A. DEF DEFINIS INISII Hiperb Hiperbilir ilirubi ubinem nemia ia adalah adalah ikteru ikteruss dengan dengan konsen konsentra trasi si biliru bilirubin bin
serum yang menjurus ke arah terjadinya kern ikterus atau ensefalopati bilirubin
bila
kadar
bilirubin
tidak
dikendalikan(Mansjoer,2008). dikendalikan(Mansjoer, 2008).
Hipe Hiperb rbili iliru rubi bine nemi miaa fisio fisiolo logi giss yang yang memerl memerluk ukan an tera terapi pi sinar sinar,, tetap tetap tergolong non patologis sehingga disebut ‘!"ess #hysiologi"al $aundi"e%. &igolongk &igolongkan an sebagai hiperbiliru hiperbilirubinem binemia ia patologis patologis ('on #hysiologi #hysiologi"al "al $aundi $aundi"e) "e) apabil apabilaa kadar kadar serum serum biliru bilirubin bin terhadap terhadap usia usia neonatu neonatuss *+ *+ menurut 'ormogram hutani (tika et al,200-). kte kteru russ pada pada bay bayi atau atau yang ang dike dikena nall deng dengan an isti istila lah h ikte ikteru russ neonatarum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pe/arnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang yang berleb berlebih( ih(uk ukadi adi,20 ,2008) 08).. #ada #ada orang orang de/asa, de/asa, ikteru ikteruss akan akan tampak tampak apabila serum bilirubin 2 mg1dl(34mol15) sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin *mg1dl(8-4mol15)(tika *mg1dl(8-4mol15)(tika et al,200-). kterus lebih menga"u pada gambaran klinis berupa pe/aranaan kuning pada kulit, sedangkan hiperbilirubinemia lebih menga"u pada gambaran kadar bilirubin serum total. B. ETIOL TIOLOG OGII #enyebab #enyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor. e"ara garis besar, ikterus neonatarum dapat dibagi6 a) #rod #roduk uksi si yang yang berle berlebi biha han n Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya, misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas 7h, 9, 9, golongan darah lain, defisiensi :-#&, piru;at kinase, perdarahan tertutup dan sepsis. b) :angguan dalam proses uptake dan konjugasi konjugasi hepar :angguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya en
'ajjar). #enyebab lain adalah defisiensi protein ? dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar. ") :ang :anggu guan an trans transpo port rtasi asi
ilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar. katan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, sulfaraB dan menurun hari ke *>3 yang biasanya merupakan jaundi"e fisiologi. D. PATOFISIOLOGI ilirubin adalah produk penguraian heme. ebagian besar(8*>0+) terjadi dari penguraian hemoglobin dan sebagian ke"il(0>*+) dari senya/a lain seperti mioglobin. el retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan hemoglobin yang telah dibebaskan dari sel darah merah. el>sel ini kemudian mengeluarkan besi dari heme sebagai "adangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan "in"in heme untuk menghasilkan tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air (bilirubin tak terkonjugasi, indirek). @arena
ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin untuk diangkut dalam medium air. e/aktu
dari usus melalui jalur
enterohepatik, dan darah porta memba/anya kembali ke hati. Crobilinogen daur ulang ini umumnya diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi sebagian diba/a oleh sirkulasi sistemik ke ginjal, tempat
obstruksi
saluran
ekskresi
hati
juga
akan
menyebabkan
hiperbilirubinemia. #ada semua keadaan ini, bilirubintertimbun di dalam darah dan jika konsentrasinya men"apai nilai tertentu(sekitar 2>2,*mg1dl), senya/a ini akan berdifusi ke dalam jaringan yang kemudian menjadi kuning. @eadaan ini disebut ikterus atau jaundi"e(Murray et al,200). E. KOMPLIKASI Eerjadi kern ikterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. #ada kern ikterus, gejala klinis pada permulaan tidak jelas antara lain6 bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar>
putar, gerakan tidak menentu, kejang tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus. ayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gangguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan dysplasia dentalis. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG . #emeriksaan bilirubin serum a. #ada bayi "ukup bulan, bilirubin men"apai kurang lebih -mg1dl antara 2>B hari setelah lahir. pabila nilainya lebih dari 0mg1dl tidak fisiologis. b. #ada bayi premature, kadar bilirubin men"apai pun"ak 0>2 mg1dl antara *>3 hari setelah lahir. @adar bilirubin yang lebih dari Bmg1dl tidak fisiologis. 2. #emeriksaan radiology &iperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma A. Cltrasonografi &igunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepati" dengan ekstra hepati" B. iopsy hati &igunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepati" dengan intra hepati" selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma. *. #eritoneoskopi &ilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini. -. 5aparatomi &ilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini G. PENATALAKSANAAN #ada dasarnya, pengendalian bilirubin adalah seperti berikut6 a) timulasi proses konjugasi bilirubin menggunakan fenobarbital. 9bat ini kerjanya lambat, sehingga hanya bermanfaat apabila kadar
bilirubinnya rendah dan ikterus yang terjadi bukan disebabkan oleh proses hemolitik. 9bat ini sudah jarang dipakai lagi. b) Menambahkan bahan yang kurang pada proses metabolisme bilirubin (misalnya
menambahkan
glukosa
pada
hipoglikemi)
atau
(menambahkan albumin untuk memperbaiki transportasi bilirubin). #enambahan
albumin
bisa
dilakukan
tanpa
hipoalbuminemia.
#enambahan albumin juga dapat mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan ke dalam plasma. Hal ini menyebabkan kadar bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin tersebut ada dalam ikatan dengan albumin. lbumin diberikan dengan dosis tidak melebihi g1kg, sebelum maupun sesudah terapi tukar. ") Mengurangi peredaran enterohepatik dengan pemberian makanan oral dini d) Memberi terapi sinar hingga bilirubin diubah menjadi isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan dari tubuh karena mudah larut dalam air. e) Mengeluarkan
bilirubin
se"ara
mekanik
melalui
transfusi
tukar(Mansjoer et al, 2003). #ada umunya, transfusi tukar dilakukan dengan indikasi sebagai berikut6 ) #ada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek G20mg+ 2) @enaikan kadar bilirubin indirek yang "epat yaitu 0,A>mg+1jam A) nemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung B) ayi dengan kadar hemoglobin tali pusat FBmg+ dan uji =oombs dire"t positif (Hassan et al, 200*). *) Menghambat produksi bilirubin. Metalloprotoporfirin merupakan kompetitor inhibitif terhadap heme oksigenase. ni masih dalam penelitian dan belum digunakan -) se"ara rutin. f) Menghambat hemolisis. mmunoglobulin
dosis
tinggi
se"ara
intra;ena(*00>000mg1@g 2) sampai 2 hingga B jam telah digunakan untuk mengurangi le;el bilirubin pada janin dengan penyakit hemolitik isoimun. Mekanismenya belum diketahui tetapi se"ara teori immunoglobulin menempati sel D" reseptor pada sel retikuloendotel dengan demikian dapat men"egah lisisnya sel darah merah yang dilapisi oleh antibody(=loherty et al, 2008).
Eerapi sinar pada ikterus bayi baru lahir yang di ra/at di rumah sakit. &alam pera/atan bayi dengan terapi sinar,yang perlu diperhatikan sebagai berikut 6 ) &iusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi. 2) @edua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan "ahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi. A) ayi diletakkan 8 in"i di ba/ah sinar lampu. $arak ini dianggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal. B) #osisi bayi sebaiknya diubah>ubah setiap 8 jam agar bagian tubuh bayi yang terkena "ahaya dapat menyeluruh. *) uhu bayi diukur se"ara berkala setiap B>- jam. -) @adar bilirubin bayi diukur sekurang>kurangnya tiap 2B jam. 3) Hemoglobin harus diperiksa se"ara berkala terutama pada bayi dengan hemolisis. H. ANALISA DATA No
2 A
DATA
ETIOLOGI
MASALAH 7isiko defisit
& &9 & &9 & &9
;olume "airan 7isiko hipertermi 7isiko
gangguan
integritas kulit
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN . 7isiko defisit ;olume "airan berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake "airan serta peningkatan I5 dan defikasi sekunder fototherapi 2. 7isiko hipertermi berhubungan dengan efek fototherapi A. 7isiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan ekresi bilirubin, ekskresi fototherapi J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No
Diagnosa Kepea!a"an 7isiko defisit ;olume "airan
T#$#an %an Ki"eia Hasi& In"e'ensi etelah diberikan tindakan . @aji reflek hisap bayi
berhubungan dengan tidak pera/atan selama A!2B jam adekuatnya
intake
2.
eri
"airan diharapkan tidak terjadi defi"it oral1menyusui
minum bila
per reflek
serta peningkatan I5 dan defikasi
sekunder
fototherapi
;olume "airan dengan kriteria 6 . $umlah
intake
dan
output seimbang 2. Eurgor kulit baik, tanda ;ital
dalam
normal A. #enurunan
batas
tidak
7isiko
hipertermi
etelah
diberikan
diharapkan
tidak
output
,
frekuensi
dan
konsistensi fae"es B. #antau turgor kulit, tanda> tanda ;ital ( suhu, H7 ) setiap
*. Eimbang setiap hari tindakan . 9bser;asi suhu tubuh
berhubungan dengan efek pera/atan selama A!2B jam fototherapi
A. =atat jumlah intake dan
B jam
lebih dari 0 + 2
hisap adekuat
( aksilla ) setiap B > - jam
terjadi 2. Matikan lampu sementara
hipertermi dengan kriteria suhu bila terjadi kenaikan suhu, aksilla stabil antara A-,*>A3 0
dan berikan kompres serta ekstra minum. A. @olaborasi dengan dokter bila suhu tetap tinggi B. Memberi terapi lebih dini atau men"ari penyebab lain
A
7isiko gangguan integritas
etelah
diberikan
dari hipertermi. tindakan . @aji /arna kulit tiap 8 jam
kulit berhubungan dengan pera/atan selama A!2B jam ekresi
bilirubin,
fototherapi
ekskresi diharapkan gangguan
tidak
2. Cbah posisi setiap 2 jam
terjadi A.
integritas
kulit
Masase
daerah
yang
menonjol
dengan kriteria6
B. $aga kebersihan kulit bayi
. Eidak terjadi de"ubitus
dan berikan baby oil atau
2. @ulit bersih dan lembab
lotion pelembab *.
@olaborasi
untuk
pemeriksaan kadar bilirubin, bila
kadar
bilirubin
turun
menjadi 3,* mg+ fototerafi dihentikan