Laporan Tutorial-sek 3-Dmf 1

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 3 BLOK DENTOMAKSILOFASIAL DENTOMAKSILOFASIAL 1 GENAP 2012-2013

Oleh : Ketua

: Ilvana Ardi W

(Nim:121610101099)

Sekertaris

: Niken W

(Nim:121610101105)

Anggota

Medi Medin na Nan Nanda da U

(Nim (Nim:1 :121 2161 610 01010 101007 07))

: Inetia Fluidayanti

(Nim:121610101001)

Trian Trianik ikee Nor Nor Aini Aini

(Nim (Nim:1 :121 2161 6101 0101 0100 002) 2)

Glad Gladio iola la Nadi Nadish shaa

(Nim (Nim:1 :121 2161 6101 0101 0100 005) 5)

Yuni Aisyah P.

(Nim:121610101006)

Fikh Fikhih ih Kartik Kartikaa M.. M..

(Nim (Nim:1 :121 2161 6101 0101 0100 008) 8)

Nazala Ze Zetta Z. Z.

(Nim:121610101011)

Hayyu Sa Safira K. K.

(Nim:121610101013)

Gita Putri K.

(Nim:121610101014)

Zulfa Fithri

(Nim:121610101097)

Yusron Haries

(Nim:121610101010)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2013

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.











KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nyasehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang infeksi Herpes Simplek Virus (HSV) terhadap jaringan lunak rongga mulut Laporan Laporan ini

disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok I pada skenario ketiga. Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. drg. Dwi Warna Warna Aju Aju Fatmawat Fatmawati, i, M.Kes., M.Kes., selaku tutor yang telah membimbin membimbing g jalannya diskusi tutorial kelompok I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jem Jember

dan

yang

telah

memberi

masuk sukan

yang

membantu,

bagi

pengembangan ilmu yang telah didapatkan. didapatkan. 2. Semua pihak pihak yang yang telah telah membantu membantu dalam penyu penyusunan sunan laporan laporan ini. Dalam

penyusun sunan

laporan ran

ini

tidak

lepas

dari

kekurang angan

dan

kesala kesalahan han.Ol .Oleh eh karena karena itu, itu, kritik kritik dan saran saran yang yang memban membangun gun sangat sangat penuli penuliss harapk harapkan an demi demi perbai perbaikan kan–pe –perba rbaika ikan n di masa masa mendat mendatang ang demi demi kesemp kesempurn urnaan aan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, Juni 2013

Tim Penyusun











DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................... JUDUL.......................................................... .............................................. ....................................i .............i KATA PENGANTAR.............................. PENGANTAR..................................................... .............................................. ......................................ii ...............ii DAFTAR ISI.............................................. ISI..................................................................... .............................................. ....................................iii .............iii BAB I PENDAHULUAN........................... PENDAHULUAN.................................................. .............................................. ...................................1 ............1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................. PUSTAKA........................................................ .........................................3 ..................3 BAB III PEMBAHASAN............................... PEMBAHASAN...................................................... .............................................. ..............................9 .......9 BAB IV KESIMPULAN................................ KESIMPULAN....................................................... .............................................. ..............................39 .......39 DAFTAR PUSTAKA................................... PUSTAKA.......................................................... .............................................. ................................40 .........40











BAB I PENDAHULUAN STEP 1

1. Prodomal

: gejala awal yang menunjukkan adanya suatu

penyakit 2. Myalgia

: nyeri pada otot

3. Subfebris

: su suatu ke keadaan de demam ya yang te temperaturnya sa sama

dengan atau diatas 38° C 4. Ulse Ulserr multi ultip ple bulat ulat

: luk luka terb terbu uka den dengan gan hilan ilang gnya nya epit epitel el baik aik dari ari

permukaan sampai dasar dikarenakan adanya peradangan. 5. Titer antibodi

:pengukuran berapa banyak antibodi

6. Neuralgia

: ny n yeri ya y ang te t erjadi sepanjang sa s atu at a tau le l ebih

jaringan saraf 7. HSV

: viris yang menyebabkan herpes, dengan bentuk

silindris dan mempunyai serum yang mudah larut sehingga terlihat 2X lebih besar.

STEP 2

1.

STEP 3 Klasifik Klasifikasi asi infeksi infeksi jaringan jaringan rongga rongga mulut yang disebabkan disebabkan virus HSV

2. Baga Bagaim iman anaa Patog Patogen enesi esiss HSV? HSV?











4. Apa saja saja fakto faktorr predis predispos posisi isi herpe herpess simlex simlex?? 5. Bagaim Bagaimana ana penceg pencegaha ahan n infe infeksi ksi HSV? HSV?

STEP 4 (Main mapping)

HSV

Klasifikasi

HSV I

Faktor predisposisi

HSV II

Patogenesis

Tanda dan gejala

Pencegahan











1. Mahasis Mahasiswa wa mengetah mengetahui, ui, memahami memahami dan mampu mampu menjelas menjelaskan kan klasifik klasifikasi asi infeksi jaringan rongga mulut yang disebabkan virus HSV 2. Mahasis Mahasiswa wa mengetah mengetahui, ui, memahami memahami dan mampu mampu menjelask menjelaskan an bagaim bagaimana ana Patogenesis HSV 3. Mahasis Mahasiswa wa mengeta mengetahui hui,, memaha memahami mi dan mampu mampu menjelask menjelaskan an apa tanda dan gejala herpes simplex 4. Maha Mahasi siswa swa meng mengeta etahu hui, i, mema memaha hami mi dan dan mamp mampu u menj menjel elask askan an apa apa saja saja faktor predisposisi herpes simlex 5. Mahasis Mahasiswa wa mengetah mengetahui, ui, memahami memahami dan mampu mampu menjelask menjelaskan an bagaim bagaimana ana pencegahan infeksi HSV. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Herp Herpes es simpl simplex ex (HSV (HSV I) tipe tipe-1 -1 meru merupa paka kan n viru viruss yang yang pali paling ng umum umum mengha menghasilk silkan an infeksi infeksi dalam dalam rongga rongga mulut. mulut. Virus Virus ini menyeb menyebabk abkan an infeksi infeksi herpatik nongenital (Amdt, 2007). Menurut hunter (2002) infeksi ini kebanyakan terjadi pada anak-anak. Dan setelah setelah infeksi infeksi primer primer pada pada 20-30% 20-30% pasien pasien,, virus virus terakti teraktivas vasii menjad menjadii laten laten (Cawson, 2002). HSV memilik memilikii hidup hidup yang yang pendek pendek,, pada pada permuk permukaan aan ekster eksternal nal.. Infeksi Infeksi HSV terjadi jika ada kontak dengan individual yang memiliki virus ini melalui sekresi atau kulit. Setelah berkontak, virus ini merusak integritas mukosa host dan berpenetrasi ke sel epitel host dan bereplikasi. Virus yang baru hasil darireplikasi virus berkontak langsung dengan serabut akhir sensorik dan alirkan ke ganglion yang berhubungan (ajar dkk, 2002). Epitel yang diserang pada fase awal biasanya













Onset akut terjadi dari 2 puncak yaitu umur 6 bulan dan 5 tahun pada anak-anak biasanya asimtomatik. Puncak yang kedua pada awal umur 20 tahun durasi 10-14 hari. 1-3 hari masa prodomal yang dapat berupa demam, kehilangan selera makan, myalgia, malaise, nause, dan sakit kepala. Setelah masa prodomal terjadi eritema dan vesikel ataupun ulser yang muncul pada mukosa keratin seperti palatum durum, attached gingival, dorsum lidah. Muncl juga pada mukosa non keratin seperti mukosa bukal dan mukosa labial, lidah bagian ventral, dan palatum molle (Greenberg, 2008). Manifestasi yang paling sering dikenali dari infeksi primer tipe 1 adalah gingiv gingivost ostoma omatiti titiss akut akut yang yang diikut diikutii oleh oleh malaise malaise,, nyeri nyeri kepala kepala,, demam, demam, dan pembesaran nodul servikal. Vesikel yang nantinya akan menjadi ulser, dapat terlihat menyebar pada bibir dan membran mukosa (Hunter, 2002). Manifestasi klinis terlihat setelah pemaparan setelah 2-12 hari, rata-rata 4 hari. Vesikel atau papula (baik yang menimbun nyeri atau yang tidak nyeri) yang menjadi vesikel nampak dengan dasar kemerahan(Trying, 2002). Lesi yang pertama muncul adalah vesikel yang dapat melibatkan mukosa oral, namun palatu durum dan dorsal lidah merupakan lokasi yang paling sering terken terkena. a. Vesikel Vesikel berben berbentuk tuk kubah kubah dan biasan biasanya ya berdia berdiamet meter er 2-3 mm. Margin Margin ging gingiv ivaa biasa biasany nyaa beng bengka kak k dan dan keme kemerah rahan an,, ada ada nodu noduss limf limfati atiku kuss regi region onal al membesar dan terasa lunak. Lesi oral biasanya ada selama satu minggu sampai sepuluh hari, namun malaise bertahan lama sampai beberapa minggu (Cawson, 2002).











mononu mononukle klear. ar. Virus Virus tersebu tersebutt dapat dapat menyeb menyebar ar memlau memlauii intra intra ataupu ataupun n interneuronal atau melewati sel pendukung jaringan pada axon atau nerve. Hasi Hasiln lnya ya,, pada pada infek infeksi si late laten n dise disens nsor or dan dan syar syaraf af auto autono nom m gang gangli lion on.. Penyebaran virus dapat terjadi melalui dari sel ke sel dan dapat sampai saat itu tidak dipengaruhi oleh sirkulasi imun globulin. 2. Infeksi Laten : Pada manusia infeksi laten oleh HSV-1 telah ditunjukkan dengan teknik co-kultivasi di trigeminal, superior sevik dan pada syaraf fagal ganglia dan kadang-kadang pada dorsal sensori akar ganglion (S 2-3). Infeksi laten HSV-2 ditunjukkan pada skral ganglia (S23). Infeks Infeksii laten laten pada pada jaringa jaringan n neural neural oleh oleh HSV tidak tidak menimb menimbulk ulkan an kematia kematian n sel akan akan tetapi tetapi mekani mekanisme sme latens latensii genom genom virus virus merupa merupakan kan maksud dari penyempunaan. HSV genom bertahan dalam bentuk siklus pada infeksi laten sel neuronal. Transkripsi hanya dari bagian kecil dari genom virus yang gagal dan tidak mampu muncul untuk disatukan dengan jumlah yang dapat dideteksi dini, contohnya pol atau a tau TK atau polipeptida yang yang baru. baru. Obat Obat antivi antivirus rus yang yang langsu langsung ng menyer menyerang ang DNA polime polimerase rase virus yang tersedia saat ini tidak mampu memberantas virus dalam fase laten. Reaktifasi virus dari infeksi laten sel ganglion kemudian mengeluarkan virion infeksius dengan banyaknya infeksi yang kambuh pada genital dan oral labial. Mekanisme reaktifasi tidak diketahui. Faktor yang mempercepat reaktifasi herpes simpleks misalnya demam, trauma (misalnya inkubasi oral dan paparan











tahu tahu diri diriny nyaa terin terinfe feksi ksi HSV HSV pun pun mung mungki kin n tida tidak k meng menget etah ahui ui merek merekaa dapa dapatt menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka. Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Klasifikasi Herpes Simplek Virus (HSV) dan infeksi Virus penyebab infeksi diklasifikasikan menurut asam nukleat yang dikandungnya adalah : a.

Virus Virus yang yang mengan mengandun dung g asam asam nukl nukleat eat RNA 1. Myxovirus, Myxovirus, terdiri terdiri dari dari virus virus penyebab penyebab influenza, influenza, Mumps 2. Arbovirus, Arbovirus, terdir terdirii dari virus virus penyebab penyebab penyak penyakit it demam demam kuning kuning dan penyak penyakit it enchepalitis. 3. Picornaviru Picornavirus, s, terdiri terdiri dari entero enterovirus virus (poliom (poliomyeliti yelitis, s, Coxsakievi Coxsakievirus rus dan











5. Adenovirus 6. Virus AIDS

Herpes Simpleks merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplek Simplekss (virus (virus herpes herpes hominis hominis)) yang yang menyer menyerang ang jaring jaringan an mukoku mukokutan tan pada pada daerah daerah orofasial. Virus herper simpleks tergolong virus DNA yang pathogen. Virus herpes simpleks/HSV dibagi menjadi 2 subklas, yaitu :

1. Virus Virus herp herpes es simp simplek lekss tipe tipe 1 atau atau HSV-1 HSV-1..

Virus Virus ini menyer menyerang ang daerah daerah sekitar sekitar rongga rongga mulut, mulut, mata, mata, kulit kulit bagian bagian atas, atas, susunan saraf pusat, dan sifatnya rekuren. HSV-1 ditransmisikan melalui sekresi oral, virus menyebar melalui doplet pernafasan atau melalui kontak langsung dengan air liur atau saliva.

2. Virus Virus herp herpes es simp simplek lekss tipe tipe 2 atau atau HSV-2 HSV-2..

Virus ini menyerang daerah genetalia, antara lain servika uteri, vagina, vulva, dan penis. Herpes genital ini i ni ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada membrane mukosa alat kelamin.

Pada infeksi herpes simpleks tipe 1/HSV-1 dikenal ada dua jenis cara penularannya, yaitu :











peradangan yang hebat di gusi, bibir, mukosa pipi, palatum, farings, dan tonsil, berupa vesikula dan cairan kekuningan. kekuningan. Pada Pada taha tahap p ini ini lesi lesi sang sangat at menu menula lar. r. Bila Bila vesi vesik kel peca pecah, h, dapa dapatt meninggalkan bekas berupa ulkus yang dangkal, nyeri, dan kemerahan. Ulkus tersebut akan sembuh dalam waktu 7-10 hari tanpa meninggalkan bekas jaringan parut. Bila lesi telah sembuh maka tidak ada lagi lagi ditemukan virus.

b. Her Herpe pess seku sekunde nder/H r/Herp erpes es rek rekure uren n

Merupakan kekambuhan dari herpes primer, dan menyerang mereka yang telah memiliki antibody anti HSV-1. Keadaan ini dianggap berasal dari virus laten yang aktif karena adanya gangguan local atau sistemis. Penularan dapat terjadi melalui infeksi droplet maupun kontak langsung dengan lesi herpes yang aktif. aktif. Selain Selain pada pada lesi, lesi, virus virus dapat dapat juga juga dijump dijumpai ai pada pada saliva saliva pender penderita ita saat saat perjalanan penyakit. Herp Herpes es sekun sekunde derr umum umumny nyaa terja terjadi di pada pada pend pender erit itaa usia usia dewa dewasa sa.. Timbulnya Timbulnya infeksi infeksi rekuren rekuren seringkali seringkali berhubunga berhubungan n dengan dengan terjadinya terjadinya trauma, trauma, kelelahan, masa haid, kehamilan, infeksi saluran nafas bagian atas, gangguan emosi, alergi, sinar matahari maupun gangguan saluran gastri intestinal. Lesi Lesi herpes herpes sekund sekunder er bila bila menyer menyerang ang bibir bibir disebu disebutt herpes herpes labial labialis is sekunder. Timbulnya lesi karena trauma local, kontak terhadap sinar matahari atau gangguan sistemis yang parah, terutama demam.

3.2 Patogenesis Infeksi Herpes Simplek Virus (HSV)













Secara garis besar mekanisme patogenesis dari HSV dapat dilihat pada skema diatas. Seperti pada skema diatas bahwa aktivitas invasi virus HSV diawali











Perlu diketahui pula bahwa setelah terjadi fusi antara membran virus dan membran host ketika nukleokapsid berinfiltrasi kedalam sitoplasma dan kemudia menuju ke inti sel host, beberapa protein dari lapisan tegumen yakni protein α ikut mendapingi pergerakannya hingga ke inti sel host. Protein α berfungsi dalam membantu fase awal terjadinya transkripsi antara DNA virus dan DNA sel host. Dan juga berfungsi menghasilkan protein β. Fungsi protein β ini adalah untuk mantu mantu regula regulasi si replik replikasi asi DNA. DNA. Sedang Sedangkan kan protei protein n γ memili memiliki ki peran peran sebagai sebagai protein akhir yang membantu pembentukkan pembentukkan komponen strutur virus. Setelah melalui mekanisme yang kompleks tampak di bagan bahwasanya mekanisme virion ketika keluar dari sel host adalah berjalan menuju ganglion saraf dan berdormant disana sehingga dsebut virus laten. Atau menuju ke sel disekitarnya dan kembali melakukan replikasi. Virus laten ini akan terkativasi oleh faktor-faktor diatas dan akan dikirim balik ke tempat infeksi awal atau justru menuju central nervous system (CNS) sehingga penjalaran dari virus tersebut menuju menuju ke seluruh seluruh saraf di wajah. Itulah mengapa pada penderita penderita herpes simplex simplex khususnya khususnya HSV 1 yang manifestasi manifestasi laten dari virusnya virusnya pada ganglion trigeminal trigeminal











1.

Tanda dan Gejala HSV-1

Penyakit mulut yang paling penting yang mengenai mukosa mulut adalah infeksi infeksi oleh virus herpes simpleks simpleks tipe 1 (HSV-1). (HSV-1). Infeksi herpes herpes primer HSV-1 paling sering terjadi dalam mulut, biasanya pada anak-anak antara umur 6 bulan dan 6 tahun. Gejala pada saat seseorang menderita herpes oral, luka atau lepuhan dapat muncul di bibir atau di sekitar mulut. Luka ini mungkin juga muncul di dalam mulut, tapi ini biasanya hanya terjadi pada saat pertama kali gejalanya muncul. Gejala dapat berlangsung beberapa minggu dan pergi. Mereka dapat kembali dalam beberapa minggu, bulan, atau tahun. Meskipun mengganggu, mengganggu, gejala biasanya tidak berbahaya pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir. Selain Selain itu, itu, tanda tanda dan gejala gejala yang yang mengaw mengawali ali HSV-1 HSV-1 adalah adalah sebaga sebagaii berikut :

-

Pada Pada mulan mulanya ya ging gingiv ivaa menj menjad adii mera merah h dan dan beng bengka kak, k, mulut mulut peri perih, h, dan











Gejala herpes genital Gejala herpes genital yang paling umum adalah

sekelompok luka blister pada vagina, vulva, leher rahim, penis, pantat, atau anus. Gejala dapat berlangsung berlangsung beberapa minggu dan pergi. pergi. Mereka mungkin kembali dalam dalam minggu minggu,, bulan, bulan, atau atau tahun. tahun. Saat Saat pertam pertamaa gejala gejala herpes herpes genita genitall muncul muncul disebut disebut "episode "episode pertama" atau "herpes "herpes awal." Herpes awal gejala biasanya biasanya lebih terlihat dibandingkan episode berikutnya. Gejala herpes genital termasuk: •

•

•

lecet perasaan terbakar jika air seni mengalir di atas luka ketida ketidakma kmampu mpuan an untuk untuk buang buang air kecil kecil jika jika pemben pembengka gkakan kan luka luka yang yang parah memblokir uretra

•

gatal

•

luka terbuka

•

nyeri pada daerah yang terinfeksi

Selama herpes awal, gejala juga dapat mencakup











biasanya sembuh dalam 10 sampai 14 hari.

Gejala herpes mungkin lebih

menyak menyakitk itkan an dan lebih lebih lama lama pada pada pasien pasien penyak penyakit it yang yang melema melemahka hkan n sistem sistem kekebalan tubuh - seperti leukemia dan HIV. Gejala yang seringkali timbul adalah adanya pembengkakan pada kelenjar limfa. limfa. Tidak Tidak semua semua kelenj kelenjar ar limfa limfa akan akan memben membengka gkak k begitu begitu terjad terjadii infeks infeksi, i, tergan tergantun tung g daerah daerah mana mana yang yang draina drainase se dari dari kelenj kelenjar ar tersebu tersebut. t. Untuk Untuk lokasi lokasi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini













Apabila terjadi pembengkakan identifikasi dilakukan dengan mempalpasi daerah tersebut dengan gerakan menekan dan memutar baik secara multilateral maupun secara unilateral yang dapat dilihat pada gambar di bawah dengan posisi kepala kepala menunduk menunduk pada pemeriksaan pemeriksaan kelenjar limfa daerah submandib submandibula ula atau deng dengan an posis posisii mene meneng ngad adah ahka kan n kepa kepala la bila bila peme pemerik riksaa saan n dila dilaku kuka kan n untu untuk k mendeteksi perbesaran kelenjar di daerah servikal. Deteksi perbesaran kelenjar deng dengan an meli meliha hatt

kons konsti titu tusi siny nyaa

yang yang tera teraba ba luna lunak, k, memb memben engk gkak ak,,

keny kenyal, al,

asimetri,tidak nyeri ketika dipalpasi dan biasanya diikuti diikuti eritema bila infeksi infeksi juga terjadi pada kelenjar tersebut.











jaringan yang terinfeksi, dapat diperoleh gambaran histopatologis. Melalui tes Tzank diwarnai dengan pengecatan Giemsa atau Wright akan nampak adanya bentukan sel raksasa dengan inti yang banyak atau multinuclear giant cell dan juga inklusi intranulear cowdry tipe A. Badan inklusi cowdry tipe A ini merupa merupakan kan badan badan inklus inklusii yang yang dibent dibentuk uk oleh oleh virus virus herpes herpes untuk untuk berkem berkemban bang g biang di dalam inti.











3.4 Faktor Predesposisi Infeksi Herpes Simplek Virus (HSV)

Secara

periodik,

virus

HSV

akan

kembali

aktif

dan

mulai

berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa tanpa menyeb menyebabk abkan an lepuha lepuhan n yang yang nyata, nyata, dalam dalam keadaa keadaan n ini virus virus merupa merupakan kan sumber infeksi bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu oleh: 1. Pemaparan cahaya matahari 2. Demam











Akibat Akibat faktor faktor ini pula pula penyeb penyebara aran n infeksi infeksi HSV dapat dapat menjad menjadii sangat sangat komple kompleks. ks. Tidak Tidak hanya hanya akan akan menyeb menyebar ar pada pada area area di sekitar sekitar jaringa jaringan n bahkan bahkan mampu menyebar ke organ yang lebih kompleks yakni mata, hidung, pipi, dan sebagainya. Persebaran ini tergantung dari Transmisi HSV kepada individu yang belum pernah terinfeksi sebelumnya dan

terjadi ketika virus mengalami

multiplikasi di dalam tubuh host (viral shedding). Lama waktu viral shedding pada tiap episode serangan ser angan HSV berbeda-beda. Pada infeksi primer dimana dalam tubuh host belum terdapat antibodi terhadap HSV, maka viral shedding cenderung lebi lebih h lama lama yait yaitu u sekit sekitar ar 12 hari hari deng dengan an punc puncak akny nyaa keti ketika ka munc muncul ul geja gejala la prodormal (demam,lemah, penurunan nafsu makan, dan nyeri nyeri sendi) dan pada saat separuh serangan awal infeksi primer, walaupun > 75 % penderita dengan infeksi











dari sekresi cairan tubuh yang lain seperti saliva, semen, dan cairan genital (3,625%). Adanya kontak bahan-bahan tersebut dengan kulit atau mukosa yang luka atau pada beberapa kasus kulit atau mukosa tersebut maka virus dapat masuk ke dalam tubuh host yang baru dan mengadakan multiplikasi pada inti sel yang baru saja dimasukinya untuk selanjutnya menetap seumur hidup dan sewaktu-waktu dapat dapat menimb menimbulk ulkan an gejala gejala khas khas yaitu yaitu timbul timbulnya nya vesike vesikell kecil kecil berkel berkelomp ompok ok dengan dasar eritem. 2. Vertikal Transmisi HSV secara vertikal terjadi pada neonatus baik itu pada periode antena antenatal, tal, intrap intrapart artum um dan postna postnatal. tal. Period Periodee antena antenatal tal bertan bertanggu ggung ng jawab jawab













3.5 Pencegahan Infeksi Herpes Simplek Virus (HSV)

Seru Serupa pa deng dengan an peny penyak akit it infek infeksi si lain lainny nyaa bahw bahwaa alan alangk gkah ahba baik ikny nyaa dilakukan dilakukan pencegahan pencegahan terlebih terlebih dahulu dahulu sebelum sebelum infeksi infeksi suatu penyakit tersebut mengenai diri kita. Pencegahan secara umum adalah bagaimana masing-masing











13. Menghindari Menghindari seks seks bebas bebas 14. Melakukan Melakukan vaksinasi vaksinasi terhadap virus herpes 15. Melakukan pengobatan pengobatan ketika sistem imun imun rendah, terutama pada infeksi virus laten, yang dapat menggunakan aslikovir.





















Luthfia,Fitri,dkk.2011. Lesi Lesi vesikoulseratif pada Rongga Mulut: herpes zoster. Fkg UGM :Yogyakarta

Laporan Tutorial-sek 3-Dmf 1

Recommend Documents