17
PEMBUATAN LOTION DARI MINYAK SEREH WANGI
(Cymbopogon nardus ,L. Rendle )
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
MARYTA
N.I.M : 1400060
PROGRAM STUDI DIII – FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lotion merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk dalam kosmetik pelembab yang secara umum dipakai untuk melembabkan,melembutkan dan menghaluskan kulit karena adanya kandungan emolien,humektan dan zat pembawa (Afifah dan Mirwan, 2008).
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang dihasilkan memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Kardinan dan Dhalimi, 2010).
Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih,bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet. Proses pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara pemanasan dan pengadukan(Dewi, 2012).
Xue, Barnard, dan Ali (2003) dalam Kardinan (2007) menyatakan bahwa cara menghindari nyamuk yang paling baik adalah dengan pemakaian pengusir nyamuk berbentuk lotion, krim, atau pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk
Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) sangat bermanfaat dalam kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk anti radang , antinyamuk , menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain dari tanaman sereh untuk sakit kepala , otot , batuk , nyeri lambung , haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006).
Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan daun sereh digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang (Sudarsono, dkk., 2002).
Sereh mengandung komponen minyak menguap (volatile oil) yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri sereh mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak sereh merupakan bahan baku dalam pembuatan sabun, sampo, pasta gigi, lotion, gel antinyamuk, pestisida nabati, disinfektan, dan bahan pengkilap (Kardinan, 2005).
Saat ini bentuk sediaan antinyamuk yang banyak digunakan berupa obat nyamuk bakar, semprot (spray), dan obat nyamuk elektrik yang mengandung bahan kimia sintesis seperti N,N-diethyl-m-toluamide (DEET). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuat lotion dari bahan aktif minyak atsiri sereh sebagai alternative sediaan antinyamuk
1.2 Rumusan masalah
Sereh (Cymbopogon nardus.L Rendle) merupakan tanaman sejenis rerumputan yang biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu hidangan atau masakan. Namun dari beberapa jurnal yang sudah peneliti baca, tanaman sereh ini memiliki kandungan seperti sitronellal, sitronellol dan geraniol yang dapat berfungsi sebagai anti radang, anti nyamuk, dan melancarkan melancarkan sirkulasi darah.
Jadi dari kegunaan sereh tersebut, peneliti ingin membuat suatu sediaan yang nyaman,mudah dan praktis seperti lotion dengan tambahan minyak sereh yang berfungsi sebagai anti nyamuk.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk membuat sediaan lotion dari minyak sereh yang baik, stabil dalam penyimpanan, mudah dalam penggunaan, dapat diserap dengan baik dikulit dan tidak menimbulkan iritasi dalam pemakaian jangka panjang.
1.3.2 Tujuan khusus
Untuk menguji stabilitas, pengamatan secara organoleptis, viskositas, ukuran dan distribusi globul, uji aktivitas repellan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat umum
Untuk menghasilkan sediaan lotion anti nyamuk yang disenangi oleh konsumen baik dari sisi penampilan, bau dan memiliki daya proteksi yang efektif sebagai anti nyamuk
1.4.2 Manfaat khusus
Agar peneliti mengetahui pembuatan yang baik dalam pembuatan lotion dan dapat melakukan evaluasi sediaan seperti uji stabilitas, pengamatan orgnaoleptis, viskositas, ukuran dan distribusi globul, uji aktivitas repellan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tentang Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus ,L. Rendle )
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Sereh Wangi (Muljohardjo, 1990)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon nardus L
2.1.2 Nama Daerah Tanaman Sereh Wangi (Dalimartha, 2000)
Aceh : Sere mongthi
Ambon : Serai
Lampung : Sarae
Jawa : Sere
Makassar : Sare
Kebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis
2.1.3 Morfologi Tanaman Sereh Wangi
Tanaman sereh Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan cukup. Tanah jenis geluh pasiran pada ketinggian 180-450 m di atas permukaan laut, iklim lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak yang berkualitas tinggi. Hasil minyak sereh yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada tanah geluh pasiran dengan pH 6,00 hingga 6,50. Sedangkan tanah dengan pH lebih rendah tidak cocok untuk tanaman sereh (Sastrohamidjojo, 2004).
Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan curah hujan setiap tahun berkisar 200 hingga 250 cm merupakan syarat utama untuk menghasilkan daun dan minyak sereh yang baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang berlebihan akan merusak tanaman sereh. Tanaman yang terlindung akan mempengaruhi kandungan total geraniol. Pada daerah yang memiliki curah hujan sedikit perlu memperoleh air dari irigasi (Sastrohamidjojo, 2004).
Tanaman sereh tumbuh paling baik pada ketinggian 180 hingga 450 m di atas permukaan laut. Pada ketinggian yang lebih tinggi daripada 450 m, pertumbuhan tanaman lambat hingga minyak sereh yang dihasilkan rendah (Sastrohamidjojo, 2004).
Tanaman sereh dikembangbiakkan melalui akar pada permulaan musim hujan. Rumpun tanaman sereh yang sehat dibagi menjadi beberapa bagian. Dua batang tanaman yang mengandung akar yang sehat ditanam dalam setiap lubang dengan kedalaman 15 cm. Pada tanah yang subur jarak tanaman berukuran 90×90 cm atau ukuran 75 × 75 cm. Sedangkan jarak tanam lebih dekat daripada 75 × 75 cm akan menurunkan hasil daun per satuan area lahan (Sastrohamidjojo, 2004).
2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Sereh Wangi
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman seraiwangiantara lain mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,β-felandren, psimen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α- terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans- metilisoeugenol, β- kadinen, elemol, kariofilen oksida Komposisi kimia minyak serai wangi dapat dilihat pada Tabel 1.1
Senyawa Penyusun
Kadar (%)
Sitronellal
32-45
Geraniol
12-18
Sitronellol
12-15
Geraniol Asetat
3-8
Sitronellil Asetat
2-4
Limonene
2-5
Elenol dan Seskwiterpene lain
2-5
Elemen dan Cadinene
2-5
Tabel 1 Susunan Kimia Serai Wangi
Senyawa utama minyak sereh dapat diketahui dari kromatogram KG-SM. Senyawasenyawa tersebut memiliki puncak yang paling tinggi dibandingkan dengan puncak senyawa penyusun minyak sereh yang lainnya. Ketiga senyawa tersebut memiliki waktu retensi yang berbeda. Senyawa aktif dari minyak sereh berupa sitronelal. Senyawa yang memiliki persentase area paling besar adalah geraniol. Senyawa utama ketiga adalah geranil asetat (Setyaningsih, dkk, 2013).
2.1.5 Khasiat Tanaman Sereh Wangi
Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) sangat bermanfaat dalam kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk anti radang, antinyamuk, menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain dari tanaman sereh untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006).
Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan daun sereh digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda
kejang (Sudarsono, dkk., 2002)
2.2 Lotion
2.2.1 Definisi Lotion
Lotion adalah pelembab yang berfungsi menyokong kelembaban dan daya tahan air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit (Mitsui 1997).
Lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Rieger dkk., 1994).
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan yang mungkin terjadi pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok. (Depkes,1979)
2.2.2 Bahan Pembentuk Lotion
Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih,bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet. Proses pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara pemanasan dan pengadukan(Dewi, 2012).
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Lotion
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di labor Kimia Bahan Alam dan Teknologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau pada bulan Januari 2017 – Maret 2017.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observational terhadap minyak sereh dalam formula lotion dengan berbagai konsentrasi minyak sereh. Rancangan penelitian ini meliputi :
Pengambilan sampel
Pembuatan simplisia sereh wangi
Isolasi minyak atsiri dari simplisia sereh wangi
Pembuatan lotion dari sereh wangi
Evaluasi lotion minyak sereh
3.3 Alat dan Bahan
Tanaman Sereh Wangi Segar / Minyak atsiri sereh
Asam stearat
Cetil alkohol
Propilen glikol
Na.CMC
Lesitin
Minyak Nilam
Gliserin
Asam benzoat
Aquades
3.4 Kerangka Konsep
Uji stabilitasPengamatan OrganoleptisViskositas Ukuran dan distribusi globulUji aktivitas repelan Formula 1 Lotio Minyak SerehFormula 2 Lotio Minyak Sereh Formula 3 Lotio Minyak SerehFormula 4 Lotio Minyak SerehVariabel Independent Variabel Dependent
Uji stabilitas
Pengamatan Organoleptis
Viskositas
Ukuran dan distribusi globul
Uji aktivitas repelan
Formula 1 Lotio Minyak Sereh
Formula 2 Lotio Minyak Sereh
Formula 3 Lotio Minyak Sereh
Formula 4 Lotio Minyak Sereh
Penyimpanan yang tidak pada tempatnyaKonsistensi basis lotionKonsentrasi minyak serehVariabel Confounding / Pengganggu
Penyimpanan yang tidak pada tempatnya
Konsistensi basis lotion
Konsentrasi minyak sereh
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Pengambilan sampel
Populasi : Tanaman sereh wangi di daerah labuh baru ujung.
Sampel : Sereh wangi dengan kondisi segar (2 jam setelah panen), umur tanaman 1 bulan
Teknik sampling : Secara random sederhana / undian.
3.5.2 Penyiapan Bahan
Tanaman Sereh Wangi Segar / Minyak atsiri sereh
Asam stearat
Cetil alkohol
Propilen glikol
Na.CMC
Lesitin
Minyak Nilam
Gliserin
Asam benzoat
Aquades
3.5.3 Penyiapan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, , hotplate (Stuart CB 162), viskometer (Rion VT-04E), mikroskop (LeicaDM500), timbangan analitik (Percisa XB), mikser (Miyako HM-620), alat-alat gelas, dan penangkar nyamuk (ukuran 20 x 20 x 20 dengan lubang sirkuler berdiameter 15 cm).
3.5.4 Prosedur Kerja
3.5.4.1 Pembuatan Simplisia Sereh Wangi
Pertama lakukan sortasi basah dengan air megalir, setelah semua bersih tiriskan diatas keranjang hingga airnya kering. Setelah airnya kering, rajang sereh dengan ukuran kurang lebih 2-3 mm. Dan selanjutnya taburkan rajangan tersebut diatas perkamen dan letakkan perkamen berisi rajangan tersebut pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung. Biarkan 3-5 hari hingga semua sereh tersebut kering dengan sempurna. Dan lakukan sortasi kering, pisahkan bagian sereh yang ditumbuhi jamur/cendawan dan bagian yang masih bagus. Simpan simplisia yang masih bagus dan sudah kering tersebut dalam wadah tertutup rapat.
3.5.4.2 Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Sereh Wangi
Isolasi minyak atsiri dari dalam sereh menggunakan metode ekstraksi destilasi. Pertama siapkan satu set alat destilasi yang terdiri dari labu destilasi, kondensor dan hot plate/pemanas. Simplisia sereh tersebut dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan blender, setelah halus masukkan simplisia tesrsebut ke dalam labu destilasi dan masukkan pelarut yang sesuai. Seteleh itu hidupkan alat destilasinya dengan suhu 700c selama 24 jam. Setelah destilasi selesai, saring hasil ektraksi tersebut kedalam beaker gelas dan tutup dengan plastik crap. Diamkan selama 1 malam, maka akan terbentuk lapisan minyak dan air. Ambil lapisan minyak tesebut dan masukkan kedalam wadah seperti vial. Dan tutup dengan aluminium foil bagian atasnya.
3.5.4.3 Pembuatan Lotion Dari Minyak Sereh
Bahan yang akan digunakan dalam formulasi ditimbangdan dipisahkan berdasarkan fasenya (kelarutan dalam air dan dalam minyak). Fase minyak meliputi asam stearat, setil Alkohol, minyak nilam, lesitin, asam benzoat, propilen glikol, sedangkan fase air meliputi gliserin, Na.CMC, dan aquadest.
Bahan-bahan yang memiliki fase yang sama dicampurkan. Kemudian dipanaskan secara terpisah sampai mencapai suhu 70o C kedua campuran tersebut dicampurkan dengan menggunakan mikser. Setelah keduanya tercampur, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit minyak sereh ke dalam campuran tersebut, Pengadukan dilakukan sampai campuran tersebut dingin pada suhu kamar dan membentuk emulsi yang stabil.
3.6 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini , peneliti akan bekerja di labor Kimia Bahan Alam dan Teknologi Farmasi STIFAR. Maka dari itu sebelum melakukan pengerjaan, peneliti meminta izin kepada analis labor yaitu Kak Fazzat Azizah (kak eza) selaku analis labor Teknologi Farmasi dan Kak Vivi Erdona (kak vivi) selaku analis labor Kimia Bahan Alam.
3.7 Definisi Operasional
Formula 1 terdiri atas basis lotion dan 1 % minyak sereh
Formula 2 terdiri atas basis lotion dan 1,5 % minyak sereh
Formula 3 terdiri atas basis lotion dan 2 % minyak sereh
Formula 4 terdiri atas basis lotion dan 2,5 % minyak sereh
Evaluasi lotion yang dilakukan adalah :
Uji stabilitas , meliputi pengamatan sediaan selama 60 hari penyimpanan yaitu hari ke -1, 20 , 40 dan 60.
Pengamatan organoleptis , meliputi pengamatan terhadap perubahan konsitensi warna, bau dan homogenitas.
Viskositas , dilakukan dengan cara menempatkan sediaan lotion didalam gelas bermulut lebar 100 mldimasukkan ke dalam sediaan sampai terbenam. Rotor dinyalakan hingga diperoleh angka yang stabil yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Alat yang digunakan adalah Viscometer Rion.
Ukuran dan distribusi globul, dilakukan dengan cara meletakkan lotion diatas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup. Alat yang digunakan adalah Mikroskop.
Uji aktivitas repellan , yang dilakukan pertama adalah mengoleskan lotion ke tangan panelis, setelah itu dimasukkan ke dalam sangkar yang telah berisi nyamuk. Pengamatan dan perhitungan dilakukan untuk mengetahui lamanya nyamuk menghindari tangan yang telah diolesi lotion antinyamuk. Waktu dimulai pada saat tangan yang telah dioleskan lotion antinyamuk dimasukkan ke dalam sangkar, dan waktu dihentikan pada saat terdapat nyamuk yang hinggap dan menggigit tangan tersebut.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., & Mirwan, A. K. (2008). Uji Stabilitas Emulsi Body Lotion Menggunakan Cetearyl Alcohol/Ceteareth 20 sebagai Self Emulsifier. In Di dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas Lampung. Hlm (pp. 481- 488).
Anonim. 1911. The British Farmaceutical Codex. Diterbitkan oleh Dewan Pharmaceutical Society of Great Britain.
Dewi, R. K. (2012). Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera indica L. Var Arumanis) sebagai Bahan Pembuatan Lotion Preliminary Study ofMango (Mangifera indica L. Var Arumanis) Seed Oil as the Ingredient of Lotion (Doctoral dissertation, Program Studi Kimia FSM-UKSW).
Hariana, A. 2006.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jilid III. Penebar Swadaya.Jakarta.
Kardinan, A.2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kardinan,A.2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegepty. Jurnal Littri , 13(2), 39-42.
Kardinan, A., & Dhalimi, A. (2010). Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai Bahan Aktif Lotion AntiNyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul.Littro , 21(1), 61-68.
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. NewYork: Elsevier.
Rieger M. 1994. Emulsi. Di dalam : Lachman et al. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Ed ke-2. Suyatmi S, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Theory and Pharmacy Practical Industry. Ed ke-2.
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.
Setyaningsih, Dwi., dkk. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) Dan Geraniol Dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Jurnal Teknik Industri Pertanian IPB. Vol. 17(3),97-10
Sudarsono, Gunawan., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo. 2002.Tumbuhan Obat (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan). Edisi 2.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Xue, R.D., Barnard, D.R., & Ali, A. (2003). Laboratory evaluation of 18 repellent compounds as oviposition deterrents of Aedes albopictus and as larvicides of Aedes aegypti, Anopheles quadrimaculatus, and Culex quinquefasciatus. J Am Mosq Control Assoc , 19(4), 397-403.