tentang bagaimana pola tanah yang ada di duniaFull description
macam pola gerak dominan senamDeskripsi lengkap
Metode EksplorasiFull description
eksplorasiFull description
berikut ini contoh barang tambang yang sering di ekplorasi di indonesiaFull description
D
eror ir5000Full description
graph
Full description
Full description
ini pelajaran psikologi pada aspek amcam persepsiDeskripsi lengkap
macam - macam tes intelegensi
WawFull description
apa saja alat alat pemindahan tanah mekanisFull description
Deskripsi lengkap
MACAM-MACAM MACAM-MACAM POLA DASAR EKPLORASI
Untuk melaksanakan pekerjaan eksplorasi di lapangan dibutuhkan suatu design yang tepat. Di dalam hal ini kita mulai dengan pola-pola dasar tertentu yang disesuaikan dengan kondisi genesa endapan dan keadaan morfologi daerah setempat. Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk pola dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1
SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN MASING-MASING POLA
Faktor-faktor yang penting di dalam pemilihan pola dasar eksplorasi adalah se bagai berikut : a. Keadaan permukaan (surface) b. Keadaan bawah tanah (sub surface) (1) Pola bujur sangkar
Digunakan untuk jenis endapan yang mempunyai penyebaran isotrop (mineralisasi homogen) dan topografi landai. Pola ini dipakai untuk kondisi seperti berikut : Contoh : Batubara, Gamping.
Mineralisasi Gamping (Pola: Bujur Sangkar) (2) Pola empat persegi panjang
Pola ini digunakan untuk jenis endapan yang mempunyai penyebaran mineralisasi dengan variasi bijih atau kadar kearah tertentu lebih besar dari variasi kadar kearah lain dimana kondisi topografi landai. Contoh : Nikel, Perak.
Mineralisasi Nikel ( Pola: Persegi Panjang)
2
(3) Pola dasar segitiga (acak)
Pola segitiga digunakan untuk endapan-endapan yang mempunyai penyebaran mineralisasi yang tidak homogen dimana topografi cenderung bergelombang. Contoh : Emas, Tembaga, Besi, Andesit.
Mineralisasi Bijih besi ( Pola : Segitiga )
Mineral Emas (Pola : Segitiga) (4) Pola dasar rhombohedron
Pola ini digunakan untuk kondisi mineralisasi sebagimana dijelaskan pada poin satu dan dua, dimana kondisi dilapangan tidak memungkinkan membentuk pola bujursangkar atau persegi panjang. Contoh : Berlian