Pemeriksaan angka kuman pada tahu |
1;
BAB III METODE
'.& 8"+!u ,"n Te#*"!
Praktikum pemeriksaan DP08angka kuman makanan dan minuman ini dilakukan pada a* 'ari, tanggal
- Kamis, 1/ 4uni ;1/
b* Dempat
- 9aboratorium Bakteriologi 4urusan $nalis Kesehatan Politeknik Kesehatan +enpasar
'. Al"! ,"n B"h"n A. ALAT
1. . /. . 2. 3. 5. 6. 7.
(ortir steril Dabung reaksi ak tabung reaksi elas ukur 2; ml Pipet ukur 1 ml, 1; ml Bola hisap Petridish steril @eraca analitik Hrlenmeyer 1;;, 2;, 2;; ml
B. 1. . /. . 2. 3.
BA/AN Kristal @a0l Serbuk media P0$ $Iuades steril Kapas berlemak $luminium foil Dahu
1;. $pi spiritus8Bunsen 11. Pinset 1. Cnkubator 1/. Kertas label 1. Spatel 12. Batang pengaduk 13. Kompor listrik 15. Benang pulung8 tali 16. Botol semprot
C. MEDIA9REAGENSIA 1. 9arutan garam fisiologis8Pz . (edia P0$
Pemeriksaan angka kuman pada tahu |
11
'.' C"" Ke3" '.'.& Pe*""si s"#*el *","! (!"hu) 1. Sampel tahu dihancurkan dengan blender, apabila tidak ada blender bisa
dengan mortir steril. . (emasukkan 1; g sampel tersebut ke dalam labu erlenmeyer8botol steril. /. (enuangkan 7; ml aIuades steril ke dalamnya. . Bahan dengan pengencer tersebut siap digunakan untuk pemeriksaan angka kuman, (P@ dan pemeriksaan biakan. '.'. Pe#ei+s""n "n+" +u#"n 1. (enyiapkan 3 buah tabung reaksi steril, disusun dalam rak tabung. (asing! masing tabung secara berurutan diberi tanda 1; !1,1;!,1;!/,1;!,
1;!2, 1;!3 dan
seterusnya sebagai kode pengenceran. . (enyiapkan 5 buah petridish steril, pada 3 buah petridish diberi tanda pada bagian belakangnya sesuai dengan kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan seperti butir a, satu petridish diberi tanda control. /. Pada tabung kedua sampai enam diisi 7 ml larutan garam fisiologis atau aIuades steril atau larutan buffer phosfat. &ntuk pemeriksaan Bacillus cereus harus menggunakan buffer phosfat. . (engocok bahan di atas sampai homogen )J2 kali* kemudian ambil 1; ml dimasukkan pada tabung ke satu. 2. (emindahkan 1 ml bahan dari tabung kesatu ke tabung kedua dengan pipet kemudian dikocok hingga homogen. 3. (emindahkan 1 ml bahan dari tabung kedua ke tabung ketiga dengan pipet kemudian mengocok hingga homogen. 5. +emikian selanjutnya dilakukan hal yang sama sampai tabung keenam sehingga diperoleh pengenceran tabung 1; !1,1;!,1;!/,1;!, 1;!2, 1;!3 atau sesuai dengan kode pengenceran yang telah dibuat sebelumnya. +ari masing!masing tabung di atas, dimulai dari tabung keenam diambil 1 ml. +engan pipet steril dimasukkan ke dalam masing!masing petridish steril sesuai dengan kode pengenceran yang sama. 6. Kemudian ke dalam masing!masing petridish ini dituangi media plat count agar )P0$* yang telah dipanaskan dalam "aterbath 2 ;0 sebanyak 12!; ml. +an masing!masing petridish digoyang perlahan!lahan sehingga tercampur merata kemudian dibiarkan dingin dan membeku. 7. (emasukkan ke dalam inkubator suhu /5;0 selama !6 jam dalam posisi terbalik. 1;. Kontrol media dibuat dengan media P0$ tanpa diberi sampel. Kontrol ruangan dibuat dengan memakai P0$ dengan cara membuka tutup petridish selama 2 menit. 11. Pembacaan dilakukan setelah 16! jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap petridish.
'.'.' Pe#ei+s""n h"sil ,"n *el"*o"n A. Pe#-"7""n /"sil 1. (enghitung koloni yang tumbuh pada masing!masing petridish. . Koloni!koloni yang bergabung menjadi satu atau membentuk satu
deretan8koloni yang terlekat sebagai garis tebal atau jumlah koloni yang meragukan, dihitung sebagai satu koloni kuman. /. (enghitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish control. $pabila jumlah koloni pada petridish control lebih besar dari 1;, maka pemeriksaan harus menggunakan P0$ dari pembuatan yang lain. B. Pel"*o"n Pelaporan hanya dilakukan pada petridish yang menghasilkan jumlah koloni antara /;!/;; koloni serta apabila jumlah pada petridish kontrol kurang dari 1; koloni, jumlah koloni pada masing!masing petridish ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan jumlah koloni pada petridish kontrol.
BAB I PEMBA/ASAN
.& /"sil *en"#"!"n *e*""si s"#*el !"hu G"#-"
Ke!e"n"n
Sebelumnya tahu ditimbang terlebih dahulu dengan neraca analitik sebanyak 1; gram lalu di hancurkan sampai halus dengan pestle dalam mortir steril dalam keadaan steril dengan cara bekerja didekat api bunsen.
9arutan Pz yang telah disterilisasi di takar dengan labu ukur sebanyak 7; ml. Pengerjaan selalu dalam keadaan steril yaitu di daerah api bunsen yang menyala.
Setelah bahan halus dituangkan sedikit demi sedikit larutan pz steril yang telah ditakar ke dalam mortir.
G"#-"
Ke!e"n"n
Hrlenmeyer yang telah steril tutupnya dibuka di daerah steril yaitu di daerah api bunsen agar kesterilannya terjaga.
9arutan pz yang telah bercampur dengan bahan dituangkan ke dalam Hrlenmeyer tadi. 9alu dibilas sisa!sisa tahu dalam mortir dengan larutan pz sampai larutan pz yang telah ditakar tadi habis.
Bahan telah siap digunakan untuk pemeriksaan angka kuman. 9alu diberi label 1; !1 sebagai tanda sampel a"al.
. Pe*""si s"#*el !"hu ,en"n *enen7e"n -e!in+"! G"#-"
Ke!e"n"n
Sampel a"al dengan label 1; !1 dipipet dengan pipet ukur sebanyak 1 ml. Pengerjaan dari a"al sampai akhir tetap didaerah api bunsen agar tetap steril.
9alu 1 ml larutan tadi dimasukkan dalam tabung dengan label 1;! yang sebelumnya telah berisi larutan pz steril sebanyak 7 ml. Kemudian dikocok hingga homogen.
9alu dipipet larutan dalam tabung 1; ! sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam tabung 1; !/, dikocok hingga homogen. Begitu seterusnya sampai tabung dengan label 1; !3. 'al ini disebut dengan pengenceran bertingkat. Setelah dilakukan pengenceran bertingkat terlihat bah"a dari tabung dengan label 1; !1 ke tabung 1; !3 larutannya semakin jernih.
Setelah itu dipipet larutan dari tabung 1; !3 sebanyak 1 ml.
Kemudian larutan sebanyak 1 ml tadi dimasukkan dalam petridish steril dengan label 1;!3 dengan tutup petridish dibuka sedikit untuk menjaga kesterilan. 9alu dipipet 1 ml larutan dari tabung 1; !2 kedalam petridish dengan label 1;!2 begitu seterusnya sampai semua petridish dari 1;!1 sampai 1;!3 terisi larutan. Kemudian petridish yang telah terisi larutan tadi ditambahkan dengan larutan media P0$ sampai merata sebanyak 12!; ml. 9alu ditunggu hingga membeku. ambar disamping menunjukkan keenam petridish yang berisi label 1;!1 sampai 1;!3 berisi media yang telah membeku. 9alu dimasukkan dalam incubator suhu /5;0 selama !6 jam dalam keadaan terbalik. ambar disamping menunjukkan kontrol media yang dibuat dengan media
P0$ namun tanpa diberi sampel lalu dimasukkan dalam incubator dengan perlakuan yang sama.
Setelah jam media dikeluarkan dari inkubator. &ntuk pemeriksaannya yang pertama kali harus kita amati dan dihitung jumlah koloninya adalah kontrol media. Derapat 1 koloni bakteri dalam kontrol media. Pemeriksaan dapat dilanjutkan.
.' G"#-" h"sil *e#ei+s""n "n+" +u#"n *"," s"#*el !"hu G"#-"
Ke!e"n"n
Pada petridish 1;! terdapat 1/ koloni bakteri.
Pada petridish 1;!/ terdapat 1; koloni bakteri.
Pada petridish 1;! terdapat 6 koloni bakteri.
Pada petridsh 1;!2 terdapat 5 koloni bakteri.
Koloni bakteri Pada petridish 1;!3 terdapat 2 koloni bakteri. 'asilnya dicatat dan dilakukan pelaporan jika jumlah koloni antara /;!/;; koloni bakteri. @amun dari hasil praktikum ini tidak terdapat jumlah koloni antara /;!/;; koloni bakteri. . Pe#-"h"s"n#enen"i *e*""si s"#*el !"hu Sampel tahu termasuk ke dalam sampel padat, sehingga digunakan teknik preparasi
sampel dengan caramaseration )pengancuran*, saat sampel tahu yang berbentuk padat ditumbuk hingga halus dengan menggunakan mortar dan pestle, kemudian dilakukan proses dilution dengan menggunakan larutan P= )garam fisiologis* steril. Pada proses dilution mikroba yang ada di permukaan atau di dalam sampel tahu dapat terlepas kemudian akan tersuspensi pada larutan P= steril. Dujuan dilakukannya dilution terhadap sampel tahu adalah untuk melarutkan atau melepaskan mikroba dari sampel tahu ke dalam P= steril sehingga lebih mudah penanganannya. Proses dilusi )dilution* yang dilakukan pada pemeriksaan ini adalah teknik pengenceran bertingkat yang bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam larutan P= steril. 'al!hal yang perlu diperhatikan selama proses maseration dan dilution adalah a. Selalu mengunakan alat dan bahan yang steril, sebab alat yang tidak steril dapat menyebabkan sampel yang diuji terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari alat dan bahan yang tidak steril. 'al tersebut dapat menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan kondisi angka kuman pada sampel yang sebenarnya. (aka dari itu, sebelum dilakukan preparasi sampel telah dilakukan proses sterilisasi alat dan bahan yang digunakan, seperti - sterilisasi ca"an petri, mortar dan pestle, tabung reaksi yang berisi larutan P=, sterilisasi pipet ukur, sterilisasi larutan media P0$ ) Plate Count Agar *. b. Praktikan tidak boleh menyentuh sampel )tahu* dengan tangan. Dujuannya dalah untuk menghindari kontaminasi oleh bakteri yang berasal dari tangan praktikan.
c. Proses maseration selalu dilakukan pada zona steril, misalnya - di dekat api spiritus yang menyala. 'al ini untuk meminimalisir kontaminasi oleh bakteri yang berasal dari udara. d. +iusahakan agar sampel yang dihancurkan harus sehalus mungkin, agar nantinya ampas sampel tahu tidak mengganggu pengamatan saat mengitung jumlah koloni yang tumbuh pada media. e. Saat membuka tabung reaksi )tempat pengenceran sampel* untuk melakukan pengenceran bertingkat harus dilakukan pada zona steril, kemudian tabung segera difiksasi saat ingin menutup tabung. .; Pe#-"h"s"n#enen"i *e#ei+s""n "n+" +u#"n *"," !"hu ,en"n #e!o,e pour plate
Pada pemeriksaan angka kuman pada tahu digunakan media P0$ sebab media ini baik untuk pertumbuhan semua jenis mikroba karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai :itamin B kompleks yang dibutuhkan oleh bakteri. Pada pemeriksaan angka kuman sampel tahu digunakan metode pour plate sebab tidak semua bakteri dapat tumbuh pada permukaan media, ada pula bakteri yang tumbuh pada bagian tengah media, sehingga media pour plate adalah yang paling cocok digunakan, sebab sampel yang terdiri dari suspensi bakteri pada tahu dapat menyebar pada seluruh bagian media. 'al!hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan angka kuman dengan metode pour plate adalah a. (edia P0$ yang digunakan harus masih dalam keadaan cair )belum membeku* agar dapat dilakukan homogenisasi campuran media dan sampel. b. (edia P0$ yang belum membeku dituang pada ca"an petri pada suhu 2!2;?0 setelah penuangan sampel pada ca"an petri. 'al tersebut bertujuan untuk memperkecil kontaminasi oleh air kondensasi yang dapat timbul apabila media dituang pada suhu yang sangat tinggi. c. 'omogenisasi campuran media dan sampel pada ca"an petri harus dilakukan secara perlahan dan jangan terlalu lama, sebab jika media telah setengah padat, hal tersebut dapat merusak penampilan8bentuk permukaan media.
.< Pe#-"h"s"n h"sil *ehi!un"n 3u#l"h +oloni -"+!ei *e 7"="n *e!i
Pada perhitungan angka kuman pada media kontrol ditemukan 1 buah koloni kuman dengan bentuk bulat dan ber"arna putih yang tumbuh pada permukaan media.(edia kontrol yang terdiri dari campuran media P0$ dan P= )garam fisiologis*
steril tanpa diberi suspensi sampel )tahu*, seharusnya tidak ditumbuhi koloni bakteri, karena alat dan bahan yang digunakan sudah disterilisasi. 'al!hal yang menyebabkan tumbuhnya koloni kuman pada media kontrol adalah a. Kurangnya proses sterilisasi alat )ca"an petri dan pipet ukur* b. Kurang optimalnya proses sterilisasi pada media P0$ dan larutan P= yang dibuat, sehingga bahan!bahan tersebut tidak dalam keadaan steril c. Kontaminasi oleh bakteri di udara akibat proses isolasi bakteri yang tidak dilakukan pada zona steril. Pada media P0$ yang ditanami sampel tahu )hasil pengenceran bertingkat*, koloni yang tumbuh pada masing!masing ca"an petri berjumlah kurang dari /; koloni, maka tidak perlu dilakukan perhitungan angka kuman per m9, sampel tahu yang diuji dapat dinyatakan layak untuk dikonsumsi karena memenuhi persyaratan kualitas bahan makanan secara bakteriologis.Semakin tinggi faktor pengenceran sampel, jumlah koloni yang tumbuh pada media P0$ adalah semakin sedikit.Ctu berarti hasil yang didapat tidak menyimpang, dalam arti tidak terdapat kesalahan dalam teknik isolasi, karena telah sesuai dengan dasar teori yaitu pengenceran berikutnya mengandung sel mikroorganisme yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengenceran sebelumnya. 'al!hal yang perlu diperhatikan saat melakukan perhitungan jumlah koloni yang tumbuh pada media, yaitu harus dibedakan antara bentuk yang termasuk koloni bakteri dan bentuk yang termasuk ampas tahu, terutama pada pengenceran 1; !1 dimana ampas tahu masih sangat banyak terlihat.
BAB PENUTUP
;.&. Kesi#*ul"n
+ari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bah"a 1. Pengolahan sampel pada pemeriksaan angka kuman pada makanan dan minuman dilakukan dengan menggerus sampel tahu dengan mortar dan pastel kemudian dilarutkan dengan Pz steril. . Dujuan dari pengenceran sampel pada pemeriksaan angka kuman untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam larutan P= steril. /. 'al!hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan sampel untuk pemeriksaan angka kuman Selalu mengunakan alat dan bahan yang steril, sebab alat yang tidak steril dapat menyebabkan sampel yang diuji terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari alat dan bahan yang tidak steril, praktikan tidak boleh menyentuh sampel dengan tangan, proses maseration selalu dilakukan pada zona steril, misalnya - di dekat api spiritus yang menyala, diusahakan agar sampel yang dihancurkan harus sehalus mungkin, agar nantinya ampas sampel tahu tidak mengganggu pengamatan saat mengitung jumlah koloni yang tumbuh pada media, saat membuka tabung reaksi )tempat pengenceran sampel* untuk melakukan pengenceran bertingkat harus dilakukan pada zona steril, kemudian tabung segera difiksasi saat ingin menutup tabung. . Deknik penanaman sampel pada media P0$ untuk pemeriksaan angka kuman pada makanan dan minuman dilakukan dengan menanam sampel berdasarkan teknik pengenceran bertingkat. 2. Lang perlu diperhatikan dalam penanaman sampel pada media (edia P0$ yang digunakan harus masih dalam keadaan cair )belum membeku* agar dapat dilakukan homogenisasi campuran media dan sampel. (edia P0$ yang belum membeku dituang
pada ca"an petri pada suhu 2!2;?0 setelah penuangan sampel pada ca"an petri. 'al tersebut bertujuan untuk memperkecil kontaminasi oleh air kondensasi yang dapat timbul apabila media dituang pada suhu yang sangat tinggi. 'omogenisasi campuran media dan sampel pada ca"an petri harus dilakukan secara perlahan dan jangan terlalu lama, sebab jika media telah setengah padat, hal tersebut dapat merusak penampilan8bentuk permukaan media. 3. Deknik perhitungan koloni kuman pada media dilakukan secara :isual dengan menghitung jumlah koloni yang terlihat. 5. 0ara menentukan angka kuman pada makanan dan minuman melalui jumlah koloni yang ada dilakukan dengan mengamati kumpulan koloni dimana kumpulan koloni tersebut berbentuk bulat sempurna dan muncul kepermukaan. 6. 'al!hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung koloni kuman serta penentuan angka kuman dalam makanan dan minuman yaitu harus dibedakan antara bentuk yang termasuk koloni bakteri dan bentuk yang termasuk ampas tahu, terutama pada pengenceran 1;!1 dimana ampas tahu masih sangat banyak terlihat. ;.. S""n
(ungkin inilah yang dapat di"acanakan pada laporan kelompok ini meskipun penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. (asih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena kami manusia yang tidak luput dari kesalahn dan kami juga butuh saran8 kritikan agar bisa menjadi moti:asi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Bakteriologiyang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DA5TAR PUSTAKA
1. $frianti 9'. ;;. 0ara menga"etkan makanan. http-88""".pikiranrakyat.com8cetak8;/;828cakra"ala8lainnya;.htm. +iakses tanggal 12 4uni ;1/ . $khiarif. ;11. +efinisi mikroorganisme. http-88id.sh:oong.com8"riting!and! speaking811723!definisi!mikroorganisme8MiGzz1(f(
11. >idodo L. ;;. 'ubungan Dingkat Pengetahuan Penjamah (akanan (engenai 'ygiene +an Sanitasi (akanan +engan Kualitas Bakteriologis (akanan Pada umah (akan +i Kota (agelang NskripsiO-