BAB I PENDAHULUAN
Lipid Lipid adalah adalah senyaw senyawaa heterog heterogen en yang berhubung berhubungan an dengan dengan asam lemak lemak dan juga termasuk termasuk senyawa senyawa organik berminyak atau berlemak berlemak yang tidak larut dalam air. Lipid dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai sampai 24. Asam Asam lemak lemak memilik memilikii gugus gugus karbok karboksil sil tungg tunggal al dan ekor ekor hidrok hidrokarbo arbon n nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.
Sifat-sifat lipid:
a. Tida Tidak k larut larut dala dalam m pela pelarut rut polar polar sepe seperti rti air tetapi tetapi larut larut dalam dalam pelaru pelarutt orga organi nik k yang bersifat non-polar seperti eter, kloroform, aseton, benzena dan lain-lain. Hal ini dikarenakan lipid terdiri dari dari gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar. Makin panjang rantai hidrokarbon ini maka makin kecil pula kemampu kemampuan an lipid tersebut untuk larut dalam dalam pelarut pelarut polar. polar. b. Berhubunga Berhubungan n dengan dengan asam lemak dan dan ester-esterny ester-esternya. a. c. Mempunyai Mempunyai kemungkina kemungkinan n untuk untuk digunakan digunakan makhluk makhluk hidup. hidup. d.
Asam Asam lemak lemak merupa merupakan kan asam lemah, dan dalam dalam air terdiso terdisosias siasii sebagi sebagian. an. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celcius). Semakin panjang rantai C penyusunny penyusunnya, a, semakin mudah membeku membeku dan juga semakin semakin sukar larut.
e. Asam Asam lemak lemak jenuh bersifa bersifatt lebih stabil stabil (tidak (tidak mudah mudah bereaks bereaksi) i) daripada daripada asam asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan dengan oksigen oksigen (mudah (mudah teroksid teroksidasi) asi).. Karena Karena itu, itu, dikenal dikenal istilah istilah bilanga bilangan n oksidasi bagi asam lemak.
Makalah Biokimia Identifikasi Identifikasi Lipid 1
Fungsi lipid
Begitu Begitu banyak banyak fungs fungsii dari dari lemak lemak itu sendiri sendiri,, diantar diantarany anyaa adalah adalah sebaga sebagaii pembangun pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran membran yang membungk membungkus us setiap sel di tubuh manusia. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi. berfungsi. Berikut Berikut fungsi-fu fungsi-fungsi ngsi lipid lipid : a. Sumber en energi rgi Lemak adalah sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menghasilkan 9 kkal energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori. b. Melindungi Melindungi organ organ Banyak Banyak organ organ vital vital seperti seperti ginjal, ginjal, jantung jantung,, dan usus usus dilindu dilindungi ngi oleh oleh lemak lemak dengan dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnya. c. Pemba embang ngun un hor horm mon Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, prostaglandin, senyawa senyawa semacam semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks. d. Pemba embang ngun un otak otak Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat. e. Sumb Sumber er asam asam lem lemak ak essen essensi sial al Lemak merupakan sumber asam lemak esensial asam linoleat dan linoleat. f. Alat Alat ang angku kutt vita vitami min n laru larutt lem lemak ak Lemak Lemak menga mengandu ndung ng vitamin vitamin larut larut lemak lemak tertent tertentu. u. Lemak Lemak membant membantu u transpo transport rt dan absorbsi vitamin A, D, E dan K yang larut lemak. g. Meng Menghe hema matt pro prote tein in Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi. h. Member Memberii rasa rasa kenyan kenyang g dan dan kelezata kelezatan n Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama.
Makalah Biokimia Identifikasi Identifikasi Lipid 2
i.
Sebagai pelumas
Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan. j.
Memelihara suhu tubuh
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
Perilaku Lipid dalam Air
Berdasarkan definisinya, lipid tidak dapat larut dalam air. Tetapi, lipid dapat bertahan dalam lingkungan berair. Beberapa jenis lipid termasuk amfifilik (disebut juga amfipatik ), yang berarti terdiri dari 2 bagian-bagian hidrokarbonnya non-polar dan bagian yang polar, ionik, atau keduanya. Ketika molekul amfifilik terdispersi dalam air, bagian hidrofobiknya menjauhkan diri dari pelarut melalui agregasi mandiri. Kecenderungan rantai hidrokarbon untuk menjauh dari pelarut polar, seperi air, dikenal sebagai efek hidrofobik . Hidrokarbon tidak lagi membentuk ikatan hidrogen dengan air, dan hidrokarbon yang dikelilingi oleh air mempermudah pembentukan ikatan hidrogen diantara molekul-molekul air itu sendiri.
Penggolongan lipid
Lipid memiliki sifat yang sama dengan asam lemak, yaitu relatif tidak larut dalam air dan arut dalam pelarut nonpolar seperti eter, kloroform dan benzena. Bloor membagi lipid menjadi tiga golongan besar, yaitu: 1.
Lipid sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh:
a. Lemak : ester asam lemak dengan gliserol. Lemak yang terdapat dalam keadaan cair disebut minyak. Misalnya monogliserida, digliserida dan trigliserida. b.
Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang lebih tinggi daripada
gliserol. Misalnya malam atau lilin, ester sterol, ester nonsterol, ester vitamin A dan ester vitamin D. 2.
Lipid kompleks : ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan selain alkohol dan asam lemak. Contoh:
a. Fosfolipid : lipid yang selain mengandung asam lemak dan alkohol juga mengandung residu asam fosfat. b. Serebrosida : senyawa asam lemak dengan karbohidrat, mengandung nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat. c. Lipid campuran lainnya : sulfolipid dan aminolipid. Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 3
3. Derivat lipid : zat yang berasal dari golongan-golongan di atas dengan jalan hidrolisis. Zat ini meliputi asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol dan steroid.
Lipid sederhana
a. Lemak Yang dimaksud dengan lemak dalam hal ini adalah ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol yaitu suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Dalam tubuh gliserol berguna untuk sintesis lemak di dalam tubuh. Pada lemak satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak. Oleh karena itu, lemak adalah suatu trigliserida. Adapun reaksi-reaksi trigliserida: 1. Saponifikasi (penyabunan) Garam natriuma atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan sebagai sabun untuk bayi. Asam lemak yang digunakan untuk sabun umumnya adalah asam palmiat atau stearat. Hidrolisis lemak oleh alkali ini disebut sebagai reaksi penyabunan. Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus –COO - pada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob artinya tidak suka pada air atau tidak mudah larut dalam air sedangkan gugus –COO - bersifat hidrofil, artinya suka dengan air sehingga dapat larut dalam air. Molekul sabun tidak sepenuhnya larut dalam air tetapi membentuk misel, yaitu kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat hidrofil di bagian luar. Sabun merupakan zat pembersih karena mempunyai sifat pengemulsi (berfungsi sebagai emulgator) artinya sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Pada proses pembentukan emulsi ini bagian hidrofob molekul sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yangbermuatan negatif berada di bagian luar.
Karena gaya tolak menolak antara muatan listrik negatif ini maka kotoran akan pecah menjadi partikel-partikel kecil dan membentuk emulsi. Sabun memiliki sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk. Di samping sabun, ada juga zat yang tidak dapat disabunkan dengan alkali tetapi larut dalam lemak alam yang tidak dapat disabunkan dengan alkali tetapi larut dalam eter atau petroleum eter. Karena sabun tidak larut dalam eter, mereka dapat dipisahkan dari campuran lipid dengan ekstraksi yang menggunakan Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 4
pelarut ini setelah penyabunan lemak. Keton, hidrokarbon, alkohol dengan berat molekul tinggi, dan steroid adalah contoh residu lemak alam yang tidak dapat disabunkan. Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun atau garam empedu. 2. Proses ketengikan Proses ketengikan adala perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak. Hal inin disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Selain itu juga terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Senyawa ini sangat reaktif dan dapat membentuk hiperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek berupa asam lemak, aldehid dan keton yang bersifat volatile atau mudah menguap, menimbulkan bau tengik pada lemak dan potensial bersifat toksik. Asam lemak akan membentuk skrolein dan gliserol. Akrolein mengeluarkan asap tajam yang merangsang tenggorokan. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak. Vitamin E yang banyak terdapat dalam minyak nabati bila dipanaskan akan dioksidasi. Hal ini mencegah terjadinya peroksida dengan demikian mencegah proses ketengikan. Vitamin dalam hal ini bertindak sebagai antioksidan.
b. Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang lebih tinggi daripada gliserol Lilin atau wax adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan ikan paus atau lumba-lumba. Lilin tidak larut dalam air namun larut dalam lemak. Lilin pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air, misalnya yang terdapat pada daun dan buah. Lilin tidak mudah Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 5
terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Sehingga lilin tidak dapat dikonsumsi.
Lipid kompleks
Lesitin Mengandung asam fosfat dan basa yang mengandung nitrogen kolin. Fungsinya adalah memudahkan pengangkutan dan penggunaan asam lemak dengan menggunakan enzim lesitin kolesterol asiltransferase. Lesitin terdapat luas dalama makanan terutama dalam hati, kuning telur dan kacang kedelai. Karena kemampuannya membentuk emulsi lesitin banyak dimanfaatkan dalam industri pangan seperti dalam pembuatan margarine, keju, dan gula-gula. Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin berwarna putiih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahay dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk larutan kolloid. Selain itu lesitin larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton. Penambahan aseton pada larutan koloid dapat mengendapkan lesitin. Apabila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin. Dan bila dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol, dan asam fosfat.
Derivat lipid
Sterol Sterol adalah sekelompok senyawa yang mempunyai karakteristik struktur cincin kompleks steroid dengan berbagai variasi. Sterol yang banyak terdapat di dalam pangan adalah kolesterol dalam jaringan hewani, ergosterol dalam khamir dan betasitosterol dalam makanan nabati.
Kolesterol adala salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Kolesterol merupakan komponen essensial membran struktur semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Dalam tubuh kolesterol mempunyai fungsi ganda yaitu diperlukan oleh tubuh dan dapat membahayakan tergantung pada berapa banyak kolesterol itu dalam tubuh. Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna, yaitu: a. Test Salkowaski Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 6
Warna merah sampai ungu timbul bila larutan kloroform dari sterol ditambah dengan asam sulfat pekat dengan volume yang sama. b. Test Lieberman Larutan kloroform dari sterol bila ditambah dengan anhidrida asetat dan asam sulfat, memberi warna hijau. Kegunaan reaksi ini terbatas karena adanya kenyataan bahwa berbagai sterol memberi warna yang sama atau hampir sama. Reaksi ini merupakan dasar dari penentuan kolometri kolesterol darah.
Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Uji Akrolein
HC=O HC + H2O H2C H2C-O-COOR 1 HC-O-COOR 2 H2C-O-COOR 3
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 7
Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam yang diidentifikasi oleh praktikan sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 8
BAB II METODE KERJA 1. Kelarutan lemak dan asam lemak
Tujuan : untuk mempelajari sifat kelarutan lemak Reagen dan bahan yang diperlukan : o
Minyak goreng
o
Alkohol
o
Heksan
o
Benzen
o
Air suling
Prosedur kerja : Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih. Pipetkan ke dalam tabung reaksi, seperti pada tabel : Tabung Minyak goreng Alkohol Heksan Benzen Air suling
1 2-3 tetes 2 ml -
2 2-3 tetes 2 ml -
3 2-3 tetes 2 ml -
4 2-3 tetes 2 ml
Kocok biar larut, diamkan 5 menit Teteskan masing-masing 3 tetes pada kertas saring (jangan sampai lemak yang tidak larut ikut terambil) Biarkan hingga kering, sehingga akan tertinggal bercak-bercak lemak pada kertas saring, bandingkan secara relatif besar dan intensitas bercak. Ulangi percobaan di atas dengan memakai mentega (± sebesar biji jagung)
2. Uji akrolein
Tujuan : identifikasi gliserol (lemak pada umumnya mengandung gliserol) Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 9
Reagen dan bahan yang diperlukan : o
KHSO4
o
Minyak
o
Gliserol
Prosedur kerja : a.
Masukkan bubuk KHSO 4 setinggi ± 1 cm pada tabung reaksi, tambahkan 23 tetes gliserol
b. Panaskan dengan api langsung, amati bau gas yang terbentuk c. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan 2-3 tetes minyak
3. Reaksi penyabunan
Tujuan : memahami reaksi penyabunan Reagen dan bahan yang diperlukan : o
Mentega
o
Larutan NaOH 20 % dalam alkohol 40 %
o
H2SO4 encer
o
Indikator universal
Prosedur kerja : a. 5 gr mentega dimasukkan dalam beaker glass kemudian ditambahkan 10 ml larutan NaOH 20 % dalam alkohol 40 % ( 20 gr NaOH + 40 ml alkohol + 60 ml aqaudest), panaskan dalam penangas pada suhu 70ºC selama 20 menit. Pemanasan disertai pengadukan. Amati yang terjadi! b. Ambil sedikit larutan diatas beberapa tetes, masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air. Jika tetesan telah larut semua, menunjukkan reaksi penyabunan telah sempurna. c. Ke dalam larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan 5 ml aqua. Panaskan perlahan hingga sabun yang telah terbentuk terurai kembali (hidrolisis). d. Tambahkan asam sulfat encer tetes demi tetes sampai pH ± 4
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 10
e.
Pindahkan bagian yang terapung (asam lemak rantai sedang) ke dalam tabung reaksi, diamkan, amati apakah asam lemak tersebut membeku atau tidak. (digunakan lagi untuk uji ketengikan lemak sebagai bahan A)
f.
Lanjutkan pemanasan sisa larutan dalam beaker glass sampai asam lemak rantai pendek yang mudah menguap habis. Dinginkan larutan, perhatikan asam lemak sisa tersebut apakah membeku atau tidak (digunakan lagi untuk uji ketengikan lemak, sebagai bahan B).
g. Lakukan hal yang sama menggunakan keju.
4. Uji ketengikan lemak
Tujuan : memeprlihatkan bahwa lemak bila mengalami oksidasi dapat menjadi tengik (rancid) Reagen dan bahan yang diperlukan : o
Asam lemak rantai sedang (hasil percobaan sebelumnya, bahan A, bisa dari mentega atau keju)
o
Bahan B (hasil dari percobaan sebelumnya)
o
Minyak tidak jenuh segar
o
Larutan kalium iodida
Prosedur kerja : Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Bahan A 2 ml Bahan B 2 ml Minyak tidak jenuh tengik 2 ml K-iodida tetes demi tetes sambil dikocok sampai warna iodium menetap Keterangan : bahan A dan B digunakan dalam keadaan terlarut
Pertanyaan : a. Apakah tanda bahwa reaksi penyabunan telah sempurna? Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 11
b. Apakah yang mempengaruhi sifat fisik (konsistensi, kelarutan dll) dari asam lemak? c. Apakah kandungan asam lemak pada keju dan mentega sama? Jelaskan perbedaannya?
5. Uji pembentukan emulsi
Tujuan : mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak Reagen dan bahan yang diperlukan : o
Minyak
o
Larutan Na2CO3 0,5 %
o
Larutan sabun
o
Larutan protein 2 %
Prosedur kerja : Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Air suling 3 ml 2 ml 2 ml Minyak 2 tetes 2 tetes 2 tetes Na2CO3 2 tetes Larutan sabun 2 tetes Larutan protein Kocok tabung dengan kuat, biarkan beberapa saat
Tabung 4 2 tetes 2 tetes
6. Uji kolesterol
Tujuan : identifikasi kolesterol dari bahan makanan secara kualitatif Reagen dan bahan yang diperlukan : o
Kuning telur
o
Alkohol 96 %
o
Kloroform
o
Aseton
o
Pereaksi sesuai uji di prosedur
Prosedur kerja : a. Pisahkan kuning telur dari putihnya. Masukkan kuning telur tersebut ke campuran 15 ml alkohol dan 5 ml kloroform, diamkan selama 10 menit Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 12
sambil sekali-kali diaduk (dikerjakan oleh 2 kelompok diwakili 1 orang perkelompok) b. Saring dengan kertas saring yang telah dibasahi alkohol (hasilnya dibagi 2 kelompok). Selanjutnya dikerjakan perkelompok c. Uji residu di atas kertas saring dengan 9 ml larutan alkohol-kloroform (1:2). Tes residu dengan cara: ambil sedikit residu kocok dengan air. Catat hasil pengamatan. d. Ambil secukupnya residu yang saudara peroleh. Larutkan dalam 3 ml kloroform dan tuangkan perlahan-lahan ke dalam 5 ml aseton sambil diaduk, maka akan terjadi endapan kuning kenari dari lesitin, kemudian saring didapat filtrat dan lesitin (perhatikan pekerjaan yang harus dilakukan dalam lemari asam) e. Lakukan identifikasi lesitin: 1.
Ambil 0.5 g lesitin dan tambahkan 0,5 g KHSO 4 padat dalam tabung reaksi kering. Panaskan perlahan-lahandi atas api bunsen dan amati bau spesifik yang keluar dari tabung. Ulangi percobaan dengan menggunakan gliserol
2.
Ambil sedikit lesitin, tambahkan 5 ml larutan KOH 10 % dalam etanol dan panaskan di atas penangas air pada 60 – 70 º C selama 2-3 menit. Dinginkan, saring dan tambahkan asam sulfat encer sampai netral. Amati suatu lapisan atas zat cair yang terdapat dalam tabung f. Filtrat dari pengendapan lesitin diuapkan dalam penangas air hingga menjadi pasta g. Tambahkan 5 ml larutan NaOH 15 % dalam etanol, panaskan kembali dalam penangas air selama 30 menit, dinginkan dan tambahkan 10 ml eter untuk mengekstraksi kolesterol h. Aduk padatan yang tidak larut tersebut, kemudian saring. Filtrat eter mengandung kolesterol i.
Filtrat tersebut diekstraksi dengan 5 ml alkohol 96 % dan uapkan di dalam penangas air
j.
Pindahkan larutan tersebut ke dalam tabung sentrifuge kering. Sentrifuge selama 2-3 menit. Ulangi ekstraksi dengan 3 ml alkohol, sentrifuge kembali
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 13
k.
Pindahkan
filtrat larutan alkohol dengan bantuan pipet tetes ke dalam
tabung sentrifuge kering. Tambahkan tetes demi tetes air ke dalam larutan hingga tidak lagi terjadi endapan. Biarkan selama ½ jam l.
Sentrifuge lagi, pisahkan filtrat yang jernih dengan residu. Residu kristal di dalam tabung sentrifuge dapat direkristalisasi dengan melarutkannya dalam sedikit alkohol panas, kemudian biarkan dingin. Berikutnya tambahkan tetes air sehingga kristalisasi dapat sempurna
m. Lakukan sentrifuge lagi, ambil residu, keringkan dalam eksikator n. Lakukan uji kolesterol
1. Tes Salkowski Larutkan beberapa mg kolesterol dalam tabung reaksi/ kemudian tambahkan H 2SO4 pekat secara perlahan-lahan sehingga terbentuk lapisan baru dibagian bawah tabung, amati perubahan warna yang terjadi. 2. Tes Lieberman-burchanda Ke dalam 2 ml larutan kolesterol dalam kloroform tambahkan 15 tetes anhidrida asetat. Kocok dan tambahkan lagi 2 tetes asam sulfat pekat. Kocok dan amati perubahan warna yang terjadi. Maksimum warna diperoleh setelah 18-20 menit
Pertanyaan: Apakah lesitin itu? Apakah kegunaannya ? Jelaskan mengapa tingginya konsentrasi kolesterol dalam darah berbahay bagi
kesehatan Jelaskan prinsip pemeriksaan kadar kolesterol menggunakan teknik enzimatis!
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 14
BAB III HASIL PRAKTIKUM 1.
Kelarutan Lemak dan Asam Lemak Tabung
1
2
3
4
2-3 tetes
2-3 tetes
2-3 tetes
2-3 tetes
Alkohol
2mL
-
-
-
Heksan
-
2 mL
-
-
Benzena
-
-
2mL
-
Air Suling
-
-
-
2mL
Minyak Goreng
Kocok biar larut diamkan selama 5 menit Teteskan masing-masing 3 tetes pada kertas saring (jangan sampai lemak yang tidak larut ikut terambil) Biarkan hingga kering, sehingga akan tinggal bercak-bercak lemak pada kertas saring, bandingkan secara relatif besar dan Larut/ tidak larut
Tidak Larut
Larut
Larut
Tidak Larut
1
2,9
3,5
1
1
2
3
4
Tidak Larut
Larut
Larut
Tidak Larut
1
2,8
3,5
1
Besar dan intensitas bercak (dalam urutan angka: 1,2, dst.)
Tabung
Mentega (larut/ Tidak larut) Bercak dan
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 15
intensitas bercak (dalam urutan angka: 1, 2, dst.)
2.
Uji Akrolein Perlakuan
Hasil (bau gas)
Keterangan
Harus dipanaskan 1.
Bubuk KHSO4 +
Bau asam menyengat
Gliserol 2.
Minyak + Bubuk
KHSO4
3.
berulang-ulang sampai bau gas keluar
Bau minyak agak asam
Ketika dipanaskan bau gas langsung keluar
Reaksi Penyabunan Perlakuan
Mentega
Hasil •
Keterangan
Sebelum dipanaskan larutan berwarna kuning
•
Pada saat dikocok, larutan berbusa
•
Setelah penambahan asam sulfat encer pH yang didapat 3
Keju (minyak)
•
Asam lemak
•
tidak membeku Sebelum dipanaskan larutan berwarna kuning Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 16
Pada saat
•
dikocok, larutan berbusa Setelah
•
penambahan asam sulfat encer pH yang didapat 3 Asam lemak
•
membeku
4.
Uji Ketengikan Lemak Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Bahan A
2 mL
−
−
Bahan B
−
2 mL
−
−
−
2 mL
Minyak tidak jenuh tengik
Iodida tetes demi tetes sambil dikocok sampai warna iodium menetap Hasil: Bandingkan jumlah tetesan larutan KI yang ditambahkan
30 tetes
30 tetes
30 tetes
Tidak ada
Tidak terjadi
Terbentuk 2
perubahan
perubahan tapi
lapisan warna
warna
pembekuannya
(bawah berwarna
menghilang
bening dan atas coklat)
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 17
5.
Uji Pembentukan Emulsi Bahan
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Air suling
2 mL
2 mL
2 mL
2 mL
Minyak
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
Na2CO3 0,5 %
-
2 tetes
-
-
Larutan Sabun
-
-
2 tetes
-
Larutan Protein
-
-
-
2 tetes
Tidak Stabil
Stabil
Kocok tabung dengan kuat, biarkan beberapa saat Hasil: Terbentuk emulsi
Tidak Stabil
Tidak Stabil
stabil/ tidak stabil
6.
Uji Kolesterol Prosedur
Identifikasi Lestin 1
Hasil
Keterangan
Tercium bau tengik Terbentuk lapisan tidak
Identifikasi Lestin 2
berwarna dan terdapat endapan putih
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 18
BAB IV PEMBAHASAN
1. Kelarutan lemak dan asam lemak Alkohol
Saat minyak goreng dan mentega ditetesi dengan alkohol, keduanya tidak larut. Hal ini disebabkan karena sifat kedua bahan yang merupakan senyawa non polar sehingga tidak dapat berikatan dengan alkohol yang merupakan senyawa polar. Suatu bahan dapat larut jika memiliki polaritas yang sama.
Heksan
Saat minyak goreng dan mentega ditetesi dengan heksan, keduanya larut. Hal ini disebabkan karena kedua bahan memiliki polaritas yang sama yaitu merupakan senyawa non polar sehingga minyak goreng dan mentega dapat berikatan dengan heksan. Benzen
Saat minyak goreng dan mentega ditetesi dengan benzen, keduanya larut. Hal ini disebabkan karena kedua bahan memiliki polaritas yang sama yaitu merupakan senyawa non polar sehingga minyak goreng dan mentega dapat berikatan dengan benzen. Air suling
Saat minyak goreng dan mentega ditetesi dengan air suling, keduanya tidak larut. Hal ini disebabkan karena sifat kedua bahan yang merupakan senyawa non polar sehingga tidak dapat berikatan dengan air suling yang merupakan senyawa polar. Suatu bahan dapat larut jika memiliki polaritas yang sama.
Menurut kelompok kami, bercak yang terdapat di kertas saring adalah bercak lemak yang larut pada pelarut karena lemak yang tidak larut tidak ikut diambil. Pada tabung 2 dan 3, lemak larut sehingga ketika diteteskan di kertas saring, lemaknya akan tertinggal dan menjadi bercak sedangkan pelarutnya yang berupa kloroform dan eter akan hilang karena mudah menguap. Pada tabung 1 tidak terdapat bercak lemak karena lemak tidak larut dalam alkohol sehingga yang terdapat pada kertas saring
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 19
hanya alkohol saja. Pada tabung 4 terdapat bercak padahal seharusnya tidak terdapat ini mungkin dikarenakan kelompok kami kurang lama menunggu sehingga air sulingnya belum menguap/kering atau mungkin karena ada lemak yang ikut terambil dan menjadi bercak.
2. Uji akrolein
KHSO4 adalah zat yang dapat mengikat air, apabila direaksikan dengan gliserol atau minyak yang mempunyai gugus OH, maka KHSO 4 akan memutus ikatan OH dan membentuk H2O dan akhirnya terbentuklah akrolein. Menurut kelompok kami pemanasan digunakan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi sehingga ikatan OH lebih gampang putus. Pada uji akrolein ini bubuk KHSO 4 yang ditambahkan gliserol lalu dipanaskan menghasilkan bau yang tak sedap dan warnanya menjadi hitam. Dan saat minyak ditambahkan gliserol lalu dipanaskan akan menghasilkan bau tengik dan warnanya menjadi kecoklatan. Bau tengik ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas, selain itu terjadi juga proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak sedap.
3. Reaksi penyabunan
Pada percobaan yang telah dilakukan, mentega dalam tabung reaksi sebanyak 5 gram ditambahkan 10 ml larutan NaOH 20% dalam alkohol 40%.yang kemudian dipanaskan dalam penangas air. Pemanasan dilakukan sampai terbentuk sabun. Sabun dapat terbentuk karena terjadi hidrolisis antara minyak dengan golongan alkali (dalam hal ini Na). Hidrolisis tersebut menghasilkan produk gliserol dan garam alkali dari asam lemak. Larutan yang berada di bawah diambil dan dicampur air kemudian dikocok. Pengocokan air sabun di dalam tabung reaksi membentuk 3 lapisan : lapisan busa, lapisan kuning susu yang adalah butiran-butiran minyak , lapisan paling bawah adalah sabun. Terjadi busa dikarenakan sabun memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Termasuk kelompok senyawa yang terdispersi oleh air, karena sabun punya gugus hidrofobik dan hidrofilik ( senyawa amfipatik ). Gugus hidrofobik (gugus yang tidak
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 20
suka air ) ini yang menyebabkan timbulnya busa. Gugus hidrofobik yang tertolak air, terdorong ke atas membentuk busa.
4. Uji ketengikan lemak
KI disini digunakan sebagai oksidator yaitu untuk mengoksidasi asam lemak dengan cara memutus ikatan rangkap di asam lemak tersebut. Ketengikan terjadi karena adanya oksidasi asam lemak. Bahan A adalah asam lemak rantai sedang sehingga ikatan rangkapnya pun lebih banyak dan setelah 30 tetes diberikan KI tetap tidak memberikan perubahan warna. Sedangkan bahan B adalah asam lemak rantai pendek dan setelah diberikan 30 tetes tetap saja tidak memberikan perubahan warna tetapi pembekuannya menjadi menghilang. Asam lemak tidak jenuh tengik adalah asam lemak yang sudah teroksidasi jadi pada saat diberikan KI sebanyak 30 tetes telah mengalami perubahan warna dan terbentuklah dua lapisan yaitu yang lapisan bawah berwarna bening dan lapisan atasnya berwarna coklat. Hal ini membuktikan bahwa semakin tidak jenuh suatu bahan maka semakin sedikit KI yang dibutuhkan. Iodin dibutuhkan untuk memutuskan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh.
5. Uji pembentukan emulsi
Minyak dan air tidak dapat membentuk emulsi stabil karena adanya perbedaan polaritas. Disebut tidak stabil karena kedua larutan tidak saling campur. Minyak mempunyai sifat amfitik, yaitu rantai hidrokarbon yang salah satu ujungnya bermuatan ( polar ) dan ujung lainnya tidak bermuatan ( non polar ). Ujung rantai yang bersifat polar mempunyai sifat hidrofilik yaitu sifat cinta air sedangkan ujung yang non polar yaitu benci air. Makin panjang ekor , makin sukar larut dalam air. ( kelarutan C4 lebih besar daripada C6 ). Karena minyak dan air suling memiliki perbedaan polaritas sehingga kedua larutan tidak bercampur. Air, minyak dan Na 2CO3 seharusnya dapat membentuk emulsi stabil karena Minyak dapat berikatan dengan Na2CO3 yang dapat menurunkan daya aktivitas tegangan permukaan minyak dan mencegah butiran minyak menyatu satu sama lain. Minyak, air dan sabun seharusnya dapat membentuk emulsi stabil karena adanya emulgator sabun yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 21
Minyak dan protein terbentuk emulsi yang stabil. Hal ini sesuai dengan teori karena campuran antara minyak dengan larutan protein menghasilkan emulsi yang stabil. Hal ini disebabkan karena protein merupakan bahan emulsifier yang memiliki fungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
6. Uji kolesterol
Kuning telur + 15 ml alkohol 96% +5 ml kloroform maka akan terbentuk endapan kuning telur. Kemudian endapan dicuci dengan 9 ml larutan alkohol-kloroform ( 1: 2). Sehingga diperoleh larutan koloid, kemudian dilarutkan dalam 3 ml kloroform dan 5 ml aseton..Sehingga terbentuk endapan kuning kenari yang adalah lesitin. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan sifat lesitin adalah larut dalam semua pelarut kecuali aseton. Maka penambahan aseton pada larutan koloid yang telah terbentuk dapat mengendapkan lesitin. Ketika lesitin dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau aromatik khas yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akroelin. Setelah diulangi menggunakan gliserol, ternyata tercium bau yang sama yang berarti lesitin dan gliserol dapat membentuk akrolein apabila dicampur dengan KHSO 4 dan dipanaskan. Pada percobaan uji lesitin 2, ditambahkan 10 % KOH dalam etanol dalam keadaan panas., setelah didinginkan, ditambahkan asam sulfat encer sampai netral. Ketika diamati lapisan atas zat cair , terbentuk zat putih keruh pada tabung. Zat keruh itu adalah sabun, yang terbentuk akibat hidrolisis lesitin oleh KOH.
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 22
BAB V KESIMPULAN
1.
Lemak larut dalam pelarut organik dan pelarut non polar.
2. Gliserol / Minyak apabila dicampur KOH dan dipanaskan akan menjadi akrolein yang dapat diidentifikasi dari baunya. 3. Lemak / Minyak dapat menjadi sabun dengan cara penambahan KOH / NaOH sehingga mengalami hidrolisis menjadi gliserol dan garam alkali. 4. Asam lemak menjadi tengik apabila mengalami oksidasi, semakin panjang rantainya semakin banyak oksidator yang diperlukan untuk memecah ikatan rangkapnya. 5.
Minyak dapat membentuk emulsi stabil bila dicampur dengan Na 2CO3; protein
dan sabun. 6. Lesitin menganduk lemak karena dapat membentuk akrolein dan dapat mengalami reaksi penyabunan.
LAMPIRAN Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 23
1. Apakah lesitin itu ? Apakah kegunaannya ? Jawab : Lesitin itu termasuk dalam golongan fosfolipid yang mengandung alkohol kolin pada bagian kepala pola dan terdapat kuning telur (lekhytos). Lesitin ini dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh dan merupakan komponen penting dalam sel di mana tanpa lesitin membrane sel akan menjadi kaku. Lesitin melindungi sel dari oksidasi dan merupakan bagian pelindung yang mengelilingi otak.
2. Jelaskan mengapa tingginya konsentrasi kolesterol di dalam darah dapat berbahaya bagi kesehatan ! Jawab : Tingginya kadar kolesterol di dalam darah akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penumpukan plak-plak di sekeliling pembuluh darah. hal ini mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah tidak elastic dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gagal jantung, hipertensi, dll.
3. Jelaskan prinsip pemeriksaan kadar kolesterol menggunakan teknik enzimatis ! Jawab : Kolesterol merupakan substrat untuk pembentukan zat-zat essensial lain termasuk asam empedu yang dibuat oleh hati, yang merupakan rute utama untuk katabolisme kolesterol lipid. Dalam darah manusia normal terdapat 150-200 mg tiap 100 ml darah. Perubahan kolesterol menjadi garam empedu merupakan jalur utama untuk menyingkirkan kolesterol dari tubuh. Reaksi yang mengatur perubahan laju ini adalah reaksi yang dikatalis oleh enzim 7-hidroksilase. Untuk pemeriksaan kadar kolesterol, diambil sampel darah dari tubuh pasien dan akan diuji menggunakan teknik enzimatis.
DAFTAR PUSTAKA Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 24
Amstrong, Frank. B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Panil, Dr. Zulbadar. Memahami Teori Dan Praktik Biokimia Dasar Medis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Poedjiadi, Anna. Dkk. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Yazid, Estien. dkk. 2006. Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswa Analisis. Yogyakarta : ANDI.
Makalah Biokimia Identifikasi Lipid 25