LAPORAN PENDAHULUAN PRE NATAL NATAL ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
Disusun Oleh NAMA : SOFHYA THIODORA SILALAHI NIM : 30120113031
PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORROMEUS 2015
A.PENGERTIAN
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002) Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada saat post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Depkes, 2010) Pengkajian prenatal adalah suatu proses pemeriksaan untuk melihat kondisi ibu saat hamil beserta janinnya. Proses tersebut dimulai saat ibu datang pertama kali karena merasa/ diduga hamil, kemudian berlanjut untuk setiap kunjungan sampai kehamilan cukup bulan. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan kelainan dapat mengindikasikan adanya komplikasi yang dapat digunakan (Ida Maryati,2011) Kesimpulan : Antenatal care adalah proses pemeriksaan baik secara fisik maupun mental dimana proses tersebut saat ibu pertama kali datang sampai kehamilan cukup bulan untuk melihat kondisi ibu hamil dan janinnya sehingga keadaan ibu dan anak saat postpartum sehat dan normal .
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum. 1. Alat genitalia wanita bagian luar
a.
Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks. b.
Labia mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari: 1) Bagian luar Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. 2) Bagian dalam Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). c.
labia minora
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual. e.
Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi. f.
Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium. g.
Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat h.Himen (Selaput dara) Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi. h. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
2. Alat genitalia wanita bagian dalam
a. Vagina Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium. 1) Peritoneum a) Meliputi dinding rahim bagian luar b) Menutupi bagian luar uterus c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat d) pembuluh darah limfe dan urat saraf e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot (miometrium) a) Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum . b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan. 4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum. a. Ligamentum latum (1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai ke dinding panggul (2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter (3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi (4) Ligamentum rotundum (teres uteri) (5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus (6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat (7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi b. Ligamentum infundibulo pelvikum (1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul (2) Menggantung uterus ke dinding panggul (3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium c. Ligamentum kardinale machenrod (1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul (2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus d. Ligamentum sacro uterinum Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju os sacrum e. Ligamentum vesika uterinum (1) Dari uterus menuju ke kandung kemih (2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan f. Pembuluh darah uterus a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri spinalis uteri b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika. g. Susunan saraf uterus Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum. c. Tuba Fallopi Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia Fungsi tuba fallopi :
Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi. Tempat terjadinya konsepsi.
Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid. Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu: 1) Korteks ovarii a) Mengandung folikel primordial b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff c) Terdapat corpus luteum dan albikantes 2) Medula ovarii a) Terdapat pembuluh darah dan limfe b) Terdapat serat saraf e. Parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum latum. Batasan parametrium 1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping 2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri 3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium. 4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii C. TUJUAN
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi;
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi,
3.
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
4.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5.
Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).
D. TUGAS DAN PERAN PERAWAT
Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang
Memonitor secara akurat dan cermat tentang kemajuan kehamilan
Penyuluham ibu dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan selama kehamilan Membantu menurunkan keluhan ringan dalam kehamilan Identifikasi komplikasi (deteksi dini)
E. CARA PELAYANAN PRENATAL
Cara pelayanan Antenatal care disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari : a. Kunjungan Pertama 1) Catat identitas ibu hamil 2) Catat kehamilan sekarang 3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu 4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium 6) Pemeriksaan obstetri 7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) 8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi. 9) Penyuluhan/konseling . b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yang terdiri dari: 1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu). 2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28). 3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Saifudin, dkk.,2002), 4. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003). Trimester pertama sebelum minggu ke 14 ; 1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2. Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. 4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya. c. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda). d.Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002) 5. Tinjauan tentang Kunjungan Ibu Hamil Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 2004). Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T” terdiri dari: a.
(Timbang) berat badan .
b. Ukur (Tekanan) darah c. Ukur (Tinggi) fundus uteri d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) e.
Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f.
Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Syaifudin, 2002).
F. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab : Nama, Usia,Tanggal lahir, Ras, Pendidikan terakhir,Pekerjaan, Tanggal Pengkajian b.Keluhan Utama : (alasan datang ke rumah sakit / yang dirasakan oleh klien seperti tanda-tanda kehamilan ) harus meliputi PQRST, yaitu Palliative/provokative, Quantitas/Qualitas, Region, Scale, Timing c.Riwayat Kesehatan Sekarang / Riwayat kehamilan kehamilan,GPA, Umur kehamilan dan taksiran persalinan)
saat
ini
(Diagnosa
Menentukan diangosa kehamilan 1. Presumtive sign
Minggu 2 : perubahan payudara, amenorrhea Minggu 3 : peningkatan frek BAK Minggu 12 : mudah lelah, pembesaran uterus Minggu 18 : Quickening Minggu 24 : Choloasma gravidarum, Linea nigra, Striae gravidarum
2. Probable sign
Minggu 1 : HCg (+) Minggu 6 : chadwick`s sign,goodell`sign, hegar sign, USG : kantung kehamilan (+) Minggu 16 : Ballotement,pembesaran uterus teraba Minggu 20 : Braxton Hicks sign, bagian besar tubuh janin teraba
USG: tampak kantung kehamilan
Terlihat gerakan janin
3. Positif sign
Minggu ke 8 : USG terlihat bagian besar janin Minggu 10 : terdengar DJJ Minggu 20 : gerakan bayi teraba/terlihat oleh pemeriksa
d. Riwayat Kesehatan Dahulu dan Riwayat Obstetric/ Gynaecologic (Riwayat medik, usia pertama kali menstruasi dan riwayat menstruasinya, infertilitas, riwayat terkena penyakit sexual menular (PSM), riwayat sexual, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ) e. Riwayat Kontrasepsi f.
Riwayat Kesehatan Keluarga disertai Genogram ( 3 generasi mulai dari klien ke atas )
g. Riwayat Psikososial (Mekanisme koping, adaptasi kehamilan klien dan pasangan, hubungan seksual) h.
Penerimaan keluarga
i.
Rencana Bersalin
j.
Kebutuhan belajar
k. Activity Daily Living
2. Pemeriksaan Fisik a. Penampilan umum klien (kesadaran, postur tubuh, penampilan fisik ) b. Tanda-tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu ) c. Tinggi dan berat badan (sebelum dan saat hamil ) c. Head to toe / persistem
1. Postur Tubuh
2. Kepala dan Leher Kepala: kebersihan, distribusi rambut dan kekuatannya Muka: chloasma gravidarum, udem Mata:konjungtiva, gangguan penglihatan Mulut: kebersihan, karies, gusi Leher: pembesaran thyroid, peninggian JVP
Chloasma gravidarum
3. Dada dan Payudara
Inspeksi: pengembangan paru, kebersihan payudara, bentuk putting Auskultasi bunyi paru dan jantung Palpasi: massa (batas, konsistensi, mobilitas), colustrum
Bentuk Putting
inverted
Memeriksa colustrum
4. Abdomen
Periksa: bekas luka, striae, linea nigra Periksa Leopold I sd IV DJJ
Linea nigra
Striae gravidarum
menonjol
Pemeriksaan Leopold 1. LEOPOLD I : Tinggi fundus uteri, Bagian apa yang terdapat dalam fundus
2. LEOPOLD II : Bagian apa yang terdapat di kanan kiri perut ibu
3. LEOPOLD III Apa yang terdapat di bagian bawah & bagian bawah sudah/belum tergpegang oleh PAP 4. LEOPOLD IV Berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
Periksa DJJ
5. Genetalia dan Anus
Udem Varises Tanda Chadwick
Tanda Hegar
Tanda Goodell Tanda Piskacek Tanda Ballottement
Keputihan Haemorroid 2. Diagnosa Keperawatan
Trimester 1 : a. Cemas sehubungan dengan: Perubahan pada diri Perubahan fisik akibat kehamilan Perasaan tentang kehamilan Ketidaknyamanan karena kehamilan b. Gangguan dalam proses berkeluarga sehubungan dengan: Respon kelurga karena kehamilan d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan : Morning sickness e. Gangguan pola sexual sehubungan dengan: Ketidaknyamanan pada awal kehamilan Takut menyakiti fetus
Trimester 2 a. Gangguan body image sehubungan dengan Perubahan anatomy dan fisiology karena kehamilan b. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangn ya pengetahuan tentang mempertahankan kesehatan berkaitan dengan Istirahat dan relaksasi c. Nyeri sehubungan dengan Ketidaknyamanan karena kehamilan
Trimester 3 a. Gangguan pola tidur sehubungan dengan : Ketidaknyamanan akibat kehamilan tua Kecemasan tentang persalinan
b. Aktivitas intolerance sehubungan dengan: Peningkatan berat badan dan perubahan pusat gravitasi
3. Intervensi Keperawatan
Hasil Yang Diharapkan : a. Pengelolaan Kolaborative b. Pendidikan Perawatan Diri c. Posture dan Body Mechanik d. Mandi dan Berenang e. Persiapan Untuk menyusukan Bayi f. Review Tentang Tanda-Tanda Bahaya g. Tanda-tanda Persalinan h. Pendidikan Sebelum Bersalin i. Program Pendidikan Pada Orang Tua 4. Evaluasi Keperawatan
Tingkatan keberhasilan tergantung pada ukuran kriteria yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Syaiffudin,Drs.2006.
“Anatomi
dan
Fisiologi
untuk
mahasiswa
keperawatan”.ed.3.Jakarta.EGC Saifuddin, dkk. 2006. “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal ” Jakarta : EGC Wilkinson, Judith M. 2011. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan NANDA, intervensi NIC, KriteriaHasil NOC Edisi 9”.Jakarta : EGC Nugroho, Taufan. 2011. “Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.” Yogyakarta : Nuha Medika