BAB I PENDAHULUAN
1.1
Pengertian Lotion
Lotion
adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air
lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badan menjadi menjadi lembut, lembut, tetapi tidak berasa berminyak berminyak dan mudah dioleskan. dioleskan. Hand and body lotion (losio tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto, et al , 1995). Lotion dapat
juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah ditambah gliserin gliserin untuk untuk mencegah mencegah efek pengeringan, pengeringan, sebaliknya sebaliknya diberi alkohol alkohol untuk cepat kering pada aktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (!nief, 19"#). $ilkinson 19"% menyebu menyebutka tkan, n, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai &iskositas rendah serta dapat mengalir dibaah pengaruh gra&itasi. 'otion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang sehat. adi, adi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan distabilkan oleh emulgator, emulgator, mengandung mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. onsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit ('achman et al., 199#).
1
1.2
Formulasi Lotion
Sed Sediaan iaan lotion ters tersus usun un atas atas komp kompon onen en *at berl berlem emak ak,, air, air, *at peng pengem emul ulsi si dan dan humektan. omponen *at berlemak diperoleh dari l emak maupun minyak dari tanaman, hean maupun minyak mineral seperti minyak minyak *aitun, *aitun, minyak minyak jojoba, jojoba, minyak minyak parafin, parafin, lilin lebah dan sebagainya. +at pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun nonionik. umektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (ellineck, 19-). /alam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari lotion
yang ang dlin dlingi ginnkan kan untu ntuk dikem ikemba banngkan gkan.. 0un 0ungsi dari dari lotion adal adalah ah untu untuk k
mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah kehilangan air, dan mempertahank mempertahankan an bahan aktif (Setyanings (Setyaningsih, ih, dkk., %-). %-). Lotion juga dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan efek protektif dalam pengobatan dermatosis akut. akut. Sebaik Sebaiknya nya tidak digunaka digunakann pada pada luka luka yang yang berair berair sebab sebab akan akan terjadi terjadi caki cakin ng dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di baah lotion yang menjadi cake ( !nief, !nief, 19"#). 19"#). omponenk omponenkompo omponen nen yang menyusun menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, peangi, peangi, dan pengaet (Setyaningsih, dkk., dkk., %-). 2roses 2roses pembuatan pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahanbahan yang larut dalam fase air pada bahanbahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1993). Bahanbahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah sun screen, humekt humektan, an, thickening , mineral mineral oil , setil alkohol, silikon dan preser&atif. Sun screen berfungsi
sebagai ultra &iolet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari
juga bahan dasar pembuatan krim4 lotion. liserin sebagai humektan berfungsi menahan air di baah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan dan
silikon berfungsi sebagai pelembab ( moisturizing ) kulit. (Setyaningsih, dkk.,
%-). Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan, emolient dan pelembab (Setyaningsih, dkk., %-). Selain itu, setil alkohol pada sedian lotion berfungsi berfungsi sebagai thickening agent (6oe, et al.,
%7) dengan konsentrasi %8, 38 dan 18. Thickening merupakan pengental yang
berfungsi sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan idrofil 'ipofil Balan Balance ce ('B). ('B). Thic Thicken kenin ing g agen agentt adal adalah ah suat suatuu *at *at yang yang ditam ditamba bahk hkan an ke dalam dalam suatu suatu formula formula,, yang yang berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii bahan bahan pengen pengental tal atau penger pengeras as di dalam dalam formula formula lotion. Baha Bahann peng pengen ental tal atau thic thicken kenin ing g agen agents ts diguna digunakan kan untuk untuk mengat mengatur ur kekent kekentalan alan produk produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan mempertahankan kestabilan dari produk tersebut (itsui, 199-). Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin 2
lotion bertujuan polymers
untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. :mumnya water soluble
digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan sebagai polimer alami,
semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (itsui, 199-). enurut Schmitt (1993), bahan pengental polimer seperti gum alami, deri&at selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. 2enggunaan bahan pengental dalam pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu dibaah %,58 (Strianse, 1993). 1.3
Perbedaan Body Lotion, Body Cream dan Body Butter
Semua pelembap tubuh ( moisturizer ) dibuat dengan karakteristik tersendiri sehingga memiliki kombinasi air, tipe minyak, dan emolien (pengencer) yang berbeda satu sama lainnya. :ntuk mendapatkan hasilyang terbaik pemilihan pelembap harus sesuai dengan kondisi kulit. alhal yang harus diperhatikan sebelum memilih pelembab tubuh yang tepat bagi antara lain ; seberapa kering kulit tubuh, iklim tempat tinggal, dan bagian tubuh mana yang paling membutuhkan pelembap (!ifen, %11). Secara garis besar, ada tiga jenis pelembab tubuh yang dapat pilih, anrata lain ; 1.7.1 Body Lotion Body Lotion merupakan
sediaan yang paling encer dibandingkan dengan pelembap
lainnya. 'otion yang baik adalah tidak terlalu greasy (berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan di kulit. 'otion merupakan pilihan paling tepat jika membutuhkan pelembap yang ringan atau bila digunakan untuk seluruh tubuh. arena bentuknya ringan dan tidak meninggalkan residu, lotion bisa digunakan di pagi hari tanpa perlu khaatir bisa menempel di pakaian. 'otion baik digunakan apabila berada di iklim yang lembap atau ketika cuaca mulai panas (!ifen, %11). 1.7.% Body Cream Body Cream bentuknya
lebih pekat dibanding lotion dan mengandung lebih banyak
minyak pelembap. rim tubuh ( body cream) ini paling baik digunakan di kulit yang paling kering, seperti lengan dan kaki, yang tak memiliki banyak kelenjar minyak ketimbang dada dan punggung. ika terdapat jeraat di dada dan punggung artinya kulit memiliki minyak alami yang cukup. adi, penggunaan krim dihindari di daerah ini. rim digunakan jika menemukan ada kulit yang mengelupas karena kering meski sudah menggunakan lotion. 2enggunaan krim yang lebih pekat diperlukan pada cuaca dingin atau sedang bepergian ke daerah kering. :ntuk mengunci kelembapan, krim tubuh digunakan segera setelah mandi (!ifen, %11).
3
1.7.7. Body Butter Body Butter
memiliki proporsi minyak paling tinggi. arena itu bentuknya sangat
kental mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter memiliki kandungan shea butter cocoa butter , dan coconut butter . Bentuk pelembap seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan
sulit dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang amat kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit. :ntuk menghindari ceceran residu yang amat berminyak dan bisa menempel ke manamana, lebih baik gunakan body butter di malam hari (!ifen, %11).
4
BAB II SIFA FISI!"#!I$IA BAHAN
2.1
$in%a& 'aitun
a. 2emeriaan
;
inyak *aitun berupa cairan jernih, tidak
berarna atau berarna kuning transparan. inyak *aitun murni diperoleh minyak *aitun diperoleh dengan penyulingan minyak *aitun mentah sehingga isi gliserida minyak tidak berubah. Suatu antioksidan yang cocok dapat ditambahkan (6oe et al %7). b. andungan
;
inyak *aitun mengandung asam lemak
tak jenuh dalam kadar yang tinggi (utamanya asam oleat dan polifenol), &itamin < dan &itamin (6oe et al %7). c. 2enggunaan
;
inyak *aitun banyak digunakan pada
kosmetik dan sediaan farmasi topikal. =elah digunakan dalam formulasi topikal sebagai emolien dan untuk membuat kulit radang menjadi mulus, untuk melembutkan kulit dan kerak di eksim> digunakan untuk minyak pijat, dan untuk melunakkan kotoran telinga (6oe et al %7). d. elarutan
;
Sedikit larut dalam etanol (958)> larut
dengan
eter,
kloroform, light petroleum (5-o?), dan karbon disulfida (6oe et al %7). e. Stabilitas
;
etika
didinginkan,
minyak
*aitun
menjadi keruh sekitar 1o?, dan menjadi massa seperti butter pada o? (6oe et al %7). f. 2enyimpanan ;
inyak *aitun harus disimpan dalam
adah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering (6oe et al %7). g. @nkompatibilitas
;
inyak
*aitun
dapat
disaponifikasi oleh hidroksida alkali karena mengandung asam lemak tak jenuh dalam kadar tinggi, minyak *aitun rentan terhadap oksidasi dan tidak kompatibel dengan agen oksidasi (6oe et al %7). 5
2.2
Asam Stearat
a. Bobot molekul ;
%"#.#- g4mol (6oe et al %7).
b. 2emeriaan
asam stearat berbentuk padat, berupa
;
kristal padat atau serbuk putih atau kekuningan, mengkilap, bau lemah (6oe et al %7). c. 2enggunaan
;
2ada penggunaan topikal, asam stearat
digunakan sebagai agen pengemulsi dan agen untuk meningkatkan kelarutan (6oe et al %7). d. =itik lebur
;
e. oefisien partisi
39-o? (6oe et al %7). ;
'og (minyak ; air) A ",% (6oe
et al %7).
f. elarutan
;
sangat larut dalam ben*en, karbon
tetraklorida, kloroform, dan eter> larut dalam etanol 958, hean, dan propilen glikol> praktis tidak larut dalam air (6oe et al %7).
g. Stabilitas
;
!sam stearat adalah material yang stabil,
antioksidan juga dapat ditambahkan pada asam stearat (6oe et al %7).
h. 2enyimpanan ;
2ada adah tertutup rapat, ditempat yang
sejuk dan kering (6oe et al %7). i. @nkompatibilitas
;
!sam stearat tidak tercampurkan
dengan kebanyakan logam hidroksida dan basa, agen pereduksi, dan agen pengoksidasi. Basis ointment yang dibuat dari asam stearat dapat menunjukkan pengeringan atau penggumpalan berkaitan dengan reaksi ketika dicampurkan dengan garam *ink atau garam kalsium. !sam stearat tidak tercampurkan dengan obat naproen (6oe et al %7). 2.3
(liserin 6
a. Bobot molekul ;
9%.9 g4mol (6oe et al %7).
b. 2emeriaan
liserin tidak berarna, tidak berbau,
;
kental, cairan higroskopis, rasa manis (6oe et al %7). c. 2enggunaan
;
2ada sediaan topikal dan kosmetik,
gliserin digunakan terutama sebagai humektan dan emolien. liserin digunakan sebagai pelarut atau kosol&en pada krim dan emulsi (6oe et al %7). d. =itik lebur
;
1-,"o? (6oe et al %7).
e. elarutan
;
'arut dalam air, etanol dan metanol>
sedikit larut dalam aseton> praktis tidak larut dalam ben*en, kloroform, dan minyak> kelarutan dalam eter 1;5> kelarutan dalam etil asetat 1;11 (6oe et al %7). f. Stabilitas
;
liserin bersifat higroskopis, gliserin
murni tidak mudah dioksidasi oleh atmosfer di baah kondisi penyimpanan biasa, tapi akan terdekomposisi oleh panas dan akan bere&olusi menjadi *at yang toksik. ?ampuran gliserin dengan air, etanol 958, dan propilen glikol stabil secara kimia. liserin membentuk kristal jika disimpan pada temperatur rendah, kristal tidak meleleh sampai penghangatan hingga % o? (6oe et al %7). g. 2enyimpanan ;
liserin dapat disimpan pada adah
kedap udara, di tempat sejuk dan kering (6oe et al %7). h. @nkompatibilitas
;
liserin dapat meledak apabila
dicampur dengan agen pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, atau potasium permanganat. /alam larutan cair, hasil reaksi pada kecepatan lebih lambat dengan membentuk beberapa produk oksidasi. 2enghilangan arna hitam pada gliserin terjadi pada pemaparan sinar, atau pada kontak dengan *ink oksida atau bismut nitrat. !danya besi pada gliserin bertanggung jaab menjadikan arna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin menjadi lebih gelap. liserin membentuk kompleks asam borat, asam gliseroborik, yang lebih kuat daripada asam borat (6oe et al %7).
7
2.)
rietanolamin
a. Bobot molekul ; b. 2emeriaan ;
1#9,19 (6oe et al %7). =rietanolamina tak berarna, berarna
kuning pucat, cairan kental, memiliki sedikit bau amoniak. =rietanolamina adalah campuran basa terutama %,%,% nitrilotriethanol, meskipun juga mengandung dietanolamina dan jumlah yang lebih kecil dari monoetanolamina (6oe et al %7). c. 2enggunaan
;
=rietanolamina banyak digunakan dalam
formulasi farmasi topikal, terutama dalam pembentukan emulsi. etika dicampur dalam proporsi eCuimolar dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamina membentuk sabun anionic dengan p sekitar ", yang dapat digunakan sebagai agen pengemulsi untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air
yang halus, stabil. onsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsifikasi adalah % #8 & 4 & trietanolamina dan %5 kali dari asam lemak. /alam kasus minyak mineral, 58 &4& trietanolamina akan diperlukan, dengan peningkatan yang tepat dalam jumlah asam lemak yang digunakan. 2ersiapan yang mengandung sabun trietanolamina cenderung gelap pada penyimpanan. Damun, perubahan arna dapat dikurangi dengan menghindari paparan cahaya dan kontak dengan logam dan ion logam (6oe et al %7). d. p ; 1,5 (larutan ,1D) (6oe et al %7). e. =itik lebur ; %%1o? (6oe et al %7). f. elarutan ; /apat bercampur dengan
aseton,
metanol, air, dan karbon tetraklorida, kelarutan 1;%# dalam ben*en, kelarutan 1;37 dalam etil eter (6oe et al %7). g. 2enyimpanan ; =rietanolamin dapat berubah menjadi coklat apabila terpapar udara atau cahaya. "58 trietanolamin cenderung akan terbagibagi pada suhu di baah 15o?, omogenitas
trietanolamin
penghangatan
dan
dapat
pencampuran
dipulihkan sebelum
dengan
digunakan.
=rietanolamin disimpan pada adah kedap udara, terlindung dari cahaya dan ditempat kering (6oe et al %7).
8
h. @nkompatibilitas
;
=rietanolamin
akan
bereaksi
dengan asam mineral dan membentuk garam kristalin dan ester. /engan asam lemak yang lebih tinggi, trietanolamin akan membentuk garam yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik sabun. =rietanolamin juga akan bereaksi dengan tembaga dan membentuk garam kompleks. 2enghilangan arna dan presipitasi dapat terjadi karena adanya garam logam berat. =rietanolamin dapat bereaksi dengan reagen seperti tionilklorda untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen, produk reaksi ini sangat toksik (6oe et al %7). 2.*
$etil Paraben
a. Bobot molekul ; b. 2emerian ;
15%,15 g4mol (6oe et al %7). ablur kecil, tidak berarna atau serbuk
hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar (6oe et al %7). c. 2enggunaan ; etilparaben dengan persentase ,% E ,78 digunakan sebagai bahan pengaet pada sediaan topikal. etilparaben bersama dengan metil paraben digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika (6oe et al %7). d. elarutan ; Sukar larut dalam air, dalam ben*ene dan dalam karbon tetraklorida> mudah larut dalam etanol dan dalam eter terbakar (/epkes 6@, 1995). e. Suhu lebur ; 1%5 1%" F? (6oe et al %7). f. Stabilitas ; 'arutan cair metal paraben pada p 7E3 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1%F? selama % menit, tanpa terdekomposisi. 'arutan p 7E3 stabil (kurang dari 18 terdekomposisi) sekitar # tahun pada temperature ruangan. Sementara larutan p " atau lebih terhidrolisis dengan cepat (18 atau lebih sekitar 3 hari pada temperatur ruangan) (6oe et al %7). g. 2enyimpanan ;
/alam adah tertutup baik (/epkes 6@,
1995). h. @nkompatibilitas
; !kti&itas anti bakteri metal paraben dan
paraben lainnya akan menurun jika terdapat surfaktan ninionik, seperti polisorbat ", yang dapat menghasilkan misel. $alaupun 9
propilenglikol (18) menunjukkan potensi pada akti&itas antibakteri paraben dalam keberadaan surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metal paraben dan polisorbat ". @nkompatibilitas dilaporkan terjadi dengan substansi lain seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, sodium alginat, minyak essensial, sorbitol, dan atropin. etil paraben juga bereaksi dengan beberapa gula dan gula alkohol. !bsorpsi metal paraben oleh plastik. 2olietilen dengan berat jenis rendah dan tinggi tidak menyerap metal paraben. etil paraben kehilangan arnanya dengan keberadaan tembaga dan terhidrolisis dengan basa lemah dan asam kuat (6oe et al %7). 2.+
Pro,il Paraben
a. Bobot molekul ; b. 2emerian ;
1",% g4mol (6oe et al %7). Serbuk berarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (6oe et al %7). c. 2enggunaan ; 2ropilparaben dengan persentase ,1 E ,38 digunakan sebagai bahan pengaet pada sediaan topikal. 2ropil paraben bersama dengan metil paraben digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika (6oe et al %7). d. elarutan ; Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih (/epkes 6@, 1995). e. Suhu lebur ; f. Stabilitas ;
95 9" F? (/epkes 6@, 19-9). 'arutan propilparaben berair pada p 7
3 dapat disterilisasi dengan autoklaf tanpa terjadi dekomposisi. 2ada p 73, larutan berair stabil (terdekomposisi kurang dari 18) untuk penyimpanan pada suhu kamar selama # tahun, sementara pada p di atas " dapat cepat terhidrolisis (18 atau lebih setelah penyimpanan selama 3 hari pada suhu kamar) (6oe et al %7). g. 2enyimpanan ;
/alam adah tertutup baik (/epkes 6@,
1995). h. @nkompatibilitas
; !kti&itas antibakteri propil paraben
akan menurun jika terdapat surfaktan ninionik yang dapat menghasilkan
misel.
$alaupun
propilenglikol
(18) 10
menunjukkan potensi pada akti&itas antibakteri paraben dalam keberadaan surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metal paraben dan polisorbat ". @nkompatibilitas dilaporkan terjadi dengan substansi lain seperti magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, tembaga oksida, tragakan, dan ultramarin biru hingga mampu mengurangi daya pengaet propilparaben.
!bsorpsi
propilparaben
oleh
plastik.
2ropilparaben kehilangan arnanya dengan keberadaan tembaga dan terhidrolisis dengan basa lemah dan asam kuat (6oe et al %7). 2.-
Pro,ilengli&ol
a. Bobot molekul ; b. 2emerian ;
-3,9 g4mol (6oe et al %7). ?airan jernih, tidak berarna, kental,
tidak berbau, manis, berasa sedikit tajam seperti gliserin (6oe et al %7).
c. 2enggunaan
;
2ropilenglikol pada konsentrasi 158
digunakan sebagai humektan pada sediaan topikal> 1578 digunakan sebagai bahan pengaet pada sediaan larutan dan semisolida> digunakan sebagai sol&en atau kosol&en dengan konsentrasi 178 pada
sediaan larutan aerosol, 1%58
pada sediaan larutan oral, 138 pada sediaan parenteral, dan 5"8 pada sediaan topikal (6oe et al %7). d. elarutan ; /apat bercampur dengan
aseton,
kloroform, etanol 958, gliserin, dan air> larut 1;3 dalam eter> tidak dapat bercampur dengan minyak mineral atau campuran minyak, tetapi dapat dilarutkan oleh beberapa minyak essensial (6oe et al %7). e. Suhu lebur ; f. Stabilitas ;
59F? (6oe et al %7). 2ropilenglikol stabil pada suhu kamar
jika disimpan pada adah tertutup baik, tetapi pada keadaan terbuka
dan
temperatur
tinggi
akan
teroksidasi
dan
menghasilkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, asam piru&at, dan asam asetat. 2ropilenglikol stabil ketika dicampur dengan etanol 958, gliserin, atau air. 2ropilenglikol bersifat higroskopis (6oe et al %7). 11
g. 2enyimpanan ;
/alam adah tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering (6oe et al %7). h. @nkompatibilitas
;
2ropilenglikol
tidak
tercampurkan dengan reagen pengoksidasi seperti potasium permanganat (6oe et al %7).
2.
Setil Al&o/ol
a. Bobot molekul
; %#%,## g4mol (6oe et al %7). b. 2emerian ; Berupa lilin, berarna putih, berbentuk serpihan, granul, kubus, bau dan rasa lemah (6oe et al %7). c. 2enggunaan ; 2ropilenglikol pada konsentrasi %58 digunakan sebagai emolien> %58 digunakan sebagai agen pengemulsi> digunakan sebagai agen pengeras ( Sti!!ening agent" pada
konsentrasi %18> dan sebagai pengabsorpsi air
pada konsentrasi 58 (6oe et al %7). d. elarutan ; 'arut dalam etanol 958 dan eter, kelarutan meningkat dengan peningkatan temperatur, praktis tidak larut dalam air. etika dilelehkan dapat bercampur dengan lemak, parafin padat atau cair, dan isoprpil miristat (6oe et al %7). e. Suhu lebur f. Stabilitas
; ;
#9F? (6oe et al %7). Setil alkohol stabil dengan asam, alkali,
cahaya, serta udara, dan tidak menjadi tengik (6oe et al %7). g. 2enyimpanan ;
/alam adah tertutup baik, di tempat
sejuk dan kering (6oe et al %7). h. @nkompatibilitas
;
2ropilenglikol
tidak
tercampurkan dengan agen pengoksidasi kuat (6oe et al %7). 2.0
Aua Puriiata
a. Bobot molekul ; b. /efinisi ;
1",% g4mol (/epkes 6@, 1995). !ir murni adalah air yang dimurnikan
yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. /ibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. =idak 12
mengandung *at tambahan lain (catatan# $ir murni digunakan untuk pembuatan sediaan%sediaan".
Bila digunakan untuk
sediaan steril, selain untuk sediaan parenteral, air harus memenuhi persyaratan uji sterilitas atau gunakan air murni steril yang dilindungi terhadap kontaminasi mikroba. =idak boleh menggunakan air murni untuk sediaan parenteral. :ntuk keperluan ini digunakan air untuk injeksi, air untuk injeksi bakteriostatik atau air steril untuk injeksi (/epkes 6@, 1995). c. 2emerian ; ?airan jernih, tidak berarna> tidak berbau (/epkes 6@, 1995). d. p ; !ntara 5, dan -,> lakukan penetapan secara potensiometrik pada larutan yang ditambahkan ,7 m' larutan kalium klorida 2 jenuh pada 1 m' *atuji (/epkes 6@, 1995). e. emurnian bakteriologi
; emenuhi syarat air minum
(/epkes 6@, 1995). f. $adah dan penyimpanan
; /alam adah tertutup rapat
(/epkes 6@, 1995).
13
BAB III $A4A$#$A4A$ F"5$ULA 3.1
Formula
D
Bahan
umlah
0@
o 1 % 7 # 5 3 " 9 1 11 1% 17 1#
$hite oil !s.stearat liserin =rietanolamin Setil alkohol etil paraben !Cuades +aitun 2ropil paraben
#5 8 -8 1 8 %8 %8 ,1 8 Is #%,5 ,5 8 Is Is #% 8 ,5 8 %8
H H H H H H H
0@@
H H H H H H H H H
H
H
0@@@
0@G
H H H H H
H H H H H
H H H H H H
H H H H H H
0ungsi 0ase inyak Stabili*er
14
BAB I6 P5"SEDU5 !E57A
).1 Alat dan Ba/an
1. !lat yang digunakan !dapun alat yang digunakan meliputi Canak timbangan, batang pengaduk, beker gelas, caan porselin, corong, botol coklat 1 ml, botol semprot, erlenmeyer,
gelas arloji, gelas ukur, labu ukur,lap halus, lap kasar, mier, pipet tetes,
sendok tanduk. %. Bahan yang digunakan !dapun bahan yang digunakan meliputi air suling, alfatokoferol (&itamin <), asam askorbat (&itamin ?), cethyl alkohol, gliserin, isopropyl palmitate, kertas perkamen, methyl paraben, mineral oil, minyak *aitun, propyl paraben, span %, teen %. ).2 4ara &er8a
/isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, /itimbang semua bahan. /ipisahkan antara fase air dan fase minyaknya. Bahan fase minyak yaitu &itamin <, mineral oil, propyl paraben, span %, minyak *aitun dan cethyl alcohol. Bahan pada fase air yaitu &itamin ?, gliserin, metyl paraben, teen %, prolienglikol. Bahan pada fase minyak dimasukkan semua kedalam adah ! dan pada fase air dalam adah B, dengan air suling masingmasing, adah ! dipanaskan sampai semua bahan yang ada dalam adah melebur. /icampurkan bahan yang ada dalam adah ! dan B dalam satu adah kemudian kocok dengan keras dengan menggunakan mikser sampai homogen. emudian dimasukkan isopropyl palmitate, dimikser hingga homogen. /ituang kedalam botol dan diberi etiket.
15
2roses pmbuatan lotion secara garis besar adalah mencampurkan fase minyak fase air (emulsifikasi). 1) 0ase air dicampurkan emulgator dihomongenkan %) /itambahkan fase minyak.kedua fase masingmasing dipanaskan hingga larut kemudian baru dicampur 7) Setelah keduanya tercampur baru ditambahkan pengaet ( sebagai anti mikroorganisme) dan peangi,pegaet K peangi ditambahkan setelah suhu turun hingga # c sampai dengan 7 c. ).3 Analisa ,engu8ian lotion
!nalisa dalam pembuatan lotion,adalah analisa terhadap proses dan setelah menjadi produk jadi,meliputi ; 1) Stabilitas emulsi %) Giskositas 7) Dilai 2h #) =otal mikroba 5) 2enyusutan berat
BAB 6 16
!ESI$PULAN 9 SA5AN *.1 !esim,ulan
/ari hasil macammacam formulasi diatas dapat disimpulkan baha pada formulasi 7 dan formulasi # cocok dijadikan Body Massage karena memiliki proporsi minyak paling tinggi karena itu bentuknya sangat kental mirip margarin atau mentega. 5.% Saran Saran untuk hasil di formulasi diatas harus dilakukan analisa mikroba formula lotion,karena body butter mempunyai komposisi minyak lebih tinggi.
DAFA5 PUSA!A 17
!ifen, 'iena. %11. &erbedaan Body Lotion Body Cream dan Body Butter . !&ailable at ; http;44.sekarjagatbali.com4 perbedaanbodylotionbodycream dan bodybutter4 Jpened on ; %1%71# !nief, . 19"# . 'lmu armasi. akarta; halia @ndonesia. /epkes 6@, 19-9. armakope 'ndonesia )disi '''. akarta; /epartemen esehatan 6epublik @ndonesia. /epkes 6@. 1995. armakope 'ndonesia )disi '*. akarta; /epartemen esehatan 6epublik @ndonesia. a*ali,dolih,dkk.%9. 0ormulasi dan :ji Stabilitas ikroemulsi etokona*ole sebagai !nti amur. 0armaka Gol -. ellineck, S. (19-). ormulation and unction o! Cosmetics . De Lork ; $iley @nterscience. 'achman, '., .!. 'ieberman, and .'. anig. 199#. Teori dan &raktek armasi 'ndustri +ilid '' )disi ''' . akarta ; :ni&ersitas @ndonesia. iranti, '. %9. &engaruh ,onsentrasi Minyak $tsiri ,encur (,aemp!eria galanga" dengan Basis Salep Larut $ir terhadap Si!at isik Salep dan -aya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus secara 'n *itro. Surakarta; 0akultas 0armasi :ni&ersitas
uhamadiyah.
itsui, =. 199-. De ?osmetic and Science. )lseier $msterdam /etherlands # 010%012 334%332.
6oe, 6aymond ?., 2aul . S., 2aul . $. %7. Handbook o! &harmaceutical )5ipients . 'ondon; 2harmaceutical 2ress. Schmitt, $.. 1993. Skin Care &roducts . @n ; $illiams, /.0. and $.. Schmitt (
Strianse, S. . 1993. Hands Creams and Lotion in Cosmetics Science and Technology *ol. 0. 9nd )d. De Lork ; $illy @nterscience, a /i&ision of ohn $iley and Sons, @nc.
18
Sularto, S. !. dkk. 1995. &engaruh &emakaian Madu sebagai &enstubtitusi :liserin dalam Beberapa +enis ,rim Terhadap ,estabilan isiknya . 'aporan 2enelitian, '2 :npad. Bandung; :ni&ersitas 2adjajaran. =ano, <. 1999. Teknik Membuat ,osmetik dan Tip ,ecantikan . akarta ; 6ineka ?ipta. Goigt, 6. 1995. Buku &ela;aran Teknologi armasi. Logyakarta; adjah ada :ni&ersity 2ress. $ilkinson, .B and oore, 6.. 19"%. Harry
19
).)
abel Penimbangan a. Formula Pusta&a
Dama Bahan
6entang pada pustaka
$hite oil
2ersen 15 5 gram yang gram sediaan digunakan sediaan % 1 7
2enambaha n bobot 158 7#.5
!sam Stearat
1%8
-
7.5
1.5
1%.-5
liserin
M78
1
5
15
1-.%5
=rietanolamin
%#8
%
1
7
7.#5
Setil alkohol
%58
%
1
7
7.#5
etil paraben !kuades
,%,78
.1 5".9
.5 %9.#5
.15 "".75
.1-%5 11.3%5
0ungsi fase minyak agen pengemulsi (stabili*er in oil) agen pengemulsi (stabili*er in ater) emolient emolient K pelarut pengaet 2engaet
b. Formula Alternati 1
Dama Bahan
6entang pada pustaka
Jli&e oil
15 2ersen 5 gram gram yang sediaan sediaan digunakan (gram) (gram) #%.5 %1.%5 37.-5
2enambaha n bobot 158 (gram) -7.71%5
!sam stearat
1%8
1.7
5.15
15.#5
1-.-3-5
=
%#8
%
1
7
7.#5
liserin 2ropilengliko l etil 2araben 2ropilparaben
M78
".5
#.%5
1%.-5
1#.33%5
5"8
%
1
7
7.#5
,%,78 ,1,38
.% .5
.1 .%5
.7 .-5
.7#5 ."3%5
Setil alkohol
%58
1
.5
1.5
1.-%5
0ungsi fase minyak agen pengemulsi (stabili*er in oil) agen pengemulsi (stabili*er in ater) emolient emolint K pelarut pengaet 2engaet agen pengemulsi (stabili*er in oil) 20
Cs
Cs
Cs
Cs
2eangi
77
13.5
#9.5
53.9%5
fase air
. Formula Alternati 2
Dama Bahan
6entang pada pustaka
G?J
15 2ersen 5 gram gram yang sediaan sediaan digunakan (gram) (gram) #% %1 37
2enambaha n bobot 158 (gram) -%.#5
!sam stearat
1%8
1.7
5.15
15.#5
1-.-3-5
=
%#8
%
1
7
7.#5
liserin 2ropilengliko l etil 2araben 2ropilparaben
M78
".5
#.%5
1%.-5
1#.33%5
5"8
%
1
7
7.#5
,%,78 ,1,38
.% .5
.1 .%5
.7 .-5
.7#5 ."3%5
.5
.%5
.-5
."3%5
1
.5
1.5
1.-%5
Cs
Cs
Cs
Cs
77
13.5
#9.5
53.9%5
Gitamin < Setil alkohol
%58
0ungsi fase minyak agen pengemulsi (stabili*er in oil) agen pengemulsi (stabili*er in ater) emolint emolint K pelarut pengaet pengaet &itamin (*at tambahan) agen pengemulsi (stabili*er in oil peangi fase air
21
d. Formula Alternati 3
Dama Bahan
6entang pada pustaka
G?J
15 2ersen 5 gram gram yang sediaan sediaan digunakan (gram) (gram) #% %1 37
2enambaha n bobot 158 (gram) -%.#5
!sam stearat
1%8
11
5.5
13.5
1".9-5
=
%#8
%
1
7
7.#5
liserin 2ropilengliko l etil 2araben 2ropilparaben
M78
".5
#.%5
1%.-5
1#.33%5
5"8
%
1
7
7.#5
,%,78 ,1,38
.% .5
.1 .%5
.7 .-5
.7#5 ."3%5
Gitamin <
.5
.%5
.-5
."3%5
Cs
Cs
Cs
Cs
77.7
13.35
#9.95
5-.##%5
0ungsi fase minyak agen pengemulsi (stabili*er in oil) agen pengemulsi (stabili*er in ater)
e. Formula Alternati )
Dama Bahan
6entang pada pustaka
G?J
15 2ersen 5 gram gram yang sediaan sediaan digunakan (gram) (gram) #% %1 37
2enambaha n bobot 158 (gram) -%.#5
!sam stearat
1%8
11.5
5.-5
1-.%5
19."7-5
=
%#8
%
1
7
7.#5
liserin 2ropilengliko l etil 2araben 2ropilparaben
M78
".5
#.%5
1%.-5
1#.33%5
5"8
%
1
7
7.#5
,%,78 ,1,38
.% .5
.1 .%5
.7 .-5
.7#5 ."3%5
0ungsi fase minyak agen pengemulsi (stabili*er in oil) agen pengemulsi (stabili*er in ater)
Cs 77.7
Cs 13.35
Cs #9.95
Cs 5-.##%5
2eangi fase air
4A5A !E57A
a. 0ormula 2ustaka 1. /iaali dengan pemanasan asam stearat, white oil , dan setil alkohol dalam beker gelas hingga suhu - o? disertai dengan pengadukan. %. Suhu diturunkan hingga 35o?, dimasukkan trietanolamin secara perlahanlahan dan terus diaduk sampai adonan tercampur rata dalam beker gelas diatas magnetic stirer (!donan 1)
7. liserin dan air dipanaskan hingga suhu " o? dalam adah yang berbeda. 'alu dilakukan pendinginan hingga suhu 35 o? (!donan %). #. !donan 1 dan % dicampur sambil terus diaduk dengan magnetic stirer pada putaran penuh. 2engadukan dilakukan sampai terbentuk emulsi yang halus. emudian pengadukan dilanjutkan secara manual terus dilakukan sampai adonan mengembang (!donan 7). !donan 7 dibiarkan hingga suhu turun menjadi # o?. etil paraben ditambahkan sambil terus dilakukan pengadukan sampai terbentuk emulsi yang halus. Setelah dingin dimasukkan dalam kemasan botol plastik. (=ano,1999) b. 0ormula !lternatif 1 1. Semua bahanbahan yang diperlukan ditimbang. %. asukkan minyak *aitun, setil alkohol dan asam stearat ke dalam caan porselen 7. #. 5. 3.
lalu lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran !). 'arutkan etil paraben dan 2ropil paraben dalam 2ropilenglikol (?ampuran B). asukan trietanolamin, gliserin dan ?ampuarn B kedalam air (?ampuran ?) 2anaskan campuran ? suhu "o?. ?ampurkan campuran ! dengan campuran ? dalam mortir yang telah
dihangatkankan. -. !duk dengan cepat dan konstan selama 1 menit kemudian aduk dengan kecepatn sedang hingga dingin. ". =ambahkan esensial oil ke dalam campuran lotion. 9. 'otion dimasukkan ke dalam adah dan ditutup rapat. 1. Sediaan diberi etiket.
c. 0ormula !lternatif % 23
1. Semua bahanbahan yang diperlukan ditimbang. %. asukkan &irgin coconut oil, setil alkohol dan asam stearat ke dalam caan 7. #. 5. 3.
porselen lalu lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran !). 'arutkan etil paraben dan 2ropil paraben dalam 2ropilenglikol (?ampuran B). asukan trietanolamin, gliserin dan ?ampuarn B kedalam air (?ampuran ?) 2anaskan campuran ? suhu "o?. ?ampurkan campuran ! dengan campuran ? dalam mortir yang telah
dihangatkankan. -. !duk dengan cepat dan konstan selama 1 menit kemudian aduk dengan kecepatn sedang hingga dingin. ". =ambahkan esensial oil ke dalam campuran lotion. 9. 'otion dimasukkan ke dalam adah dan ditutup rapat. 1. Sediaan diberi etiket d. 0ormula !lternatif 7 1. Semua bahanbahan yang diperlukan ditimbang. %. asukkan &irgin coconut oil, dan asam stearat ke dalam caan porselen lalu 7. #. 5. 3.
lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran !). 'arutkan etil paraben dan 2ropil paraben dalam 2ropilenglikol (?ampuran B). asukan trietanolamin, gliserin dan ?ampuarn B kedalam air (?ampuran ?) 2anaskan campuran ? suhu "o?. ?ampurkan campuran ! dengan campuran ? dalam mortir yang telah
dihangatkankan. -. !duk dengan cepat dan konstan selama 1 menit kemudian aduk dengan kecepatn sedang hingga dingin. ". =ambahkan esensial oil ke dalam campuran lotion. 9. 'otion dimasukkan ke dalam adah dan ditutup rapat. 1. Sediaan diberi etiket
e. 0ormula !lternatif # 1. Semua bahanbahan yang diperlukan ditimbang. %. asukkan &irgin coconut oil, dan asam stearat ke dalam caan porselen lalu 7. #. 5. 3.
lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran !). 'arutkan etil paraben dan 2ropil paraben dalam 2ropilenglikol (?ampuran B). asukan trietanolamin, gliserin dan ?ampuarn B kedalam air (?ampuran ?) 2anaskan campuran ? suhu "o?. ?ampurkan campuran ! dengan campuran ? dalam mortir yang telah dihangatkankan. 24
-. !duk dengan cepat dan konstan selama 1 menit kemudian aduk dengan kecepatn sedang hingga dingin. ". =ambahkan esensial oil ke dalam campuran lotion. 9. 'otion dimasukkan ke dalam adah dan ditutup rapat. 1. Sediaan diberi etiket
BAB 6 E6ALUASI SEDIAAN *.1
E:aluasi Fisi&a
5.1. 1 Jrganoleptis 2emeriksaan organoleptis meliputi bentuk, arna dan bau yang diamati secara &isual. 5.1. % omogenitas 2engujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan *at yang akan diuji pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen (/epkes 6@, 19-9). 5.1. 7 :ji /aya Sebar 25
Sebanyak ,5 gram krim diletakkan dengan hatihati di atas kertas grafik yang dilapisi plastik transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung kemudian tutup lagi dengan plastik yang diberi beban tertentu masingmasing 1, %, dan 5 g dan dibiarkan selama 3 detik pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung (Goigt, 199#). Sediaan lotion yang memiliki nilai daya sebar yang baik berkisar antara -13cm 5.1. # :ji /aya 'ekat Sampel ,%5 gram diletakan diatas % gelas obyek yang telah ditentukan. emudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu beban diangkat dari gelas obyek kemudian gelas obyek dipasang pada alat uji. !lat uji diberi beban " gram dan kemudian dicatat aktu pelepasannya krim dari gelas obyek (iranti, %9). /ilakukan replikasi sebanyak 7 kali. 5.1. 5 2emisahan 0ase 0ormula yang telah dibuat dituang ke dalam adah sebanyak 1 ml. 2emisahannya diamati pada hari ke ,1,7,- selama # minggu. ?ara pengukuran persen pemisahan dapat dilihat pada ;
eterangan; 0 A 2ersen pemisahan (8) u A =inggi endapan air o A =inggi mulamula 5.1. 3 :ji Giskositas 0enomena sediaan yang mengikuti sifat aliran pseudoplstik juga akan mengikuti sifat aliran tiksotropik. Giskositas sediaan ini dapat diukur dengan menggunakan Giskosimeter Brookfield karena &iskosimeter ini dapat mengukur &iskositas sediaan yang bersifat Don Deton dan Deton. 2rinsip kerjanya adalah dengan dengan menggunakan spindel dan motor. Setelah motor dihidupkan maka spindel akan berputar dan diamati angka yang ditunjukkan oleh jarum merah, dicatat. :ntuk menghitung &iskositasnya maka angka yang ditunjukkan oleh jarum merah dikalikan dengan suatu faktor yang terdapat pada brosur alat.
26
2engukuran &iskositas dilakukan dengan cara menempatkan sediaan krim yang akan diperiksa dalam gelas bermulut lebar 1 m', kemudian spindel yang sesuai (spindel Do. 1) dimasukkan ke dalam sediaan sampai terbenam. lep pengunci dibuka dan rotor dinyalakan hingga diperoleh angka yang stabil yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. 2engukuran &iskositas dilakukan pada hari ke 1, 7, - selama 1 minggu (o*ali ,%9) Sediaan lotion yang memiliki nilai &iskositas yang baik berkisar antara %3 dpas serta pergeseran &iskositas tidak kurang dari 78 *.2
E:aluasi !imia
5.%.1 2engukuran p !lat p meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar p - dan p #. Satu gram sediaan yang akan diperiksa diencerkan dengan air suling hingga 1 m'.
27