Lotion 1. Peng Penger erti tian an Loti Lotion on Lotion pelembab Lotion pelembab berfungsi menyokong kelembaban dan daya tahan air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit tersebut (Mit (Mitsui sui,, 1997) 1997).. Lotion didefini didefinisika sikan n sebagai sebagai dua fase yang tidak tidak beramp berampur, ur, distabilkan dengan sistem emulsi dan berbentuk airan yang dapat dituang jika ditempatkan pada suhu ruang (!hmitt, 199") #. !yara !yaratt Mutu Mutu Pel Pelemb embab ab $uli $ulitt !yarat mutu pelembab kulit menurut !%&'1"'99'199" %o 1. #. . . .
$riteria *ji Penampakan p+ /obot jenis, #0 2iskositas, # 0 emaran mikroba
!atuan ' ' ' P $oloni3gram
Persyaratan +omogen , ' - , ,9'1, #' Maks 1#
. /ahan /ahan Peny Penyusu usun n !kin !kin Loti Lotion on /ahan /ahan penyusun penyusun skin lotion lotion terdiri terdiri dari asam stearat, stearat, mineral mineral oil, setil setil alkohol, triethanolamin, gliserin, air murni, penga4et dan pe4angi yang disusun berdasarkan persentase pers entase berat dalam formulasi formulas i (%ussi5o5ith, 1997) 1) 6sam sam !tea !teara ratt 6sam stearat (1"+##) merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai hidr hidrok okar arbo bon, n, dipe dipero role leh h dari dari lema lemak k dan dan miny minyak ak yang yang dapa dapatt dima dimaka kan, n, dan dan berbentuk serbuk ber4arna putih. 6sam stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol, dan tidak larut dalam air. /ahan ini berfungsi sebagai pengemulsi dalam sediaan kosmetika (8epkes & 199). 6sam stearat dapat menghasilkan kilauan yang khas pada produk skin produk skin lotion (Mitsui 1997). Emulsifier (pengemulsi) (pengemulsi) yang digunakan dalam pembuatan pembuatan skin lotion ini memiliki gugus polar maupun non polar seara bersamaan dalam satu molekulnya sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan di sisi lain juga akan mengikat air yang polar sehingga :at':at yang ada dalam emulsi ini akan dapat dipersatukan. dipersatukan. !uatu emulsi biasanya terdiri lebih dari satu emulsifier karena
kombinasi dari beberapa emulsifier akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi (!uryani et al . #). #) !etil alkohol !etil alkohol (1"++) merupakan butiran yang ber4arna putih, berbau khas lemak, rasa ta4ar, dan melebur pada suhu ' o. !etil alkohol larut dalam etanol dan eter namun tidak larut dalam air. /ahan ini berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, dan pengental (8epkes & 199). !etil alkohol adalah alkohol dengan bobot molekul tinggi yang berasal dari minyak dan lemak alami atau diproduksi seara petrokimia. /ahan ini termasuk ke dalam fase minyak pada sediaan kosmetik. Pada formulasi produk setil alkohol yang digunakan kurang dari #;. !etil alkohol merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti cream dan lotion (Mitsui 1997). 6lkohol dengan bobot molekul tinggi seperti stearil alkohol, setil alkohol, dan gliseril monostearat digunakan terutama sebagai :at pengental dan penstabil untuk emulsi minyak dalam air dari lotion (6nsel 19-9). /ahan
pengental
digunakan
untuk
mengatur
kekentalan
dan
mempertahankan kestabilan produk. Pengental dibedakan menjadi pengental yang berasal dari lemak (lipid thickeners), misalnya setil alkohol< pengental yang berasal dari he4an dan tumbuhan serta turunannya (thickeners of vegetable and animal ) , misalnya karaginan< pengental mineral dan mineral termodifikasi (mineral and modified mineral thickeners), misalnya silicon oil < dan pengental sintetik ( synthetic thickeners), misalnya karbomer (Polo 199-). Proporsi bahan pengental yang digunakan dalam skin lotion yaitu diba4ah #,;. /ahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin lotion bertujuan untuk menegah terpisahnya partikel dari emulsi (!hmitt 199"). !alah satu ara untuk meminimumkan keenderungan bergabungnya fase terdispersi adalah dengan mengentalkan produk. +al ini juga akan membuat emulsi menjadi stabil. $estabilan sistem emulsi ini ditandai dengan semakin berkurangnya kemungkinan terjadinya
penggabungan
partikel
sejenis
pengendapan yang terjadi (=liksman 19-)
dan
rendahnya
laju
rata'rata
) Minyak mineral Minyak mineral (parafin air) adalah ampuran hidrokarbon air yang berasal dari sari minyak tanah. Minyak ini merupakan airan bening, tidak ber4arna, tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak berasa namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral berfungsi sebagai pelarut dan penambah 5iskositas dalam fase minyak (8epkes & 199). Parafin merupakan hidrokarbon yang jenuh dan dapat mengikat atom hidrogen seara maksimal sehingga bersifat tidak reaktif. /ahan ini memiliki kompatibilitas yang sangat baik terhadap kulit. Minyak mineral mempunyai peranan
yang
khas
sebagai occlusive emolien (Mitsui 1997). >molien
didefinisikan sebagai sebuah media yang bila digunakan pada lapisan kulit yang keras dan kering akan mempengaruhi kelembutan kulit dengan adanya hidrasi ulang. 8alam skin lotion, emolien yang digunakan memiliki titik air yang lebih tinggi dari suhu kulit. ?enomena ini dapat menjelaskan timbulnya rasa nyaman, kering, dan tidak berminyak bila skin lotion dioleskan pada kulit. $isaran penggunaan pelembut adalah .'1 ; (!hmitt 199"). ) =liserin =liserin (+-) disebut juga gliserol atau gula alkohol, merupakan airan yang kental, jernih, tidak ber4arna, sedikit berbau, dan mempunyai rasa manis. =liserin larut dalam alkohol dan air tetapi tidak larut dalam pelarut organik (8oerge 19-#). =liserin merupakan humektan yang paling baik digunakan dalam pembuatan skin lotion. +umektan adalah komponen yang larut dalam fase air dan merupakan bagian yang terpenting dalam skin lotion. /ahan ini ditambahkan ke dalam sediaan kosmetik untuk mempertahankan kandungan air produk pada permukaan kulit saat pemakaian. +umektan berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit dan mempertahankan kelembaban kulit agar tetap seimbang. +umektan juga berpengaruh terhadap stabilitas skin lotion yang dihasilkan karena dapat mengurangi kekeringan ketika produk disimpan pada suhu ruang (Mitsui 1997).
$omposisi gliserin yang digunakan pada formula berkisar '1;. =liserin diperoleh dari hasil samping industri sabun atau asam lemak dari tanaman dan he4an (Mitsui 1997). =liserin tidak hanya berfungsi sebagai humektan tetapi juga berfungsi sebagai pelarut, penambah 5iskositas, dan pera4atan kulit karena dapat melumasi kulit sehingga menegah terjadinya iritasi kulit (8epkes & 199). =liserol yang diperoleh dari penyabunan dipisahkan melalui proses penyulingan dan dapat digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. !ifat melembabkan timbul dari gugus'gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan menegah penguapan air (?essenden dan ?essenden 19-#) ) @riethanolamin @riethanolamin ((+#++#) %) atau @>6 merupakan airan tidak ber4arna atau ber4arna kuning puat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, dan higroskopis. airan ini dapat larut air dan etanol tetapi sukar larut dalam eter. @>6 berfungsi sebagai pengatur p+ dan pengemulsi pada fase air dalam sediaan skin lotion (8epkes & 199). @>6 merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amine dan alkohol dan berfungsi sebagai penyeimbang p+ pada formulasi skin lotion. @>6tergolong dalam basa lemah. ") Metil Paraben Metil paraben (-+-) merupakan :at ber4arna putih atau tidak ber4arna, berbentuk serbuk halus, dan tidak berbau. Aat ini mudah larut dalam etanol 9;, eter, dan air tetapi sedikit larut ben:en, dan karbontetraklorida (8epkes & 199). Metil paraben sering digunakan dalam skin lotion karena dapat
menegah
pertumbuhan bakteri dan jamur serta dapat mempertahankan skin lotion dari mikroorganisme yang dapat merusak (ieger #). Metil paraben termasuk salah satu jenis penga4et yang biasa digunakan dalam pembuatan skin lotion. /ahan penga4et yang biasa ditambahkan pada pembuatan skin lotion sebesar ,1',#;. Penga4et yang digunakan sebagai tambahan pada produk menyebabkan mikroba tidak dapat tumbuh karena penga4et bersifat antimikroba. Penga4et harus ditambahkan pada suhu yang tepat
pada saat proses pembuatan skin lotion, yaitu antara suhu ' o agar tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam penga4et tersebut (!hmitt 199"). Penga4et yang baik memiliki beberapa persyaratan, antara lainB efektif menegah tumbuhnya berbagai maam organisme yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat berampur dengan bahan lainnya seara kimia, tidak menyebabkan iritasi, tidak mempengaruhi p+ produk, tidak mengurang efekti5itas produk, tidak menyebabkan perubahan pada produk (bau dan 4arna), memiliki kestabilan pada rentang p+ (dari netral sampai alkali) dan suhu yang luas, mudah didapat, dan harga yang ekonomis (Mitsui 1997). 7) Pe4angi +ampir setiap jenis kosmetik menggunakan :at pe4angi yang terutama berguna untuk menambah nilai estika produk yang dihasilkan. Pe4angi yang biasa digunakan adalah minyak (essential oil ) . Minyak parfum yang digunakan biasanya dalam jumlah yang keil sehingga tidak menyebabkan iritasi (!huller dan omano4ski 1999, diau dalam !ondari #7). Penambahan pe4angi pada produk merupakan upaya agar produk mendapatkan tanggapan yang positif. Pe4angi sensitif terhadap panas, oleh karenanya bahan ini ditambahkan pada temperatur yang rendah (ieger #). Cumlah pe4angi yang ditambahkan harus serendah mungkin yaitu berkisar antara ,1',;. Pada proses pembuatan skin lotion pe4angi diampurkan pada suhu o agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk (!hmitt 199"). -) 6ir Murni 6ir merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam pembuatan skin lotion. 6ir yang digunakan dalam pembuatan skin lotion merupakan air murni yaitu air yang diperoleh dengan ara penyulingan, proses penukaran ion dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung ion'ion dan mineralmineral. 6ir murni hanya mengandung molekul air saja dan dideskripsikan sebagai airan jernih, tidak ber4arna, tidak berasa, memiliki p+ .'7., dan berfungsi sebagai pelarut (8epkes & 199). Pada pembuatan skin lotion, air merupakan bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi. 6ir murni juga mengandung beberapa bahan penemar,
untuk itu air yang digunakan untuk produk kosmetik harus dimurnikan terlebih dahulu. 6ir yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi yang dihasilkan. Pada sistem emulsi air juga berperan penting sebagai emolien yang efektif (Mitsui 1997).
8aftar Pustaka 6nsel +. 19-9. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. &brahim ?, penerjemah.
CakartaB *&'Press. @erjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. D8epkes &E 8epartemen $esehatan epublik &ndonesia. 199. odeks osmetik Indonesia Ed ke!" voLume I . CakartaB 8irektorat Cenderal Penga4asan bat dan Makanan. 8oerge ?. 19-#. Serbaneka senya#a organik untuk farmasi. 8i dalam Filson, =ils5old. 19-#. Buku $eks %ilson dan &isvold imia Farmasi dan 'edisinal (rganik Bagian II . ?atah 6M, penerjemah. !emarangB &$&P !emarang Press. @erjemahan dari %ilson and &isvold)s $e*tbook of (rganic 'edicinal and Pharmaceutical +hemistry. ?essenden C, ?essenden C!. 19-#. imia (rganik . >d ke'. Pudjaatmaka 6+, penerjemah. CakartaB Penerbit >rlangga. @erjemahan dari (rganic +hemistry. =liksman M. 19-. Food ,ydrocolloids. ?loridaB Press. Mitsui. 1997. -e# +osmetic Science. %e4GorkB >lse5ier. %ussino5ith 6. 1997. ,ydrocolloid plications. LondonB /lakie 6ademi H Professional Polo $?8. 199-. Short $e*tbook of +osmeticology. >d ke'1. CermanB 2erlag fur hemishe &ndustrie. ieger M. #. ,arry)s +osmeticology. >d ke'-. %e4 GorkB hemial Publishing o &n !hmitt F+. 199". !kin are Produts. 8i dalamB 8? Filliams and F+ !hmitt (>d). 199". +hemistry and $echnology of +osmetics and $oiletries Industry. >d ke'#. LondonB /lakie 6ademy and Profesional. !huller , omano4ski P. 1999. Beginning +osmetic +hemistry. LondonB 6llured Publishing orporation D!%&E !tandar %asional &ndonesia 1"99. 199". Sediaan $abir Surya. CakartaB /adan !tandarisasi %asional. !ondari 8. #7. Sintesis dan aplikasi polimer kationik alami pada sistem emulsi skin lotion. DtesisE. /ogorB !ekolah Pasa !arjana, &nstitut Pertanian /ogor. !uryani 6, !ailah &, +ambali >. #. $eknologi Emulsi. /ogorB Curusan @eknologi &ndustri Pertanian ?akultas @eknologi Pertanian &nstitut Pertanian /ogor.