Laporan Pendahuluan Praktikum Pemasangan Kateter
oleh Achmad Damayanto, 0906629214 Keperawatan Dewasa VI Kelas D
1. Pengertian Pengertian tentang tindakan tindakan
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter melalui uretrake dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine. Tindakan kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial sehingga sedapat mungkin tindakan kateterisasi dihindari. Berdasarkan bahannya, kateter dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu kateter folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley silikon. Wanita dewasa Laki-laki dewasa Anak-anak
Ukuran kateter Kateter no. 14 / 16 Kateter no. 18 / 20 Kateter no. 8 / 10
Panjang uretra (cm) Kateter yang masuk Yang diberi jelly
Wanita 3,7 – 7 5 – 7,5 3-4
Pria 14 – 20 15 – 22,5 5 – 7,5
2. Tujuan dari tindakan
a. Mengatasi Mengatasi retensi retensi urine; urine; b. Mengukur jumlah produksi produksi urine oleh ginjal secara akurat; c. Untuk memperoleh memperoleh bahan urine steril; steril; d. Mengukur jumlah residu urine urine dalam kandung kemih; e. Memperoleh Memperoleh bahan urine urine bila tidak dapat dapat ditampung ditampung dengan dengan cara lain: menampung menampung urine urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah inkontinensia urine; f. Mengosongkan kandung kandung kemih sebelum dan selama selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostik; g. Memban Membantu tu memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han klien klien untuk untuk mengos mengosong ongkan kan kandun kandung g kemih, kemih, yang yang
digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan; h. Menjaga agar kandung kandung kemih kemih tetap kosong kosong dan penyembuhan penyembuhan luka;
1
i.
Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering pada daerah perinium, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi;
j.
Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal.
3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
Bila melakukan kateterisasi kita harus mempunyai pengetahuan dasar tentang sistem urinarius bagian bawah, yaitu: a. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril; b. Spincter urethra bagian luar tidak steril; c. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat anti bakterial yang dapat membantu kandung kemih tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi; d. Kuman patogen yang masuk ke dalam urethra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal; e. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali ada cidera. Klien yang mempunyai daya tahan yang rendah akibat suatu penyakit atau stres yang berat merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing.
4. Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi
1. Indikasi a. Mengatasi retensi urine; b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat; c. Untuk memperoleh bahan urine steril; d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih; e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain: menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah inkontinensia urine;
2. Kontra Indikasi Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi. 2
3. Komplikasi
Komplikasi pemasangan kateter antara lain : - Bakterial Shock - Striktur uretra - Ruptur uretra - Perforasi buli-buli - Pendarahan - Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
5. Alat dan bahan yang digunakan
a. Urine bag, set kateter b. Jelly c. Plester d. Set bengkok+pinset steril e. Sarung tangan steril f. Perlak/ alas pada klien g. Spuit isi aquades h. Kapas + cairan sublimat
i. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun j. Sampiran k. Penerangan yang cukup
6. Protokol atau prosedur dari tindakan
1) Prainteraksi (siapkan diri perawat dan peralatan ) Diri perawat: •
Cuci tangan
•
Kaji status klien dan cek instruksi dokter
•
Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik. Tentukan apakah menggunakan indewelling kateter atau straight kateter.
•
Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
Siapkan alat 2) Orientasi (persiapan klien) •
Jelaskan prosedur 3
•
Pertahankan privasi klien: pasang sampiran/ tarik tirai
•
Berikan posisi yang nyaman: posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi (wanita) dan posisi supine dengan kaki abduksi (pria)
3) Implementasi Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk mengkaji adanya r etensi urine 4) Pasang sarung tangan 5) Lakukan vulva hygine atau perineal hygine
6) Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter 7) Masukkan kateter sampai urine mengalir. Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2cm dari meatus untuk menahan kateter agar tidak terdorong ke luar. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke urine bag. 8) Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-kira 2,5cm. 9) Lepas sarung tangan steril 10)
Plester kateter. Pria: ke abdomen bagian bawah. Wanita: kea rah paha
11)
Bantu klien pada posisi yang nyaman
12)
Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-alat yang
bukan sekali pakai. 13)
Cuci tangan
14)
Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar, straight kateter masuk dan dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit, dank lien nyaman.
Perawatan Folley Catheter A. Definisi
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter.
B. Tujuan 4
Tujuan dari perawatan kateter adalah: 1.
Menjaga kebersihan saluran kencing
2.
Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
3.
Mencegah terjadinya infeksi
4.
Mengendalikan infeksi
C. Alat dan Bahan
1.
Sarung tangan steril
2.
Pengalas
3.
Bengkok
4.
Kapas steril
5.
Kasa steril
6.
Antiseptic (povidine iodine)
7.
Aquadest/air hangat
8.
Korentang
9.
Plester
10. Gunting 11. Pinset 12. Kantung sampah
D. Prosedur
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
3.
Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
4.
Pasang tirai, gorden yang ada
5.
Cuci tangan
6.
Oles bensin pada plester dan buka dengan pinset
7.
Buka balutan pada kateter
8.
Pakai sarung tangan steril
9.
Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter
10. Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi dengan aquadest / air hangat dengan arah menjauhi uretra
5
11. Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi waten + bethadin dengan arah menjauhi uretra 12. Balut ujung penis dan kateter dengan kasa steril kemudian plester 13. Posisikan kateter ke arah perut dan plester 14. Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien 15. Kembalikan alat ke tempatnya 16. Cuci tangan 17. Dokumentasikan tindakan
E. Evaluasi
1.
Kita evaluasi apakah indwelling kateter terpasang dengan baik (straight kateter yang telah dimasukkan dapat dikeluarkan kembali dengan baik)
2.
Fiksasi eksternal nya
3.
Fiksasi kenyamanan klien
F.
Dokumentasi
1.
Tanggal dan waktu pemasangan kateter
2.
Jenis dan ukuran kateter
3.
Jumlah urine
4.
Warna kekeruhan urine
5.
Respon pasien terhadap tindakan
6.
Nama perawat yang bertugas
Daftar Pustaka
Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar FIK UI. (2007). Panduan
Praktikum Keperawatan Dasar I. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Potter, P. A. & Perry, A. G. (1997). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and
Practice . 4th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby, Inc. _______. (2005). Clinical Nursing Skill & Technique . 6th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby, Inc. Price, S. A., & Lorraine, M. W. (2003). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit . 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. . 6