Fraktur Kompresi Vertebra Lumbal
1. Definisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Faktur terjadi terj adi jika j ika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, geraka gerakan n putir putir,, mendad mendadak ak bahkan bahkan kontra kontraksi ksi otot otot ekstrem ekstrem.. Meskipu Meskipun n tulang tulang patah, patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. (Brunner and Suddarth, 21!. Fraktu Frakturr adalah adalah pemisah pemisahan an atau patahn patahnya ya tulang tulang.. "ejala "ejala # gejala gejala fraktur fraktur tergantun tergantung g pada sisi, beratnya beratnya dan jumlah jumlah kerusakan kerusakan pada struktur struktur lain, biasanya biasanya terjadi terjadi pada pada orang orang de$asa de$asa laki%la laki%laki ki yang yang diseba disebabk bkan an oleh oleh ke&elak ke&elakaan aan,, jatuh, jatuh, dan perilaku kekerasan. (Marilyn, '. Doengoes, 1!. 1!. )idera )idera tulang tulang belaka belakang ng adalah adalah &idera &idera mengen mengenai ai &er*i&al &er*i&alis, is, *erteb *ertebrali raliss dan lumbalis akibat trauma + jatuh dari ketinggian, ke&elakakan lalu lintas, ke&elakakan olah raga dsb yang dapat menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang *ertebra sehingga mengakibatkan defisit neurologi ( Sjamsuhidayat, 1!.
2. 'tiologi Menurut -arsono (2!, fraktur lumbal dapat disebabkan oleh a. /e&e /e&ela laka kaan an lal lalu u lint lintas as b. /ompresi atau tekanan pada tulang belakang akibat jatuh dari ketinggian &. /e&elakaan /e&elakaan sebab olah olah raga (penun (penunggang ggang kuda, kuda, pemain pemain sepak sepak bola, bola, penyelam, penyelam, dll! dll! d.
0uka 0uka jejas, jejas, tajam, tajam, tembak tembak pada pada daerah daerah *erte *ertebra bra
e. "ang "anggu guan an spin spinal al ba$a ba$aan an atau atau &a&at &a&at sejak sejak ke&i ke&ill atau atau kond kondisi isi patolo patologi giss yang yang menimbulkan penyakit tulang atau melemahnya tulang.
. Mani Manife fest stas asii /lin /linis is "amb "ambara aran n klin klinik ik terg tergan antu tung ng pada pada loka lokasi si dan dan besa besarny rnyaa keru kerusa saka kan n yang yang terjadi.kerusakan, gambaran berupa hilangnya fungsi motorik maupun sensorik dari tempa tempatt keru kerusak sakan an diser diserta taii sho& sho&k k spin spinal. al. Sho& Sho&k k spin spinal al terja terjadi di pada pada keru kerusak sakan an mendadak mendadak sumsum tulang tulang belakang belakang karena hilangnya hilangnya rangsang yang berasal dari
pusat. eristi$a ini umumnya berlangsung selama 1%3 minggu, kadang lebih lama. 4andanya adalah kelumpuhan flasid, anastesia, refleksi, gangguan fungsi re&tum dan kandung kemih, bradikardia dan hipotensi. Setelah sho&k spinal pulih kembali, akan terdapat hiperrefleksi terlihat pula pada tanda gangguan fungsi otonom, berupa kulit kering karena tidak berkeringat dan hipotensi ortostatik serta gangguan fungsi kandung kemih dan gangguan defekasi (ri&e 56ilson.23!. Sindrom sumsum belakang bagian depan menunjukkan kelumpuhan otot lurik diba$ah tempat kerusakan disertai hilangnya rasa nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan rasa raba dan posisi tidak terganggu (ri&e 56ilson.23!.
7. emeriksaan enunjang a. Sinar 8 spinal menentukan lokasi dan jenis &edera tulang (fraktur atau dislok! b. )4 s&an untuk menentukan tempat luka9jejas &. M:; untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal d. Foto rongent thorak mengetahui keadaan paru e.
<"D
menunjukkan
keefektifan
pertukaran
gas
dan
upaya
*entilasi
(4u&ker,Susan Martin . 2=!
>. atofisologi 4ulang belakang yang mengalami gangguan trauma (ke&elakaan mobil, jatuh dari ketinggian, &edera olahraga, dll! atau penyakit (4rans*erse Myelitis, olio, Spina Bifida, Friedrei&h dari ata8ia, dll! dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumati& pada medulla spinalis tidak selalu terjadi karena fraktur dan dislokasi. 'fek trauma yang tidak langsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis disebut ?$hiplash@9trauma indirek. 6hiplash adalah gerakan dorsapleksi dan anterofleksi berlebihan dari tulang belakang se&ara &epat dan mendadak. 4rauma terjadi pada tulang belakang bagian ser*ikalis ba$ah maupun torakalis ba$ah misal+ pada $aktu duduk dikendaraan yang sedang berjalan &epat kemudian berhenti se&ara mendadak, atau pada $aktu terjun dari jarak tinggi, menyelam yang dapat mengakibatkan paraplegia. 4rauma tidak langsung dari tulang belakang berupa hiperekstensi, hiperfleksi, tekanan *erti&al (terutama pada 4.12sampai 0.2!, rotasi. /erusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersifat sementara atau menetap.
tulang belakang, medula spinalis dapat tidak berfungsi untuk sementara (komosio medulla spinalis!, tetapi dapat sembuh kembali dalam beberapa hari. "ejala yang ditimbulkan adalah berupa oedema, perdarahan peri *askuler dan infark disekitar pembuluh darah. ada kerusakan medulla spinalis yang menetap, se&ara makroskopis kelainannya dapat terlihat dan terjadi lesi, &ontusio, laserasio dan pembengkakan daerah tertentu di medulla spinalis. 0aserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang belakang se&ara langsung karena tertutup atau peluru yang dapat mematahkan 9menggeserkan ruas tulang belakang (fraktur dan dislokasi!. 0esi trans*ersa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena (segmen trans*ersa, hemitrans*ersa, kuadran trans*ersa!. -ematomielia adalah perdarahan dalam medulla spinalis yang berbentuk lonjong dan bertempat disubstansia grisea.trauma ini bersifat ?$hiplash ? yaitu jatuh dari jarak tinggi dengan sifat badan berdiri, jatuh terduduk, terdampar eksplosi atau fraktur dislokasio.kompresi medulla spinalis terjadi karena dislokasi, medulla spinalis dapat terjepit oleh penyempitan kanalis *ertebralis. Suatu segmen medulla spinalis dapat tertekan oleh hematoma ekstra meduler traumati& dan dapat juga tertekan oleh kepingan tulang yang patah yang terselip diantara duramater dan kolumna *ertebralis.gejala yang didapat sama dengan sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor, kista dan abses didalam kanalis *ertebralis. % dapat mengalami hal demikian, dan gejala yang terjadi adalah nyeri radikuler spontan yang bersifat hiperpatia, gambaran tersbut disebut hematorasis atau neuralgia radikularis traumatik yang re*ersible. Aika radiks terputus akibat trauma tulang belakang, maka gejala defisit sensorik dan motorik yang terlihat adalah radikuler dengan terputusnya arteri radikuler terutama radiks 4.= atau 4. yang akan menimbulkan defisit sensorik motorik pada dermatoma dan miotoma yang bersangkutan dan sindroma sistema anastomosis anterial anterior spinal.
3. enatalaksaan rimary Sur*ey Disini dilakukan identifikasi keadaan yang membahayakan klien dan segera ditanggulangi. A = “Airway”
Menjamin kelan&aran jalan nafas dan kontrol *ertebrae ser*ikalis. Aalan nafas dipertahankan dengan melakukan ?&hin lift@ atau ?ja$ thrust@ dapat juga dengan memasang ?guedel@ pada klien dengan multiple trauma dan trauma tumpul di atas kla*ikula kita harus mengagap dan memperlakukan seakan ada fraktur dari *ertebra ser*ikalis dengan memasang ?ne&k &ollar@ sampai dibuktikan negatif. -asil pemeriksaan neurologi yang negatif tidak menyingkirkan ada &edera ser*ikal. /arena itu sebaiknya dibuat %ray &rosstable lateral &er*i&al spino atau s$immer *ie$ dan menilai ketujuh *etebra ser*ikal. B = “Breathing dan Ventilasi”
Sebaiknya thoraks harus dapat dilihat semuanya untuk melihat *entilasi. Aalan nafas yang bebas tidak menjamin *entilasi yang &ukup, pertukaran udara yang &ukup
diperlukan untuk oksigenisasi yang &ukup. Bila ada gangguan instabilitas kardio*askuler, respirasi atau kelainan neurologis. Maka kita harus melakukan *entilasi dengan alat ?bag *al*e@ yang disambungkan pada masker atau pipa endrokeal. Cksigenisasi atau *entilasi yang &ukup pada klien trauma termasuk memberikan
*olume
dan
konsentrasi
oksigen (12
liter
per
menit!
yang
&ukup. ernafasaan yang melebihi 2 kali 9 menit menandakan gangguan respirasi. C = “Circulation”
Salah satu penyebab kematian di rumah sakit adalah pendarahan yang segera tidak diatasi, ditandai dengan hipotensi yaitu a. kesadaran menurun b. $arna kulit pu&at,kelabu menandakan kehilangan darah lebih dari &. nadi &epat dan lemah,ireguler merupakan pertanda hipo*olume endarahan bagian luar diatasi dengan balit tekan, jangan peke torniket karena akan mengakibatkan metabolisme anaerobe.sedangkan pada pendarahan tungkai atau abdomend diatasi dengan memakai M
ada akhir primary sur*ey dilakukan pemeriksaan neurologis untuk menentukan a.
/esadaran, ditentukan dengan metode
b. upil &. :eaksi reflek "las&o$ )oma S&ale (")S! dilakukan pada ?primary sur*ey@ atau ?se&onder sur*ey@. erubahan pada neurologis atau kesadaran klien menunjukkan kelainan intrakranial, dengan demikian kita harus menilai ulang Cksigenisasi+ Eentilasi+ erfusi # = “#ksposure”
/lien harus ditelanjangi untuk pemeriksaan lebih lengkap dan harus diselimuti untuk menghindari hipotermi.
. emeriksaan Se&ondary Sur*ey Se&ondary sur*ey tidak dimulai bila primery sur*ey belum selesai. :esusitasi sudah dilakukan dari e*aluasi
Doenges at
al.2! engkajian se&ondary sur*ey meliputi a.
b.
Sirkulasi
berdebar%debar,
pusing
saat
melakukan
perubahan
posisi,
-ipotensi, bradikardi, ekstremitas dingin atau pu&at &.
'liminasi inkontenensia defekasi dan berkemih, retensi urine, distensi perut, peristaltik hilang
d.
;ntegritas ego menyangkal, tidak per&aya, sedih dan marah, takut &emas, gelisah dan menarik diri
e.
ola makan mengalami distensi perut, peristaltik usus hilang
f.
ola kebersihan diri sangat ketergantungan dalam melakukan
g.
Heurosensori kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis flasid, hilangnya sensasi dan hilangnya tonus otot, hilangnya reflek, perubahan reaksi pupil, ptosi
h.
Hyeri9kenyamanan nyeri tekan otot, hiperestesi tepat diatas daerah trauma, dan mengalami deformitas pada daerah trauma
i.
ernapasan napas pendek, ada ronkhi, pu&at, sianosis
j.
/eamanan suhu yang naik turun
=. , :: K 13%2 89mt, . 4idak ada tanda sianosis
$nter%ensi &'andiri(
)asional
ertahankan jalan nafas+ posisi kepala tanpa pasien gerak
dengan
membutuhkan
&edera bantuan
&er*i&alis untuk
akan
men&egah
aspirasi9 mempertahankan jalan nafas 0akukan penghisapan lendir bila perlu, &atat jika batuk tidak efektif, penghisapan jumlah, jenis dan karakteristik sekret
dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan
/aji fungsi pernapasan
mengurangi resiko infeksi pernapasan trauma pada )>%3 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan se&ara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan hipo*entilasi biasanya terjadi
menyebabkan Cbser*asi $arna kulit
akumulasi
sekret
atau yang
berakibat pnemonia. menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera
antau analisa gas darah
untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai &ontoh hiper*entilasi
Bantu klien untuk melaksanakan latihan
aC2 rendah dan a)C2 meningkat Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang
rentang gerak aktif dan pasif
belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
menurunkan keadaan *ena yang statis dan
kemungkinan terbentuknya trombus Bantu klien dalam melakukan ambulasi /eterbatasan akti*itas tergantung progresif
kondisi
yang
khusus,
tapi
pada
biasanya
berkembang dengan lambat sesuai toleransi b.
Hyeri akut b.d adanya &edera 4ujuan Hyeri hilang atau terkontrol /riteria hasil 1! /lien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol 2! /lien dapat mendomenstrasikan penggunaan inter*ensi terapeutik seperti keterampilan relaksasi, modifikasi perilaku untuk menghilangkan nyeri.
$nter%ensi &'andiri( /aji adanya keluhan nyeri, &atat lokasi, lama
)asional Membantu
menentukan
inter*ensi
dan
serangan, faktor pen&etus atau memperberat. memberikan dasar untuk perbandingan dan
Minta klien untuk mendapatkan skala nyeri 1
e*aluasi terhadap terapi
# 1 ertahankan tirah baring selama fase akut. 4irah baring dalam posisi yang nyaman 0etakkan klien dalam posisi semi fo$ler memungkinkan
klien
untuk
menurunkan
dengan tulang spinal, pinggang dan lutut penekanan pada bagian tubuh tertentu dan dalam keadaan fleksi+ posisi telentang dengan inter*ertebralis. atau tanpa meninggikan kepala 1L % L atau pada posisi lateral Batasi akti*itas selama fase akut sesuai Menurunkan gaya gra*itasi dan gerak yang kebutuhan
dapat
menghilangkan
menurunkan
edema
spasme dan
otot
tekanan
dan pada
struktur sekitar dis&us inter*ertebralis yang
terkena Memfokuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan
;nstruksikan
atau
anjurkan
klien
proses penyembuhan untuk Menghilangkan stress
pada
otot
dan
melakukan mekanisme tubuh atau gerakan men&egah trauma lebih lanjut. yang tepat. Berikan obat sesuai kebutuhan relakskan Merelaksasikan otot dan menurunkan nyeri otot seperti Diaepam
Memfokuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan
;nstruksikan
atau
anjurkan
klien
proses penyembuhan untuk Menghilangkan stress
pada
otot
dan
melakukan mekanisme tubuh atau gerakan men&egah trauma lebih lanjut. yang tepat. Berikan obat sesuai kebutuhan relakskan Merelaksasikan otot dan menurunkan nyeri otot seperti Diaepam c.
:etensi urinarius berhubungan dengan &edera *ertebra 4ujuan Setelah dilakukan tindak kepera$atan retensi urinarius teratasi. /riteria hasil Mengosongkan kandung kemih se&ara adekuat sesuai kebutuhan indi*idu.
$nter%ensi &'andiri( Cbser*asi dan &atat
berkemih
jumlah
)asional frekuensi Menentukan apakah kandung kemih dikosongkan
dan saat kapan inter*ensi itu diperlukan.
0akukan palpasi terhadap adanya distensi Menandakan adanya retensi urine kandung kemih 4ingkatkan pemberian &airan d.
Mempertahankan fungsi ginjal
;mmobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan berjalan 4ujuan /erusakan mobilitas fisik dapat teratasi /riteria hasil 1! Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi 2! Mempertahankan posisi fungsional ! Meningkatkan kekuatan fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh. 7! Menunjukan teknik akti*itas
$nter%ensi &'andiri( )asional /aji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh asien mungkin dibatasi oleh pandangan dari
&edera
dan
perhatikan
persepsi
pasien persepsi diri tentang keterbatasan fungsi
terhadap imobilisasi.
a&tual,
memerlukan
informasi
untuk
Dorong partisipasi pada akti*itas terapeutik9
meningkatkan kemajuan kesehatan Memberikan kesempatan
rekreasi
mengeluarkan energi, memfokuskan kembali
untuk
perhatian dan membantu menurunkan isolasi sosial ;ntruksikan pasien untuk dibantu dalam Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang rentang
gerak
aktif
dan
pasif
pada untuk meningkatkan tonus otot.
ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit.
Memfokuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan
;nstruksikan
atau
anjurkan
klien
proses penyembuhan untuk Menghilangkan stress
pada
otot
dan
melakukan mekanisme tubuh atau gerakan men&egah trauma lebih lanjut. yang tepat. Berikan obat sesuai kebutuhan relakskan Merelaksasikan otot dan menurunkan nyeri otot seperti Diaepam Dorong penggunaan latihan isometik tanpa /ontraksi otot isometik tanpa menekuk sendi menekuk sendi atau menggerakan tungkai, membantu kekuatan otot dan mempertahankan masa otot. /onsul dengan ahli terapi fisik9 okupais, Berguna dalam membuat aktifitas indi*idual rehabilitasi spesial
latihan
AF*A) !"+*AKA
-udak and "allo, (27!, Critical Care Nursing, A Holistic Approach, AB 0ippin&ott &ompany, hiladelpia. Marilynn ' Doengoes, et all, alih bahasa /ariasa ;M, (217!, Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, '"), Aakarta. :eksoprodjo Soelarto, (2>!, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa