LAPORAN PENDAHULUAN HORDEOLUM
A. Kons Konsep ep Hord Hordeo eolu lum m 1. Pengertian Hordeolum yakni benjolan dikelopak mata yang yang disebabkan oleh
peradangan di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah daerah ini, penyebab utamanya utamanya adalah infeksi akibat bakteri (Sidarta Ilyas,200!"2#. Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul (Indriana Isti$omah, 200%! "#. Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra (&aul 'iordan )ohn *hitcher, 200"! "+#. 2. Etiologi Infe Infeks ksii akut akut pada pada kele kelenj njar ar miny inyak di dala dalam m kelo kelopa pak k mata mata
yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus#. Hordeolum sama dengan jeraat pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa timbul secara berulang. -aktor resiko hordeolum ! 1. &enyakit kronik. 2. esehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. 3. &eradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis. seperti Blefaritis. 4. /iabetes 5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia. 6. 'iayat hordeolum sebelumnya 7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih 8. ondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 3. Klas lasii! ii!a asi acam1macam hordeolum antara lain! a. Hord Hordeo eolu lum m ekst ekster ernu num m erupakan infeksi pada kelenjar eiss atau oll, tempat keluarnya
bulu mata (pada batas palpebra dan bulu mata #. 3rea infeksi berbatas tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas. 4kuran lebih kecil dan lebih superficial daripada hordeolum
internum. 5esi ikut bergerak saat kulit bergerak. )ika mengalami supurasi dapat pecah sendiri kearah kulit. b. Hordeolum internum erupakan infeksi pada kelenjar eibom sebasea yang terletak didalam tarsus. 3rea kecil seperti manic dan edematous terdapat pada konjugti6a palpebra pada perbatasan palpebra dan bulu mata. 5esi tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. /apat pecah kearah kulit atau permukaan konjungti6a. 7amun, karena letaknya dalam tarsus, jarang mengalami pecah sendiri. ". Maniestasi Klinis 8anda dan gejala hordeolum antara lain! a. elopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan
nyeri bila ditekan. b. 3danya pseudoptosis atau ptosis yang mengakibatkan kelopak sukar diangkat. c. 8erjadi pembesaran pada kelenjar preaurikel d. adang mata berair dan peka terhadap sinar e. 3danya abses yang dapat pecah dengan sendirinya. #. Patoisiologi Hordeolum
disebabkan
oleh
adanya
infeksi
dari
bakteri
stafilokokus aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian# dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah# kearah kulit kelopak mata dan konjungti6a biasanya disebut hordeolum internum. 3pabila infeksi pada kelenjar eibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungti6a. 3pabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar eis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chala9ion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom#, baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.
$. Pemeri!saan Penun%ang :6ersi ( pembalikan # palpebra untuk memeriksa permukaan baah
palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini. &emeriksaan ini harus selalu dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anestesi local, pasien duduk didepan slitlamp dan diminta melihat kebaah. &emeriksaan dengan hati1hati memegang bulu mata atas dengan jari telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator tepat diatas tepi superior tarsus. &alpebra dibalik dengan sedikit menekan aplikator kebaah, serentak dengan pengangkatan tepian bulu mata. &asien tetap melihat kebaah, dan bulu mata ditahan dengan menekannya pada kulit diatas tepian orbita superior saat aplikator ditarik kembali. onjungti6a tarsal kemudian diamati dengan pembesaran. 4ntuk mengembalikannya, tepian palpebra dengan lembut diusap kebaah sementara pasien melihat keatas. &. Kompli!asi omplikasi dari hordeolum antara lain! a. Selulitis preseptal b. onjungti6itis adeno6irus c. ;ranuloma pyogenik '. Penatala!sanaan
a. edis . /iberikan eritromisin 2<0 mg atau 2<12<0 mg dikloksasilin % kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama1sama. 2. &engangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah =. &emberian salep antibiotic pada saccus conjuncti6alis setiap = jam. 3ntibiotic sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis. %. 3ntibiotik topikal (salep, tetes mata#, misalnya! ;entamycin, 7eomycin, &olimy>in B, ?hloramphenicol, /ibekacin, -ucidic acid, dan lain1lain. @bat topikal digunakan selama A10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan. <. 3ntibiotika oral (diminum#, misalnya! 3mpisilin, 3moksisilin, :ritromisin, /o>ycyclin. 3ntibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. @bat ini diberikan selama A10 hari. &enggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan. . 3dapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing1masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum. A. @bat1obat simptomatis (mengurangi keluhan# dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya! asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya. +. /ilakukan insisi hordeolum untuk mengeluarkan nanah pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar, jika keadan tidak membaik selama %+ jam. &ada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anesthesia topical dengan patokain tetes mata. /ilakukan anesthesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi bila! a# Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebral. b# Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
c# Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
a. eperaatan # ompres hangat = kali sehari selama 01< menit sampai nanah keluar. 2# Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien. =# Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 8indakan prainsisi! a. Buat klien nyaman b. )ika klien gelisah berikan penyuluhan kesehatan dan peraat tetap berada di samping klien 8indakan pascainsisi! a. 8utup mata dengan bebat berat b. Beritahu keluarga cara membuka bebat c. @bser6asi kurang lebih C2 jam sebelum pulang d. 8utup mata dan bebat dibiarkan di tempatnya kira1kira % jam,kemudian di buka secara hati1hati dan mata di kompres dengan salin hangat secara hati1hati. e. ata mungkin tampak memar sehingga anjurkan klien untuk memakai kacamata (. Konsep Asu)an Kepera*atan 1. Peng!a%ian Kepera*atan a. 'iayat esehatan! . eluhan utama 2. 'iayat kesehatan sekarang =. 'iayat kesehatan dahulu %. ebiasaan sosial! jarang melakukan
peraatan
mata
dan
kebersihan mata. b. &emeriksaan -isik ! . Inspeksi! a# ata tampak kemerahan b# ata tampak bengkak atau edema, tampak arna kekuningan atau putih ditengah kulit atau kelopak mata yang bengkak
2. &alpasi! a# 'asa nyeri timbul saat kelopak mata disentuh atau ditekan b# /itemukan nodul kecil yang tak nyeri pada hordeolum internal c# &emeriksaan diagnostik /itegakkan sesuai dengan gejala. 2. Masala) Kepera*atan asalah keperaatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
hordeolum adalah! . ;angguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan penglihatan akibat edema pada kelopak mata 2. 7yeri berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan edema pada kelopak mata dan kemerahan. =. ;angguan citra tubuh berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan edema pada kelopak mata. %. 'esiko tinggi cedera berhubungan dengan pembesaran kelopak mata
3. Ren+ana asu)an !epera*atan ,NO- dan N-/ DA0NOA 0angguan persepsi sensori pengli)atan
NOSetelah dilakukan tindakan keperaatan >2% jam, diharapkan edema klien dapat teratasi, dengan kriteria hasil! 1 lien dapat mengidentifikasi penyebab dari ketidaknormalan penglihatan (<# 1 lien
N-
7I?! . aji adanya kemerahan pada mata, cairan eksudat, atau ulserasi 2. Instruksikan klien untuk tidak menyentuh matanya =. &indahkan kontak lensa apabila klien memakainya %. Berikan H: untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakitnya <. olaborasikan dengan tim medis lain untuk pemberian obat tetes mata
1
1
Neri
0angguan -itra
mengungkapkan penglihatannya kembali normal (<# lien dapat melakukan aktifitas dengan normal (<# klien dapat melihat dengan normal (<#
Setelah dilakukan tindakan keperaatan >2% jam, nyeri klien dapat teratasi dengan indikator! 1 lien dapat mengidentifikasi penyebab rasa tidak nyaman nyeri (<# 1 lien mengungkapkan nyeri berkurang (<# 1 lien dapat melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dengan mandiri (<# 1 nyeri berkurangChilang (<# Setelah dilakukan
7I?! . aji nyeri klien seperti lokasi, karakteristic, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas serta factor presipitasinya. 2. @bser6asi pada nyeri non 6erbal =. 3njurkan klien untuk mengkompres matanya dengan air hangat %. Berikan H: pada klien untuk dapat menangani nyeri secara sederhana dan gunakan komunikasi terapeutik dengan klien <. olaborasikan dengan tim medis lain untuk menghilangkan nyeri pada matanya.
7I?!
u4u)
tindakan keperaatan . >2% jam, gangguan citra tubuh teratasi denga 2. indicator ! 1 lien dapat mengidentifikasi =. penyebab darai gangguan citra tubuh (<# 1 lien mengungkapkan sudah dapat bersosialisasi dengan baik (<# 1 lien dapat beraktifitas dengan normal (<# 1 &ercaya diri klien meningkat (<#
aji pengetahuan klien tentang hordeolum, gejala, dan penyebabnya. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang sakit yang dialaminya. Bantu klien untuk mengerti, memahami dan menerima keadaannya.
DA5AR PUAKA
:6a, &aul 'iordan dan )ohn &. *hitcher. (200"#. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbur! "#isi 17 . )akarta! :;?. Ilyas, Sidarta. (200#. $lmu %enait 'ata. )akarta! -akultas edokteran 4ni6ersitas Indonesia. Isti$omah, Indriana 7. (200%#. Asuhan (e)era*atan (lien +angguan 'ata. )akarta! :;?.