BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Perempuan merupakan mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan yang beragam. Kebutuhan itu mencakup beberapa aspek seperti biopsikososial spiritual dimana jika salah satunya tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakseimbangan. Disini kami akan membahas salah satu contoh ketidak seimbangan yang terjadi pada perempuan yang di sebabkan oleh gangguan pada sistem reproduksi yaitu polimenorea. polimenorea sendiri merupakan salah satu, dari berbagai masalah yang ditimbulkan karena adanya gangguan menstruasi pada perempuan. Siklus menstruasi sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau kondisi medis yang mendasari, tapi polimenore dari siklus menstruasi yang lebih lama mungkin menandakan adanya suatu penyakit atau kondisi kronis. Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari 5 dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari 6,12. Gejala haid tidak normal penyebab anemia lain adalah polimenorhea, kondisi siklus haid yang berjalan lebih pendek dari periode haid normal. Haid polimenorhea terjadi jika siklus haid berjalan kurang dari 21 hari. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan polimenorea ? 2. Bagaimana siklus terjadinya polimenorea ? 3. Apa saja gangguan yang terjadi pada polimenorea ?
4.
Apa saja faktor penyebab gangguan pada polimenorea serta cara penanganannya?
C. Tujuan 1.
Untuk mengetahui bagaimana polimenorea dapat terjadi pada perempuan .
2.
Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi kerena gangguan menstruasi yaitu polimenorea .
3.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan menstruasi polimenorea.
D. Manfaat 1.
Memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami polimenorea.
2.
Mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkena polimenorea.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon tertentu
(‘kurir’
kimiawi
yang
dibawa
didalam
aliran
darah)
yang
menyebabkan mulainya aliran darah ini. Menstruasi adalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi karena adanya serangkaian interaksi antara beber apa kelenjer didalam tubuh. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain: 1. Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu: a. FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise. b. Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. c. LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise. d. Progesteron dihasilkan oleh ovarium 2. Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. 3. Faktor Vascular Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan
perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena. 4. Faktor Prostaglandi Endometrium
mengandung
endometrium,
prostaglandin
prostaglandin. terlepas
dan
Dengan
desintegrasi
menyebabkan
kontraksi
myometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. C. Siklus Haid Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 1015 persen perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari. Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar ratarata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih
teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya. D. Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase. 1. Fase Folikuler. Dimulai dari hari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar fsh sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masingmasing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai
respon
terhadap
penurunan
kadar
hormon
estrogen
dan
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. 2. Fase Ovulasi Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32
jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. 3. Fase Lutuel Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus
luteum
mulai
menghasilkan
HCG
(hormone
chorionic
gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG. E. Siklus endometrium terbagi menjadi 4 fase: 1. Stadium Menstruasi atau Desquamasi. Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Jadi, dengan haid itu keluar darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari servix. Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mucosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah haid. Banyaknya perdarahan selama haid normal adalah ± 50 cc. 2. Stadium Post menstruum atau Stadium Regenerasi.
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsurangsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel
kelenjer-kelenjer
endometrium.
Pada
saat
ini
tebalnya
endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari. 3. Stadium Intermenstruum atau Stadium Proliferasi. Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok. Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu: a) Fase Proliferasi Dini (early proliferation phase) Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. b) Fase Proliferasi Madya (mid proliferation phase). Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus). c) Fase Proliferasi Akhir (late proliferation). Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat. 4. Stadium Praemenstruum atau Stadium Sekresi. Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk
kelenjar
berubah
menjadi
panjang
dan
berliku
dan
mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur. Memang
maksud
dari
perubahan
ini
tidak
mempersiapkan endometrium untuk menerima telur.
lain
dari
pada
Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (stratum spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale. Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai 28. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi. F.
Polimenorea Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari6,12. Gejala haid tidak normal penyebab anemia lain adalah polimenorhea, kondisi siklus haid yang berjalan lebih pendek dari periode haid normal. Haid polimenorhea terjadi jika siklus haid berjalan kurang dari 21 hari. 1. Etiologi polimenorea Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormonhormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma. 2. Patofisiologi Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal.
Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
WOC Perdarahan
Melebarnya pembuluh darah
Pembuluh darah terbuka
Tekanan intrafaskuler meningkat
Lamanya waktu perdarahan
Ketidak seimbangan hormon
Gangguan ovulasi
Rendahnya hormon esterogen
Perdarahan
MK : DEFISIT VOLUME CAIRAN
Kurangnya pengetahuan
MK : ANSIETAS
kontraksi uterus
MK : NYERI
3. Tanda Gejala a. Siklus menstruasi tak teratur (siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). b. Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa c. Nyeri d. Tegang pada payudara e. Cepat emosi dan pusing 4. Pemeriksaan penunjang a. Hitung darah lengkap. TSH, PT, PTT 5. Therapy polimenorea Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron. G. Sistem Rujukan Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam Permenkes No. 01 tahun 2012. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
yang
mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horiontal. Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya. Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendirisendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat.
Rujukan dibagi dlm rujukan medik/perorangan yg berkaitan dgn pengobatan & pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, & pengetahuan tentang penyakit; serta rujukan kesehatan dikaitkan dgn upaya pencegahan & peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan operasional.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN POLIYMENORHEA
A. PENGKAJIAN 1. Identitas klien a. Umur : Rata rata terjadi pada usia 16-42 tahun 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Nyeri Saat Haid b. Riwayat penyakit sekarang 1) Siklus menstruasi tak teratur (siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). 2) Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa 3) Nyeri 4) Tegang pada payudara 5) Cepat emosi dan pusing c. Riwayat penyakit dahulu pasien-pasien dengan poliminorhea mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul pada setiap siklus haid. 3. Pemeriksaan fisik Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6 a. B1 (Breathing) 1) Pernapasan tidak teratur 2) Frekuensi mengalami peningkatan b. B2 (Blood) 1) Denyut jantung mengalami peningkatan. 2) Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg) c. B3 (Brain) 1) Penurunan Konsentrasi 2) Pusing 3) Konjungtiva Anemia
d. B4 (Bladder) Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari e. B4 (Bowel) Nyeri pada adomen Nafsu makan Menurun f. B6 (Bone) Badan mudah capek Nyeri pada punggung
4. Analisis Data No.
Data
Etiologi
Masalah keperawatan
1
DS:
Menstruasi
1. Penyebab timbulnya nyeri:
haid
tidak
teratur. 2. Nyeri
dirasakan
meningkat
saat
aktivitas 3. Lokasi
nyeri
abdomen
sering
Regresi korpus luteum ↓ progesteron↓ ↓ Miometrium terangsang ↓ Kontraksi&disritmia uterus↑
4. kala nyeri 4-6 5. Nyeri
↓
dan
terus – menerus DO:
↓ Aliran darah ke uterus↓ ↓ Iskemia
1. Wajah
tampak
menahan nyeri
↓ Nyeri haid
Nyeri akut
2
DS: 1. Pasien
menyatakan
mudah lelah
Menstruasi
Intoleran
↓
aktivitas
Pendarahan ↓
DO:
Anemia
1. Nadi
lemah
(TD
Kelemahan
90/60 mmHg) 2. Px.
terlihat
↓
pucat
Sclera/ konjungtiva
↓ Intoleran aktivitas
anemi
3
DS:
Menstruasi
1. Px.
menyatakan
merasa gelisah DO:
Ansietas
↓ Nyeri haid ↓ Kurang pengetahuan
1. Pucat 2. Memperlihatkan
↓ Ansietas
kurang inisiatif
5. Diagnosa keperawatan a. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia c. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
6. Intervensi keperawatan a. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi 1) Tujuan: Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien 2) Kriteria hasil: Skala nyeri 0-1 dan Pasien tampak rileks INTERVENSI
RASIONAL
1. Beri linkungan tenang dan
1. Meningkatkan istirahat dan
kurangi rangsangan penuh
meningkatkan
stress
koping
2. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian
kemampuan
2. Analgesik dapat menurunkan nyeri.
analgesic 3. Memudahkan 3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat,
nafas
terapi
tambahan 4. Penggunaan persepsi sendiri atau
dan
dukung
mekanisme koping px 5. Kompres hangat
farmakologi
dalam,
bimbingan imajinasi 4. Evaluasi
non
relaksasi,
prilaku
untuk
menghilangkan nyeri dapat membantu
mengatasinya
lebih efektif 5. Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen 1) Tujuan: Pasien dapat beraktivitas seperti semula.
2) Kriteria hasil: Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan intoleran aktivitas dan Pasien mampu beraktivitas INTERVENSI
RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode
istirahat
tanpa
gangguan, dorong istirahat sebelum makan
aktivitas
bertahap
energi dan
regenerasi
baring
lama
sesuai
kebutuhan
energi
penggunaan
dan
keseimbangan
membantu supply
kebutuhan oksigen
c. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen 1) Tujuan: Pasien bisa kembali 2) Kriteria hasil: a) Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas b) Pasien menunjukkan relaksasi c) Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI
dapat
menurunkan kemampuan 3. Menurunkan
bantuan
untuk
seluler/ penyembuhan jaringan 2. Tirah
2. Tingkatkan aktivitas secara
3. Berikan
1. Menghemat
RASIONAL
dan
1. Libatkan terdekat
pasien/
orang
dalam
1. Keterlibatan
rencana
pasien
perawatan
akan
membantu
merasa
stres
berkurang,memungkinkan energi untuk ditujukan pada
2. Berikan lingkungan tenang dan
penyembuhan
istirahat 2. Memindahkan pasien dari stress 3. Bantu
pasien
untuk
luar
mengidentifikasi/ memerlukan perilaku
koping
meningkatkan
membantu menurunkan ansietas
yang 3. Perilaku yang berhasil dapat
digunakan pada masa lalu
dikuatkan 4. Bantu mekanisme misalnya
pasien
belajar
koping teknik
relaksasi;
masalah
baru,
pada stress
penerimaan saat
ini,
meningkatkan rasa control diri
mengatasi
pasien
stres 4. Belajar mengatasi
cara
baru
untuk
masalah
dapat
membantu dalam menurunkan stress dan ansietas
7. Implementasi keperawatan Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien. 8. Evaluasi keperawatan Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.