LAPORAN PENDAHULUAN STENOSIS DUODENUM
I.
DEFINISI
Stenosis duodenum adalah penyempitan atau striktura lumen duodenum yang abnormal menyebabkan obstruksi yang tidak lengkap. Bedakan dengan atresia yang menyebabkan obstruksi lengkap Stenosis dan atresia duodenum umumnya terdapat pada bagian pertama dan kedua duodenum, kebanyakan pada daerah sekitar papilla Vater. Saluran empedu utama dapat berhubungan dengan mukosa intraluminal web. II.
ANATOMI DAN FISIOLOGI DUODENUM
Intestinum
tenue
merupakan
organ
pencernaan yang sering juga disebut sebagai small intestine atau usus kecil/ usus halus. Intestinum tenue menghubungkan gaster dengan valvulla ileocaecal (bauhini yang merupakan batas antara intestinum tenue dengan intestinum crassum. Seluruh organ yang termasuk dalam intestinum tenue juga merupakan organ!organ intraperitoneal. Intestinum tenue terdiri atas duodenum, jejenum, dan ileum. "uodenum atau juga disebut dengan usus #$ jari merupakan usus yang berbentuk seperti huru% & yang menghubungkan antara gaster dengan jejunum. "uodenum melengkung di sekitar caput pancreas. "uodenum merupakan bagian terminal/ muara dari system apparatus biliaris dari hepar maupun dari pancreas. Selain itu duodenum jg merupakan batas akhir dari saluran cerna atas. "imana saluran cerna dipisahkan mjd saluran cerna atas dan bawah oleh adanya lig. 'reit (m. suspensorium duodeni yang terletak pada %le)ura duodenojejunales yang merupakan batas antara duodenum dan jejunum. "i dalam lumen duodenum terdapat lekukan$
kecil yang disebut dengan plica sircularis. "uodenum terletak di cavum abdomen pada regio epigastrium dan umbilikalis. "uodenum memiliki penggantung yang disebut dengan mesoduodenum. "uodenum terdiri atas beberapa bagian * a.
"uodenum pars Superior Bagian ini bermula dari pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan terletak di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae +umbal I, dan memiliki syntopi * ! nterior * lobus -uadariatus hepatis, vesica %ellea ! osterior * bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae hepatis dan V. cava in%erior ! Superior * %oramen epiploica winslow ! In%erior * caput pancreas
b.
"uodenum pars "escendens erupakan bagian dari duodenum yang berjalan turun setinggi Vertebrae +umbal II 0 III. ada duodenum bagian ini terdapat papilla duondeni major dan minor, yang merupakan muara dari ductus pancreaticus major dan ductus choledocus, jg oleh ductus pancreaticus minor yang merupakan organ apparatus biliaris yang merupakan organ$ system enterohepatic. "uodenum bagian ini memiliki syntopi * ! nterior * %undus vesica %ellea, colon transversum, lobus hepatis de)tra, lekukan usus halus. ! osterior * ureter de)tra, hilus renalis de)tra ! edial * caput pancreas ! +ateral * colon ascendens, %le)ura coli de)tra, lobus hepatis de)tra
c.
"uodenum pars 1oriontal erupakan bagian dari duodenum yang berjalan horiontal ke sinistra mengikuti pinggir bawah caput pancreas dan memiliki skeletopi setinggi Vertebrae +umbal II. "uodenum bagian ini memiliki syntopi * ! nterior * mesenterium usus halus, vasa. esenterica superior, lekukan jejunum ! osterior * ureter de)tra, m. psoas de)tra, V&S, aorta
! Superior * caput pancreas ! In%erior * lekukan jejunum d.
"uodenum pars scendens erupakan bagian terakhir dari duodenum yang bergerak naik hingga pada %le)ura duodenujejunales yang merupakan batas antara duodenum dan jejunum. ada %le)ura duodenojejunales ini terdapat ligamentum yang menggantung yang merupakan lipatan peritoneum yang disebut dengan lig. 'reit (m. suspensorium duodeni yang dimana ligamentum ini juga merupakan batas yang membagi saluran cerna mjd saluran cerna atas dan saluran cerna bawah. "uodenum bagian ini memiliki skeletopi setinggi Vertebrae +umbal I atau II. "uodenum bagian ini memiliki syntopi * ! nterior * mesenterium, lekukan jejunum. ! osterior * pinggir kiri aorta , pinggir medial m. psoas sinistra
Vaskularisasi "uodenum Vaskularisasi duodenum baik arteri maupun vena nya terbagi menjadi $. 2ntuk duodenum pars superior hingga duodenum pars descendens diatas papilla duodeni major (muara ductus pancreticus major, divaskularisasi oleh 3. superior a. pancrearicoduodenalis cabang dari a. gastroduodenalis, cabang dari a. hepatica communis, cabang dari triple hallery yang dicabangkan dari aorta setinggi Vertebae 'horacal 4II 0 Vertebrae +umbal I. dan aliran vena nya lgsg bermuara ke system portae. Sedangkan dibawah papilla duodeni major, duodenum divaskularisasi oleh 3. duodenalis a. mesenterica superior yang dicabangkan dari aorta setinggi Vertebrae +umbal I. Sedangkan aliran vena nya bermuara ke v. mesenterica superior.
5
Innervasi "uodenum "uodenum di innervasi oleh persara%an simpatis oleh truncus sympaticus segmen thoracal VI!4II, sdengankn persara%an parasimpatis nya oleh n. vagus (n. 4
6isiologi "uodenum ada duodenum pars superior secara histologist terdapat adanya sel liberkeuhn yang ber%ungsi untuk memproduksi sejumlah basa. Basa ini ber%ungsi untuk menaikkan p1 dari chymus yang masuk ke duodenum dari gaster, sehingga permukaan duodenum tadi teriritasi dengan adanya chymus yang asam tadi. Selain itu, pada duodenum terjadi proses pencernaan karbohidariat secara enymatic yang telah berbentuk disakarida. "imana duodenum mendapatkan muara dari ductus pancreaticus, dimana pada pancreas diproduksi enyme maltase, lactase dan sukrase. "imana enyme maltase akan ber%ungsi untuk memecah # gugus gula maltose mjd $ gugus gula glukosa. Sdengankn lactase akan merubah # gugus gula laktosa mjd # gugus glukosa dan # gugus galaktosa. Sementara itu, enyme sukrase akan memecah # gugus sukrosa mjd # gugus %ruktosa dan # gugus glukosa. Sementara itu, di dalam duodenum jg terjadi pencernaan lipid secara enymatic. "imana lipid dalam bentuk diasilgliserol akan teremulsi oleh adanya getah empedu yang dialirkan mll ductus choledocus dari vesica %ellea dan hepar. Setelah itu, emulsi lemak tadi akan diubah oleh enyme lipase pancreas mjd asam lemak dan $ diasilgliserol. III.
EPIDEMIOLOGI
Insiden obstruksi duodenum bervariasi antara# dari #7.777 hingga # dari 87.777 kelahiran. 9ebanyakan diperoleh perbandingan antara atresia dan stenosis adalah :*$ atau $*$. tresia duodenum dan stenosis adalah penyebab tersering dari obstruksi intestinum pada bayi yang baru lahir. ;bstruksi
duodenum
berkaitan
dengan
prematuritas
(8<=
dan
polyhidariamnions maternal (::=. Sebagai tambahan, terdapat angka kejadian yang tinggi hubungan antara obstruksi duodenum dan sejumlah anomali, yaitu down syndariome (>:7=, malrotasi (>$7=, kelainan jantung bawaan ($7=.
IV.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
;bstruksi instrinsik pada duodenum terjadi akibat kegagalan vakuolisasi dan rekanalisasi. ?tiologi/penyebab ! kompresi dari permukaan duodenum oleh band!band +add sekunder untuk rotasi lengkap dari usus ! nnular membungkus pancreas ! keturunan resesi% autosomal ! danya olyhidramnion ( saat kehamilan
!6actor resiko #. 9elainan 9romosom 9elainan genetik pada suami atau istri dapat menimbulkan kelainan kongenitalpada anaknya. "engan kemajuan teknik dalam menyelidiki secara langsung bentuk dan jumlahkromosomdalam sel 0 sel manusia, maka dapat ditemukan hubungan antara kelainan dalam jumlah serta bentukkromosomdan kelainan kongenitaltertentu, misalnya kelainan padakromosomautosome $. 6aktor ekanik 'ekanan mekanik pada janin dalam uterus dapat menyebabkan kelainan bentuk. Bentuk kelainan tergantung daerah organ yang mengalami tekanan yang terus menerus, :. 6aktor In%eksi In%eksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenitalialah terutama in%eksi oleh virus. ada masaorganogenesis, yakni dalam triwulan pertama kehamilan, karena in%eksi ini menimbulkan gangguan dalam pembentukan alat 0 alat atau organ dalam tubuh janin. 8. 6aktor umur ibu 9ehamilan di usia tua atau mendekati menopouse beresiko lebih tinggi melahirkan anak dengan kelainan kongenitalcacat. Ini diduga karena menurunnya %ungsi organ yang mendukung proses kehamilan terutama hormon. @. 3adiasi 3adiasi yang terus menerus pada kehamilan dapat menimbulkan mutasigene, yang dapat menyebabkan kelainan kongenitalpada yang dilahirkan
<. 6aktor gii ada ibu hamil yang kekurangan gii beresiko melahirkan bayi cacat dari pada ibu yang hamil kecukupan gii. "iduga vitamin , ribo%lamin, asam %olik, thiamin gii pendukung pada stadiumorganogenesisdi triwulan pertama. A. 6aktor lain Banyak kelainan kongenitalyang tidak diketahui penyebabnya, diduga %aktor 0 %aktor hipo)ia, hipo 0 hiperthermia dan juga masalah 0 masalah sosial dapat menyebabkan kelainan kongenital. 6aktor predisposisi a. Sosial ?konomi 3endah Sosial ekonomi rendah ini berhubungan dengan status gii keluarga. Status gii keluarga yang kurang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, terutama pada masa kehamilan dimana masa ini sangat dibutuhkan asupan gii yang cukup. ii yang cukup sangat diperlukan untuk perkembangan janin. b. +ingkungan +ingkungan juga sangat penting untuk mendukung pertukaran dan perkembangan radikal bebas yang sering disebabkan polusi terutama polusi udara. "idaerah 0 daerah industri dan keadaan lingkungan hidup yang buruk, ini sangat mempengaruhi kesehatan apalagi pada masa 0 masa awal dari kehidupan. c. rande ara ( 2sia ibu waktu hamil lebih dari :7 tahun 9ehamilan diusia tua beresiko lebih tinggi melahirkan anak cacat. "iduga karena menurunnya %ungsi organ yang mendukung proses kehamilan, terutama hormon kehamilan. ato%isiologi
V.
PATOFISIOLOGI
enyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus. 1al tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Sehingga terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan
pada bagian proksimal tempat penyumbatan yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi. walnya, peristaltik pada bagian proksimal usus meningkat sebagai kompensasi adanya sumbatan atau hambatan. Bila obstruksi terus berlanjut dan terjadi peningkatan tekanan intraluminal, maka bagian proksimal dari usus tidak akan berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak teratur dan hilang. eningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi menyebabkan gangguan vaskuler terutama stasis vena. "inding usus menjadi udem dan terjadi translokasi bakteri ke pembuluh darah. roduksi toksin yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri menyebabkan timbulnya gejala sistemik. ?%ek lokal peregangan usus adalah iskemik akibat nekrosis disertai absorbsi toksin!toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. 1al ini biasanya terjadi pada obstruksi usus dengan strangulasi. Bahaya umum dari keadaan ini adalah sepsis. ada obstruksi mekanik sederhana, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. akanan dan cairan yang tertelan, sekresi usus dan udara akan berkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian proksimal dari usus mengalami distensi dan bagian distalnya kolaps. 6ungsi sekresi dan absorbsi membran mukosa usus menurun dan dinding usus menjadi edema dan kongesti. "istensi intestinal yang berat dengan sendirinya secara terus menerus dan progresi% akan mengacaukan peristaltik dan %ungsi sekresi mukosa serta meningkatkan risiko terjadinya dehidariasi, iskemik, nekrosis, per%orasi, peritonitis dan kematian.
VI.
MANIFESTASI KLINIK
! saat berumur beberapa bulan/tahun ejala * untah , bilious dan non bilious Bisa timbul saat dewasa * re%luks gastroeso%ageal, ulserasi peptic, atau obstruksi duodenum proksimal dari stenosis oleh beoar. ! ejala sering tidak berkembang pada masa neonates ! Biasanya anak mengalami mual intermiten dengan muntah. untahan berisi empedu
! nak gagal untuk berkembang ! "apat ditemukan di perut bagian atas kembung. ! "iwarnai empedu muntah pada neonatus berusia $8 jam ejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi. ual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal maka gejala yang dominan adalah nyeri abdomen. "istensi abdomen terjadi bila obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi. ;bstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar umbilikus atau bagian epigastrium. asien dengan obstruksi partial bisa mengalami diare. 9adang 0 kadang dilatasi dari usus dapat diraba. ;bstruksi pada kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada usus halus. 2mumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada obstipasi dan distensi abdomen. untah jarang terjadi. ada obstruksi bagian proksimal usus halus biasanya muncul gejala muntah yang terdiri dari cairan jernih hijau atau kuning dan terlihat dini dalam perjalanan. 2sus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat distensi. Cika obstruksi di distal di dalam usus halus atau kolon, maka muntah timbul lambat dan setelah muncul distensi. untahannya kental dan berbau busuk (%ekulen sebagai hasil pertumbuhan bakteri berlebihan sekunder terhadap stagnansi. Dyeri perut bervariasi dan bersi%at intermittent atau kolik dengan pola naik turun. Cika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus (jejenum dan ileum bagian proksimal maka nyeri b ersi%at konstan/menetap.
VII.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
??3I9SD 6ISI9 Inspeksi * tampak contour/ peristalsis lambung atau usus di daerah epigastrium. ada Inspeksi ("istensiabdomen, perut buncit, muntah 0 muntah warna kehijauanalpasi * tampak distended pada daerah epigastrium disebabkan oleh duodenum dan gaster yang berdilatasi
+aboratorium 'es laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,
tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi. ada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. eningkatan serum amilase sering didapatkan. +eukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada :E= ! @7= obstruksi strangulasi dibandingkan $A= ! 88= pada obstruksi non strangulata. 1ematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidariasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. nalisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda 0 tanda shock, dehidariasi dan ketosis.
3adiologik ada %oto posisi tegak akan tampak bayangan air %luid level yang banyak di
beberapa tempat (multiple air %luid level yang tampak terdistribusi dalam susunan tangga (step ladder appearance, sedangkan usus sebelah distal dari obstruksi akan tampak kosong. Cumlah loop dari usus halus yang berdilatasi secara umum menunjukkan tingkat obstruksi. Bila jumlah loop sedikit berarti obstruksi usus halus letaknya tinggi, sedangkan bila jumlah loop lebih banyak maka obstruksi usus halus letaknya rendah. Semakin distal letak obstruksi, jumlah air %luid level akan semakin banyak, dengan tinggi yang berbeda!beda sehingga berbentuk step ladder appearance. Bayangan udara di dalam kolon biasanya terletak lebih ke peri%er dan biasanya berbentuk huru% F2G terbalik. ;bstruksi kolon ditandai dengan dilatasi proksimal kolon sampai ke tempat obstruksi, dengan dekompresi dari kolon bagian distal. 9olon bagian proksimal sampai letak obstruksi akan lebih banyak berisi cairan daripada %eses. 2sus halus bagian proksimal mungkin berdilatasi, mungkin juga tidak. "ugaan tumor kolon dapat dibuat %oto barium enema. 6oto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas <<= pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas E8= pada obstruksi kolon. 6oto thoraks diperlukan untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah dia%ragma kanan yang menunjukkan adanya per%orasi.
&' scan kadang 0 kadang digunakan untuk menegakkan diagnosa pada obstruksi usus halus untuk mengidenti%ikasi pasien dengan obstruksi yang komplit dan pada obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses maupun keganasan.
VIII.
PENATALAKSANAAN
0 ;perasi embedahan dilakukan di bawah anestesi umum Sayatan dibuat di perut bagian atas Stenosis ini biasanya dilewati tanpa menghapus apapun pankreas atau jaringan duodenum. rosedur memotong berbagai* 0 "uodenoduodenostomy 0 lubang dibuat di sisi duodenum atas dan di bawah stenosis diikuti dengan penjahitan dinding duodenum di lubang bersama untuk membentuk
bypass
(sisi
untuk
memotong
sisi
0 "uodenojejunostomy 0 akhir untuk memotong sisi duodenum untuk jejunum 0 astrojejunostomy 0 sisi perut bagian bawah ke sisi bypass jejunum 0 astroduodenostomy 0 sisi perut bagian bawah ke sisi dari bypass duodenum 0 3esusitasi cairan 0 "ekompresi dengan D' 0 ntibiotika "asar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan %ungsi usus kembali normal.
3esusitasi. "alam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda!tanda vital, dehidariasi dan syok.asien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidariasi dan gangguan keseimbangan ektrolitsehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. 3espon terhadap terapi dapat dilihatadiengan memonitor tanda!tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (D'. D' digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensiabdomen
6armakologis emberian obat!obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai pro%ilaksis. ntiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
;perati% ;perasi dilakukan setelah rehidariasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder.;perasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikandengan hasil eksplorasi selama laparotomi. #.
ersiapan rabedah 'indakan dekompresi dengan pemasangan sonde lambung (D' dan lakukan
pengisapan cairan dan udara. 'indakan ini untuk mencegah muntah dan aspirasi. 3esusitasi cairan dan elektrolit, koreksi asam basa, hiponatremia dan hipokalemia perlu mendapat perhatian khusus. $.
embedahan Secara umum semua bentuk obstruksi duodenal indikasi untuk dilakukan tindakan
pembedahan. tresia duodenal bersi%at relati% emergensi dan harus dikoreksi dengan tindakan pembedahan selama hari pertama setelah bayi lahir.rosedur operati% standar saat ini berupa duodenoduodenostomi melalui insisi pada kuadarian kanan atas, meskipun dengan perkembangan yang ada telah dimungkinkan untuk melakukan koreksi atresia duodenum dengan cara yang minimal invasive. tau dapat dilakukan tindakan pembedahan nastomosis duodenoyeyunostomi. 'idak dilakukan reseksi bagian atresia, karena dapat terjadi pemotongan ampula vateri dan saluran Hirsungi. rosedur pembedahan dimulai dengan insisi tranversal pada supra umbilikalabdominal, $ cm di atas umbilikus dengan cakupan mulai dari garis tengah sampai kuadarian kanan atas. Setelah membuka kavum abdominal, dilakukan inspeksi didalamnya untuk mencari kemungkinan adanya kelainan anomali lainnya. 2ntuk mendapatkan gambaran lapang pandang yang baik pada pars superior duodenum,dengan sangat hati!hati dilakukan penggeseran hati (liver selanjutnya kolon asenden dan %leksura coli dekstra disingkirkan dengan perlahan!lahan. 'erdapat dua bentuk anastomosis duodenduodenostomy yang dapatadiilakukan yaitu bentuk # Side to side duodenostomy dan $ roksimal tranverseto distal longitudinal ("iamond Shaped "uodenoduodenostomy.
'indakan operasi "iamond Shaped "uodenoduodenostomy ("S"dilakukan sebagai berikut.
IX.
Incisi tranversal pada akhir duodenum pro)imal
Insisi longitudinal dibuat pada bagian yang lebih kecil duodenum distal
apila Vattery ditempatkan dengan melihat bile %low
Dellaton cateter yang kecil dimasukkan melalui ujung segmen distal yang dibuat.
$7 ! :7 ml saline hangat diinjeksikan
&ateter kemudian dilepas
KOMPLIKASI
"apat ditemukan kelainan kongenital lainnya. udah terjadi dehidariasi,terutama bila tidak terpasang line intravena. Setelah pembedahan, dapat terjadi komplikasi lanjut seperti pembengkakan duodenum (megaduodenum, gangguan motilitas usus, atau re%luks gastroeso%ageal.enelitian +aura 9 et al (#JJE yang dilakukan terhadap J$ neonatus dengan atresia duodenal ('ipe I <8=, 'ipe II #A=, 'ipe III #E= dengan melakukan tindakan pembedahan "uodenoduodenostomy (E<=, duodenotomy with web e)cision (A= and duodenojejunostomy (@=, didapatkan komplikasi postoperative (ostoperative &omplications yaitu 8 neonatus (:= dengan obstruksi, congestive heart %ailure (J=, ileus paralitik yang berkepanjangan (8=,pneumonia (@=, in%eksi luka super%isialis (:=. 9omplikasi lanjut termasuk perlekatan obtruksi usus (J=, dismotilitas duodenal lanjut yang menghasilkan megaduodenum yang membutuhkan duodenoplasty (8=, dan gastroesophageal re%luks disease yang tidak respon dengan pengobatan dan membutuhkan pembedahan antire%luk (Dissen 6undoplication Surgery (@=. Strangulasi menjadi penyebab dari keabanyakan kasus kematian akibat obstruksi usus. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil!hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. 2sus yang mengalami strangulasi mungkin mengalami per%orasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum. 'etapi meskipun usus tidak mengalami per%orasi bakteri dapat melintasi usus yang permeabel tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan shock septik.
! Intestinal obstruksi e.c ! adhesive "uodenal dismotility ! egaduodenum dengan sindrom blind loop 3e%luks duodenogastrik ! gastritis 2lkus eptic &holelithiasis ! 9omplikasi yang terkait dengan operasi besar mungkin terjadi o erdarahan o In%eksi o angguan pernapasan (kesulitan berna%as o 1ipotermia (suhu tubuh rendah o 3endah urin o ;bstruksi usus o 6istula 0 kebocoran pada garis jahitan os ;perasi dan erawatan Setelah
X.
ASUHAN KEPERAWATAN
a. engkajian #. ola nutrisi ( menurut ganer a ola nutrisi dan metabolik enurunan na%su makan, mual, muntah karena adanya obstruksi gas dan akan meningkatkan tekanan intraabdomen. embatasan makanan dari 3umah Sakit diet rendah sisa, bubur. b ola eliminasi BB # 9onstipasi K karena kelemahan peristaltik usus $ 6eces K konsistensiKskibala : "iare K biasanya terjadi ada penyulit enterokolitis c ola akti%itas dan latihan # kti%itas kebiasaan klien setiap hari $ 9ebutuhan hidup ( "+ sehari 0 hari : ekerjaan klien d ola reproduksi dan se)ual # 'anda 0 tanda kelamin sekunder, waktu pertama kali menstruasi $ 'anda 0 tanda kelamin primer
: Status klien, bujang, menikah, tidak menikah e ola istirahat dan tidur Istirahat tidur berkurang, merasakan keadaan sakitnya, setuasi tak adapti% lingkungan rumah sakit % ola persepsi sensori # Dyeri * kadang distensiabdomen $ Sensasi nyeri baik g ola kogniti% # "aya ingat baik $ 9esadaran, tergantung sakitnya h ola peran hubungan keluarga 1ubungan keluarga, orang tua, anak, kakak, adik i ola persepsi dan konsep diri # 1arga diri rendah * adanya citra tubuh yang terganggu j ola koping dan toleransi stress # 1obiK untuk mengalihkan perasaan $ 'eman dekatK untuk mencurahkan perasaannya : Intro/ e)o%etK menghadapi masalah k ola nilai kepercayaan # kepatuhan beribadah, agama klien $ hubungan kedekatan dan beribadah menurut klien $. emeriksaan %isik bdomen* I. * "istensiabdomen, perut membuncit .* eningkatan bising usus, karena terjadi sunbatan, pasase usus terganggu * "e%ansabdomen, teraba masaskibala, nyeri * 'impani, pekak B. "iagnose dan Intervensi #. angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah 'ujuan * ! keseimbangan cairan dan elektrolit tidak terganggu
kriteria hasil ! Intake dan output seimbang ! 'idak ada tanda 0 tanda dehidrasi Intervensi ! 'anda 0 tanda vital normal intervensi ! wasi masukan dan keluaran cairan ! 9aji tanda 0 tanda dehidrasi ! 9aji tanda 0 tanda vital ! &atat intake dan output ! 9olaburasi untuk pemberian cairan parenteral $. 3esiko tinggi in%eksi berhubungan dengan luka, tindakan in%asi% ( &arpenito, #JJJ 'ujuan * ! gar tidak terjadi in%eksi 9riteria hasil * ! +uka bersih ! 'idak ada tanda 0 tanda in%eksi Intervensi * ! 3awat luka secara aseptik dan antiseptik ! 9aji tanda 0 tanda in%eksi ! 9olaburasi gii untuk pemberian antibiotika :. 3esiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah 'ujuan * ! gar kebutuhan nutrisi terpenuhi 9riteria hasil * ! Berat badan seimbang ! 1b dan albumin dalam keadaan normal Intervensi * ! 9aji penyebab mual, muntah ! onitor intake makanan ! Berikan situasi makan yang menyenangkan ! njurkan untuk makan porsi kecil tetapi sering
! 9olaburasi pemeriksaan 1b dan albumin per minggu ! onitor berat badan ! 9aji keadaan kulit klien