LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 : SISTEM LIMFATIK BLOK 3
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 TUTOR : drg. GITA DWI JIWANDA SOVIRA KETUA : ASIH PUSPITA PUTRI SEKRETARIS : CAHYANA FITRIA DAN DOKTA BELLA ZUHURINA
ADZKIA RAHMI AULIA
1511412013
ASIH PUSPITA PUTRI
1511412008
CAHYANA FITRIA
1511412014
DIMAS GUSRIZAL
1511412015
DOKTA BELLA ZUHURINA
1511412011
HAVINA YASE
1511412006
MUTIARA VERONIKA
1
1511412007
NADIA SYESTI
1511412012
SEVTY AGUSTIN
1511412009
SOFIE BOSOMA SYAMRA
1511412010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario3 di Blok 3 ini dengan dengan baik. baik. Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok 3yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang. Saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan ini dan kepada pembimbing kami, drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira yang telah membimbing kami dalam proses tutorial dan kepada teman-teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi yang membutuhkan.
Padang,
Desember 2015
Penyusun Cahyana Fitria
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................................ 2 Daftar isi ............................................................................................................................... ..... 3 Skenario 3 blok 3 ......................................................................................................... .............. 4 Terminologi .................................................................................................................. .............. 4 Identifikasi masalah ..................................................................................................... .............. 5 Analisis masalah........................................................................................................... .............. 6 Skema ........................................................................................................................... .............. 8 Learning objectives 1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai anatomi sistem limfatik 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai fungsi sistem limfatik 3. Mahsiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem limfatik 4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai keseimbanagan cairan tubuh, asam basa dan elektrolit serta hubungannya dengan sistem limfatik. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kelainan dan penyakit pada sistem limfatik Daftar pustaka ............................................................................................................................ 28
3
Skenario 3 Sistem Limfatik “
”
Nia(22 tahun) dating kedokter gigi dengan keluhan pipi kanan disekitar rahang bawahnya mengalami pembengkakakn. Dari hasil ananmnesis didapatkan informasi bahwa gigi geraham kanannya pernah sakit sejak 2 tahun yang lalu, sakit hilang timbul sampai mengganggu tidur. Saat giginya sakit, Nina meminum obat penghilang rasa sakit yang dibelinya ditoko obat tanpa memeriksakannya terlebih dahulu ke dokter gigi. Sejak 4 bulan ini, giginya tidk pernah sakit lagi. Sekarang ia juga merasakan demam Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat pembengkakakn pada mandibula dekstra, dengan konsistensi kenyal, dan nyeri bila ditekan. Pada pemeriksaan kelenjar limfe submandibula teraba dan sakit. Pada pemeriksaan intra oral ditemukan gigi molar 1 kanan karies profunda, tes vitalitas (-), palpasi (+), dan perkusi (+). Dokter gigi menerangkan bahwa nia mengalami abses karena gigi gerahamnya yang sudah nekrosis. Ha ini mengakibatan terjadinya respon imun dari sistem limfatik untuk melawan bakteri yang terdapat pada gigi tersebut. Selain itu juga terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh, asam basa dan elektrolit. Bagaimana saudara menjelaskan mengenai kasus diatas?
Langkah Seven Jumps
1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi 2. Menentukan masalah 3. Menganalisis masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan.internet dan lain-lain 7. Sintesa dan uji informasi yang diperoleh
A. Terminologi
1. Sistem limfatik Sistem limfatik adalah jaringan berbentuk tabung disepanjang tubuh yang mengalirkan limfe dijaringan dan bermuara kembali ke aliran darah. 4
2. Ekstra oral Ekstra oral adalah pemeriksaan bagian tubuh diluar rongga mulut. 3. Nekrosis Nekrosis adalah matinya sel pada jaringan organ tubuh. 4. Abses Pengumpulan nanah secara local pada suatu kavitas, akibat hancurnya jaringan yang biasanya disebabkan oleh infeksi kuman – kuman. 5. Intraoral Intra oral adalah pemeriksaan bagian tubuh didalam rongga mulut. 6. Karies profunda Karies profunda yaitu proses demineralisasi gigi dan hancurnya jaringan keras gigi oleh aktivitas mikroba, dimana karies profunda ini, kariesnya sudah mengenai setengah dentin dan kadang sudah mengenai pulpa. 7. Palpasi Palpasi yaitu untuk adanya inflamasi (peradangan) yang sudah sampai keperiapikal (dengan perabaan). 8. Perkusi Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan ketukan ujung jari 9. Vitalitas Yaitu tes yang member info bahwa masih ada jaringan saraf yang menghantarkan impls sensorik.
B. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana anatomi sistem limfatik? 2. Apa fisiologi sistem limfatik? 3. Apa saja kelainan dari sistem limfatik? 4. Bagaimana hubungan antara sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh? 5. Apa saja factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh? 6. Apa fungsi cairan tubuh? 7. Apa fungsi cairan limfe? 8. Bagaimana sistem kerja limfe? C. Analisis Masalah
5
1. Sistem limfatik terdiri dari : a. Pembuluh limfa yang terdiri dari : 1) Kapiler limfa 2) Lakhteal villi 3) Duktus collectives yang terbagi menjadi : a) Duktus limfaticus dekstra b) Duktus thoracicus 4) Trunkus yang terbagi menjadi : a) Trunkus jugularis b) Trunkus subclavia c) Trunkus bronchomediastinalis d) Trunkus intestinal e) Trunkus lumbalis b. Organ limfatik yang terdiri dari 1) Organ limfatik primer yang terdiri dari : a) Sumsum tulang merah b) Kelenjar thymus 2) Organ limfatik sekunder yang terdiri dari : a) Nodus limfe b) Limpa c) Nodulus limfatikus, yang terdapat didalamnya : i. Korteks ii. Medulla iii. Vasa aferen dan vasa eferen. c. Organ tambahan 1) Tonsil 2) Kelenjaer limfa 2. Fungsi sistem limfatik : a. Mengembalikan cairan dan protein dijaringan kedalam aliran darah. b. Mengangkut limfosit dari kelenjer limfatik ke sirkulasi darah c. Membawa lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah. d. Meningkatkan respon imun terhadap antigen e. Sebagai sistem kekebalan tubuh f. Pembentukan elemen limfosit dalam reaksi imun. g. Mengalirkan kelebihan interstitial dari ruang antar sel h. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindari penyebaran. 3. Kelainan dan penyakit sistem limfatik 1. Lymphedema yaitu pembengkakan kronis pada tungkai karena akumulasi cairan limfe
6
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tonsillitis / radang amandel Obstruksi limfatik yaitu penyumbatan kelenjar limfe Lymphangiosacroma yaitu tumor jaringan lunak ganas Limfangitis Filiaris limfatik (FL) Penyakit castleman yaitu tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar limfe. 8. Bovine Leukosis : adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya sel-sel leukosit dalam darah terutama sel leukosit berinti 1 (leukosit). 4. Hubungan antara sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh? Hubungannya dapat kita lihat didalam sistem imunitas tubuh. Beberapa sistem tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap berbagai bahaya – seperti sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun, kerusakan fisik, dan ancaman mikroorganisme, seperti bakteri dan virus. Namun demikian, sistem imunitas, bersama sistem limfatik, adalah cara perlindungan tubuh yang utama dari serangan. Sistem limfatik merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian aktif sistem ini adalah cairan limfa, yang awalnya berupa cairan intertisial yang terkumpul dari sel-sel di seluruh tubuh. 5. Factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh 1. Usia. 2. Jenis kelamin 3. Jumlah sel – sel lemak 4. Stress 5. Sakit 6. Temperatur lingkungan 7. Diet 6. Fungsi cairan tubuh 1. Untuk mencegah dehidrasi 2. Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh 3. Untuk transportasi didalam tubuh 7. fungsi cairan limfe 1. Untuk penarikan lemak makanan dari usus 2. Untuk mengembalikan protein yang lolos dari kapiler ke jaringan melalui imfe ke sirkulasi
7
3. Untuk mendeteksi partikel asing seperti bakteri dan virus dibawa ke kelenjar limfe. 8. Mekanisme kerja sistem limfatik Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan caraberdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistemkardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa(lymph) atau getah bening, komposisinya kirakira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan. Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan kearah jantung. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam noduslimfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri. D. Skema
Sistem limfatik
Anatomi
Fungsi
Mekanisme
Keseimbangan cairan tubuh,asam,basa dan elektrolit
E. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai anatomi sistem limfatik
8
kelainan
Sistem limfatik terdiri dari bagian – bagian berikut : 1.1. Pembuluh limfe Pembuluh limfe dibagi menjadi 3, yaitu: a. Kapiler Limfe Merupakan pembuluh limfe yang terkecil, yang membentuk anyaman yang luas dan berakhir buntu. Berfungi meampung cairan limfe yang berasal dari interstitium. Kapiler limfe terdiri atas selapis endothelium. Sel endothelial dapat membengkok ke dalam menyerupai katup. Filament anchor (penambat/jangkar) yang mengikat sel jaringan dengan sel endothelial. b. Pembuluh Limfe yang lebih besar Limfe yang mengalir dari kapiler-kapiler limfe akan bergabung di pembuluh limfe pengumpul (collecting lymph vessel). Terdiri atas saluran yang dindingnya lebih tebal dan memiliki katup di sepanjang pumbuluh menuju ductus. c. Pembuluh limfe besar Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk dua saluran utama: 1) Ductus Thoracicus Menerima cairan limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran pencernaan makanan. Dindingnya terdiri dari: a) b) c) d) e) f)
T. Intima: Endotel Sabut Kollagen dan Elastis T. Media: Beberapa lapis otot polos T. Adventitia: Sabut Kollagen Sabut Elastis dan otot polos Pada T. Adventitia terdapat Vasa Vasorum
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning keputih-putihan. Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfe terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan
9
oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah. 2) Ductus Limfatikus kanan Menerima limfe dari extreminitas atas bagian kiri, thorax kiri, kepala dan leher bagian kiri. Bermuara ke pertemuan vena jugular interna kiri dan vena subclavia kiri. d. Trunkus Limfe Trunkus limfatik terdiri atas 5 saluran, yakni : a) Trunkus Yugularis, menerima limfe dari kepala dan leher b) Trunkus Subclavia, menerima limfa dari extreminitas atas, permukaan thorax superficialis c) Trunkus bronchomediastinalis, menerima limfa dari struktur dalam thorax d) Trunkus intestinalis, menerima limfe dari struktur abdomen e) Trunkus lumbalis, menerima limfe dari extremitas bawah, dinding abdominopelvic, dan rogga pelvic
1.2. Organ limfatikus primer Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus dan susmsum tulang.Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjarthymus yang merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan serabut retikuler. a. Thymus Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian
10
akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler. b. Sumsum Tulang Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menuju timus 1.3.Organ limfatikus sekunder
Organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses reaksi imun. Misalnya : , MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue). Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong dalam jaringan ini, contohnya limfa,tonsil, limfonodus. Berikut adalah organ limfatikus sekunder : a. Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipatan paha.
11
Nodus-nodus limfa berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung dibawah kulit dimana yang lain-lain berada didalam tubuh. Bahkan nodusnodus limfa yang paling superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak terlihat atau gamblang (dirasakan dengan menyentuh), kecuali mereka membengkak atau membesar untuk beberapa sebab-sebab. Mereka dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik yang terikat secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada daerah-daerah yang berbeda didalam tubuh dimana mereka bertanggung jawab untuk penyaringan darah dan melaksanakan fungsi imunologi mereka untuk area tertentu itu dari tubuh. Cairan dari pembuluh-pembuluh limfatik akhirnya masuk kedalam sistim vena (vena-vena) dalam tubuh. Penyebab Pembengkakan Nodus Limfa Ada banyak penyebab-penyebab untuk nodus-nodus limfa yang membengkak, adakalanya dirujuk sebagai "kelenjar-kelenjar yang membengkak" atau "swollen glands" (lymphadenopathy atau lymphadenitis). Pada umumnya, nodus-nodus limfa membengkak ketika mereka aktif yang disebabkan oleh suatu infeksi, peradangan, atau kanker. b. Limpa Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit; membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. Limpa terletak di bagian depan dan dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah. Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih kelabu.
12
c. Nodulus Limfatikus Merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernafasan. d. Jaringan Limfoid Mukosal (MALT) Terletak di tunika mukosa terutama lamina propria, traktus digestivus, respiratorius dangenitourinarius. Terdiri dari sel T terutama CD8, sel B dan APC. Pada traktus digestivusterdiri dari limfosit difus, limfonoduli soliter dan berkelompok (tonsila, plaque Peyeri). Sedangkan pada traktus respiratorius dan genitourinarius terdiri dari limfosit difus,limfonoduli soliter. Sistem imun mukosa pada jaringan limfoid mukosa merupakankomponen terbesar sistem limfoid melebihi lien dan limfonodus e. Tonsil Tonsil atau amandel terdiri atas jaringan limfe terletak di antara dua tiang fause (lengkung langit-langit) dan banyak terdapat persediaan limfosit.Tonsil atau amandel adalah bagian dari sistem kelenjar getah bening yang berada pada sisi kiri dan kanan bagian belakang rongga mulut. Disebut amandel karena bentuknya mirip buah amandel. Seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel adalah bagian dari sistem kekebalan yang menjaga tubuh manusia dari infeksi, khususnya infeksi saluran nafas atas dan faring. Fungsinya membantu pertahanan tubuh bagi anak-anak di bawah usia 6 tahun melawan penyakit. Mulai anak usia 6 tahun ke atas fungsi amandel akan digantikan oleh pertahanan tubuh yang lain.Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui mulut.Dengan bertambahnya usia seharusnya amandel tersebut akan mengecil dengan sendirinya, kecuali apabila sering terjadi infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya faktor alergi pada badan, amandel akan bertambah besar.
13
Patologi Amandel meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman-kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati. Macam- macam Tonsil 1. Tonsilla Lingualis, pada Radix Linguae; a) Epitel : berlapis pipih melapisi kripta (cekungan) b) Keliling mukus (weber) bermuara pada dasar c) Lumen kripta bersih à jarang beradang 2. Tonsilla Palatina, diantara arcus glossopalatinus arcuspharingopalatinus; a) Epitel: berlapis pipih b) Kripta dalam, bercabang – cabang c) Lumen kripta kotor à sering beradang 3. Tonsilla Pharingica, pada dinding belakang nasopharynx a) Epitel: berderet silindris bersilia dengan sel-sel goblet b) Tak ada kripta
dan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai fisiologi atau fungsi sistem limfatikus 1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. 2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah. 3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. 4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. 5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi. fungsi cairan limfe 1. Untuk penarikan lemak makanan dari usus 2. Untuk mengembalikan protein yang lolos dari kapiler ke jaringan melalui imfe ke sirkulasi 3. Untuk mendeteksi partikel asing seperti bakteri dan virus dibawa ke kelenjar limfe.
14
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme sistem limfatik
Skema Aliran Getah Bening Pembuluh darah (darah)
Ruang interstitial (cairan interstitial)
Kapiler limfa (getah bening)
Pembuluh limfa (getah bening)
Pertemuan antara vena jugular dan subclavian (darah) Lymphatic duct (getah bening)
13
Proses jalan limfe dimulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya, keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah, kemudian masuk ke dalam jaringan jaringan disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat -zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakan systerna cycli. Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang terletak di dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter. Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodusnodus limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam 15
pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kumankuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikian dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.
Terjadinya gerakan limfe disebabkan oleh : 1. Kontraksi otot lurik sekitar 2. Gerakan bagian-bagian tubuh 3. Denyut arteri dekat limfatik 4. Penekanan jaringan dan objek di luar badan 5. Kontraksi otot polos pembuluh limfa terhadap pengisian limfa di dalamnya menyebabkan limfe bergerak searah katup.
Aliran limfe dapat ditingkatkan oleh : 1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler 2. Penurunan tekanan osmotic koloid plasma 3. Peningkatan tekanan osmotic koloid interstitium 4. Peningkatan permeabilitas kapiler
Peran sistem limfatik dalam mengatur konsentrasi protein cairan interstisial, volume cairan interstisial, dan tekanan cairan interstisial. a. Pertama, ingatlah bahwa sejumlah kecil protein harus keluar dari kapiler darah masuk ke dalam interstitium. Hanya sejumlah kecil protein yang bocor. Oleh karena itu, protein-protein ini cenderung berakumulasi di cairan interstisial, dan hal ini kemudian akan meningkatkan tekanan osmotic koloid cairan interstisial
16
b. Kedua, peningkatan tekanan osmotic koloid dalam cairan interstisial akan menggeser keseimbngan daya pada membrane kapiler darah dalam membantu filtrasi cairan ke dalam interstisium. Oleh karena itu, cairan bertukar tempat secara osmosis keluar melalui dinding kapiler masuk ke dalam interstisium akibat protein, sehingga meningkatkan cairan interstisial dan tekanan cairan interstisial. c. Ketiga, peningkatan tekanan cairan interstisial akan sangat meningkatkan kecepata aliran limfa. Hal tersebut kemudian membawa keluar kelebihan volume cairan interstisial dan kelebihan protein yang telah terakumulasi dalam ruang interstisial.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
4.1.Komposisi Cairan Tubuh Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut) 1. Air Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak ( lean body mass). 2. Solut (substansi terlarut) Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit. a. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain (mEq/L) atau dengan berat molekul dalam garam (mmol/L). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Bila garam larut dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif
17
dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation. 1) Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K +). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam. 2) Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida (Clˉ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-). Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam sel (terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air disekitarnya. b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin. 4.2 Kompartemen Cairan Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997) 1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total. Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 18
25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. 2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).Cairan Ekstraseluler terdiri dari : a. Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa. b. Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup : 1) Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan 2) Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru 3) Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi 4) Transpor hormon ke tempat aksinya 5) Sirkulasi panas tubuh c. Cairan Transelular (CTS) Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
19
4.3. Fungsi dan Kebutuhan Cairan Tubuh Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang. Bagi manusia, air berfungsi sebagai bahan pembangunan disetiap sel tubuh. Cairan manusia memiliki fungsi yang sangat vital, yaitu untuk mengontrol suhu tubuh dan menyediakan lingkungan yang baik bagi metabolisme. Cairan tubuh bersifat elektrolit (mengandung atom bermuatan listrik) dan alkalin (basa). Dengan demikian air digunakan dalam tubuh sebagai pelarut, bagian dari pelumas, pereaksi kimia, mengatur suhu tubuh, sebagai sumber mineral, serta membantu memelihara bentuk dan susunan tubuh. Air yang dibutuhkan manusia berasal dari makanan dan minuman serta pertukaran zat dalam tubuh.Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu : 1. Pelarut dan alat angkut. Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon. 2. Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk didalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana. 3. Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh. 4. Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun. 5. Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas didalam tubuh. 6. Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.
Kebutuhan air sehari dikatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1.0-1.5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1.5 ml/kkal. 4.4. Distribusi dan Keseimbangan Cairan Tubuh Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang 20
komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula. Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan interstisial atau intraseluler (sebagian besar) yang terdapat disel-sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian bagian bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostatik / tetap. Keseimbangan cairan di tiap komportemen menentukan volume dan tekanan darah. Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus berada didalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan didalam maupun diluar sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur kemana garam harus bergerak dengan demikian menetapkan kemana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis. Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu berada dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air didalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru. Keseimbangan air rata-rata berupa masukan dan ekskresi dapat dilihat pada tabel berikut : Masukan Air
Jumlah (ml)
Ekskresi Air
Cairan
550-1500
Ginjal
500-1400
Makanan
700-1000
Kulit
450-900
Air metabolik
200-300
Paru-paru
350
Feses
150
Jumlah
1450-2800
/Keluaran Jumlah (ml)
1450-2800
Sumber : Almatsier (2001) disitasi dari Whitney et al. (1993) Understanding Nutrition Air dibuang dari tubuh melalui air seni, keringat, dan penguapan air melalui alat pernapasan yaitu sebagai sarana transportasi zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh. Aktivitas tubuh akan selalu mengeluarkan cairan
21
dalam bentuk keringat, urin, feses dan nafas. Tubuh akan kehilangan cairan sekitar 2.5 liter setiap hari. Untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak terganggu, kehilangan tersebut harus diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air maka akan menimbulkan dehidrasi.Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh kita dapat mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari, sebagian besar (60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya berolahraga, kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam, sebagian besar (95%) dikeluarkan melalui keringat. Banyaknya air yang hilang tergantung pada intensitas aktivitas fisik, dan suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas latihan, suhu dan kelembaban, akan semakin besar kehilangan air. Rasa haus merupakan gejala awal terjadinya dehidrasi. Kehilangan air sebanyak 2% dari berat badan dapat menyebabkan peningkatan laju jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila kehilangan air mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping air, dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan klorida dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan magnesium 1,5-6 mEq/liter. Kehilangan elektrolit akan mempercepat timbulnya gejala dan gangguan fungsi organ-organ. Dehidrasi akan mengakibatkan menurunnya volume plasma sehingga menimbulkan gangguan termoregulasi dan kerja jantung. Selanjutnya akan mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan. Dehidrasi juga menurunkan kemampuan sistem kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. Dehidrasi berat menyebabkan kerja otak terganggu sehingga cenderung mengalami halusinasi. Rehidrasi dengan memberikan air minum biasa justru akan sangat berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum biasa menyebabkan CES menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air biasa terus menerus semakin meningkatkan hipoosmolaritas CES dan menambah volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan sel yang dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan rehidrasi harus mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mengganti yang hilang.
22
4.5. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit Jumlah berbagi jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber diluar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua mineral berada dalam batas-batas normal. Pengaturan air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH), Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Pengaturan keseimbangan air oleh ginjal dan otak terjadi saat : ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap air kembali dan mengedarkannya kembali kedalam tubuh. Jadi, semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan. Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan angiotensin kedalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Disamping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan tubuh. 4.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah : 1. Usia. Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia. 2. Jenis kelamin
23
3.
4.
5.
6.
7.
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh Sel-sel lemak Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh Stres Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan Temperatur lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah c adangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Kelainan sistem limfatik 1. Limfangitis Limfangitis akut mempengaruhi anggota penting dari sistem kekebalan tubuh-sistem limfatik. Limbah bahan-bahan dari hampir setiap organ dalam tubuh mengalir ke pembuluh limfatik dan akan disaring dalam organ kecil yang disebut kelenjar getah bening. Benda asing, seperti bakteri atau virus, diproses dalam kelenjar getah bening untuk menghasilkan respon imun untuk melawan infeksi.Limfangitis akut, bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, gigitan serangga, luka bedah, atau kulit lainnya cedera. Setelah bakteri masuk ke sistem limfatik, mereka berkembang biak dengan cepat dan mengikuti pembuluh limfatik seperti jalan raya. Pembuluh limfatik yang terinfeksi menjadi meradang, menyebabkan garis-garis merah yang tampak di bawah permukaan kulit. Pertumbuhan bakteri terjadi begitu cepat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak merespon cukup cepat untuk menghentikan infeksi. Jika tidak diobati, bakteri dapat menyebabkan kerusakan jaringan di daerah infeksi. Sebuah penuh nanah, menyakitkan benjolan disebut abses juga bisa terbentuk di daerah yang terinfeksi. Selulitis, sebuah infeksi umum lapisan kulit yang lebih rendah, dapat juga terjadi.Limfangitis akut paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri berbahaya ini juga menyebabkan radang tenggorokan, infeksi jantung, saraf
24
tulang belakang, dan paru-paru, dan pada 1990-an telah disebut sebagai "bakteri pemakan daging." Staphylococci bakteri juga dapat menyebabkan limfangitis. Gejala : Gejala karakteristik limfangitis akut adalah lebar, garis-garis merah memanjang dari tempat infeksi ke ketiak atau pangkal paha. Daerah yang terkena merah, bengkak, dan nyeri. Blistering kulit yang terkena bencana dapat terjadi. Infeksi bakteri menyebabkan demam 100-104° F (38°-40° C). Di samping itu muncul rasa, sakit umum, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan hilangnya nafsu makan dapat dirasakan. Perawatan : Karena sifat serius infeksi ini, pengobatan akan dimulai segera, bahkan sebelum hasil kultur bakteri yang tersedia. Satu-satunya pengobatan untuk limfangitis akut adalah memberikan dosis sangat besar antibiotik, biasanya penisilin, melalui pembuluh darah. Tumbuh bakteri streptokokus biasanya dihilangkan dengan cepat dan mudah dengan penisilin. Antibiotik klindamisin dapat dimasukkan dalam pengobatan untuk membunuh streptokokus yang tidak tumbuh dan berada dalam keadaan istirahat. Atau, sebuah "spektrum luas" dapat digunakan antibiotik yang akan membunuh banyak jenis bakteri. 2. Obstruksi limfatik Penyumbatan kelenjar getah bening, pembuluh yang mengalirkan cairan dari jaringan ke seluruh tubuh. Obstruksi limfatik juga disebut lymphedema, yang berarti pembengkakan pada bagian kelenjar getah. Ada banyak penyebab obstruksi limfatik, termasuk: infeksi kulit seperti selulitis (lebih umum pada pasien obesitas), infeksi parasit seperti filariasis, cedera, tumor, bedah, terapi radiasi. 3. LEUKIMIA Leukeumia dianggap sebagai keadaan arsinogenik (seperti karsinoma) ditandai dengan produksi leukosit yang terlampau banyak. Hal ini diklasifikasikan sesuai dengan jenis leukosit yang terkena, sebagai leukeumia limfatik atau leukeumia mieloid. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur dan paling banyak pada masa kanak-kanak. Keadaan ini dapat akut atau khronik sesuai dengan kecepatan bertambahnya. Prognosanya tidak memberi harapan pada leukeumia akut, kematian dapat terjadi dalam beberapa minggu,tetapi pasien dengan leukeumia kronik dapat hidup beberapa tahun. 4. Filariasis limfatik (FL) Merupakan salah satu penyakit yang paling melemahkan dan merusak penampilan seseorang. Infeksinya disebabkan oleh tiga cacing helmintik – Wucheraria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori,
25
dan ditularkan oleh nyamuk yang termasuk dalam 4 kelompok vector – Culex, Anopheles, Aedine dan Mansonia. Cacing – cacing tersebut menghuni saluran limfatik (getah bening) dan menyebabkan terjadinya penyumbatan rongga limfatik, yang pada fase selanjutnya menyebabkan pembengkakan (lymphoedema) dan elephantiasis. 5. TONSILITIS (PERADANGAN PADA AMANDEL) Peradangan pada amandel disebut sebagai tonsilitis. Infeksi parah pada amandel dapat mengakibatkan amandel membengkak hingga harus dioperasi untuk diambil, namun diambilnya amandel dapat mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Radang amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang terkadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam. Gejala Keluhan : a. Sulit atau sakit saat menelan b. Sakit kepala c. Demam dan kedinginan d. Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher. e. Kehilangan atau berubahnya suara f. Sakit pada kerongkongan dan mudah berubah menjadi parah. g. Membengkaknya amandel. h. Amandel berubah menjadi merah. i. Titik putih pada amandel 6.
Bovine Leukosis Suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya sel-sel leukosit dalam darah terutama sel leukosit berinti 1 (leukosit). Hal ini terjadi karena adanya rangsangan oleh agen penyakit ini pada jaringan sehingga sel-sel jaringan tersebut mengalami hipertropi (pembengkakan). Penyebab bovine leukosis enzootik (BLE) adalah jenis virus onkogenik yang mempunyai inti RNA (disingkat onkorna). Partikel-partikel yang dimilikinya bertipe C. Partikel inilah yang menyebabkan leukimia. 7. lymphedema yaitu pembengkakan kronis pada tungkai karena akumulasi cairan limfe 8. limfoma Hodgkin yaitu jenis kanker yang biasanya terjadi pada leukosit dalam tubuh sehingga menjadi rusak. 9. penyakit castleman yaitu penyakit yang disebabkan oleh tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar limfe dan penyakit ini biasanya terlokalisasi dibagian perut dan dada.
26
10. lymphangiomastosis yaitu penyakit yang melibatkan beberapa Krista clesi dalam pembuluh limfatik. 11. lymphangioleiomatosis yaitu tumor jinak otot polos jaringan limfatik di paru – paru.
27
Daftar Pustaka
1. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance. pdf 2. buku histologi difiore edisis 11 3. buku fisiologi guyton and hall 4. http://repository.usu.ac.id
28