LEMPENG EPIFISIS
Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang tebal panjang yang disebut disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. epifisis. Di sebelah sebelah proksimal dari epifis epifisis is terdap terdapat at metafis metafisis. is. Di antara antara epifis epifisis is dan metafi metafisis sis terdap terdapat at daerah daerah tula tulang ng rawa rawan n yang yang tumb tumbuh uh,, yang yang dis diseb ebut ut lemp lempen eng g epifi epifisi sis s atau atau lemp lempen eng g pert pertum umbu buha han. n. Tula Tulang ng panj panjan ang g tumb tumbuh uh karen karena a akum akumul ulas asii tula tulang ng rawa rawan n di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteob osteoblas las,, dan tulang tulang memanjan memanjang. g. atang atang dibent dibentuk uk oleh jaring jaringan an tulang tulang yang padat. !pifisis dibentuk dari spongi bone ("an"ellous atau trabe"ular). #ada akhir akhir tahuntahun-tah tahun un remaja remaja tulang tulang rawan rawan habis, habis, lempeng lempeng epifis epifisis is berfus berfusi, i, dan tulang berhenti tumbuh.
MEKANISME PEMBENTUKAN TULANG
Pros Proses es pemb pemben entu tuka kan n tula tulang ng tela telah h berm bermul ulaa sejak sejak umur umur embr embrio io 6-7 6-7 ming minggu gu dan dan berlangsung sampai dewasa. Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral : 1. sifi sifika kasi si int intra ra mem membr bran an Pros Proses es pemb pemben entu tuka kan n tula tulang ng dari dari jarin jaringa gan n mesen mesenki kim m menj menjad adii jari jaring ngan an tulan tulang! g! contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan hewan "erteb "ertebrata rata terdapa terdapatt tiga tiga lapisan lapisan lembag lembagaa yaitu yaitu ektode ektoderm! rm! medode medoderm! rm! dan endode endoderm. rm. #esenki #esenkim m merupa merupakan kan bagian bagian dari dari lapisan lapisan mesode mesoderm! rm! yang yang kemudi kemudian an berkem berkemban bang g menj menjad adii jarin jaringa gan n ikat ikat dan dan dara darah. h. $ula $ulang ng teng tengko korak rak bera berasal sal lang langsu sung ng dari dari sel-se sel-sell mesenkim melalui proses osifikasi intramembran. 2. sifi sifika kasi si end endok okon ondr dral al Proses pembentukan pembentukan tulang yang terjadi dimana dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago %jaringan rawan& lalu berubah menjadi jaringan tulang! misal
proses pembentukan tulang panjang! ruas tulang belakang! dan pel"is. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang %osteoblas& aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. steoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit! sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan %kartilago&. #ula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan! merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. steoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta! perichondrium berubah menjadi periosteum. 'ersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer! sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan p( %menjadi basa& akibatnya )at kapur didepositkan! dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. *emudian akan terjadi degenerasi %kemunduran bentuk dan fungsi& dan pelarutan dari )at-)at interseluler %termasuk )at kapur& bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini! sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder! terbentuklah tulang spongiosa. +engan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. ,elama pertumbuhan! sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise! dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter %lebar& tulang! tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar! dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Gambar: Pertumbuhan Tulang
MENGAPA ISKEMIA VOLKMANN SERING PADA ANAK
raktur suprakondiler humerus: fraktur sepertiga distal humerus tepat proksimal troklea dan capitulum humeri. aris fraktur berjalan melalui apeks coronoid dan fossa olecranon! biasanya fraktur trans"ersal. #erupakan fraktur yang sering terjadi pada anak-anak. +aerah suprakondiler humeri merupakan daerah yang relatif lemah pada ekstremitas atas. +i +aerah ini terdapat titik lemah! dimana tulang humerus menjadi pipih disebabkan adanya fossa olecranon di bagian posterior dan fossa coronoid di bagian anterior. #aka mudah dimengerti daerah ini merupakan titik lemah bila ada trauma didaerah siku. $erlebih pada anak-anak sering dijumpai fraktur di daerahini. 'ila terjadi oklusi a. brachialis dapat menimbulkan komplikasi serius yang disebut dengan /olkmann0s schemia. brachialis terperangkap dan kingking pada daerah fraktur. ,elanjutnya a. brachialis sering mengalami kontusio dengan atau tanpa robekan intima.
PRINSIP PENATALAKSANAAN FRAKTUR 1. Penatalaksanaan secara uu raktur biasanya menyertai trauma. 3ntuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas %airway&! proses pernafasan %breathing& dan sirkulasi %circulation&! apakah terjadi syok atau tidak. 'ila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi! baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara terperinci. 4aktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di 5,! mengingat golden period 16 jam. 'ila lebih dari 6 jam! komplikasi infeksi semakin besar. akukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat! singkat dan lengkap. *emudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto. !. Penatalaksanaan ke"aruratan
,egera setelah cedera! pasien berada dalam keadaan bingung! tidak menyadari adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah! maka bila dicurigai adanya fraktur! penting untuk mengimobilisasi bagain tubuh segara sebelum pasien dipindahkan. 'ila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian! ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. erakan fragmen patahan tulang dapat menyebabkan nyeri! kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut. yeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang +aerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan yang memadai! yang kemudian dibebat dengan kencang. mobilisasi tulang panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai bersama! dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang cedera. Pada cedera ektremitas atas! lengan dapat dibebatkan ke dada! atau lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera harus dikaji untuk menntukan kecukupan perfusi jaringan perifer. Pada fraktur terbuka! luka ditutup dengan pembalut bersih %steril& untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam. 8angan sekali-kali melakukan reduksi fraktur! bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah bidai sesuai yang diterangkan diatas. Pada bagian gawat darurat! pasien die"aluasi dengan lengkap. Pakaian dilepaskan dengan lembut! pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. 9ktremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
#. Penatalaksanaan $e"a% &rt&'e"(
'anyak pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal harus menjalani pembedahan untuk mengoreksi masalahnya. #asalah yang dapat dikoreksi meliputi stabilisasi fraktur! deformitas! penyakit sendi! jaringan infeksi atau nekrosis! gangguan peredaran darah %mis sindrom komparteman&! adanya tumor. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi 5eduksi $erbuka dengan iksasi nterna atau disingkat 5 (Open Reduction and Fixation). 'erikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortoped dan indikasinya yang la)im dilakukan : •
5eduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah
•
iksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup! plat! paku dan pin logam
•
raft tulang : penggantian jaringan tulang %graft autolog maupun heterolog& untuk memperbaiki penyembuhan! untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yang berpenyakit.
•
mputasi : penghilangan bagian tubuh
•
rtroplasti : memperbaiki masalah sendi dengan artroskop %suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar& atau melalui pembedahan sendi terbuka
•
#enisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak
•
Penggantian sendi : penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis
•
Penggantian sendi total : penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendi dengan logam atau sintetis
•
$ransfer tendo : pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi
•
asiotomi : pemotongan fasia otot untuk menghilangkan konstriksi otot atau mengurangi kontraktur fasia.
). Pr(ns(' 'enan*anan +raktur
Prinsip-prinsip tindakan;penanganan fraktur meliputi reduksi! imobilisasi! dan pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi : a. Re"uks(,
- 5eduksi fraktur %setting tulang& berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis - ,asarannya adalah untuk memperbaiki fragmen-fragmen fraktur pada posisi anatomik normalnya. - #etode untuk reduksi adalah dengan reduksi tertutup! traksi! dan reduksi terbuka. #etode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur! namun prinsip yang mendasarinya tetap sama. 'iasanya dokter melakukan reduksi fraktur sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus! reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mengalami penyembuhan.
Re"uks( tertutu' ! pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya %ujung-ujungnya saling berhubungan& dengan -Man('ulas( "an Traks( anual. ,ebelum reduksi dan imobilisasi! pasien harus dimintakan persetujuan tindakan! analgetik sesuai ketentuan dan bila diperlukan diberi anestesia. 9ktremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara gips! bidai atau alat lain dipasang oleh dokter. lat imobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan ektremitas untuk penyembuhan tulang. ,inar-< harus dilakukan untuk mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar.
Traks(, dapat digumnakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. 'eratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Re"uks( ter$uka, pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. +engan pendekatan bedah! fragmen tulang direduksi. lat fiksasi interna dalam bentuk pin! kawat! sekrup! palt! paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahan kan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.
$. I&$(l(sas(,
- ,etelah fraktur direduksi! fragmen tulang harus diimobilisasi! atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. - ,asarannya adalah mempertahankan reduksi di tempatnya sampai terjadi penyembuhan - #etode untuk mempertahankan imobilisasi adalah dengan alat-alat =eksternal> bebat! brace! case! pen dalam plester! fiksator eksterna! traksi! balutan& dan alat-alat =internal> %nail! lempeng! sekrup! kawat! batang! dll& c. Re%a$(l(tas(,
- ,asarannya meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan normal pada bagian yang sakit - 3ntuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi adalah peninggian untuk meminimalkan bengkak! memantau status neuro"askuler %misalnya pengkajian peredaran darah! nyeri! perabaan! gerakan&! mengontrol ansietas dan nyeri %mis meyakinkan! perubahan posisi! strategi peredaran nyeri! termasuk analgetika&! latihan isometrik dan pengaturan otot! partisipasi dalam aktifitas hidup sehari-hari! dan melakukan aktifitas kembali secara bertahap dapat memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri. Pengembalian bertahap pada akti"itas semula diusahakan sesuai batasan terapeutik.