A. Konsep Dasar 1. Def Definis nisi Kas Kasus Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir. Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat alat serta tidak tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya umumnya berlangsung berlangsung kurang dari 24 jam.(!bdul "ari #aifuddin, 2$$2) Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses pengeluaran janin yang yang terj terjadi adi pada pada keha kehami mila lan n %ukup %ukup bula bulan n (&' (&'42 42 ming minggu) gu),, lahi lahirr spont spontan an denga dengan n presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 1 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Pra*irohardjo, 2$$1). +adi, dapat disimpulkan bah*a post partum spontan belakang kepala adalah proses lahirnya bayi yang terjadi pada kehamilan %ukup bulan (&'42 minggu) dengan tenaga ibu sendiri, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 1 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. 2. tiologi Penyebab Penyebab persalinan persalinan belum pasti diketahui,namun diketahui,namun beberapa beberapa teori menghubungkan menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (-afifah, 2$11) a. eori ori pen penur urun unan an hor hormo mone ne 12 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. /ungsi progesterone sebagai penenang otot otot polos rahim dan akan menyebabkan menyebabkan kekejangan kekejangan pembuluh pembuluh darah sehingga timbul timbul his bila progesteron progesteronee turun. b. eori eori pla%enta menjadi tua urunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim. %. eori ori dist disten ensi si rahi rahim m 0ahim yang menjadi menjadi besar dan merenggang merenggang menyebabkan menyebabkan iskemik otototot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta. d. eori ori irit iritas asii meka mekani nik k
Di belakang serik terlihat ganglion serikale(fleksus franterrhauss). "ila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus. e. nduksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis serikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi peme%ahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus. &. 3anifestasi Klinis Perubahan fisik a. nolusi uterus !dalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan sehingga men%apai keadaan seperti sebelum hamil. #etelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa b.
nyerimulesmules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke 2& hari. Kontraksi uterus ntensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi olume %airan intra uteri. #etelah 1 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
%.
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti. !fter pain erjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke &. !fter pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada %aum uteri, dan gumpalan darah (stoll %ell) dalam %aum uteri .
d.
ndometrium Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spunglosum, bagian atas setelah 2 & hari tampak bah*a lapisan atas dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lo%hia.
pitelisasi
endometrium siap dalam 1$ hari, dan setelah minggu endometrium tumbuh kembali. pitelisasi tempat plasenta 5 & minggu tidak menimbulkan jaringan parut, e.
tetapi endometrium baru, tumbuh di ba*ah permukaan dari pinggir luka. 6arium
#elama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. 3asa nifa terjadi pematangan sel telur, oulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya f.
terlambat karena pengaruh hormon prolaktin. 7o%hia !dalah %airan yang dikeluarkan dari uterus melalui agina dalam masa nifas, sifat lo%hia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. +umlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir *aktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk. 7o%hia dibagi dalam beberapa jenis 8 1) 7o%hia rubra Pada hari 1 2 ber*arna merah, berisi lapisan de%idua, sisasisa %horion, liguor amni, rambut lanugo, erniks %aseosa sel darah merah. 2) 7o%hia sanguinolenta Dikeluarkan hari ke & ' *arna merah ke%oklatan ber%ampur lendir, banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati. &) 7o%hia serosa Dikeluarkan hari ke ' 1$, setelah satu minggu ber*arna agak kuning %air dan tidak berdarah lagi. 4) 7o%hia alba #etelah 2 minggu, ber*arna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel epitel, mukosa seriks dan kuman penyakit yang telah mati.
g.
#eriks dan agina "eberapa hari setelah persalinan, osteum e9ternum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata (retakretak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. :agina saat persalinan sangat diregang lambat laun men%apai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke& post partum, rugae
h.
mulai nampak kembali. Perubahan pada dinding abdomen -ari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama. #etelah 2 & minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis re%ti abdominalis (pelebaran otot re%tusperut) akibat janin yang
i.
terlalu besar atau bayi kembar. Perubahan #istem kardioaskuler
:olume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi %airan e9tra as%uler. ;urah jantung%ardia% output kembali normal setelah j.
partus Perubahan sistem urinaria /ungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi karena desakan pada *aktu janin dilahirkan.
Kadangkadang oedema
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. k.
Pengaruh laserasiepisiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun. Perubahan sistem
l.
karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas Perubahan pada mammae -ari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan %olustrum. -ari ketiga produksi !# sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (asokongesti askuler).
m. 7aktasi Pada *aktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan. "uah dada belum mengandung susu melainkan %olustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae. ;olustrum yaitu %airan kuning dengan berat jenis 1.$&$ 1,$&> reaksi alkalis dan mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi. "ayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra n.
indikasi emperatur emperatur pada post partum dapat men%apai & $; dan normal kembali dalam 24 jam.
o.
Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya %airan melalui agina
ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya agina. ?adi @mumnya denyut nadi pada masa nifas turun di ba*ah normal. Penurunan ini akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya pla%enta. "ertambahnya olume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme
p.
kompensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama. ekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 14$ dan diastole A$ mm-g baik saat kehamilan ataupun post partum merupakan tandatanda suatu keadaan yang harus diperhatikan B.
se%ara serius. -ormon -ormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari, setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat untuk proses laktasi
4. Patofisiologi Dalam masa post partum atau masa nifas, alatalat genetalia interna maupun eksterna akan berangsurangsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahanperubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut Cinolusi. Disamping inolusi terjadi perubahanperubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjarkelenjar mamae. 6tototot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluhpembuluh darah yang ada antara nyaman otototot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahanperubahan yang terdapat pada seriks ialah segera post partum bentuk seriks agak menganga seperti %orong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk sema%am %in%in. Peruabahanperubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kirakira setebal 2> mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisasisa sel desidua basalis yang memakai *aktu 2 sampai & minggu. 7igamenligamen dan diafragma pelis serta fasia yang merenggang se*aktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsurangsur kembali seperti sedia kala.
>. Path*ay
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian fokus a. 0i*ayat ibu 1) "iodata ibu. 2) Penolong. &) +enis persalinan. 4) 3asalahmasalah persalinan. >) ?yeri. E) 3enyusui atau tidak. ') Keluhankeluhan saat ini, misalnya 8 kesedihandepresi, pengeluaran per
aginamperdarahanlokhia, puttingpayudara. ) 0en%ana masa datang 8 kontrasepsi yang akan digunakan. b.
0i*ayat sosial ekonomi 1) 0espon ibu dan keluarga terhadap bayi. 2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah. &) Para pembuat keputusan di rumah.
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian fokus a. 0i*ayat ibu 1) "iodata ibu. 2) Penolong. &) +enis persalinan. 4) 3asalahmasalah persalinan. >) ?yeri. E) 3enyusui atau tidak. ') Keluhankeluhan saat ini, misalnya 8 kesedihandepresi, pengeluaran per
aginamperdarahanlokhia, puttingpayudara. ) 0en%ana masa datang 8 kontrasepsi yang akan digunakan. b.
0i*ayat sosial ekonomi 1) 0espon ibu dan keluarga terhadap bayi. 2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah. &) Para pembuat keputusan di rumah. 4) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat. >) Keper%ayaan dan adat istiadat.
%.
0i*ayat bayi 1) 3enyusu. 2) Keadan tali pusat. &) :aksinasi. 4) "uang air ke%ilbesar.
d.
Pemeriksaan fisik 1) Pemeriksaan umum a) #uhu tubuh. b) Denyut nadi. %) ekanan darah. d) andatanda anemia. e) andatanda edematromboflebitis. f) 0efleks. g) :arises. h) ;:! (;onti%al :ertebral !rea enderness). 2) Pemeriksaan payudara a) Putting susu 8 pe%ah, pendek, rata. b) ?yeri tekan. %) !bses. d) Pembengkakan!# terhenti. e) Pengeluaran !#. &) Pemeriksaan perut uterus a) Posisi uterustinggi fundus uteri. b) Kontraksi uterus. %) @kuran kandung kemih.
4) Pemeriksaan ulaperineum a) Pengeluaran lokhia. b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi. %) Pembengkakan. d) 7uka. e) -enoroid. >) !ktiitasistirahat nsomnia mungkin teramati. E) #irkulasi pisode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari. ') ntegritas ego Peka rangsang, takut menangis (Cpost partum blues sering terlihat kirakira & hari setelah melahirkan). ) liminasi Diuresis diantara hari kedua dan kelima. A) 3akanan%airan Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kirakira hari ketiga. 1$) ?yeriketidaknyamanan ?yeri tekan payudara pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga sampai kelima pas%a partum. 11) #eksualitas @terus 1 %m di atas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kirakira 1 lebar jari setiap harinya. 7okhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut menjadi lokhia serosa dengan aliran tergantung pada posisi (misal 8 rekumben ersus ambulasi berdiri) dan aktiitas (misal 8 menyusui). Payudara 8 produksi kolostrum 4 jam pertama, berlanjut pada suhu matur, biasanya pada hari ketiga= mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai. 2. Diagnosa Kepera*aran yang sering mun%ul a.
b.
Perubahan pola eleminasi "!K (disuria) berhubungan dengan trauma perineum dan saluran kemih
%.
Perubahan pola eleminasi "!" (konstipasi) berhubungan dengan kurangnya mobilisasi= diet yang tidak seimbang= trauma persalinan.
d.
e.
0esiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.
&. nterensi Kepera*atan No.
1.
&.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola eleminasi "!K (disuria) bd trauma perineum dan saluran kemih.
Tujuan dan Kriteria Hasil #etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 1 9 24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil8 1. ital sign dalam batas normal 2. pasien menunjukkan peningkatan aktifitas &. keluhan nyeri terkontrol 4. payudara lembek, tidak ada bendungan !#.
#etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 1 9 24 jam, diharapkan pola eleminasi ("!K) pasien teratur, dengan kriteria hasil8 1. eleminasi "!K lan%ar, disuria tidak ada, bladder kosong, keluhan ken%ing tidak ada.
Rencana Intervensi
1.
2. &.
4.
>.
E.
1.
2.
&.
4. >.
E.
Kaji tingkat pasien.
nyeri 1.
Rasional
3enentukan interensi kepera*atan sesuai skala nyeri. Kaji kontraksi uterus, 2. 3engidentifikasi proses inolusi uteri. penyimpangan dan !njurkan pasien untuk kemajuan berdasarkan membasahi perineum inolusi uteri. dengan air hangat &. 3engurangi ketegangan sebelum berkemih. pada luka perineum. !njurkan dan latih pasien %ara mera*at payudara se%ara 4. 3elatih ibu mengurangi teratur. bendungan !# dan +elaskan pada ibu memperlan%ar tetang teknik mera*at pengeluaran !#. luka perineum dan >. 3en%egah infeksi dan mengganti P!D se%ara kontrol nyeri pada luka teratur setiap & kali perineum. sehari atau setiap kali lo%hea keluar banyak. Kolaborasi dokter E. 3engurangi intensitas tentang pemberian nyeri denagn menekan analgesik bial nyeri rangsnag nyeri pada skala ' ke atas. nosiseptor. Kaji haluaran urine, 1. 3engidentifikasi keluhan serta penyimpangan dalam pola keteraturan pola berkemih pasien. berkemih. 2. !mbulasi dini !njurkan pasien memberikan rangsangan melakukan ambulasi untuk pengeluaran urine dini. dan pengosongan bladder. !njurkan pasien untuk &. 3embasahi bladder membasahi perineum dengan air hangat dapat dengan air hangat mengurangi ketegangan sebelum berkemih. akibat adanya luka pada !njurkan pasien untuk bladder. berkemih se%ara teratur. 4. 3enerapkan pola !njurkan pasien untuk berkemih se%ara teratur minum 2>$$&$$$ akan melatih pengosongan ml24 jam. bladder se%ara teratur. Kolaborasi untuk >. 3inum banyak
melakukan kateterisasi bila pasien kesulitan berkemih. E.
4.
>.
Perubahan pola eleminasi "!" (konstipasi) bd kurangnya mobilisasi= diet yang tidak seimbang= trauma persalinan.
#etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 1 9 24 jam, diharapkan pola eleminasi ("!") teratur, dengan kriteria hasil8 1. Pola eleminasi teratur, feses lunak dan *arna khas feses, bau khas feses, tidak ada kesulitan "!", tidak ada feses ber%ampur darah dan lendir, konstipasi tidak ada.
1.
Kaji pola "!", 1. kesulitan "!", *arna, bau, konsistensi dan jumlah. 2. !njurkan ambulasi 2. dini.
#etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 1 9 24 jam, diharapkan !D7 dan kebutuhan beraktifitas pasien terpenuhi se%ara adekuat, dengan kriteria hasil8 1. 3enunjukkan peningkatan dalam beraktifitas. 2. Kelemahan dan kelelahan berkurang. &. Kebutuhan !D7 terpenuhi se%ara mandiri atau dengan bantuan. 4. frekuensi jantungirama dan d dalam batas normal. >. kulit hangat,
1.
&.
!njurkan pasien untuk &. minum banyak 2>$$ &$$$ ml24 jam.
4.
Kaji bising usus setiap jam. >. Pantau berat badan 4. setiap hari. E. !njurkan pasien makan banyak serat seperti buahbuahan dan >. sayursayuran hijau. E.
Kaji toleransi pasien 1. terhadap aktifitas menggunakan parameter berikut8 nadi 2$mnt di atas frek nadi istirahat, %atat 2. peningaktan D, dispnea, nyeri dada, kelelahan berat, kelemahan, &. berkeringat, pusing atau pinsan. 2. ingkatkan istirahat, batasi aktifitas pada 4. dasar nyerirespon hemodinamik, berikan aktifitas senggang yang tidak berat. &. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas %ontoh8 penurunan kelemahankelelahan, D stabilfrek nadi, >. peningaktan perhatian pada aktifitas dan pera*atan diri. 4. Dorong memajukan
memper%epat filtrasi pada glomerolus dan memper%epat pengeluaran urine. Kateterisasi memabnatu pengeluaran urine untuk men%egah stasis urine. 3engidentifikasi penyimpangan serta kemajuan dalam pola eleminasi ("!"). !mbulasi dini merangsang pengosongan rektum se%ara lebih %epat. ;airan dalam jumlah %ukup men%egah terjadinya penyerapan %airan dalam rektum yang dapat menyebabkan feses menjadi keras. "ising usus mengidentifikasikan pen%ernaan dalam kondisi baik. 3engidentifiakis adanya penurunan "" se%ara dini. 3eningkatkan pengosongan feses dalam rektum. Parameter menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat penagruh kelebihan kerja jnatung. 3enurunkan kerja miokardkomsumsi oksigen , menurunkan resiko komplikasi. #tabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas indiidu. Komsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktifitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktifitas bertahap men%egah peningkatan tibatiba pada kerja jantung. eknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan
merah muda dan kering
E.
0esiko infeksi bd trauma jalan lahir.
#etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 1 9 24 jam, diharapkan nfeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil8 1. tanda infeksi tidak ada, luka episiotomi kering dan bersih, takut berkemih dan "!" tidak ada.
aktifitastoleransi pera*atan diri.
oksigen. E. !ktifitas yang maju memberikan kontrol >. !njurkan keluarga jantung, meningaktkan untuk membantu regangan dan men%egah pemenuhan kebutuhan aktifitas berlebihan. !D7 pasien. E. +elaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, %ontoh8 posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst. 1.
Pantau8 ital tanda infeksi.
sign, 1.
2.
Kaji pengeluaran lo%hea, *arna, bau dan 2. jumlah. &. Kaji luka perineum, keadaan jahitan. &.
4.
!njurkan pasien membasuh ula setiap habis berkemih dengan %ara yang benar dan 4. mengganti P!D setiap & kali perhari atau >. setiap kali pengeluaran lo%hea banyak. >. Pertahnakan teknik septik aseptik dalam mera*at pasien (mera*at luka perineum, mera*at payudara, mera*at bayi).
3engidentifikasi penyimpangan dan kemajuan sesuai interensi yang dilakukan. 3engidentifikasi kelainan pengeluaran lo%hea se%ara dini. Keadaan luka perineum berdekatan dengan daerah basah mengakibatkan ke%enderunagn luka untuk selalu kotor dan mudah terkena infeksi. 3en%egah infeksi se%ara dini. 3en%egah kontaminasi silang terhadap infeksi.
Daftar Pustaa "agian 6bstetri dan
-a%ker 3oore.1AAA. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2 .Penerbit "uku Kedokteran <;= +akarta.
-anifa Fikyasastro.1AA'. Ilmu Kebidanan.Gayasan "ina Pustaka #ar*ono Pra*iroharjo=+akarta.
3arylin . Doengoes, dkk.2$$$. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi .Peneribit "uku Kedokteran <;=+akarta