BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng Katarak berasal dari bahasa Yu Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin
Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya. 1 Katarak ini dapat terjadi di setiap usia. Kekeruhan pada lensa yang terjadi sejak lahir dikenal dengan istilah katarak kongenital. Insidensi katarak kongenital 1!"# bayi baru lahir. $elum ada data mengenai insidensi i nsidensi katarak kongenital di Indonesia. %enurut &'( angka rata-rata katarak kongenital di negara berkembang mungkin dapat lebih tinggi. ! Katarak kongenital dapat terjadi unilateral maupun bilateral dan penyebabnya bermacam-macam. )enyebab katarak kongenital kongenital unilateral antara lain *#+ idiopatik, 1#+ kelainan okular, + trauma dan sisa nya karena ineksi intrauterin.
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Anatomi dan Fiiologi Lena A. Anatomi Lena
)ada manusia, lensa mata bikon/eks, tidak mengandung pembuluh darah, tembus pandang, dengan diameter mm, dan tebal sekitar " mm. Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dam nucleus. Ke depan, lensa berhubungan dengan cairan bilik mata, ke belakang berhubungan dengan badan kaca. Di belakang iris, lensa digantung pada prosesus siliaris oleh 0onula inii 2ligamentum suspensorium lentis3, yang melekat pada ekuator lensa, serta menghubungkannya dengan korpus siliare. onula inni berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen prosesus siliare. onula ini melekat pada bagian ekuator kapsul lensa, 1," mm pada bagian anterior dan 1,!" pada bagian posterior. 4 )ermukaan lensa pada bagian posterior lebih cembung daripada permukaan anterior. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuous dan di sebelah posteriornya korpus /itreus. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran semipermeabel, yang menkagalirkan air dan elektrolit untuk makanannya. Di bagian anterior terdapat epitel subkapsuler sampai ekuator.4
2
5ambar 1 6natomi Lensa B. Fiiologi Lena
Lensa berungsi sebagai 1. %edia reraksi yang merupakan bagian optic bola mata untuk memokuskan sinar ke bintik kuning. !. 7ungsi akomodasi yaitu dengan kontraksinya otot-otot siliar maka ketegangan 0onula 0inni berkurang sehingga lensa menjadi lebih cembung untuk melihat obyek yang lebih dekat. 1 )ada oetus, bentuk lensa hampir seris dan lemah. )ada orang de8asa lensanya lebih padat dan bagian posterior lebih kon/eks. )roses sklerosis bagian sentral lensa, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus berlangsung secara perlahan-lahan sampai de8asa dan setelah ini proses bertambah cepat dimana nukleus menjadi lebih besar dan korteks bertambah tipis. )ada orang tua lensa menjadi lebih besar, lebih gepeng, 8arna kekuning-kuningan, kurang jernih dan "
"
"
"
tampak sebagai grey reflex atau senile reflex , yang sering disangka katarak, padahal salah. Karena proses sklerosis ini, lensa menjadi kurang elastis dan daya akomodasinya pun berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, pada orang Indonesia dimulai pada umur 4# tahun. 4
3
5ambar ! 6komodasi Lensa
2. 2. Katarak Kongenital A. De!inii Katarak kongenital adalah katarak yang terjadi segera setelah lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat. 1
4
5ambar 5ambaran Katarak Kongenital B. E"idemologi Katarak kongenital merupakan penyebab hampir 1# + kebutaan pada
anak-anak diseluruh dunia. 7rekuensi atau jumlah kejadian total katarak kongenital di seluruh dunia belum diketahui pasti. Di 6merika 9erikat disebutkan sekitar "##-1"## bayi lahir dengan katarak kongenital tiap tahunnya dengan insiden 1,!-: kasus per 1#.### kelahiran. 9edangkan di Inggris, kurang lebih !## bayi tiap tahunnya lahir dengan katarak kongenital dengan insiden !,4: kasus per 1#.### kelahiran. Di Indonesia sendiri belum terdapat data mengenai jumlah kejadian katarak kongenital, tetapi angka kejadian katarak kongenital pada negara berkembang adalah lebih tinggi yaitu sekitar #,4 + dari angka kelahiran. "
#. Etiologi ;ntuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan
ri8ayat prenatal ineksi ibu setelah rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat ri8ayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali. $ila katarak disertai dengan uji reduksi pada urin yang positi, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. 9ering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan
5
gangguan sistem syara seperti retardasi mental. 'ampir "# + dari katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya. 1 Kelainan umum yang menampakan proses penyakit pada janin atau bersamaan dengan proses penyakit ibu yang sedang mengandung.1,! )ada umumnya katarak kongenital bersiat sporadik dan tidak diketahui penyebabnya. Dua puluh tiga persen dari katarak kongenital merupakan penyakit keturunan yang di8ariskan secara autosomal dominan. )enyakit yang menyertai katarak kongenital yang merupakan penyakit herediter adalah mikrotalmus, aniridia, kolobama iris, keratokonus, lensa ektopik, displasia retina dan megalo kornea. 9elain itu katarak kongenital dapat ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita ineksi seperti rubella, rubeola, chiken po<, cytomegalo /irus, herpes simplek, herpes 0oster, poliomyelitis, inluen0a, =pstein-$arr syphilis dan toanpa dihubungkan dengan kelainan mata atau sistemik, seperti autosomal dominant inheritance3 !. 'erediter yang dihubungkan dengan kelainan sistemik dan sindrom multisistem a. Kromosom Do8n?s syndrome 2trisomy !13, >urner?s syndrome b. )enyakit otot skelet atau kelainan otot 9tickler syndrome, %yotonic dystrophy c. Kelainan sistem sara pusat @orrie?s disease d. Kelainan ginjal Lo8e?s syndrome, 6lport?s syndrome e. Kelainan mandibulo-acial @ance-'oran cataract-dental syndrome . Kelainan kulit Congenital icthyosis, Incontinentia pigmenti. . Ineksi to
simple<,siilis, poliomielitis, inluen0a, =pstein-$arr /irus saat hamil (bat-obatan prenatal 2intra-uterine3 seperti kortikosteroid dan /itamin 6 Aadiasi ion prenatal 2intra-uterine3 seperti <-rays, Kelainan metabolik seperti diabetes pada kehamilan, >api penyebab terbanyak pada kasus katarak adalah idiopatik, yaitu tidak diketahui penyebabnya.
D. Pato!iioologi
6
)ada katarak kongenital, kelainan utama terjadi di nukleus lensa 2nukleus etal atau nukleus embrional, tergantung pada 8aktu stimulus karaktogenik3 atau di kutub anterior atau posterior lensa apabila kelainannya terletak di kapsul lensa. )ada katarak de/elopmental, kekeruhan pada lensa timbul pada saat lensa dibentuk. adi lensa belum pernah mencapai keadaan normal. 'al ini merupakan kelainan kongenital. Kekeruhan lensa, sudah terdapat pada 8aktu bayi lahir. Kekeruhan pada katarak kongenital jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhannya, tergantung saat terjadinya gangguan pada kehidupan janin, sesuai dengan perkembangan embriologik lensa. $entuk katarak kongenital memberikan kesan tentang perkembangan embriologik lensa, juga saat terjadinya gangguan pada perkembangan tersebut. Katarak kongenital yang menyebabkan penurunan penglihatan yang bermakna harus dideteksi secara dini, baik di ruang bayi baru lahir oleh dokter anak atau dokter keluarga. Katarak putih yang dan besar dapat tampak sebagai leukokoria yang dapat dilihat oleh orangtua. Katarak inantilis unilateral yang padat, terletak di tengah, dan garis tengahnya lebih besar dari ! mm akan menimbulkan ambliopia depri/asi permanen apabila tidak diterapi dalam masa ! bulan pertama kehidupan sehingga mungkin memerlukan tindakan bedah segera. Katarak bilateral simetrik memerlukan penatalaksanaan yang tidak terlalu segera, tetapi apabila penanganannya ditunda tanpa alasan yang jelas, dapat terjadi ambliopia depri/asi bilateral. E. $ani!etai Klini >anda yang sangat mudah untuk mengenali katarak kongenital adalah
bila pupil atau bulatan hitam pada mata terlihat ber8ana putih atau abu-abu disebut dengan leukoria, &alaupun :#+ pasien dengan leukoria adalah katarak congenital. Leukoria juga terdapat pada retiboblastoma, ablasio retina, ibroplasti retrolensa dan lain-lain." )ada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi makula lutea yang tidak cukup mendapatkan rangsangan. )roses masuknya sinar pada sara mata sangat penting bagi penglihatan bayi pada masa mendatang, karena bila terdapat gangguan masuknya sinar setelah ! bulan pertama kehidupan, maka sara mata akan menjadi malas dan berkurang ungsinya. %akula tidak akan berkembang sempurna hingg 8alaupun dilakukan ekstraksi katarak maka biasanya /isus tidak akan mencapai "E". 'al ini disebut ambliopia sensoris.4 7
9elain itu katarak kongenital dapat menimbulkan gejala nistagmus, strabismus dan otoobia. 6pabila katarak dibiarkan maka bayi akan mencari-cari sinar melalui lubang pupil yang gelap dan akhirnya bola mata akan bergerakgerak terus karena sinar tetap tidak ditemukan. Katarak kongenital sering terdapat bersamaan dengan nistagmus, displasia o/ea, dan strabismus. 6tau ada pula yang menyertai kelainan pada mata sendiri, yang juga merupakan kelainan ba8aan seperti heterokromia iris.4 F. Di!!erential Diagnoi a. Aetinoblastoma Aetinoblastoma adalah kanker pada retina 2daerah di belakang mata yang
peka terhadap cahaya3 yang menyerang anak berumur kurang dari " tahun. 9ekitar !+ dari kanker pada masa kanak-kanak adalah retinoblastoma.
5ambar 4 Aetinoblastoma b. Aetrolental ibroplasia Aetinopati prematuritas 2A()3, sebelumnya dikenal sebagai Aetrolental ibroplasia 2AL73, adalah gangguan mata pada bayi yang lahir prematur . 'al ini diduga disebabkan oleh pertumbuhan tidak sempurna dari retina pembuluh darah yang dapat menyebabkan jaringan parut dan ablasi retina. A() dapat ringan dan dapat menghilang secara spontan, tetapi dapat mengakibatkan kebutaan dalam kasus yang tidak ringan. 9emua bayi prematur beresiko untuk A(), dan berat lahir sangat rendah merupakan aktor risiko tambahan. Kedua toksisitas oksigen dan relati hipoksia dapat berkontribusi untuk pengembangan A(). %. Penatalakanaan 8
$eberapa katarak tidak menyebabkan gangguan penglihatan dan tidak membutuhkan terapi pembedahan. ika katarak memberi eek pada penglihatan, dipertimbangkan pembedahan untuk mengeluarkan lensa dari mata. Katarak sedang hingga berat yang mengganggu penglihatan, atau sebuah katarak yang hanya ada pada satu mata membutuhkan operasi pengangkatan katarak. Kebanyakan bedah katarak 2non-kongenital3, dimasukkan lensa intraokular buatan 2I(L3 kedalam mata. @amun penggunaan I(L pada anak-anak masih kontro/ersi. >anpa I(L, bayi akan membutuhkan lensa kontak. E&al'ai e(el'm o"erai Karena seluruh proses dalam penanganan sebuah katarak kongenital
lebih komplek, sangatlah penting untuk membuat keputusan yang tepat selama e/aluasi sebelum operasi. )ada de8asa, kita ketahui bah8a hal yang paling menyebabkan hasil tidak baik pada bedah katarak disebabkan oleh pemilihan kasus yang tidak tepat. Keputusan yang tidak tepat pada anak-anak stadium ini dapat menyebabkan buta sepanjang hidup mereka. Katarak kongenital tidak hanya bereek pada anak-anak namun juga kepada keluarga dekat mereka. ;ang yang digunakan untuk pengobatan lebih bermanaat untuk menyekolahkan anak lain. 9angatlah penting untuk memastikan bah8a keluarga mengerti tentang prognosis dan lamanya pengobatan karena sebagian besar merekalah yang melakukan tanggung ja8ab akan hal tersebut. Keluarga juga harus mencari partner dan kolega dalam menangani anakanak mereka. In&etigai Katarak yang dihubungkan dengan umur biasanya terjadi dalam isolasi,
dan kita jarang memeriksa pasien untuk mencari beberapa hal yang menyebabkan kekeruhan pada lensa. %ekipun demikian, pada anak-anak, katarak adalah hal yang jarang, dan lebih dihubungkan dengan kondisi siste mik. 6da banyak kondisi yang dihubungkan dengan katarak pada masa anakanak. Kebanyakan dari penyebab tersebut adalah jarang, dan pada banyak anak kita tidak mengetahui penyebabnya. $ahkan di negara kaya, yang dengan hampir penelitian tak terhitung, tidak ada penyebab paling besar yang menyebabkan katarak terjadi pada anak-anak. >idak ada keuntungan melakukan banyak tes dan in/estigasi pada semua anak dengan katarak. 6kan lebih baik jika melakukan sebuah anamnesis dengan teliti, termasuk ri8ayat penyakit keluarga, dari kedua 9
orang tua. $ertanya tentang penyakit atau obat-obatan yang digunakan selama kehamilan, dan memastikan anak-anak berkembang dengan normal. Ingat bah8a setiap anak yang buta akan mengalami beberapa perkembangan yang terlambat, dan hal ini biasanya akan baik bila penglihatan diperbaiki. %eskipun, perkembangan bicara dan dengar pasien seharusnya normal. ika mungkin, anak-anak seharusnya diperiksa oleh dokter spesialis anak, yang dapat melihat kelainan kongenital, dan menentukan apakah anak tersebut cukup sehat untuk dilakukan anastesi umum. ika pada anamnesis dan pemeriksaan tidak ada petunjuk yang mengarahkan penyebab katarak, ada hal-hal kecil yang dilakukan pada in/estigasi selanjutnya. Pem(eda)an $edah katarak pada anak-anak sangat berbeda dengan orang de8asa.
(perasi dilakukan dengan anastesi umum, yang mungkin berhubungan dengan kelainan jantung kongenital atau kelainan kongenital lainnya. )erlakuan mata pada anak sangat berbeda dengan mata orang de8asa. $edah katarak kongenital sebaiknya hanya dilakukan dipusat-pusat yang mempunyai perlengkapan untuk memenuhi persyaratan prosedur. 6pabila didapatkan katarak unilateral yang padat, sentral dengan diameter lebih dari ! mm atau katarak menyerang kedua mata, dianjurkan ekstrasi katarak pada bayi berusia ! bulan untuk memungkinkan berkembangnya tajam pengelihatan dan mencegah ambliopi. 6pabila operasi ini berhasil baik, operasi mata kedua dapat dilakukan segera. $ila tidak, operasi ditunda 1-! tahun kemudian sehingga risiko penylit operasi lebih rendah. 6nak-anak tidak mempunyai inti lensa yang keras, sehingga memungkinkan untuk ekstraksi seluruh katarak hanya dengan aspirasi saja. 6da dua operasi yang digunakan secara luas pada katarak kongenital. 1. Lensektomi !. =
Intra ocular lenses *I+L,
)ada anak-anak sangatlah penting untuk mengkoreksi apakia sesegera mungkin setelah pembedahan. 9alah satu pilihan adalah untuk menanam sebuah I(L ketika katarak di ekstraksi. 9ayangnya hal tersebut bukanlah hal yang sederhana. 9aat lahir lensa manusia lebih serisdibanding orang de8asa. Lensa tersebut mempunyai kekuatan sekitar #D, dimana mengkompensasi untuk jarak 10
a
Setela) o"erai
)ada de8asa, pera8atan setelah operasi dibutuhkan, berupa tetes mata dan kacamata- jika dibutuhkan. )ada anak-anak, pembedahan hanyalah a8al dari pengobatan karena bisa rekuren dan hal ini harus dijelaskan sejak a8al. Kacamata harus segera disesuaikan ketika anak sudah bisa memakainya. 9etelah operasi mata mungkin akan terasa tidak nyaman dan gatal. %ata akan ditutup untuk beberapa hara untuk membantu proses penyembuhan dan melindunginya. Aumah sakit akan memberikan tetes mata yang mencegah inlamasi dan ineksi, yang biasanya dipakai selama satu atau dua bulan untuk membantu proses penyembuhan. >etes mata segera dipakai setelah penutup mata dilepas 2biasanya sehari setelah operasi3. ika mata masih terasa tidak nyaman, pertimbangkan pemberian analgetik. %onitor penyembuhan post-operasi dan lihat perkembangannya. 6jarkan cara menetes mata kepada orang tua atau keluarga terdekat cara meneteskan tetes mata. 6jarkan beberapa tehnik pera8atan post-operasi seperti memandikan anak 2agar terkena air kotor dan shampoo3, memakaikan plastik pelindung mata 2pakaikan selalu kepada anak, kecuali malam hari untuk mencegah anak mengucek mata setelah operasi3, tetap menjaga kebersihan mata tanpa menguceknya dan mencucinya hingga bersih, beritahu berapa lama pelindung mata tersebut digunakan. 9emua ini dilakukan agar mendapatkan penyembuhan terbaik dan meminimalisasi risiko ineksi.
11
-e!raki
)rioritas utama adalah mengkoreksi aakia dan hal ini harus ditangani sesegera mungkin. Di negara maju lensa kontak digunakan secara luas. %ereka dapat diganti dengan mudah dan kekuatan dapat dimodiikasi. %eskipun, penggunaan lensa kontak membutuhkan kebersihan, 8ater solution dan sanitasi. 6lternati lain menggunakan kacamata atau I(L. $ahkan meskipun I(L digunakan akan tetap ada error reraksi yang risidual dan kacamata tetap menjadi pilihan untuk kemungkinan mendapatkan penglihatan yang terbaik. Kacamata harus disesuaikan sesegera mungkin saat anak sudah bisa menggunakannya. Aeraksi harus di periksa secara reguler, setidaknya setiap 4 bulan sampai berumur ! tahun, dan menjadi setahun sekali setelah berumur " tahun.
H. Kom"likai
Kebanyakan anak-anak dengan katarak kongenital akan menjadi ambliopia. Karena gambaran retina menjadi buram oleh katarak., penglihatan tidak berkembang sebagaimana mestinya, dan otak tidak dapat menangkap sensiti/itas inormasi dari mata. =kstraksi katarak dan koreksi apakia, akan mengembalikan kejernihan gambar tetapi otak masih butuh pembelajaran untuk melihat, dan hal ini membutuhkan 8aktu. ika mata tidak pernah memiliki penglihatan yang jernih, mereka tidak akan pernah melihat atau memandang secara benar dan dapat menyebabkan nistagmus. ika penglihatan diperbaiki, nistagmus sering berubah, jadi nistagmus pada anak-anak bukanlah kontraindikasi untuk pembedahan. 9eringkali satu mata akan menjadi lebih baik dari yang lain dan hal ini akan menjadi mata yang dominan, yang membuat mata lainnya menjadi amblopia. 9atu-satunya cara untuk mendeteksi hal ini adalah pengukuran /isus secara reguler pada setiap mata. ika satu mata memiliki satu atau dua derajat lebih buruk dari mata yang lain tanpa penjelasan yang jelas, hal tersebut mungkin merupakan amblopia dan anak tersebut membutuhkan pengobatan untuk mata yang dominan. Aisiko amblopia merupak risiko terbesar selama tahun pertama kehidupan dan menurun secara signiikan setelah tahun kelima. 12
9etiap anak yang tidak dilakukan kapsulektomi posterior, kapsul tersebut akan berkembang menjadi keruh. 'al ini dapat diobati dengan membuat sebuah bukaan didalam kapsul dengan laser atau jarum. 6lternati lain kapsul posterior dan /itreous anterior dapat di ekstraksi dengan sebuah /itrektor. ika kapsul dibuka tanpa mengeluarkan /itreus, kekeruhan mungkin akan r ekuren pada anterior hyaloid ace. Kehilangan penglihatan satu mata dari peningkatan kekeruhan kapsul akan menjadi asimptomatis dan bisa dideteksi hanya dengan pemeriksaan yang reguler. Komplikasi lanjut seperti glaukoma, ineksi mata, ablasio retina mungkin terjadi setelah bedah sekita ! + dari kasus. >erdapat pengobatan yang bisa dilakukan untuk kondisi dan inormasi ini dari A@I$. 5laukoma mungkin timbul setelah lensektomi, sebagian jika di ekstraksi pada minggu pertama kehidupan. 5laukoma ini sangat susah untuk diobati dan rekuensi nya mengarah kekebutaan. %enunda operasi sampai bayi berumur -4 bulan membuat /isus mata tidak sampai :E: namun dapat menurunkan risiko glaukoma. 6blasio retina lebih sering terjadi pada bedah katarak kongenital. 9ering timbul sangat lambat, sekitar " tahun setelah operasi. ika beberapa pasien mengeluh tiba-tiba kehilangan penglihatan, bahkan meskipun bertahuntahun setelah operasi katarak kongenital, hal tersebut dianggap sebagai akibat dari ablasio retina sampai dibuktikan terdapat penyebab yang lain. Komplikasi lebih biasa terjadi pada anak diba8ah umur satu tahun yang melakukan operasi katarak kongenital, seperti bengak, perdarahan, nyeri atau kemerahan didalam atau disekitar mata yang dioperasi. %asalah ini dapat ditangani dengan sempurna bila orang tua segera memba8a anak tersebut ke rumah sakit.
I. Prognoi
)rognosis penglihatan adalah bagus setelah operasi. Di Kenya, 4B+ mata mencapai /isus :E1* atau lebih baik dan hanya "+ kurang dari :E:#. 'ampir semua anak katarak yang melakukan operasi dapat bersekolah dengan normal. =kstraksi sebuah katarak kongenital merupakan suatu prosedur yang aman dan eekti. 6nak-anak membutuhkan tindak lanjut untuk rehabilitasi penglihatan mereka. Kebanyakan anak-anak mempunyai tingkat Gla0y eyeEmata malasG 2amblyopia3 sebelum pembedahan. %enurut emedecine, seorang dengan 13
unilateral katarak kongenital, 4#+ mencapai /isus !#E:# atau lebih baik. 9edangkan seorang dengan bilateral katarak kongenital B#+ mencapai /isus !#E:# atau lebih baik. )rognosis menjadi lebih buruk bila melibatkan penyakit mata atau sistemik lainnya.
BAB III LAP+-AN KASUS
.1. Identita Paien @ama ;mur enis Kelamin 6lamat 6gama )ekerjaan
6n. L tahun Laki-laki Ledok, $ojonegoro Islam 14
>gl )emeriksaan @o. Aekam %edis
9elasa, !* 7ebruari !#1B "#B#1#
.2. Anamnei *Hetero/anamnea, a. Keluhan ;tama $agian tengah mata ber8arna putih b. Ai8ayat )enyakit 9ekarang )asien anak laki-laki datang ke poli %ata A9;D A. 9osodoro Djatikusumo
$ojonegoro dintar oleh bibinya. %enurut keterangan bibinya bagian tengah mata pasien terlihat putih sejak lahir. Kemudian pasien dirasa tidak dapat melihat. Ketika pasien berjalan pasien terlihat meraba-raba sekitarnya dan tidak dapat melakukan akti/itas dan bermain dengan baik. 9ebelumnya pasien didiagnosa katarak ketika ibu pasien memeriksakannya di acara bakti sosial di desanya dan sehingga keluarga pasien memeriksakannya ke dokter spesialis mata. 9ekitar 4 bulan yang lalu pasien doperasi pada mata kanannya. 9ehingga saat ini pasien c.
d. e. . g. h.
mulai dapat berjalan dan bermain sendiri. Ai8ayat )enyakit Dahulu -Ai8ayat trauma mata disangkal. -Ai8ayat sakit mata sebelumnya disangkal Ai8ayat )renatal ->idak ada data 2Ibu pasien tidak hadir saat pemeriksaan3 Ai8ayat @eonatus ->idak ada data 2Ibu pasien tidak hadir saat pemeriksaan3 Ai8ayat )enyakit Keluarga >idak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini. Ai8ayat )engobatan (perasi katarak kurang lebih 4 bulan yang lalu. Ai8ayat 6lergi >idak memiliki alergi makanan atau obat-obatan tertentu.
.. Pemerikaan Fiik a. >anda->anda Fital >ekanan Darah @adi Aespirasi 9uhu
b. 9tatus 5eneralis Keadaan ;mum Kesadaran KepalaELehaer >horaks 6bdomen =kstremitas
11!
$aik Composmentis Dalam batas normal Dalam batas norma Dalam batas normal Dalam batas normal 15
c. 9tatus Lokalis OS
OD
Pseudofakia
Lensa Keruh
+DLeukoria (+) %engikuti arah cahaya (edem 2-3 L
'iperemi 2-3 CFI 2-3 )CFI 2-3 ernih Iniltrat 2-3 Dalam 'iema 2-3 'ipopion 2-3 Aadier 2H3 $ulat, 9entral, reguler, ;kuran mm Aelek Cahaya 2H3 )seudoakia 2H3
Pemerikaan
+S
)emeriksaan Fisus >I(
%engikuti arah cahaya (edem 2-3
)alpebra Konjungti/a Kornea
'iperemi 2-3 CFI 2-3 )CFI 2-3 ernih Iniltrat 2-3 Dalam
$ilik %ata Depan
'iema 2-3
Iris
'ipopion 2-3 Aadier 2H3 $ulat, 9entral, reguler,
)upil
Lensa @istagmus
;kuran mm Aelek Cahaya 2H3 Leukoria 2H3 Keruh 2H3
.0. Aement
- (D )seudoakia - (9 Katarak Kongenital Dierential Diagnosis -
Aetinoblastoma Aetrolental ibroplasia
16
.. Planning -Aa8at Inap ->indakan (perati ->erapi )ost-operati 7armakologi -6nti biotik topikal -6nti Inlamasi topikal -6nalgesik @on-armakologi -$ebat mata .. Prognoi Dubia ad $onam .3. Ed'kai
%enjelaskan kepada kedua keluarga pasien bah8a 1. >erdapat kekeruhan lensa pada mata kiri anak yang menyebabkan mata menjadi putih, kekeruhan lensa terjadi sejak lahir. !. Diperlukan tindakan operasi untuk mengambil lensa mata yang telah mengalami katarak dan dilakukan pemasangan lensa tanam. . 9atu minggu setelah operasi harus kontrol untuk memantau kesembuhan bekas operasi. 4. %engajarkan cara menetes mata kepada orang tua atau keluarga terdekat cara meneteskan tetes mata. ". %engajarkan beberapa tehnik pera8atan post-operasi seperti memandikan anak 2agar terkena air kotor dan shampoo3, memakaikan plastik pelindung mata 2pakaikan selalu kepada anak, kecuali malam hari untuk mencegah anak mengucek mata setelah operasi3, tetap menjaga kebersihan mata tanpa menguceknya dan mencucinya hingga bersih. :. 9etelah operasi pasien akan mengenakan kacamata sesegera mungkin saat anak sudah bisa menggunakannya. B. Kontrol secara reguler untuk pemeriksaan reraksi setiap 1 tahun sekali jika anak lebih dari " tahun. DAFTA- PUSTAKA
1. Ilyas 9. Ilmu )enyakit %ata.=disi ketiga. 7K;I. akarta !##B !1#-!14 17
!. $ashour %. Congenital Cataract. !##". 6/ailable rom ;AL httpEEemedicine.medscape.com. . 7riedman @, Kaiser )K. =ssential o (phthalmology. !##. 9aunders =lse/ier, India, !-". 4. &ijana, @ana 9.D, Ilmu )enyakit %ata, Cetakan ke-:, )enerbit 6badi >egal, akarta, 1 1#-1:. 5. Faughan D5, 6sbury >. Lensa. (talmologi ;mum, =disi 14, 6lih $ahasa >ambajong , )endit ;$. &idya %edika. akarta, !### 1B",1*-4
18