Macam – Macam – Macam Macam Pola Gerak Dominan Senam 1. Landings (Pendaratan) a. Deskripsi Istilah pendaratan diartikan sebagai suatu gerakan penurunan tubuh yang dilakukan secara terkontrol. Biasanya merupakan gerakan akhir dari satu gerakan. Pendaratan dapat dilakukan dengan kedua kaki, kedua tangan atau dibagi ke seluruh tubuh. Dari semua gerak yang ada, pendaratan merupakan pola yang paling penting, sebab, pertama, kemampuan dalam hal landing menjamin keselamatan, dan kedua, landing merupakan kegiatan yang paling umum dalam senam serta menjadi penentu keberhasilannya dari hampir setiap elemen senam. Semua gerakan senam beserta setiap pola gerakannya (mengayun, locomotion, rotasi, dan posisi statis) berakhir pada sikap mendarat. b. Terdapat tiga prinsip mekanik yang mnentukan semua bentuk pedaratan yang harus dipahami oleh setiap pelatih/guru dan para peserta, yaitu : 1) Momentum dari setiap pendaratan harus diserap dalam periode waktu selama mungkin. 2) Momentum setiap pendaratan harus diserap dengan menggunakan sebesar mungkin bagian tubuh (permukaannya) yang terlibat. 3) Perlunak pendaratan dengan membagi gaya mendarat dalam waktu yang lama c. Jenis – Jenis – jenis jenis pendaratan Sedikitnya terdapat empat macam pendaratan yang berbeda, yaitu : 1) Pendaratan dengan kaki Gambar
2) Pendaratan dengan tangan Gambar
3) Pendaratan dengan putaran Gambar
4) Pendaratan dengan punggung rata Gambar
d. Cara mengajarnya Waktu pendaratan yang aman adalah membagi tempo selama mungkin, yaitu : 1) Redam gerakan dengan mendarat menggunakan ujung telaapak kaki, dan bengkokkan kedua lutut (posisi mengeper) 2) Pilih daerah mendarat yang tidak membahayakan 3) Melompat dari bangku lompatan Gambar
4) Mendarat tidak boleh kaku Gambar
2. Posisi statis a. Deskripsi Yang dimaksud posisi statis adalah posisi tubuh yang dibuat oleh semua posisi “bertahan” dan “diam” yang sangat umum dalam senam. Posisi ini biasanya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bertumpu (support), menggantung (hang), dan keseimbangan (balance). b. Mekanika Untuk sebagian bessar, pertimbangan – pertimbangan mekanika dalam posisi ini berhubungan dengan stabilitas equilibrium. Dalam hal ini, maka secara mendasar, pola ini merupakan hubungan antara titik berat tubuh (center of gravity) dengan dasar tumpuan (base of support). Sebagaimana diketahui, titik berat tubuh tidak berada di titik yang tetap, tetapi bergerak sesuai dengan perubahan konfigurasi tubuh. Misalnya, dalam gambar dibawah terlihat bahwa titik berat tubuh bergeser ketika posisi tubuh berubah (perhatian anak panah yang menunjuk letak dari titik berat tubuh). Gambar
Dalam kaitannya dengan keseimbangan, terdapat empat prinsip yang harus di ketahui bagaimana hubungan antara titik berat tubuh dan tumpuan itu. 1) Jarak titik berat tubuh dari dasar tumpuan Maksudnya, semakin dekat antara titik berat tubuh kedasar tumpuan, stabilitas semakin besar. Gambar
2) Titik berat tubuh berhubungan dengan dasar tumpuan Maksudnya, jika titik berat tubuh berada dalam wilayah dasar tumpuan, maka keseimbangan semakin besar. Jika titik berat tubuh berada di luar dari wilayah dasar tumpuan, maka keseimbangan akan semakin kecil. Gambar
3) Ukuran dasar tumpuan Maksudnya, semakin besar dasar tumpuan, keseimbangan semakin besar. Gambar
4) Segmen dari titik berat tubuh berhubungaan dengan dasr tumpuan. Maksudnya, jika tubuh di anggap segmen – segmen, maka stabilitas akan semakin besar jika tidak berat dari setiap segmen tubuh itu tersusun secara vertical di atas titik berat dari segmen yang ada di bawahnya. Gambar
c. Jenis – jenis posisi statis 1) Tumpuan (support) Tumpuan adalah posisi statis yang stabil yang dilakukan dengan menggunakan tenaga tangan dan lengan agar tubuh serta bahu berada pada suatu alat. Pada posisi ini dapat dibedakan antara tumpuan depan, tumpuan belakang, tumpuan lengan atas, tumpua lengan bawah, tumpuan samping, tumpuan memanjang, dan lain- lain. Gambar
Bertumpu , adalah setiap posisi yang menempatkan poros bahu berada di atas alat. Gambar
2) Gantungan (hang) Gantungan adalah posisi statis dimana bahu berada dibawah suatu alat. Banyak gerakan-gerakan lain (seperti ayunan dan locomotion) yang berawal dari posisi menggantung sehingga kemampuan ini perlu di kembangkan terlebih dahulu. Hal yang perlu mengembangkan kekuatan dan daya tahan dari pegangan (grip) serta berbagai posisi yang mungkin di lakukan, sehingga mengembangkan juga kemampuan orientasi ruangnya. Hal ini berlaku juga dalam hal tumpuan, sehingga kekuatan dan daya tahan tumpuan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum di gabungkan dengan gerakan – gerakan lokomotor dan ayunan. Untuk itu perlu di ajarkan berbagai variasi pegangan menggantung seperti pegangan atas (over grip), pegangan bawah (under grip) pegangan campuran (mixed grip), pegangan silang (cross grip), dan pegangan EL (elgrip/eagle). Disamping itu, gantungan dalam posisi tubuh yang berbeda – beda pun harus dikembangkan secara bertahap, seperti gantungan panjang (long hang). Gambar
Bergantung, poros bahu berada di bawah alat Gambar
3) Keseimbangan (balance) Keseimbangan adalah aspek yang sangat penting dalam senam dan sampai pada tahapan tertentu sudah di simpulkan bahwa kemampuan ini dapat dilatih atau dikembangkan. Adapun macam-macam sikap keseimbangan dalam posisi statis ini bisa dibedakan antara keseimbangan dengan satu kaki, keseimbangan dengan pinggul, keseimbangan dengan lutut, keseimbangan dengan dua tangan, keseimbangan engan satu tangan, serta keseimbanga dengan kepala. Gambar
Keseimbangan, berbagai macam sikap bertumpu dan menggantung yang sering memerlukan kekuatan. Mempertahankan ekuilibrium merupakan kebutuhan yang di perlukan dalam semua keseimbangan. Gambar
4) Istilah tambahan Jongkok, lutut dan pinggul bengkok Gambar
Menyudut, kedua tungkai lurus dan pinggul bengkok Gambar
Lurus, posisi seluruh tubuh lurus Gambar
Membusur, punggung bawah di lentingkan ke depan Gambar
Bulat punggung, otot perut di tarik ke dalam Gambar
5) Kedudukan sikap static Setiap gerakan dasar tergantung dari kemamuan si anak untuk enunjukan posisi static yang baik. Static memainkan peranan penting dalam senam, karena semua gerakan berputar, mengayun, melayang, take-off, posisi pendaratan datang daari berbagai psisi statik. 6) Prinsip gerak Empelajari static akan berhubungan dengan suatu obyek yang diam atau dalam keseimbangan. Si anak yang beraa dalam keseimbangan adalah ia berada pada ekuilibrium. Semua gaya yang ada pada si anak berada dalam keseimbangan. Stabilitas, istilah ini adalah kemampuan si anak mempertahankan gerakan pada posisi ekuilibrium . Gambar
Titik Berat Badan (TBB) TBB adalah pusat berat, ini merupakan pembagian posisi rata-rata beerat si anak.Ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap keseimbaangan. Gambar pada halaman berikut menunjukkan tempat – tempat pusat berat atau TBB. Gambar
7) Factor-faktor yang mempengaruhi stabilitas Daerah tempat bertumpu. Pada umumnya semakin besar daerah tumpuan akan semakin tinggi stabilitas. Tinggi TBB diatas tumpuan. Pada umumnya semakin tinggi TBB dari tempatnya bertumpu, akan semakin kecil tingkat stabilitas. Hubungan TBB dengan daerah tumpuan. Garis Tegak Lurus (GTL) yang disebut juga dengan Garis Gaya Berat (GGB). Apabila garis tegak lurus gaya berat berada pada daerah tumpuan, maka si anak dikatakan dalam keseimbangan. Gambar
Triangle ABC, daerag tumpuan si anak Garis X, garis gaya berat diluar daerah tumpuan dan TBB. Gambar
Pada saat garis gaya berat berpidah ke salah satu ujung daerah tumpuan, maka keseimbangan akan menurun. Gambar
Daerah Tumpuan Posisi tubuh, merupakan penggambaran bagian tubuh secara terpisah. Pemisahan atau tidak kompakan tubuh mengakibatkan terganggunya stabilitas maksimum. Semua GGb bagian tubuh sedapat mungkin di dekatkan ke pusat daerah tumpuan. Gambar
Titik berat badan, Daerah tumpuan dan stabilitas Gambar
3. Ayunan (swing) a. Ayunan adalah bagian yang integral dengan senam dan dapat diperkenalkan pada tingkat keterampilan manapun. Kegiatan – kegiatan pendahuluan yang berkaitan dengan gantungan dan tumpuan, termasuk berbagai macam pegangan (grip) dan posisi tubuh selama menggantung atau bertumpu merupakan dasar utama dari pembentukan keterampilan mengayun. b. Mekanika Terdapat tiga pertimbangan mekanika yang penting untuk dimengerti dalam gerakan ayunan : 1) Terdapat suatu perbedaan kecepatan didalam fase menaik (ascending) dan fase menurun (descending) dalam ayunan. Fase descending adalah fase di saat momentum ayunan dapat ditingkatkan sementara fase ascending adalah fase ketika momentum akan diturunkan. Hal ini tidak mengherankan jika kita mengetahui bahwa gaya tarik bumi mendukung kita pada fase descending atau ayunan kebawah tetapi sebaliknya akan melawan. 2) Ketika mengayun dengan tangan, pegangan cenderung akan mengetat ketika berayun kesatu arah dan akan mengendor kita untuk melakukan pengetatan kembali (regrasp) pegangan kita pada ujung ayunan yang mengendorkan
pegangan. Utuk melakukan regrasp tersebut, kit tidak perlu membuka atau melepas pegangan kita tadi, tetapi cukup dengan memutar pegangan tadi ke pegangan yang lebih baik. Ini harus terjadi pada titik tertinggi atau titik mati dari ayunan. Gambar
3) Mengecangkan pegangan dengan meremas palang akan meyebabkan tekanan yang berlebihan sehingga akan mengurangi amplitude ayunan serta akan menimbulkan rasa sakit pada tangan. Untuk mencegah hal itu, pesenam atau kita harus belajar untuk mengaitkan tangan kita pada palang. Gambar
c. Jenis – jenis ayunan Ayunan bisa dibedakan menjadi dua macam ayunan besar, yaitu : 1) Ayunan dari gantungan, yang terdiri dari ayunan panjang (long swing), ayunan meluncur (glide swing), ayunan dengan posisi tubuh terbalik, serta ayunan melecut (beat swing).
Gambar
2) Ayunan dari tumpuan, yangbisa dibedakan lagi menjadi ayunan pada palang tunggal, misalnya front leaning support swing, dan ayunan pada palang sejajar, misalnya cross support swing. Gambar
4) Layangan dan ketinggian a. Ketinggian adalah jarak TTB ke lantai/landasan Gambar
b. Layangan Fase melayang ini terjadi bila si anak berada di udara dari satu alat atau permukaan menuju sikap bertumpu atau mendarat di tempat lain. Gambar
c. Prinsip – prinsip mekanik Alur layangan diperkuat pada take off, dan tergantung dari : 1) Sudut take atau pelepasan 2) Kecepatan take-off 3) Ketinggian TBB atau take off atau pelepasan Gambar
Alur layangan ini tidak dapat dirubah selama berada di udara. Perubahan yang dilakukan setelah terlepas dari landasan, seperti membengkokkan badan untuk menaikkan TBB lebih tinggi (a) tidak akan memberikan pengaruh terhadap alur layangan. Gambar
Untuk meningkatkan waktu layangan, ketinggian di atas alat merupakan factor yang penting. Meningkatkan jarak horizontal sendiri tidak akan memberikan perbedaan waktu total di udara. Gambar (a) dan (b) menunjukkan waktu yang sama.
Sumber : Mahendra, Agus.2000.SENAM.Yogyakarta:DEPARTEEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BAGIAN PROYEK PENATARAN GURU SLTP SETARA D-III Sahara, Sayuti.2002.SENAM DASAR.Jakarta:Universitas Terbuka