LABORATORIUM TEKHNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT
FAKULTAS FARMASI
LAPORAN TEKHNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT
"FORMULASI DAN EVALUASI TABLET"
OLEH :
NAMA : LOLY SUBHIATY IDRUS
NIM : F1F1 12 077
KELAS : B
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : WA ODE SITI ZUBAYDAH S.Si., M.Sc.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet perlu untuk diketahui.
Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet untuk mengetahui karakteristiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Umum
Tablet adalah sediaan pada kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM, 1979).
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi dari obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel, 1989).Waktu hancur dipengaruhi oleh penghancur (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat.Selain itu, tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup serta keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada, karena semakin kecil persentase kehilangan bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang di berikan oleh sediaan obat tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan, keregasan, dan waktu hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh.
Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan dan metode pembuatannya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, dengan membuat pons dan lubang kempa (lesung tablet) cetakan yang didesain secara khusus (Siregar, 2010).
Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, fokulasi, atau rendahnya berat jenis. Selain itu, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 2008).
Komposisi tablet terdiri dari bahan pengisi, bahan pengikat, glidant, bahan penghancur, bahan pelican, anti lekat, bahan pewarna, dan pengaroma dan pemanis (Swarbrick, 2007). Dalam pembuatan tablet ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Langkah dari granulasi basah adalah penimbangan, pencampuaran, granulasi, pengayakan basah, pengeringan, pengayakan kering, pelincir, dan pengempaan peralatan tergantung dari uraian atau kualitas atas kandungan atau zat aktif, pengisi, dan penghancur (Gennaro, 1985).
Pada granulasi kering, saat proses (penekanan) ketidakmungkinan mencampurkan beberapa bahan untuk tujuan kelembapan menyebabkan proses pengembangan pengganti granulasi kering yang dikenal sebagai proses penekanan (Jenkis, 1957). Sedangkan pada kempa langsung terdiri dari pengempaan tablet secara langsung bahan serbuk tanpa modifikasi sifat fisik dari bahan itu sendiri. Dahulu pengempaan langsung sebagai metode pembuatan tablet untuk jumlah kecil dan sifat fisik kimia kristal (Gennaro, 1985).
Masalah-masalah yang sering timbul pada pembuatan tablet yaitu pitting, capping, dan laminasi. Pitting mengacu pada terjadinya tanda lubang kecil pada permukaan tablet atau punc yang dihubungkan denganpelicin yang tidak cukup atau hambatan suatu permukaan yang keras. Sedangkan capping dan laminasi mengacu pada kelewatan mekanik yang merusak tablet. Keretakan akibat laminasi bisa terjadi sepanjang langkah produksi (Jones, 2008).
Sifat-sifat tablet yang ideal atau baik yaitu tablet harus memenuhi spesifikasi keseragaman bobot dan kekerasan, diameter tablet tidak lebih dari 7/16 inci dan tablet diharapkan memberikan penambahan yang baik (Parrot, 1970). Untuk evaluasi yang dilakukan pada tablet yaitu berat tablet, ketebalan tablet, kekerasan tablet, daya hancur, dan disolusi tablet (Howard, 1985).
Uraian Bahan
Natrium Diklofenak (USP (United States Pharmacopeia) 2007 :30)
Nama Resmi : Diklofenac Sodium
Sinonim : Natrium Diklofenak
RM/BM : C14H10Cl2NNaO2/ 318.13
Pemerian : Serbuk hablur putih hingga hampir putih, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam air, praktis larut dalam kloroform dan dalam eter.
Magnesium Stearat (Ditjen POM, FI Edisi III, 1979 : 354)
Nama resmi : Magnesii stearas
Sinonim : Magnesium stearat
RM/BM : C36H70MgO4/591,24
Pemerian : Serbuk halus; putih; licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemak khas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antasidum; zat tambahan
Talk (Ditjen POM, 1979, Hal : )
Nama Resmi : Talcum
Sinonim : Spekton powder
RM/BM : Mg3S14O16 /1758,44
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan : Larut dalam asam
Khasiat : Antiadherent
Penyimpnan : Dalam wadah tertutup baik
Avicel (HOPE IV )
Nama Resmi : Microcrystallin cellulose
RM : C6H12O5
Pemerian : Serbuk kritstalin, putih, tidak berbau, tidak berasa
Konsentrasi : 4,4-4,5%
Fungsi : Zat tambahan
Laktosa (Ditjen POM FI Edisi III, 1979 : 338)
Nama resmi : Lactosum
Sinonim : Laktosa, Seccarum lactis
RM/BM : C12H22O11.H2O/36,30
Pemerian : Serbuk Hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam satu bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BAB III
METODE KERJA
Formulasi
Ditimbang masing-masing bahan yang digunakan
Dicampur semua bahan
Dikempa
Evaluasi
Uji Keseragaman Bobot (Puspita, P.A.P, Dewantara, I.G.N.A, Arisanti, C.I.S , Formulasi Tablet Parasetamol Kempa Langsung Menggunakan Eksipien Co-Processing Dari Amilum Singkong Partially Pregelatinized Dan Gom Akasia)
Diambil dan ditimbang 20 tablet secara acak
Dihitung rata-rata dari tablet tersebut
Ditimbang kembali satu persatu tablet lalu dibandingkan dengan bobot rata-rata tablet
Dihitung persentase keseragaman bobotnya
Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak satu pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10%.
Uji Kekerasan Tablet (Menurut Khoerul Anwar dalam Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol.4, No. 2 (Juli 2010))
Diambil 1 tablet dan diletakkan secara vertikal pada alat Hardness Tester
Ditekan tombol start sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala nol (0)
Diputar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0).
Diamati skala yang ditujukkan oleh alat Hardness tester sebagai nilai kekerasan dari tablet
Dihentikan pemutaran sampai tablet pecah.
Dilakukan untuk masing-masing 20 tablet dan dihitung rata-ratanya.
Dilakukan percobaan untuk masing-masing 10 tablet
Dihitung rata-ratanya
Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg untuk tablet tidak bersalut
Uji Ketebalan Tablet (Menurut Howard C. Ansel dalam Pengantar Bentuk Sediaan Padat)
Diambil 1 tablet dan diletakkan secara horisontal pada alat Hardness Tester
Ditekan tombol start sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala nol (0)
Ditekan kembali tombol start, hingga tablet kembali tertekan
Diamati skala yang ditujukkan oleh alat Hardness tester sebagai nilai ketebalan dari tablet
Dilakukan percobaan untuk masing-masing 10 tablet
Dihitung rata-ratanya
Uji Diameter Tablet (Menurut Howard C. Ansel dalam Pengantar Bentuk Sediaan Padat)
Diambil 1 tablet dan diletakkan secara vertikal pada alat Hardness Tester
Ditekan tombol start sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala nol (0)
Ditekan kembali tombol start, hingga tablet kembali tertekan
Diamati skala yang ditujukkan oleh alat Hardness tester sebagai nilai diameter dari tablet
Dilakukan percobaan untuk masing-masing tablet
Dihitung rata-ratanya
Uji Kerapuhan Tablet (Menurut Khoerul Anwar dalam Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol.4, No. 2 (Juli 2010))
Dibebas debukan 20 tablet
Ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester
Diatur kecepatan putaran sebesar 25 rpm selama 4 menit
Ditekan tombol start, kemudian ditunggu sampai alat berhenti berputar
Dibersihkan tablet dari debu tablet yang rapuh
Ditimbang kembali tablet diuji kerapuhannya
Dihitung persentase bobot yang hilang
Uji Daya Hancur Tablet (Puspita, P.A.P, Dewantara, I.G.N.A, Arisanti, C.I.S , Formulasi Tablet Parasetamol Kempa Langsung Menggunakan Eksipien Co-Processing Dari Amilum Singkong Partially Pregelatinized Dan Gom Akasia)
Diambil 6 tablet secara acak
Dimasukkan sebanyak 1 tablet pada masing-masing tabung keranjang alat Erweka Disintegrator tester ZT X20
Dimasukkan satu cakram pada tiap tabung.
Dicelupkan keranjang alat Erweka kedalam gelas kimia yang berisi akuades, dimana gelas kimia diletakkan diatas penangas air bersuhu 370C.
Dihitung waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai semua tablet hancur sempurna. Persyaratan waktu hancurnya yaitu tidak lebih dari 15 menit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Master Formula
No.
Kode Bahan
Nama Bahan
Fungsi
Perdosis
Batch
1.
01 NAD
Natrium Diklofenak
Zat aktif
50 mg
50. 000
2.
02 TLK
Talk
Zat pelicin
5 mg
5.000
33.
03.
Magnesium Stearat
Zat pelicin
2,5 mg
2.500
44.
04 AVC
Avicel
Zat pengikat
Zat penghancur
20 mg
20.000
5.
05 LKT
Laktosa Anhidrat
Zat pengisi
22,5 mg
22.500
6.
06 HPM
HPMCAS
Zat penyalut
2 mg
2.000
Evaluasi Tablet
Keseragaman Bobot
Berat Awal
1,40
1,43
1,35
1,43
1,37
1,36
1,50
1,31
1,34
1,34
= 1,368
Berat tablet yang dibuat = 1000 mg atau 1 gram
Standar Deviasi = Berat tablet rata-rata-Berat tablet Berat tablet x 100%
= 1,368 -1 1 x 100%
= 0,368 % (memenuhi persyaratan)
Kekerasan Tablet
Tablet
Kekerasan
Diameter
Ketebalan
I
66 x 0,1 N = 6,6 kg
15,5 mm
6,98 mm
Diameter < 3 × tebal tablet
= 15,5 < 3 × 6,98
= 15,5 < 20,94 (memeneuhi keseragaman ukuran)
Diameter > 113 × tebal tablet
= 15,5 > 113 × 6,98
= 15,5 > 9,30 (memenuhi keseragaman ukuran)
Kerapuhan Tablet
Berat Awal
Berat Setelah
1,40
1,34
1,43
1,35
1,35
1,32
1,43
1,42
1,37
1,35
1,36
1,24
1,50
1,30
1,31
1,29
1,34
1,31
1,34
1,27
=13,83
=13,19
Kerapuhan = Berat tablet awal – Berat tablet setelah Berat tablet awal x 100%
= 4,6% (tidak memenuhi persyaratan)
Uji waktu hancur tablet
Tablet
Waktu
1
2
3
4
5
6
2 menit 21 detik ( memenuhi persyaratan)
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan evaluasi pada tablet albendazole dengan metode kempa langsung. Pengujian evaluasi meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, ketebalan, diameter, uji kerapuhan, dan uji waktu alir.
Pengujian keseragaman bobot memilik persyaratan sesuai yang tertera dalam Farmakope Indonesia sebagai berikut Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata – rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom B.
Bobot rata-rata
Penyimpangan bobot rata-rata (%)
A
B
25 mg atau kurang
15 %
30%
26 mg s/d 150 mg
10 %
20 %
151 s/d 300 mg
7,5 %
15 %
Lebih dari 300 mg
5 %
10 %
Pada praktikum ini menggunakan 10 tablet dengan berat 1000 mg yang ditimbang secara acak. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa satu tablet menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan pada kolom A yaitu 9,6% dan tidak ada satu tablet pun yang menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan pada kolom B.
Pada uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester. Alat ini selain dapat menguji kekerasan juga dapat menguji ketebalan dan diameter tablet. Pengujian kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan tablet pada hardness tester dengan posisi vertikal. Sekrup diputar pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0). Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah dan diperhatikan skalanya. Percobaan dilakukan untuk masing masing 10 tablet dan dihitung rata-ratanya. Namun dalam praktikum ini hanya diuji satu tablet dan didapatkan kekerasannya 6.6 kg, diameternya 15,5 mm dan ketebalannya 6,98 mm. Kekerasan tablet yang dipersyaratkan adalah 4-8 kg. Dengan demikian tablet yang diformulasi telah memenuhi persyaratan.
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friability tester. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.
Tablet yang akan diuji sebanyak 10 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% . Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Dari hasil pengamatan diperoleh kerapuhan dari 10 tablet mencapai 4,6%. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet. Dengan demikian kerapuhan tablet tidak memenuhi persyaratan.
Suatu komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screen no.10 mesh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Tablet yang memiliki waktu hancur yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak > 15 menit dan persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa.
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Pengujian dilakukan dengan memasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, menggunakan air bersuhu 37º sebagai media. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Tablet albendazole hancur semua dalam waktu 2 menit 21 detik yang mengindikasikan bahwa tablet ini memenuhi syarat waktu hancur.
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum kali ini adalah
Untuk mengetahui karakteristik dari tablet diperlukan beberapa evaluasi meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan dan uji waktu hancur.
Tablet yang diformulasi hanya memenuhi persyaratan untuk uji keseragaman bobot, uji kekerasan dan uji waktu hancur, uji diameter sedangkan tidak memenuhi persyaratan untuk dan uji kerapuhan.
Saran
Saran saya agar praktikan lebih memahami prinsip kerja dari tiap alat untuk mengevaluasi tablet suapaya memeudahkan dalam pengujian serta bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu sebelum praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Gennaro, Alfonso R., 1985, Remington's Pharmaceutical Saence, Mack Publishing, Amerika Serika.
Jenkins, Glenn L., Frackle Don E., Breacht E.A., Sperandio O.J., 1957, The Art Of Compounding, Mc. Crow Well Book Company Inc, London.
Jones, David., 2008, Pharmaceutical Dosage From and Design, Pharmaceutical Press, London.
Lachman, Leon, Herbert A.L., Joseph L.K., 2007, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Siregar, Charles J., 2010, Teknologi Farmasi Sediaaan Tabet, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Swarbrick, James., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Pharmaceutical Inc, USA.