3232ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
32
32
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
3131ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
31
31
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
masyarakat yang ada di Desa Penggarit karena area Desa Penggarit bukanmasyarakat yang ada di Desa Penggarit karena area Desa Penggarit bukan2929ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
masyarakat yang ada di Desa Penggarit karena area Desa Penggarit bukan
masyarakat yang ada di Desa Penggarit karena area Desa Penggarit bukan
29
29
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
2727ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
27
27
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
2828ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
28
28
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
3333ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
33
33
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
3737ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
37
37
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
4040ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
40
40
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
4040ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
40
40
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 20101. Pengembangan jaringan pendukung.1. Pengembangan jaringan pendukung.
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
1. Pengembangan jaringan pendukung.
1. Pengembangan jaringan pendukung.
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010 Fasilitas Perdagangan Fasilitas Perdagangan
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
Fasilitas Perdagangan
Fasilitas Perdagangan
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
2424ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
24
24
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
1414ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
14
14
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasikarakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
1212ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
12
12
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 20107. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan7. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
7. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
7. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan denganperumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan1111ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan
11
11
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanahjenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah1515ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah
jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah
15
15
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
2323ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
23
23
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
1818ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
18
18
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 20104. Aspek potensi wilayah4. Aspek potensi wilayah
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
4. Aspek potensi wilayah
4. Aspek potensi wilayah
sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.2020ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.
sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.
20
20
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
1919ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
19
19
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
1818ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
18
18
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
1010ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
10
10
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
22ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
2
2
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
kondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidakkondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidak33ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
kondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidak
kondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidak
3
3
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
iiiiiiANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
iii
iii
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ivivANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
iv
iv
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
55ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
5
5
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
88ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI PERDESAAN
8
8
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010E. Kerangka FikirE. Kerangka Fikir
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2010
E. Kerangka Fikir
E. Kerangka Fikir
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2017ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG OLEH :M. FIKRI CAHYADINPP. 24.0214KELAS G-S1 (M. PEMBANGUNAN)INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI( I P D N )20170 ANALISIS POTENSI PERDESAANANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2017ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG OLEH :M. FIKRI CAHYADINPP. 24.0214KELAS G-S1 (M. PEMBANGUNAN)INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI( I P D N )20170 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2017
ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT
KECAMATAN TAMAN
KABUPATEN PEMALANG
OLEH :
M. FIKRI CAHYADI
NPP. 24.0214
KELAS G-S1 (M. PEMBANGUNAN)
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
( I P D N )
2017
0 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2017
ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT
KECAMATAN TAMAN
KABUPATEN PEMALANG
OLEH :
M. FIKRI CAHYADI
NPP. 24.0214
KELAS G-S1 (M. PEMBANGUNAN)
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
( I P D N )
2017
0 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
PROGRAM INOVASI KUKERTA IPDN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul: "ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT, KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN PEMALANG ".
Melalui kesempatan ini, tidak lepas saya menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
Yang terhormat, Ibu Dr. Ir. Ika Sartika, MT yang telah memberikan petunjuk demi kesempurnaan pembuatan makalah ini.
Kedua orang tua, Saudara-saudara, dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalh ini tepat pada waktunya.
Siapapun yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan masukan, menyediakan literatur dan memberikan kritik untuk kesempurnaan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini dapat lebih sempurna.
Akhirnya, saya berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa sekarang dan yang akan datang. Amin..
Jakarta, 11 Mei 2017 Penyusun,
M. FIKRI CAHYADI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 3
D. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 3
E. Kerangka Fikir …………………………………………………………… 6
F. Sistematika Pembahasan …………………………………………………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Desa ………………………………………………………….. 8
B. Strategi Pengembangan Potensi Desa ……………………………………. 9
C. Landasan Pembangunan Desa ……………………………………………. 10
D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan …………………………………. 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum …………………………………………………………. 14
1. Aspek Fisik Dasar ……………………………………………………… 14 a. Kondisi Topografi ……………………………………………………. 14 b. Iklim dan Curah Hujan ……………………………………………… 14 c. Keadaan Hidrologi …………………………………………………… 15 d. Keadaan geologi ……………………………………………………… 15 e. Eksisting Penggunaan Lahan ………………………………………… 16
2. Aspek Demografi ………………………………………………………. 17
a.
Keadaan penduduk ……………………………………………………
17
b.
Penduduk Menurut Jenis kelamin …………………………………….
17
c.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……………………………...
18
d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur …………………………...
18
e. Keadaan Budaya Masyarakat Setempat ………………………………
19
3. Sosial Ekonomi …………………………………………………………
20
4. Aspek Potensi Wilayah …………………………………………………
21
a. Klasifikasi Desa ………………………………………………………
21
b. Kegiatan Ekonomi ……………………………………………………
21
c. Pengelolaan Kegiatan Pertanian ……………………………………..
21
5. Sarana dan Prasarana …………………………………………………...
22
a. Sarana/Fasilitas ……………………………………………………….
22
b. Prasarana/Utilitas ……………………………………………………..
26
6. Kegiatan Produksi dan Jasa …………………………………………….
30
a. Fasilitas Perdagangan ………………………………………………..
30
b. Fasilitas Perbankan dan Penkreditan …………………………………
30
7. Rantai Pasar …………………………………………………………….
31
8. Kelender Produksi Komoditas Unggulan ………………………………
32
B. Analisis …………………………………………………………………...
33
1. Analisis Potensi Wilayah ………………………………………………
33
a. Potensi Sumber daya Manusia ………………………………………..
33
b. Sumber Daya Alam ………………………………………………….
34
2. Potensi Desa Penggarit yang akan dikembangkan ……………………
34
a. Potensi yang akan dikembangakan ………………………………….
34
b. System Pengelolaan Potensi …………………………………………
35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 38
B. Saran ……………………………………………………………………... 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri. Suatu wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan perdesaan (UU 24 Tahun
1992).
Dalam pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perkotaan. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalam penyusunan peraturan atau aturan main yang berkaitan dengan perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan keseimbangan perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku pembangunan.
Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya yang serba kurang apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Dari segi ekonomi, jelas terbukti bahwa masyarakat kota lebih mempunyai taraf kehidupan jauh diatas masyarakat perdesaan. Dari segi pendidikan, jumlah serta kualitas pendidikan masyarakat desa jauh dibawah masyarakat perkotaan.
Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan wilayah pedesaan saat ini, secara umum kita dihadapkan pada banyak tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan pada masa-masa yang lalu. Tantangan pertama berkaitan dengan kondisi eksternal seperti perkembangan internasional yang berhubungan dengan liberalisasi arus investasi dan perdagangan global. Sedangkan yang kedua bersifat internal, yaitu yang berkaitan dengan perubahan kondisi makro maupun mikro dalam negeri.
masalah migrasi spasial dan sektoral, ketahanan pangan, masalah ketersediaan lahan pertanian, masalah investasi dan permodalan, masalah iptek, SDM, lingkungan dan masih banyak lagi.
Proses transformasi suatu wilayah pedesaan menjadi suatu daerah agroindustri secara ilmiah telah banyak diulas peneliti dan akademisi dan menjadi tuntutan nyata dalam proses perkembangan modernisasi masyarakat pertanian, karena kegiatan pertanian berada di wilayah pedesaan. Dengan melihat desa sebagai wadah kegiatan ekonomi, kita harus merubah pandangan inferior atas wilayah ini, dan merubahnya dengan memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi melalui investasi prasarana dan sarana yang menunjang keperluan pertanian, serta mengarahkannya secara lebih terpadu.
urbanisasi penduduk dari sektor pertanian di pedesaan berlangsung akibat adanya investasi dari sektor manufaktur dan jasa yang selama ini masih terfokus di kota/pusat. Ketika kegiatan di kota memberikan tawaran imbalan tinggi kepada penduduk desa yang berpindah, sementara itulah sektor pertanian akan mengalami kelangkaan relatif pekerja. Seiring dengan itu pula, interaksi antar aktor-aktor ekonomi, antar maupun intra sektor, telah menambah keruh keadaan dengan adanya pengambilan keputusan politik yang tidak berpihak kepada rakyat di desa. Sehingga, sektor pertanian, dimana sebagian besar bangsa kita menggantungkan hidupnya, jauh dari perannya sebagai pondasi pembangunan yang sesungguhnya. Dilain sisi, sektor manufaktur semakin tidak memiliki linkage dengan sektor primer, yaitu pertanian. Ini bisa kita lihat dari besaran volume total impor produk barang primer Indonesia yang semakin meningkat sejak awal 70-an sampai saat ini. Justru ketergantungan kita akan produk barang primer dari luar negri bertambah tinggi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Bagaimana potensi desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang?
2. Bagaimana Mengelolah potensi desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sehingga terealisasi peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka adapun tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Untuk menegetahui bagaimana potensi desa Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
2. Untuk menegetahui bagaimana mengelolah potensi desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sehingga terealisasi peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi sasaran penyusunan laporan analisis potensi desa terletak di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang
2. Waktu Pelaksanaan
Survey lapangan dilakukan pada tgl 1-2 Mei 2017 di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
3. Jenis Data
Menurut jenisnya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data kualitatif : Adalah jenis data yang tidak berupa angka tetapi berupa
bisa langsung diolah dengan menggunakan perhitungan sederhana. Yang termasuk dalam jenis data kualitatif ini adalah : kebijakan pemerintah menyangkut agropolitan, kondisi fisik wilayah studi, amenitas (kondisi jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), sosial budaya masyarakat yang menyangkut adat istiadat dan Perilaku masyarakat.
b. Data kuantitatif; Adalah jenis data yang berupa angka atau numerik yang bisa langsung di olah dengan menggunakan metode perhitungan yang sederhana. Dalam studi ini yang termasuk jenis data kuantitatif yaitu data jumlah penduduk, perkembangan dan kepadatan penduduk.
Sedangkan menurut sumbernya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data Primer : Data yang bersumber dari survey atau pengamatan langsung ke lapangan atau obyek studi. Adapun data yang dimaksud seperti : Kondisi eksisting dan pola penggunaan lahan lokasi studi, Amenitas (kondisi jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), Aksesibilitas (meliputi pola pergerakan, tingkat kemudahan pencapaian lokasi, serta kondisi jalan).
b. Data Sekunder : Data yang bersumber dari instansi atau lembaga- lembaga terkait
4. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan untuk menyusun laporan
Analisis potensi Desa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Observasi lapangan atau pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data primer langsung dari tempat penelitian.
b. Pengumpulan data yang bersifat kepustakaan atau data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Satatisik dan juga kantor desa.
c. Pengumpulan data juga dilakukan dengan pengambilan data visualisasi daerah-daerah yang mempunyai potensi di Desa Penggarit.
5. Metode Analisis data
Dalam penyusunan laporan Analisis potensi Desa Penggarit Kecamatan Taman disesuakan berdasarkan potensi yang ada yaitu antara lain:
a. Analisis fisik dasar meliputi:
1) Geografis
2) Topografi
3) Klimatologi
4) Jenis tanah
5) Geologi
6) Pola penggunaan lahan
7) Hidrologi
b. Analisis pertumbuhan penduduk c. Analisis prasarana dan sarana
Pengembangan prasarana wilayah dan kota adalah dengan mengupayakan pembangunan komponen/prasarana dasar perkotaan sesuai dengan daya dukung dan kebutuhan optimal yang dapat dilayani, sehingga mampu melakukan kegiatan sosial dan ekonomi.
d. Analisis potensi wilayah
Analisis Potensi Wilayah Desa Penggarit
Kec. Taman, Kab. Pemalang
LATAR BELAKANG
Mengetahui potensi suatu desa sangat berpengaruh pada bagaimana membangun pedesaan kearah yang lebih baik. Sehingga dalam prinsipnya tidak salah sasaran pada saat pembangunan karena sesuai dengan apa dan bagaimana potensi desa tersebut
MASALAH
Potensi Desa Penggarit?
Bagaimana Mengelolah Potensi?
Landasan Konsep Pengembangan wilayah Pedesaan
TUJUAN DATA
ANALISIS
HASIL
KESIMPULAN
F. Sistematika Pembahasan
Laporan Pendahuluan penyusunan laporan analisis potensi desa ini terdiri dari bagian, sebagai berikut:
I. Pertama merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, Metodologi Penelitian, dan sistematika pembahasan.
II. Kedua merupakan tinjauan kawasan perencanaan yang meliputi rencana kebijaksanaan kependudukan, rencana pemanfaatan ruang potensi desa, dan rencana sistem transportasi potensi desa.
III. Ketiga merupakan metodologi pelaksanaan kegiatan yang meliputi metode pendekatan rencana, azas penentuan fungsi bagian wilayah yang berpotensi, pengembangan yang berwawasan lingkungan dan kualitas lingkungan.
IV. Keempat merupakan tahapan yang meliputi analisis potensi yang diharapkan melahirkan rancangan rencana dan tahap rencana dan juga arahan pengembangan potensi.
V. Kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya.
A. Pengertian Desa
Desa, menurut defenisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administrativ di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa. Menurut Sutardjo Kartodikusuma, Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafis ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis : Desa adalah pendudunya kurang dari
2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.S. Kansil Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Strategi Pengembangan Potensi Desa
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan pada umumnya masih tertinggal jauh dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan ekonomi dan proses indutrialisasi, dimana investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Selain itu kegiatan ekonomi yang dikembangkan di daerah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan yang dikembangkan di daerah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapat mendorong perkembangan perdesaan, justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan perdesaan.
Oleh karena itu, dalam konstelasi kota-kota dewasa ini, semestinya kawasan perdesaan semakin diperhitungkan keberadaannya. Daripada menganggap desa dan kota sebagai suatu dikotomi, akan lebih sesuai untuk menjelaskan desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan, di mana masyarakat di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan, perkembangan ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Desa-kota (rural-urban) dalam perspektif spasial merujuk pada suatu daerah periurban yang muncul akibat adanya perluasan pembangunan pada daerah kota yang sebelumnya merupakan suatu daerah desa. Di daerah semacam ini potensial sekali terjadi proses transformasi spasial dan sosio-ekonomik wilayah yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi yang relatif cepat dari pertanian ke non pertanian; perubahan pemanfaatan lahan ke arah perumahan urban, industri dan non pertanian lainnya; peningkatan kepadatan penduduk; serta kenaikan harga lahan yang tanpa dibarengi adanya instrumen pengendalian yang memadai.
Maka, untuk mencegah disparitas, hyperurbanization, dan menjaga kawasan perdesaan tetap sebagai derah penyangga bagi perkotaan, selama beberapa dekade terakhir telah berkembang pemikiran-pemikiran tentang konsep pembangunan desa-kota yang terintegrasi dengan strategi yang jelas mampu
mengimbangi perkembangan perkotaan. Salah satu yang termutakhir adalah pendekatan agropolitan yang dikemukakan oleh John Friedman—seorang planolog dari Amerika. Pendekatan ini juga merupakan sumbangan pemikiran baru dalam perkembangan konsep-konsep perencanaan kota, yang telah dimulai dari konsep-konsep Peter Kropotkin dan Ebenezer Howard yang utopianis, sampai Lewis Mumford, Frank Llyod Wright dan Mao Ze Dong dengan konsep- konsep kotanya yang revolusioner dan reformis.
C. Landasan Pembangunan Perdesaan
Ada bebearapa hal yang bisa dilakukan sebagai sebagai landasan dalam mengembangkan potensi perdesaan sebagai salah satu instrument yang akan menjadi tolah ukur pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan sebagai berikut:
1. Sebuah modul kota dasar (basic urban module) yang terdiri dari distrik-distrik otonom, yang dibangun pada kawasan desa berkepadatan tinggi atau kawasan peri urban, dengan populasi sebesar 10.000-15.000 jiwa yang tersebar di area seluas 10-15 km2.
2. Setiap distrik memiliki pusat pelayanan yang dapat diakses dengan mudah dari segala penjuru di distrik tersebut, baik dengan kaki maupun sepeda, selama 20 menit atau kurang.
3. Setiap pusat pelayanan memiliki komplemen pelayanan dan fasilitas publik terstandarisasi.
4. Dipilih satu distrik pusat (area desa-kota yang telah mengalami transformasi spasial paling besar) untuk dibangun sebagai pusat pengolahan potensi perdesaan terkait.
5. Lokasi dan sistem transportasi di wilayah terkait dan pusat pelayanan harus memungkinkan para petani untuk menglaju (commuting).
6. Distrik-distrik dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas yang menghasilkan satu komoditas atau bahan mentah utama dan beberapa komoditas penunjang sesuai kebutuhan.
selanjutnya diorganisasikan dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan menengah.
8. Industri manukfatur kecil harus terdistribusi di tiap distrik dan di sepanjang jaringan jalan utama.
Kunci untuk menuju keberhasilan pembangunan agropolitan ini yaitu dengan memberlakukan setiap distrik agropolitan sebagai unit tunggal otonom mandiri, dalam artian selain menjaga tidak terlalu besar intervensi sektor-sektor pusat yang tidak terkait, juga dari segi ekonomi mampu mengatur perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri, tetapi terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan sistem pengembangan wilayahnya.
Integrasi antara konsep agroindustri dan pembangunan desa menjadi penting keterkaitannya dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi, penyediaan dana dan investasi, teknologi, serta dukungan sistem tataniaga dan perdagangan yang efektif. Pengembangan agroindustri pada dasarnya diharapkan selain memacu pertumbuhan tingkat ekonomi, juga sekaligus diarahkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Wibowo [5] mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di pedesaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya: (1) memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah, (2) memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan, (3) memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, (4) memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem agribisnis, (5) menghadirkan berbagai saran pendukung berkembangnya industri pedesaan.
Untuk mengaktualisasikan secara optimal strategi tersebut di atas,
sumberdaya dan dana yang terbatas dapat menghasilkan output yang optimal, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pembangunan wilayah. Pengalaman yang sangat berharga bagi kita selama ini menjelaskan bahwa program pembangunan desa kurang terkoodinasi dalam suatu sistem yang baik dalam konteks sumberdaya maupun secara fungsional seringkali kurang menjamin dalam tiga hal endurance (daya tahan), integrity (keutuhan) dan continuity (kesinambungan).
Pembangunan pertanian haruslah sinergi dari pembangunan wilayah pedesaaan dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan poin tersebut, dapat dipaparkan bahwa industrialisasi pertanian seharusnya membawa cakrawala baru dalam pembangunan pedesaan. Meningkatkan produktivitas pertanian harus diikuti oleh peningkatan investasi dalam pertanian modern beserta industri pengolahan dan sektor jasa lainnya di desa. Pengembangan kawasan potensial dengan basis pedesaan sebagai pusat pertumbuhan akan mentransformasikan pedesaan menjadi kota-kota pertanian (agropolitan). Perkotaan pertanian ini diharapkan dapat mengimbangi interaksi antar wilayah secara sehat yang dapat menimbulkan aspek positif lainnya yaitu mengurangi arus urbanisasi penduduk. Di samping nilai tambah produksi pedesaan akan meningkat, industrialisasi juga akan mencegah berkembangnya pengangguran terdidik di desa, dan mendorong mereka untuk tetap bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya, yang juga sebagai pusat-pusat pertumbuhan.
D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan, dipaparkan bahwa bahwa pembangunan yang berkelanjutan dapat diartikan secara luas sebagai kegiatan-kegiatan di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa membahayakan daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan sumberdaya alam secara bijaksana.
Arus globalisasi yang semakin kuat perlu diimbangi dengan kesadaran bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu memecahkan masalah ketimpangan sumberdaya. Kebijakan pembangunan harus memberi perhaatian untuk perlunya menata kembali landasan sistem pengelolaan aset-aset di wilayah pedesaan. Penataan kembali tersebut lebih berupa integrasi kepada pemanfaatan ganda, yaitu ekonomi dan lingkungan/ekosistem. keberhasilannya dapat dilihat dan dirumuskan dengan melihat indikator-indikator antara lain: kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan lokal, kontribusi terhadap keberlanjutan penggunaan sumberdaya alam, kontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja, kontribusi terhadap keberlanjutan ekonomi makro, efektifitas biaya dan kontribusi terhadap kemandirian teknis.
empat aspek umum ciri-ciri spesifik terpenting mengenai konsep agroekosistem. Empat aspek umum tersebut adalah: kemerataan (equitability), keberlanjutan (sustainability), kestabilan (stability) dan produktivitas (productivity). Secara sederhana, equitability merupakan penilaian tentang sejauh mana hasil suatu lingkungan sumberdaya didistribusikan diantara masyarakatnya. Sustainability dapat diberi pengertian sebagai kemampuan sistem sumberdaya mempertahankan produktivitasnya, walaupun menghadapi berbagai kendala. Stability merupakan ukuran tentang sejauh mana produktivitas sumberdaya bebas dari keragaman yang disebabkan oleh fluktuasi faktor lingkungan. Productivity adalah ukuran sumberdaya terhadap hasil fisik atau ekonominya. konteks pembangunan pedesaan yang berkelanjutan, pengelolaan sumberdaya di desa haruslah dilaksanakan dalam satu pola yang menjamin kelestarian lingkungan hidup, menjaga keseimbangan biologis, memelihara kelestarian dan bahkan memperbaiki kualitas sumberdaya alam sehingga dapat terus diberdayakan, serta menerapkan model pemanfaatan sumberdaya yang efisien.
A. Gambaran umum
1. Aspek Fisik Dasar
a. Kondisi Topografi
Desa Penggarit merupakan salah satu desa yang terdapat pada Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dengan ibukota desanya adalah Dusun Capit Urang dan mempunyai luas wilayah 8,84 Km2 yang berada di
0-499,9 m dari permukaan laut serta sebagian besar adalah wilayah dataran, dengan jumlah dusun sebanyak 4 (empat). Penduduk Desa Penggarit umumnya berprofesi sebagai petani yani 95%. Jumlah penduduk Desa Penggarit pada tahun 2017 sebesar 2.854 jiwa yang terdiri laki-laki sebesar 1400 jiwa dan perempuan 1.454 jiwa dengan kepadatan penduduk 8,09/Km2. Desa Penggarit
yang memiliki luas 952,6 km2 berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara : Desa Kejambon Desa Sukowangi
Sebelah Selatan : Kecamatan Bantar Bolang
Sebelah Timur : Desa Karangtengah
Sebelah Barat : Desa Jebed Selatan
b. Iklim dan curah hujan
Keadaan iklim dan curah hujan di Desa Penggarit dalam kurun waktu selama setahun yaitu pada tahun 2015/2016 adalah 75 mm/tahun. Itu menunjukan kestabilan curah hujan yang sangat mendukung perkembangan potensi dan pengembangan potensi pertania yang dikembangkan oleh masyarakat Desa Penggarit kecamatan Taman kabupaten Pemalang.
Curah hujan yang selalu ada di Desa Penggarit hampir sama dengan curah hujan secara umum di kabupaten Pemalang. Keadaan ini memberikan ciri yang cukup berpeluang pengembangan Desa Penggarit dengan potensi yang
telah ada. Oleh sebab itu pengembangan konsep pengembangan potensi desa sangat di perlukan demi menjamin pembangunan Desa Penggarit secara khusus kabupaten Pemalang secara umum.
c. Keadaan hidrologi
Keadaan geologi Desa Penggarit kecamatan Taman kabupaten Pemalang memberikan cukup keterangan yang lebih terutama dalam pengembangan potensi dibidang agraris. Keberadaan hidrologi Desa Penggarit dapat di paparkan sebgai berikut:
1. Sungai
Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sangat dekat dengan bendungan Bili-Bili tapi keberadaan bendungan Bili-Bili belum menunjukan manfaatnya bagi masyarakat Desa Penggarit, karena aliran iringasi yang khusus untuk mengalirkan air untuk wilayah Desa tersebut. Desa Penggarit dilewati oleh beberapa Sungai besar yang menjadi sumber irigasi bagi masyarakat yang ada di Desa Penggarit ini. Sungai yang mengalir melewati Desa Penggarit tersebut antara lain yaitu:
a. Anak sungai Jeneberang b. Sungai Salupuang
2. Danau
Danau merupakan genangan air yang tertampung dalam suatu wadah di permukaan bumi atau dalam perut bumi. Untuk genangan danau seperti tidak terdapat di Desa Penggarit. Danau yang berada di Desa Penggarit hanya terdiri dari danau buatan yang terjadi dari proses kegiatan manusia. Proses pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai salah satu contoh kegiatan yang membentuk danau buatan tersebut.
d. Keadaan geologi (batuan dan jenis tanah)
Jenis batuan dan jenis tanah yang ada di Desa Penggarit merupakan
yang ada di Desa Penggarit terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, serta batuan gamping koral. Jenis tanah secara spesifik di daerah desa adalah jenis tanah Lava, tufa, dan konglomerat. Jenis tanah tersebut sanaat berpeluang dalam pengembangan potensi dibidang pertanian, karena pengembangan potensi pertanian pada area wilayah dengan jenis batuan yaitu batuan sedimen lautan berselingan dengan dengan batuan api. Sedangkan dengan jenis tanah yang ada di Desa Penggarit juga sangat berpengaruh luas bagi perkembangan pertanian. Terutama jenis tanah tanah Lava dan konglomerat.
e. Eksisting penggunaan lahan
Eksisiting penggunaan lahan pada Desa Penggarit dapat dilihat pada table 1 dibawah ini :
Table 1
Penggunaaan lahan yang ada di Desa Penggarit tahun 2016
No
Eksisting penggunaan lahan Desa Penggarit
1
Tanah kering
802,06 Ha
2
Tanah sawah
140 Ha
3
Tanah basah
10 Ha
4
Tanah perkebunan
273,50 Ha
Sumber : Survey langung di Desa Penggarit tahun 2016
Pada eksisting penggunaan lahan di Desa Penggarit yaitu tanah kering yang mempunyai luas 802,06 Ha dan untuk tanah areal persawahan yang mempunyai luas 140 Ha dan untuk tanah basah seluas 10 Ha serta tanah untuk perkebunan seluas 273,50 Ha.
2. Aspek Demografi
a. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Desa Penggarit pada tahun 2017 sebesar 2.854 jiwa yang terdiri laki-laki sebesar 1400 jiwa dan perempuan 1.454 jiwa. Pertambahan penduduk Desa Penggarit tahun 203 sampai 2017. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Desa Penggarit pertahun 203-2017 mencapai 0,022
%. Pertumbuhan penduduk yang berjalan sesuai dengan data tersebut memberikan informasi yang cukup jelas tentang pertumbuhan penduduk di Desa Penggarit dengan rata pertambahan penduduk perjiwa pertahun sebesar
34 jiwa. Pertumbuhan penduduk tersebut pada tahun 203 mengalami penurunan yang signifikan sampai 56 jiwa.
Table 2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Lima Tahun Terakhir di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dari
Tahun 203-2017
No
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
KK
1
203
2.745
759
2
2014
2.755
793
3
2015
2.819
804
4
2016
2.820
804
5
2017
2.854
810
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman kabupaten
PemalangTahun 2017
b. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur jumlah penduduk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 203-
2017 di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sedikit meningkat, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Lima Tahun Terakhir di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
No
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Laki-laki
Perempuan
1
203
1355
1390
2.745
2
2014
1358
1397
2.755
3
2015
1385
1439
2.819
4
2016
1385
1435
2.820
5
2017
1400
1454
2.854
Jumlah
6883
7115
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang tahun 2017
Jumlah pertambahan penduduk Desa Penggarit tersebut cukup jelas menginformasikan pertumbuhan penduduk yang akan menunjang perkembangan sumber daya manusia masyarakat yang ada di Desa Penggarit tersebut.
c. Penduduk menurut tingkat pendidikan
Tabel 4
Keadaan Penduduk Desa Penggarit Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2017
No
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
perempuan
1
SD/Sederajat
618
528
2
SMP/sederajat
179
141
3
SMA/sederajat
81
102
4
S-1/Sederajat
2
-
5
Tidak pernah sekolah
427
553
6
Sedang sekolah
165
136
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun 2017
d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur
Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur yang ada di Desa
Sookolia akan memberikan penjelasan atau keterangan bagi perkembangan
peningkatan sumber daya manusia. Dan member informasi mengenai usia produktif dan nonproduktif. Struktur jumlah penduduk menurut umur dan di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada tahun 2016 memperlihatkan bahwa setiap kelompok umur mempunyai variasi jumlah yang berbeda-beda, jumlah penduduk tertinggi yaitu 301 jiwa berada pada umur 10-14 tahun dan terendah yaitu 73 jiwa berada pada umur 60-64 Tahun. Untuk lebih jelas bagaimana jumlah penduduk berdasarkan struktur umum di Desa Penggarit dapat dilihat pda table 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Penggarit Kecamatan Bonto marannu Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1
0-4
247
2
5-9
296
3
10-14
301
4
15-29
332
5
20-24
271
6
25-29
320
7
30-34
183
8
35-39
189
9
40-44
170
10
45-49
161
11
50-55
152
12
56-59
113
13
60-64
73
14
65+
122
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun 2017
e. Keadaan budaya masyarakat setempat
Keberadaan budaya masyarakat yang memgang teguh adat bugis dalam setiap kegiatan adat. Adat bugis menjadi satu-satunya bagian dalam setip prosesi hajatan masyarakat.
3. Sosial Ekonomi
Struktur jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dapat di persentasikan yaitu 95% Petani sawah dan kebun 5% nya adalah Pegawai. Desa Penggarit Kecamtan Taman Kabupaten Pemalang merupakan daerah pertanian sehingga apabila dilihat dari data ekonominya mempunyai sub sector yang terdiri dari perkebunan, pertanian dan peternakan, ketiga sub sektor ini mempunyai jenis komoditi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5
Produksi Komoditas di Desa Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun 2017
No
Sub Sektor
Jenis Komoditas
1.
Perkebunan
Ubi kayu
Sayuran
Rambutan
2.
Pertanian
Padi
Kacang hijau (palawija)
3.
Peternakan
Sapi
Ayam potong
Ayam petelur
4.
Penggalian
pasir
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi komuditas unggulan di Desa Penggarit adapun daerah pemasarannya yakni di daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang menjadi sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di Desa Penggarit.
Untuk industry skala rumah tangga seperti penggilingan padi ada
a. Klasifikasi Desa
Klasifikasi Desa Penggarit adalah swakarsa. Desa yang telah mempunyai pemerintahan yang pimpinannya (kepala desa) di pilih langsung oleh masyarakat setempat.
b. Kegiatan Ekonomi
Pada Desa Penggarit kegiatan perekonomian penduduk yang terdiri atas kegiatan di bidang pertanian serta perdangan yang skala pelayanannya yaitu skala lokal ( dalam Desa Penggarit ) seperti keberadaan seperti warung, kios, dan toko.
c. Pengelolaan Kegiatan pertanian
Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi komuditas unggulan di Desa Penggarit adapun daerah pemasarannya yakni di daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang menjadi sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di Desa Penggarit.
Bantuan seperti PUAD (Pengembangan Usaha Agrobisnis Desa) dan PnPm Mandiri sudah masuk ke Desa ini dalam rangka peningkatan usaha tani dan pembuatan Paping Blok.
Gambar 1. Pertanian dan Irigasi pertanian Desa Penggarit
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana / fasilitas
Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Fasilitas pemerintahan merupakan sarana yang menyediakan tempat pelayanan bagi masyarakat, fasilitas pemerintahan di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, hanya terdapat 2 fasilitas yaitu kantor Desa 1 Unit dan Pos Kamling 18 Unit. Dan terdapat 1 koprasi yang baru beroperasi 3 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.5 di
bawah ini :
Tabel 6
Banyaknya Fasilitas Perkantoran dan Pelayanan Umum
di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kab. Pemalang Tahun 2017
No
Jenis Perkantoran
Jumlah ( Unit )
1.
Kantor Desa
1
2.
Pos Kamling
18
3.
Koperasi
1
Jumlah
20
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan tetapi berperan juga sebagai sarana pelayanan masyarakat atau media untuk kualitas hidup masyarakat, Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang mempunyai Posyandu 4 unit dan Pustu 1 unit , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.6 sebagai berikut :
Tabel 7
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
Posyandu
4
2.
Pustu
1
Jumlah
5
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
tahun 2017.
Gambar 1. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Penggarit (PUSTU)
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang terdapat TK 1 Unit, SD 2 Unit dan SMP 1
Unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.7 sebagai berikut : Tabel 8
Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Desa Penggarit
Kecamatan Penggarit kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
TK
1
2.
SD
2
3
SMP
1
Jumlah
4
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Gambar 2. Salah satu fasilitas pendidikan Desa Penggarit
Fasilitas Peribadatan
Dengan adanya fasilitas peribadatan yang memadai dalam suatu wilayah maka didalam beragama dapat berjalan dengan lancar. Selain, fasilitas peribadatan bias juga digunakan sebagai tempat ibadah perayaan hari besar, di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang menurut data yang ada di kantor Desa terdapat 8 unit mesjid dan 1 unit musholah, dan penduduknya menganut agama yang sama yaitu agama Islam, sehingga tidak terdapat peribadatan delain yang di sebutkan di atas, berikut disajikan tabel 1.8 tentang banyaknya fasilitas peribadatan dibawah
ini:
Tabel 9
Banyaknya Fasilitas Peribadatan di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
Mesjid
8
2.
Mushollah
1
Jumlah
9
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Gambar 3. Salah satu mesjid di Desa Penggarit
Pelayanan fasilitas perdagangan bertujuan untuk sarana penyediaan kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana perindustrian barang. Dengan tersediannya fasilitas perdagangan yang memadai maka kebutuhan masyarakat di daerah tersebut dapat terpenuhi. Pada tabel 1.9 menjelaskan tentang banyaknya fasilitas perdagangan yang ada di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 10
Banyaknya Fasilitas Perdagangan di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
Warung
25
2.
Kios
8
Jumlah
33
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga berfungsi sebagai sarana penunjang bagi kesehatan masyarakat, selain itu sebagai pengembangan bakat dalam olahraga dan sarana hiburan bagi masyarakat. Di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang terdapat 2 jenis fasilitas olahraga yaitu lapangan sepak bola dan tennis meja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 11
Banyaknya Fasilitas Olahraga di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
Sepak Bola
1
2.
Tennis Meja
4
Jumlah
5
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Fasilitas Transportasi
Pada suatu wilayah yang memiliki fasilitas transportasi yang cukup lancar maka akses perdagangan atau aktifitas apapun yang membutuhkan alat transportasi akan lancar. Namun berbeda yang ada di Desa Penggarit fasilitas transportasi sangat minim disamping itu tidak lancar hanya hari-hari tertentu seperti hari pasar ( Rabu, jumat,minggu). Kepemilikan kendaraan di Desa Penggarit yaitu angkutan kota terdapat 2 Unit, truk 2 Unit, angkutan pribadi 5 unit, motor 15 Unit dan sepeda 45 Unit. Berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 1.10 dibawah ini :
Tabel 12
Banyaknya Fasilitas Transportasi di Desa Penggarit
Kecamatan Penggarit kabupaten Pemalang
Tahun 2017
No
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
1.
Angkutan Pribadi
5
2.
Angkutan Umum
2
3
Truk
2
4
Motor
15
5
Sepeda
45
Jumlah
69
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
b. Prasarana / Utilitas
Jaringan Jalan
Seperti yang telah diketahui bahwa aspek prasarana jalan merupakan komponen yang sangat penting dalam usaha pengembangan pada suatu wilayah. Melalui fungsi prasaran jalan tersebut maka sistem transportasi akan semakin baik mengingat fungsi utama dari transportasi adalah sebagai media interaksi antar daerah dalam sistem keterkaitan sosial, ekonomi, komunikasi dan kegiatan lainnya sehingga membentuk
suatu pola jaringan pergerakan yang kontinyu, sehingga tingginya kualitas jalan yang ada akan memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem transportasi dalam mengembangkan suatu daerah atau wilayah. Dalam pembahasan aspek prasarana jalan pada Desa Penggarit maka yang akan ditinjau adalah analisis fungsi jaringan jalan dan kondisi jaringan jalan.
Jalan merupakan factor utama dalam pembangunan sebuah wilayah dengan adanya teransportasi jalan maka penduduk atau masyarakat dapat melakukan aktifits perdagangan, produksi dan lain-lain. Di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang kondisi jalan aspal namun terdapat pula jalan tanah.
Gambar 2. Kondisi jalan Desa Penggarit Kec Taman
Tabel 13
Kondisi jalan dan jenis yang ada di Desa Penggarit Kec Taman tahun
No.Jenis jalanKondisi1Jalan lingkunganRusak / berlubang2Jalan desaPengerasan3Jalan stapaktanahNo.Jenis jalanKondisi1Jalan lingkunganRusak / berlubang2Jalan desaPengerasan3Jalan stapaktanah2016
No.
Jenis jalan
Kondisi
1
Jalan lingkungan
Rusak / berlubang
2
Jalan desa
Pengerasan
3
Jalan stapak
tanah
No.
Jenis jalan
Kondisi
1
Jalan lingkungan
Rusak / berlubang
2
Jalan desa
Pengerasan
3
Jalan stapak
tanah
Sumber: Suvey langsung tahun 2017
Adapun kondisi jalan pada Desa Penggarit yaitu jalan lingkungan yang kondisinya rusak/ berlubang dan jalan desa yang kondisinya masih dalam tahap pengerasan serta jalan setapak yang kondisinya masih merupakan jalan tanah.
Jaringan Drainase
Drainase adalah suatu system pembuangan air yang ada, baik hujan maupun lembah. Di lokasi survey kami yang terletak di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang kondisi drainase sangat memprihatinkan, karena tidak terlihatnya drainase permanen dan non permanen, yang ada hanya temporer.
Jaringan Listrik
Masyarakat di Desa Penggarit ini yang terbagi atas 4 Dusun yakni, Dusun Borongrappo, Borongkaluku, Borong, Timbuseng, jaringan listrik telah dipergunakan oleh masyarakat semaksimal mungkin dan mempunyai kekuatan daya 450-900 watt.
Gambar 2. Prasarana listrik yang ada di Desa Penggarit kec Taman tahun 2016
Jaringan Telepon
Di Desa Penggarit belum terdapat jaringan telepon rumah sebagai alat komunikasi, tetapi untuk jaringan telepon seluler sudah sangat baik di Desa Penggarit untuk semua operator (telkomsel, indosat, dll).
Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih di Desa Penggarit bersumber dari sumur galian yang dapat dipakai oleh masyarakat baik untuk memasak, mandi, mencuci
dan lain-lain. Desa Penggarit belum mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM. Jarak dari ibukota Kabupaten yaitu 12 KM.
Pengolahan Sampah
Sampah merupakan masalah yang ditangani secara insentif baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Peran serta pemerintah dan masyarakat didalam usaha menciptakan lingkungan yyang bersih, dimana pemerintah dalam hal ini mengupayakan atau menyediakan Tempat Pembuangan Sementara ( TPS ). Di Desa Penggarit tidak terdapatnya tempat sampah sehingga masyarakat setempat membuang sampah dengan cara membuang, mengumpulkan dan membakar di lokasi dimana mereka tinggal.
Prasarana persampahan yang diterapkan oleh masyarakat yang ada di desa Sokklolia masih tradisonal dengan sistem pembuang di area terbuka tanpa ada tempat pembuangan sampah sementara, atau kontainer sebagai salah satu bagian dalam proses pengolahan sampah.
Masyarakat masih menggunakan pola yang sangat tradisional yaitu membuang sampah di area terbuka kemudian dibakar sembarangan. Atau sistem pembuangan sampah secara komunal. Berikut bagan proses pembuangan sampah Di Desa Penggarit tahun 2017
Proses pembuangan sampah di desa Sookkolia tahun 2016
sampah
dibuang
/dikumpulkan di tempat sampah
dibuang di lubang atau ruang terbuka
Dibakar
Limbah
Pengolahan air limbah tidak menjadi prioritas utama bagi
merupakan area industri dimana proses pengolahan limbah mutlak dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Untuk limbah rumah tangga kebanyakan masyarakat menggunakan sistem langsung di alirkan ke sungai atau temapat-tempat irigasi yang ada. Atau langsung dialirkan ke tempat pembuangan limbah rumah tangga (Septi tank).
6. Kegiatan produksi dan jasa a. Fasilitas perdagangan
Adapun sarana perdagangan di Desa Penggarit yang merupakan penunjang perekonomian sebagaian besar masyarakat pada desa ini selain di bidang pertanian antara lain keberadaan, warung sebanyak 25 unit, serta kios sebanyak 8 unit jadi jumlah keseluruhan untuk fasilitas perdagangan di Desa
Penggarit yaitu berjumlah 33 unit.
Table 14
Sarana perdagangan di Desa Penggarit Kec Taman tahun 2017
No
Fasilitas perekonomian
Jumlah (unit)
1
Pasar
-
2
Toko
-
3
Warung
25
4
Kios
8
Jumlah
16
Sumber: Suvey langsung tahun 2017
b. Fasilitas perbankan dan perkreditan
Di Desa Penggarit tidak terdapat fasilitas perbankan dan perkreditan, jadi penduduk setempat mengelola keuangan sendiri ataupun menggunakan fasilitas perbankan dan perkreditan di daerah lain. Tapi semacam Koprasi yang baru berfungsi 3 bulan sudah ada 1 unit dan Yayasan Simpan Pinjam Perempuan.
7. Rantai pasar
Tabel 15
Rantai pasar komoditas unggulan Desa Penggarit
No
Sub
Sektor
Jenis Komoditas
Harga/kg
Petani
tengkulak
Pedagang
Pengecer
1.
Perkebunan
Ubi kayu
Sayuran
Rambutan
1.500
3.000
3.000
3.500
4.000
5.000
4.500
5.000
8.000
5.000
5.500
10.000
2.
Pertanian
Padi
Kacang hijau (palawija)
2.000
4.000
2.500
6.500
2.800
8.500
3.000
10.000
3.
Peternakan
Sapi
Ayam potong
Ayam petelur
57.000
25.000
30.000
61.000
27.500
32.000
63.500
29.000
34.000
65.000
30.000
35.000
4.
Penggalian
Pasir/kubik
10.000
12.000
18.000
20.000
Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa
Survey lapangan 2017
Kegiatan ekonomi merupakan salah satu pilar yang akan menjadi tolak ukur kesejahteraan masyarakat, dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat maka kegiatan ekonomi masyarakat akan menjadi pembagkit dan juga membangun semangat masyarakat untuk terus melakukan kegiatan ekonomi salah satunya dengan peningkatan modal bagi masyarakat.
Dalam hal pemasaran tentunya merupakan angin segar bagi masyarakat petani sebab mereka mampu menikmati hasil keringatnya dengan terjualnya hasil-hasil bumi mereka. Untuk harga disetiap rantai pasar yang berbeda merupakan dinamika yang tak lepas dari usaha masyarakat dalam mendapatkan dan mengelola hasil pertanian.
ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT 2017
8. Kelender Produksi komoditas unggulan
Tabel 16
Kelender Produksi komoditas unggulan Desa Penggarit
Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa
Survey lapangan 2017
B. ANALISIS
1. Analisis potensi wilayah
a. Potensi sumber daya manusia.
Tingkat potensi sumber daya manusia yang ada di desa Penggarit bersarakan tingkat pertambahan penduduk dan jumlah penduduk berdasarkan struktur umur maka dapat di lihat bahwa potensi sumber daya manusia sangat besar. Kareana jumlah penduduk di dominasi oleh penduduk pada usia produktif yaitu pada usia 10 sampai 30 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 15
Jumlah penduduk Desa Penggarit berdasarkan struktur umur pada tahun 2017
No
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1
0-4
247
2
5-9
296
3
10-14
301
4
15-29
332
5
20-24
271
6
25-29
320
7
30-34
183
8
35-39
189
9
40-44
170
10
45-49
161
11
50-55
152
12
56-59
113
13
60-64
73
14
65+
122
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang tahun 2016
b. Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang terdapat Desa Penggarit sangat besar mulai dari potensi pertanian, peternakan, perkebunan dan pertambangan.
Table 16
Penggunaan lahan pertanian yang ada di desa Penggarit tahun 2017
No
Eksisting penggunaan lahan Desa Penggarit
1
Tanah kering
802,06 Ha
2
Tanah sawah
140 Ha
3
Tanah basah
10 Ha
4
Tanah perkebunan
273,50 Ha
SurSumber: Survey langung di desa Penggarit tahun 2017
2. Potensi Desa Penggarit Yang Akan Di Kembangkan
Rencana Detail Tata Ruang Kota pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Potensi yang dikembangkan
Potensi yang memungkinkan untuk di kembangkan di desa Penggarit berdasarkan hasil identifikasi dan analisis potensi wilayah maka potensi yang akan di kembangan menjadi dua yaitu:
1). Sumber daya manusia
Potensi di sumber daya manusia ayang ada di Desa Penggarit terlihat dari banyaknya penduduk pada usia produltir yaitu pada usia 15 sampai dengan 45 tahun. Di Desa Penggarit potensi penduduk pada usia produktif sebanyak 2.185 jiwa.
Dengan jumlah penduduk produktif tersebut maka perkembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat di wujudkan di masa selanjutnya.
2). Sumber Daya Alam
Potensi sunber daya alam yang melimpah akan menjadi potensi yang paling dominan untuk dikembangkan dalam menyongsong
peningkatan kesejahteraan masyarakat potesi sumber daya alam tersebut antara lain yaitu:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Peternakan dan
Pengembangan potensi tersebut didukung oleh kondisi topografi dan kemiringan lereng yang ada pada tingkat 2% - 8 % atau kemiringan lereng yang relati datar serta luasnya lahan basah di desa tersebut.
b. Sistem Pengelolaan Potensi
Sistem pengelolaan potensi agar dapat terealisasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pendekatan struktural.
Sasaran utama pendekatan struktural adalah tertatanya struktur dan sistem hubungan antara semua komponen dan sistem kehidupan, baik di wilayah desa Penggarit dan laut maupun komponen pendukung yang terkait, termasuk komponen sosial, ekonomi dan fisik. Dengan penataan aspek struktural, diharapkan masyarakat mendapatkan kesempatan lebih luas untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu penataan struktur dan sistem hubungan sosial dan ekonomi tersebut diharapkan dapat menciptakan peluang bagi masyarakat untuk ikut serta melindungi sumber daya alam dari ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan masalah-masalah sosial dan ekonomi yang utama yang selama ini secara terus menerus menempatkan masyarakat (lokal) pada posisi yang sulit. Pendekatan struktural membutuhkan langkah-langkah strategi sebagai berikut :
2. Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat.
Pengembangan kapasitas kelembagaan.
3. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap informasi.
4. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan.
5. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
6. Pengembangan Aksesibilitas Masyarakat pada Sumber Daya Alam.
2) Pendekatan Subyektif.
Pendekatan subyektif (non struktural) adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyek yang mempunyai keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuat menurut kehendaknya. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan dan kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alam disekitarnya. Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pedesaan dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi sumbar daya alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan langsung dengan upaya-upaya penanggulangan masalah kerusakan sumberdaya alam tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama dalam rangka membekali masyarakat dengan usaha ekonomi alternatif sehingga tidak merusak lingkungan, antara lain yaitu :
1. Penggalian & pengembangan nilai tradisional masyarakat.
2. Peningkatan motivasi masyarakat untuk berperanserta.
3. Pengembangan kualitas diri.
4. Pengembangan kapasitas masyarakat.
5. Pengembangan keterampilan masyarakat.
6. Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan.
Untuk merealisasika hal tersebut dapat dilkuka sekurang-kurangnya antar lain seabagai berikut:
1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
2. Pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan, pemanfaatan secara optimal dan lestari sumber daya di wilayah Pedesaan.
3. Peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat petani dalam pelestarian lingkungan.
4. Peningkatan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan di wilayah
Desa Sokklia dan Kecamatan Taman
A. Kesimpulan
Memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi haruslah menjadi paradigma baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perubahan kondisi internal dan ekternal yang terjadi menuntut kebijakan yang tepat dan matang dari para pembuat kebijakan dalam upaya pengembangkan potensi wilayah pedesaan. Sudah saatnya menjadikan desa sebagai pusat-pusat pembangunan dan menjadikan daerah ini sebagai motor utama penggerak roda perekonomian melalui sektor pertanian.
Pengembangan agroindustri sebagai pilihan model modernisasi pedesaan haruslah dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Untuk itu perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi sumberdaya dan dana yang terbatas, dapat menghasilkan output yang optimal, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Agar model pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dapat terwujud diperlukan pedoman pengelolaan sumberdaya melalui pemahaman wawasan agroekosistem secara bijak, yaitu pemanfaatan asset-aset untuk kegiatan ekonomi tanpa mengesampingkan aspek-aspek pelestarian lingkungan. Dengan melihat uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dilihat dari perbedaan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan di Desa Penggarit menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih banyak,
Pada data yang menguraikan fasilitas transportasi di Desa Penggarit yang sangat minim, ini dapat menunjukkan bahwa pada wilayah tersebut kurang
maju dalam berbagai hal, karena fasilitas transportasi adalah hal utanma dalam pembangunan suatu wilayah,
Dari hasil data yang didapatkan potensi wilayah yang ada di Desa
Penggarit yaitu berpotensi dibidang pertanian, perkebunan, dan peternakan
Dengan adanya berbagai potensi yang dimiliki Desa Penggarit maka mempermudah dalam pengembangan suatu wilayah sehingga kesejahteraan masyarakat setempat meningkat.
Dengan adanya perencanaan MAMINASATA, Desa Penggarit adalah salah satu wilayah yang berperan penting karena wilayah tersebut akan dilewati jalan lingkar luar pada perencanaan ini.
B. Saran
Sehubung dengan kesimpulan diatas maka penulis dapat mengajukan beberapa saran yang bisa dijadikan acuan dalam strategi dan konsep pengembangan yang akan diterapkan dalam perencanaan di Desa Penggarit pada masa yang akan dating antara lain :
1. Pengadaan pasar, pengembangan jalan dan pelatihan SDM seharusya jadi prioritas utama dalam pengembangan Desa Penggarit.
2. Peningkatan perhatian terhadap system persampahan yang ada di Desa
Penggarit,
3. Untuk pemerintah Kabupaten Pemalang, Desa Penggarit sangat membutuhkan sentuhan pembangunan wilayah seperti pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan pertanian.
4. Desa Penggarit memerlukan sarana angkutan umum agar pemasan hasil kebun bias lebih muda di akses dan semangat anak-anak untuk sekolah ada dengan adanya transportasi umum.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, lincolin. 1999 Pengantar Perencanaan Dan Pembngunanb Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE
Taringan, R. 203, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta PT bumi Aksara Taringan, R. 2004 Ekonomi Regional, Teori Dan Aplikasi, Jakarta. Bumi Aksara Warpani, S. 1984, Analisa kota dan Daerah, Bandung ITB
Yunus, H Sabari, 2000 Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakart:Pustaka Pelajar.