BAB I PANDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan-nya. Tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe sesuai dengan habitat hidupnya. Berdasarkan habitanya, tumbuhan secara umum dibedakan menjadi tumbuhan xerofit, mesofit dan hidrofit. Masingmasing tumbuhan ini memiliki ciri khas yang membedakan antara tipe tumbuhan satu dengan yang lain. Ciri khas yang dimiliki oleh masingmasing tumbuhan diyakini sebagai adaptasi terhadap lingkungan yang khusus itu.
Tumbuhan yang dapat hidup di gurun atau di tempat-tempat yang ketersedia-an airnya sangat terbatas bahkan kurang dan memiliki tekanan evaporasi yang tinggi, disebut dengan tumbuhan xerofit. Tumbuhan ini memiliki adaptasi khas terhadap penurunan isi air.
Umumnya
tumbuhan
hidup
di
lingkungan
yang
memiliki
ketersediaan air yang cukup, tidak kurang tidak lebih, kondisi kelembapan dan suhu yang rata-rata. Tumbuhan yang hidup di lingkungan yang seperti ini disebut dengan tumbuhan mesofit. Berbeda dengan tumbuhan xerofit, tumbuhan hidrofit hidup di lingkungan yang memiliki kelembapan yang tinggi. Tumbuhan ini seluruh atau sebagian tubuhnya terendam oleh air. Parenkim sebagai jaringan yang berfungsi menyimpan air atau udara akan mempengaruhi pola struktur tumbuhan tersebut. Dalam laporan ini akan dibahas perbedaan struktur tumbuhan yang hidup di air dan di darat.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengamati struktur jaringan akar pada tumbuhan t umbuhan air dan darat.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
Sekumpulan sel akan membentuk jaringan dan sekelompok jaringan akan membentuk organ. Pada tumbuhan yang termasuk organ adalah akar, batang, dan daun. Akar berda dalam tanah berfungsi untuk menyerap air. Faktor lingkungan seperti suhu, air dan kelembaban akan mempengaruhi struktur dari organ tumbuhan hidrofit, xerofit, dan mesofit. Akar menambatkan tumbuhan di tanah, menyerap mineral dan air , menghantarkan air dan nutrien, serta menyimpan makanan. Struktur akar telah diadaptasikan dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Parenkim sebagai jaringan yang berfungsi menyimpan air atau udara akan mempengaruhi pola struktur tumbuhan tersebut. Karenakan meru[akan sek yang kurang terspesialisasi di antara semua sel tumbuhan, sel-sel parenkim sering di gambarkan sebagai sel khas tumbuhan. Sel-sel parenkin dewasa memiliki dinding sel primer yang relative tipis dan lentur. Sebagian besar sel-sel parenkin tidak memiliki dinding sekunder. Sel-sel
parenkim
melakukan
sebagian
fungsi
metabolisme
tumbuhan, mensintesis dan menyimpan berbagai produk organik.
B. HIPOTESIS
Jaringan akar pada tumbuhan yang hidup di tempat yang berbeda , memiliki struktur yang berbeda.
BAB III
METODE
A. ALAT DAN BAHAN
1) Alat
: Mikroskop, pisau silet, gelas objek dan gelas Penutup.
2) Bahan
: Akar tumbuhan darat ( Musa paradisiacal, Caladium esculanta),Akar tumbuhan air ( Nymhpaea alba), air
B. CARA KERJA
1) Disiapkan gelas objek dan gelas penutup yang bersih 2) Gelas objek yang bersih diberi 1 tetes air 3) Akar tumbuhan darat di cuci bersih kemudian diiris tipis dengan silet secara melintang 4) Irisan tersebut kemudian diletakkan diatas gelas objek yang telah diberi air tersebut 5) Irisan yang telah diletakkan diatas gelas objek tersebut, kemudian ditutup dengan gelas penutup (Harus diingsy jangan sampai ada gelembung udara yang tertutup bersama preparat) 6) Preparat kemudian diamati dibawah mikroskop, digambar dan dibuat keterangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN y
Sayatan melintang akar Nymphae alba Perbesaran 18x10
y
Sayatan melintang akar Caladium esculenta Perbesaran 18x10
y
Sayatan melintang akar Musa paradisiaca Perbesaran 18x10
B.
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan diatas, didapatkan perbedaan dari struktur akar tanaman air dan darat. Akar tanaman yang dipotong melintang tersebut memiliki beberapa perbedaan yang spesifik. Pada akar tanaman Nymphae alba (teratai - hidrofit), sel penyusun jaringan parenkimnya kecil dan menyatu membentuk bulatan kecil. Ruang antar selnya besar, memiliki banyak rongga udara. Sehingga air lewat secara simplas. Dan terdapat sklereid untuk menahan p enyerapan air.
Sedangkan pada akar tanaman Caladium esculenta (keladimesofit), sel penyusun jaringan parenkimnya besar dan pada umumnya mengalami penebalan. Ruang antar selnya kecil, sehingga memungkinkan air lewat secara simplas dan apoplas. Namun, t idak terdapat sklereit.
Begitupula pada akar tanaman Musa paradisiaca, sel penyusun jaringan parenkimnya kecil dan tersusun memanjang. Ruang antar selnya sangat kecil, sehingga air dapat lewt secara simplas dan apoplas. Namun juga tidak terdapat sklereit, sma halnya dengan akar tanaman Caladium esculenta.
BAB V KESIMPULAN
Jadi, dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwasanya jaringan akar pada tumbuhan yang hidup di tempat yang berbeda , memiliki struktur yang berbeda pula. Hal ini dapat dilihat dari tanaman Nymphae alba (teratai - hidrofit) yang hidup di air dan memiliki sel penyusun jaringan parenkimnya kecil dan menyatu membentuk bulatan kecil. Sedangkan pada tanaman yang hidup di darat yaitu tanaman Caladium esculenta (keladi-mesofit), sel penyusun jaringan parenkimnya besar dan pada umumnya mengalami penebalan. Begitupula pada tanaman Caladium esculenta (keladi-mesofit), sel penyusun jaringan parenkimnya besar dan pada umumnya mengalami penebalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008.
Anatomi
dan
Morfologi
Teratai.
http://sweetir 1s.multiply.com/journal/item/4. Diakses Minggu, 30 Oktober 2011. Campbell., Reece., Mitchell. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga. Firdaus, L.N., Wulandari, Sri., Bey, Yusnida. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pekanbaru : Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau.