BAB II TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIPOTIROIDISME
KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi / pengertian
Hipotiroidisme adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan horon-hormon tiroid. (Rumahorbo,Hotma.1999)
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000) Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid terutama tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Kedua hormon ini penting karena mereka ada di hampir setiap sel tubuh dan membantu dalam mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi karena penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.(Akmal, Mutaroh., Zely Indahaan.,dkk. 2010
2. Anatomi
3. Epidemiologi
Sebelum Perang Dunia II banyak penyelidik di Indonesia menemukan kretin. kretin. Abu Hanifah menemukan di daerah Kuantan 0,15% kretin di antara 50.000 penduduk. Pfister (1928) menemukan pada suku Alas 17 kretin, 57
kretinoid dan 11 kasus yang meragukan dari 12.000 penduduk; jumlah semuanya meliputi 0,73%. Eerland (1932) menemukan 126 kretin di Kediri dan banyak kretinoid, sedangkan Noosten (1935) menemukan juga kretin di Bali.
4. Etiologi
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah Tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjaryang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
5.WOC
Hipotiroidisme
Peningkatan cairan interstisiil
Gangguan autoimunitas Defisiensi hormone tiroid
Terikat dgn protein kemudian membentuk jel
Merusak kelenjar tiroid
tiroiditis
Meningkat asam karbonat dan kondroitin sulfat
Merusak sintesis hormone tiroid
Disfungsi optimal tiroid
Menimbulkan fibrosis
Menghambat reseptor TSH Sekresi hormone tiroid menurun
lemah
Gangguan mekanisme penjeratan iodida
Mencegah hormone t3dan t4 Menghambat produksi TSH
Detak jantung lambat
Kurang yodium,kelainan biosintesis herediter,terhambatnya antibody lewat plasenta
Defisiensi iodin
Intoleransi aktivitas
Gangguan kretinisme
malu
miksedema
Gangguan penurunan curah jantung
Cacat mental Intoleransi aktivitas
Gangguan konsep diri (citra diri)
Peningkatam sekresi trigobulin kedalam folikel
Gangguan tumbuh kemban
goiter sakit
Suara serak
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Susah bergerak
Gangguan komunikasi verbal
Intoleransi aktivitas
6.Patofisiologi terjadinya penyakit
Untuk memproduksi dan mensekresi hormon tiroid memerlukan iodine.
Produksi hormon tyroid tergantung sekresi TSH dan ingesti iodine yang adekuat.
Hipotalamus mengatur sekresi TSH melalui sistem negatif feedback.
Bila kekurangan iodine atau produksi hormon tyroid terhambat dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tyroid sebagai dampak dari sekresi TSH yang berlebihan sebagai kompensasi untuk meningkatkan sekresi hormon tyroid.
Penurunan hormon tyroid dapat menyebabkan :
Basal metabolisme rate menurun, motilitas saluran cerna menurun, Bradikardia, produksi panas menurun, fungsi neurologi menurun. Metabolisme lemak menurun
serum kolesterol & trigliserid meningkat
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner Penurunan sel darah merah
7. Manifestasi Klinik
Hipotiroidisme ditandai dengan gejala-gejala: 1. Nafsu makan berkurang 2.Sembelit 3.Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat 4.Suara serak 5.Berbicara lambat 6.Kelopak mata turun 7.Wajah bengkak 8.Rambut tipis, kering, dan kasar 9.Kulit kering, kasar, bersisik, dan menebal 10.Denyut nadi lambat 11.Gerakan tubuh lamban 12.Lemah 13.Pusing 14.Capek 15.Pucat 16.Sakit pada sendi atau otot 17.Tidak tahan terhadap dingin 18.Depresi 19.Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman 20.Alis mata rontok 21.Keringat berkurang
8. Klasifikasi
Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu : 1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus 2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid 3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi perifer. Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
Hipotiroidisme terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu : 1. Bawaan (kretinisme) a. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea. b. Kelainan hormogonesis
~ Kelainan bawaan enzim (inborn error) ~ Defisiensi yodium (kretinisme endemik) ~ Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal) 2. Didapat Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar yang sebelumnya normal. Panyebabnya adalah a. Idiopatik (autoimunisasi) b. Tiroidektomi c. Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain) d. Pemakaian obat anti-tiroid e. Kelainan hipofisis. f. Defisiensi spesifik TSH
Berdasarkan usia awitan Hipotiroidisme dapat diklasifikasikan menjadi :
Hipotiroidisme Dewasa (Miksedema)
Hipotiroidisme Juvenilis Timbul sesudah usia 1-2 tahun.
Hipotiroidisme Kongenital (Kretinisme) Terjadi sebelum/segera sesudah lahir.
9. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
pemeriksaan laboratorium 1) Tes kadar TRH dilakukan untuk mengetahui kadar TSH 2) Tes kadar T3 dan T4 dilakukan untuk mengetahui kadar T3 dan T4 3) Tes gula darah dilakukan karena sehubungan dengan kerusakan adrenal 4) Titoid Autoantibodi untuk mengetahui antibodi tiroglobulin dan antibod y mikrosomal
10. Diagnosis/Kriteria diagnosis
-
Goitter
-
Miksidema
-
Degradasi mental
-
Kritinisme
-
Autoimunitas
-
Hipotensi
-
Hipotonik
11. Theraphy/ tindakan penanggulangan
Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan adalah dosis awal dan cara menaikkan dosis tiroksin. Tujuan pengobatan hipotiroidisme adalah : a. Meringankan keluhan dan gejala b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH (bukan mensupresi) d. Membuat T3 (dan T4) normal e. Menghindarkan komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan substitusi, yaitu makin berat hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan makin landai peningkatan dosis, dan geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Prinsip substitusi adalah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen pasien. Indikator kecukupan optimal sel ialah kadar TSH normal. Dosis supresi tidak dianjurkan, sebab ada risiko gangguan jantung dan densitas mineral. Tersedia L-tiroksin (T4), L-triodotironin (T3) maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan lagi karena efeknya sulit diramalkan. T3 tidak digunakan sebagai substitusi karena waktu paruhnya pendek hingga perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral terbaik adalah T4
Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak bersama bahan lain yang mengganggu serapan dari usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorbsi, short bowel syndrome, sirosis, obat (sukralfat, aluminium hidroksida, ko lestiramin, sulfas ferosus, kalsium karbonat).
Dosis rata-rata dari penggantian T4 pada orang-orang dewasa adalah kira-kira 1.6 mikrogram per kilogram per hari. Ini diterjemahkan kedalam kira-kira 100 sampai 150 mickograms per hari.
Anak-anak memerlukan dosis-dosis yang lebih besar.
Pada pasien-pasien yang muda dan sehat, jumlah yang penuh dari hormon pengganti T4 mungkin dimulai pada awalnya.
Pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang telah ada sebelumnya, metode dari pengganti hormon ini mungkin memperburuk kondisi jantung yang mendasarinya pada kira-kira 20% dari kasuskasus.
Pada pasien-pasien yang lebih tua tanpa penyakit jantung yang diketahuinya, memulai dengan suatu dosis penuh dari pengganti tiroid mungkin berakibat pada penemuan/pembongkaran penyakit jantung, berakibat pada sakit/nyeri dada atau suatu serangan jantung. Untuk sebab ini, pasien-pasien dengan suatu sejarah penyakit jantung atau mereka yang dicurigai berada pada risiko yang tinggi dimulai dengan 25 mikrogram atau kurang hormon pengganti, dengan suatu kenaikkan dosis yang berangsurangsur pada interva-interval 6 minggu.
Idealnya, pengganti T4 sintetik harus dikonsumsi pada pagi hari, 30 menit sebelum makan. Obat-obat lain yang mengandung zat besi atau antasid-antasid harus dihindari, karena mereka mengganggu penyerapan.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
1).
Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2).
Keluhan utama
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
3).
Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme. Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.
4).
Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan, sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya sebagai efek penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami keluhan yang tidak khas seperti lelah dan penambahan berat badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium yang tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada tahap awal ketika gejalanya masih ringan.
5).
Pemeriksaan fisik Inspeksi -
Ekspresi wajah tumpul
-
Capek
-
Mengantuk
-
Berat badan meningkat
-
Kelambanan mental
-
Kurangnya pertumbuhan rambut
-
Suara parau (seperti katak)
-
Kulit bersisik
-
Oedema seluruh tubuh
-
Sakit kepala
-
Mual
-
Anoreksia
Palpasi -
Denyut nadi melemah
-
Konstipasi
Aukskultasi -
Detak jantung lambat
-
Tekanan darah menurun Perkusi
-
6).
Suara perut dullness
Pemeriksaan Per Sistem
Integumen a) Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal b) Pembengkakan, tangan, mata dan wajah c) Tidak tahan dingin d) Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
Muskuloskeletal a) Volume otot bertambah, glossomegali b) Kejang otot, kaku, paramitoni c) Artralgia dan efusi sinovial d) Osteoporosis e) Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda f) Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis g) Kadar fosfatase alkali menurun
Neurologik a) Letargi dan mental menjadi lambat b) Aliran darah otak menurun c) Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan reflek tendon) d) Ataksia (serebelum terkena) e) Gangguan saraf ( carfal tunnel) f) Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
Kardiorespiratorik a) Bradikardi, disritmia, hipotensi b) Curah jantung menurun, gagal jantung c) Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang) d) Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse e) Penyakit jantung iskemic f) Hipotensilasi g) Efusi pleural
Gastrointestinal a) Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b) Obstruksi usus oleh efusi peritoneal c) Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
Renalis a) Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun b) Retensi air (volume plasma berkurang) c) Hipokalsemia
Hematologi a) Anemia normokrom normositik b) Anemia mikrositik/makrositik c) Gangguan koagulasi ringan
Sistem endokrin a) Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi b) Gangguan fertilitas c) Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat hipoglikemi d) Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun e) Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun f) Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak g) Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bula (moon face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.
2. Diagnosa
Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan detak jantung lambat yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak,dan denyut nadi lambat
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan goiter yang yang ditandai dengan pasien meringis kesakitan pasien tampak menyeringai
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan endokrin yang ditandai dengan lemah, susah bergerak dan oedema, pasien mengeluh lelah,pasien tampak susah bergerak nadi cepat dan lemah
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan goiter ditandai dengan suara pasien serak, pasien jarang bicara pasien tampak berkomunikasi dengan bahasa non verbal
Gangguan citra diri berhubungan dengan kretinisme yang ditandai dengan pasien menarik diri dari pergaulan, pasien tampak malu.
Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kretinisme yang ditandai dengan kecacatan mental
3. Tujuan,Intervensi dan Rasional
No 1
Diagnosa - Gangguan
Tujuan - mempertahankan
Intervensi
Rasional
- mandiri :
- mandiri : 1.mengetahui
penurunan curah
curah jantung yang
1. observasi
jantung
adekuat sesuai
denyut jantung
perubahan denyut
berhubungan
dengan kebutuhan
- kolaborasi :
jantung guna
dengan detak
tubuh yang ditandai
1. memberikan
mendapatkan hasil
jantung lambat
dengan tanda vital
suplemen
pengkajian yang
yang ditandai
stabil, denyut nadi
dengan pasien
perifer normal,
- kolaborasi :
mengeluh
pengisian kapiler
1.menjaga stamina
sesak,dan denyut
normal, status
pasien
nadi lambat
mental baik tidak
lebih akurat
ada disrititmia. Dengan kriteria evaluasi : 1. pasien tidak sesak 2. nadi kembali normal
2
- Gangguan rasa
- mandiri :
- mandiri :
1. pantau respon
1.untuk mengetahui
nyaman
nyeri sehingga
berhubungan
mendapatkan
fisik (observasi
intensitas nyeri
dengan goiter
kenyamanan dengan
tingkah laku)
yang dialami pasien
yang yang
kriteria evaluasi :
ditandai dengan pasien meringis kesakitan pasien
3
- terhindar dari rasa
1. pasien tidak meringis kesakitan 2. pasien tidak
tampak
tampak
menyeringai
menyeringai
- Intoleransi
- dapat beraktifitas
2. lingkungan
2. dapat menambah
yang nyaman
rasa nyaman pasien
3.
3. agar klien tidak
mempertahankan
merasa tertekan.
sikap rasional
- mandiri :
- mandiri : 1.untuk mengetahui
aktivitas
secara normal
1. pantau tanda
berhubungan
dengan kriteria
vital dan catat
hadperkembangan
dengan gangguan
evaluasi :
nadi
kesehatan klien.
endokrin yang ditandai dengan
1. pasien tidak mengeluh lelah
lemah, susah
2. nadi dalam batas
bergerak dan
normal
2. berikan
2.dapat
lingkungan
menghilangkan
yang nyaman
ketidaknyamanan
3. memberikan
dan memperbesar
oedema, pasien
aktivitas yang
terapi analgesic
mengeluh
ringan dan
lelah,pasien
menyenangkan
keadaan relaksasi
tampak susah
contoh: nonton
terhadap klien
3.untuk menambah
bergerak nadi
TV, baca buku,
- kolaborasi :
cepat dan lemah
dll
1. menjaga kondisi
- kolaborasi :
pasien.
1. memberikan suplemen/vitamin
4
- Gangguan
- pasien mampu
- mandiri :
- mandiri : 1. untuk
komunikasi
berkomunikasi
1. pantau fungsi
verbal
dengan lancar
bicara secara
mengantisipasi
periodik
terjadinya paralysis
berhubungan
- pasien mampu
goiter ditandai
menciptakan
dengan suara
metode komunikasi
bicara terus-
pasien serak,
yang dipahami
menerus
pasien jarang
dengan kriteria
bicara pasien
evaluasi :
tampak
1. pasien bisa bicara
2. anjurkan tidak
3. antisipasi
sakit tenggorokan
pasien.kunjungi
jaringan.
pasien secara
dengan bahasa
normal
teratur
verbal
2. untuk mengurangi
akibat edema
dengan suara
2. komunikasi dengan
penekanan trakea
kebutuhan
berkomunikasi
non verbal
pita suara atau
4. memberikan metode komunikasi
3. menurunkan ansietas dan kebutuhan untuk berkomunikasi 4. memfasilitasi
alternative
ekspresi yang
contoh: papan
dibutuhkan.
tulis, kertas tulis 5
- Gangguan citra
- pasien mampu
- mandiri :
- mandiri :
1 beri pasien
1. menambah rasa
diri berhubungan
meningkatkan rasa
dengan
percaya dirinya
kegiatan yang
percaya diri pasien
kretinisme yang
dengan kriteria
dapat
2. pasien dapat
ditandai dengan
evaluasi :
meningkatkan
beradaptasi dengan
percaya diri
keadaan
pasien menarik
1 pasien nampak
diri dari
semangat dalam
pergaulan, pasien
bergaul
tampak malu.
2.pasien mau bergaul dengan orang lain
2. hadirkan pada
sebenarnya.
realita secara
3. pasien merasa
terus-menerus 3. anjurkan keluarga dan kerabat lainnya untuk memberikan
berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
dukungan. 6
- Gangguan
- pasien dapat
- mandiri :
- mandiri :
1.berikan kegiatan
1. untuk
tumbuh kembang
menyesuaikan diri
berhubungan
dengan keadaan
yang dapat
meningkatkan
dengan
mental serta bentuk
dilakukannya.
kemampuan daya
kretinisme yang
tubuh yang
ditandai dengan
dimilikinya dengan
reward apabila
kecacatan mental
kriteria evaluasi :
berhasil
senang dan
melakukan
mempunyai
melakukan aktivitas
kegiatan yang
keinginan untuk
dan mampu
dilakukannya
melakukannya lagi.
2.memberikan
1. pasien mampu
pikir pasien 2. pasien merasa
beradaptasi dengan IQ yang dimiliki
DAFTAR PUSTAKA Bettendorf M. Thyroid disorders in children from birth to adolescence. Eur J Nucl Med. 2002;29:S439 - S46. Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2008;87:F165 - F71. Digeorge, A. Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol. 3. Jakarta : EGC. 2000; Hlm 19371944. Susanto, R. Kelainan Tiroid masa Bayi. Thyroidology Update. Semarang : Bag. Ilmu Kesehatan Anak RS dr. Kariadi. 2009. Guyton, A., Hall, J. Hormon Metabolik Tiroid . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. J akarta : EGC. 1997; Hlm 1189-1201. Rose, S.R. Update Newborn Screening and Therapy for Congenital Hypothyroidism. Off. J of AAP. Pediatrics. 2006; 117;2290-2303. http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/kenali-apa-itu-phenylketonuria http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/ ocw.usu.ac.id/course/.../mk_end_slide_hiperplasia_adrenal_kongenital.pdf http://www.scribd.com/doc/11634448/hipotiroid-kongenital http://www.scribd.com/doc/40820101/hipotiroid-referat