mengejan. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Apakah pasien pernah rawat inap di rumah sakit, dengan diagnose apa dan bagaimna penanganannya saat itu.. 5. Kebiasaan yang Dilakukan Apakah pasien sering bekerja dengan aktifitas yang berat dan membutuhkan tenaga yang besar, seringkah mengangkat beban berat. 6. ROS ( Review Of System )
Pernafasan ( breathing ) Pada pasien hernia diafragmatika akan mengalami sesak nafas.
Cardiovaskuler ( blood ) Terjadi takikardi pada pasien hernia Persyarafan ( brain ) Keadaran penurunan akibat nyeri tekan epigastrika/ distensi abdominal. Perkemihan ( bladder ) Pencernaan ( bowel ) Klien mengalami penurunan nafsu makan.
Tulang ( bone )
Karena nyeri dan kelemahan, aktivitas klien terganggu.
ANALISA DATA
No 1.
2.
Data DS : pasein mengeluh nyeri pada benjolan saat disentuh/ ditekan. DO : terdapat benjolan, wajah menyeringai, berkeringat, bising usus positif. P : nyeri pada benjolan yang ditekan. Q: nyeri tajam seperti di tusuk – tusuk. R : pelipatan paha S: retensitas sangat keras T: pada saat di tekan DS : pasien mengeluh mual, muntah ,kembung. DO: muntah 2x24 jam, membrane mukosa kering, turgor kulit menutun, dehidrasi
Etiologi Informasi reseptor/ rangsangan
Masalah Nyeri
Thalamus Syaraf asenden Ada sensasi Nyeri
Kontraksi dari otot perut
Gangguan keseimbangan cairan
Relaksasi di kardia lambung Eshopagus Laring Faring
3.
DS : pasien mengeluh nyeri pada bagian operasi. DO: wajah menyeringai, keringat banyak, terdapat luka.
Muntah Rangsangn dari luar Substansi prostaglandin, serotonin, bradikinin Merangsang delta A & C Mengembalikan informasi kepada cortex bahwa ada nyeri Gangguan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyei berhubungan dengan tekanan intra abdominal yang ditandai dengan raut wajah kesakitan, menangis, merintih, tekanan darah meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat. 2. Gangguan volume cairan dan elektrolit berhubingan dengan output yang berlebih yang ditandai dengan turgor kulit menurun, membrane mukosa kering. 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan reflex spasme otot sekunder akibat operasi yang ditandai dengan individu mengatakan bahwa dirinya tidak nyaman dengan kondisinya, pernafasan meningkat, tekanan darah meningkat. 3.3 Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
1.
Dx : Nyei b/d tekanan intra abdominal yang ditandai dengan raut wajah kesakitan, menangis, merintih, tekanan darah meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat. TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam maka nyeri berkurang, dan pasien bisa beradaptasi dengan nyeri.
Tgl/ waktu
Rancan Tindakan
Kriteria Hasil Nyeri berkurang Distensi abdomen ( - )
2.
Dx : Gangguan volume cairan dan elektrolit b/d output yang berlebih yang ditandai dengan turgor kulit menurun, membrane mukosa kering. TUJUAN : Setelah dilakukan tundakan 1x2 jam maka cairan pasien mendekati normal Kriteria Hasil : Turgor kulit membaik
Mengkaji nyeri pasien ( P,Q,R,S,T )
Menempatkan pasien pada posisi supinasi Mengajarkan teknik relaksasi Berkolaborasi dengan tim medis lainnya dengan memberikan analgesik Mencatat haluaran
Observasi TTV
Hindarkan makanan &
Rasional
Perubahan karakteristik nyeri merupakan terjadinya abses Posisi nyaman membantu mengurangi rasa nyeri Membantu memberikan keadaan relaks. Membantu menghilangkan nyeri
Membantu dalam menghitung haluaran dan menggantinya dengan input yang seimbang. Menentukan derajat kekurangan cairan Mengurangi resiko
minuman yang merangsang mual.
Mual, muntah ( - )
3.
Dx: Gangguan rasa nyaman nyeri b/d trauma jaringan dan reflex spasme otot sekunder akibat operasi yang ditandai dengan individu mengatakan bahwa dirinya tidak nyaman dengan kondisinya, pernafasan meningkat, tekanan darah meningkat. TUJUAN: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam pasien melaporkan nyeri abdomen berkurang. Kriteria Hasil: Nyeri berkurang Pasien dapat mendemontrasikan rasa nyeri yang sebelumnya dirasakan.
Pantau tanda dehidrasi Memberikan perawatan pada kulit dan mulut
Mengkaji nyeri pasien ( P,Q,R,S,T )
Observasi TTV
Mengajarkan teknik relaksasi Memberikan analgesic kolaborasi dngan tim medis
terjadinya kehilangan cairan yang banyak Mencegah terjadinya dehidrasi Menaikkan kelembapan kulit dan mukosa bibir Perubahan nyeri menunjukkan terjadinya perubahan abses Menentukan tindakan keperawatan selanjutnya Meningkatkan relaksasi Mengurangi rasa nyeri..
BAB 4 Penutup 4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA Muttaqin arif,sari kumala.2011. gangguam gastrointestinal aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. jakarta:salemba Yudha komara Egi.2008.kapita selekta penyakit dengan implikasi keperawatan edisi 2. jakarta:EGC Carpenito,J,L .1999. ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2 “