PERENCANAAN GEDUNG KULIAH 3 LANTAI UNIVERSITAS PROF.DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
GEDUNG KULIAH 3 LANTAI UNIHAZ BENGKULU
2018
KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan laporan perhitungan struktur pada pekerjaan Perencanaan Gedung Kuliah 3 Lantai di Bengkulu. Secara umum dalam laporan ini disajikan perhitungan desain struktur gedung kuliah 3 lantai dengan menggunakan sistem struktur berupa Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang dikerjakan berdasarkan peraturan dan standar perencanaan yang berlaku di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam laporan ini disajikan beberapa detail hitungan dan data teknis mengenai peraturan dan standar perencanaan yang digunakan, spesifikasi material struktur, analisis beban rencana, dan hitungan desain elemen struktur. Selanjutnya hasil desain tersebut disajikan secara lengkap dalam gambar struktur. Ucapan terima kasih kami sampaikan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja bekerj a sama dan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Demikian laporan perhitungan struktur ini kami susun, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bengkulu,
2018
Tim Perencana Struktur
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................... ......................... ......................... ...................... ... i DAFTAR ISI ....................... ...................... ........................ ......................... ............... ii A. Deskripsi Umum Umum Pekerjaan.................... ......................... ...................... ............. 1 B. Peraturan dan Standar Perencanaan Perencanaan ...................................... ...................... .... 1 C. Properti Material Struktur Struktur ....................... ......................... ......................... .......... 1 D. Beban Rencana ................................................................................................. 2 E. Kombinasi Beban Rencana.................... ......................... ......................... ........ 29 F. Pemodelan Struktur ......................................................................................... 31 G. Input Beban Pada Model Struktur ...................... ......................... ..................... 32 H. Analisis dan Desain Struktur ......................... ..................... ......................... ..... 34 I. Desain Pelat Lantai .................... ......................... . Error! Bookmark not defined. J. Desain Balok .......................................................Error! ....................................................... Error! Bookmark not defined. K. Desain Kolom.................... ........................... .......Error! ....... Error! Bookmark not defined. L. Desain Fondasi ...................................................Error! ................................................... Error! Bookmark not defined.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | ii
A. Deskripsi Umum Pekerjaan Pada pekerjaan perencanaan Gedung Kuliah 3 Lantai khususnya untuk komponen pekerjaan struktur terdiri dari desain struktur pelat, balok, kolom, dan fondasi. Struktur atas pada Gedung Kuliah 3 Lantai ini menggunakan sistem struktur SRMPK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus). Material beton bertulang dipilih untuk digunakan pada struktur pelat, balok, dan kolom serta baja konvensional dipilih untuk digunakan pada struktur atap. Struktur bawah pada Gedung Kuliah 3 Lantai ini menggunakan fondasi telapak menerus ( continuous footing ). ). B. Peraturan dan Standar Perencana P erencanaan an Beberapa peraturan dan standar perencanaan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut: 1. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727:2013) 1727:2013) 2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 1726:2012) 1726:2012) 3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013) 2847:2013) 4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 1729:2015) 1729:2015) C. Properti Material Struktur Spesifikasi material yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut: 1. Beton Kuat tekan beton pada umur 28 hari, fc’ = 25 MPa (struktur atas) Modulus elastisitas elastisit as beton, E c = 4700 fc’ = 21019 MPa Kuat tekan beton pada umur 28 hari, fc’ = 25 MPa (struktur bawah) Modulus elastisitas elastisit as beton, E c = 4700 fc’ = 21019 MPa 2. Baja tulangan Baja tulangan dengan dengan D > 12 mm, digunakan baja tulangan ulir ( deform) dengan tegangan leleh, fy = 390 MPa Baja tulangan dengan D ≤ 12 mm, digunakan baja tulangan polos dengan tegangan leleh, fy = 235 MPa Modulus elastisitas elastisit as baja, E s = 200.000 MPa
3. Baja profil Baja profil yang digunakan adalah BJ 37 37 dengan tegangan leleh, fy = 240 MPa dan tegangan ultimit, fu = 370 MPa Modulus elastisitas elastisit as baja, E s = 200.000 MPa
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 1
D. Beban Rencana Beban rencana yang dipertimbangkan bekerja pada struktur selama umur rencana gedung adalah sebagai berikut: 1. Beban Gravitasi Beban gravitasi ditetapkan berdasakan SNI 1727:2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Beban gravitasi dalam pekerjaan desain struktur ini meliputi berat sendiri struktur/ dead load (DL), beban mati tambahan/ additional dead load (ADL), dan beban hidup/ live load (LL). Bebanbeban tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Berat Sendiri Struktur (DL) Berat sendiri struktur/ dead load adalah berat dari masing-masing elemen struktur berupa pelat lantai, balok, kolom, dinding geser, dll yang menjadi bagian dari struktur. Dalam pemodelan struktur dengan menggunakan software, berat sendiri struktur akan dihitung otomatis oleh
software
berdasarkan data berat jenis material dan dimensi elemen struktur yang diinputkan dalam software tersebut. b. Beban Mati Tambahan (ADL) Beban mati tambahan/ additional dead load adalah adalah beban mati tambahan akibat penggunaan komponen non-struktural (arsitektural dan MEP) yang melekat dan membebani struktur utama bangunan. Beban mati tambahan tersebut dijelaskan sebagi berikut: 1. Beban Mati Tambahan Pada Pelat Lantai
Pasir (tebal 5 cm)
= 0,05 x 16 kN/m 3
= 0,80 kN/m2
Spesi (tebal 3 cm)
= 0,03 x 22 kN/m 3
= 0,66 kN/m2
Keramik (tebal 1 cm)
= 0,01 x 24 kN/m 3
= 0,24 kN/m2
Plafon dan penggantung
= 0,20 kN/m 2
Instalasi MEP
= 0,25 kN/m 2
Total Beban Mati Tambahan
= 2,15 kN/m 2
2. Beban Mati Tambahan Pada Balok
Dinding (tinggi efektif efektif 3,5 m) = 3,5 x 2,50 kN/m 2
= 8,75 kN/m
3. Beban Mati Tambahan Struktur Atap
Struktur Atap
= 1.50 kN
c. Beban Hidup (LL) Beban hidup/ live load adalah beban yang bekerja akibat penggunaan struktur bangunan. Beban hidup tersebut dapat berasal dari orang/barang yang dapat berpindah tempat. Beban hidup ditetapkan berdasarkan SNI 1727:2013 yaitu sebagai berikut:
Ruang kuliah
= 4,79 kN/m 2 Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 2
Koridor lantai pertama
= 4,79 kN/m 2
Koridor di atas lantai pertama
= 3,83 kN/m 2
Cafetaria (pada area roof top)
= 4,79 kN/m 2
Atap beton
= 0,96 kN/m 2
2. Beban Gempa Beban gempa ditetapkan berdasarkan SNI 1726:2012 Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa
untuk
Struktur
Bangunan
Gedung.
Langkah-langkah
perhitungan beban gempa rencana disajikan sebagai berikut: a. Menentukan Menentukan kategori kategori risiko bangunan (I-IV) Kategori
risiko
bangunan
ditentukan
berdasarkan
fungsi
operasional/jenis
pemanfaatan dari suatu bangunan. Dalam SNI 1726:2012, kategori risiko bangunan dibedakan menjadi 4 jenis yaitu kategori risiko I, II, III, dan IV (lihat Tabel 1). Dalam pekerjaan ini, struktur gedung termasuk dalam kategori gedung sekolah dan fasilitas pendidikan sehingga ditetapkan sebagai kategori risiko bangunan IV. Tabel 1. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung Jenis Pemanfaatan Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain: Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan Fasilitas sementara Gudang penyiMPanan Rumah jaga dan struktur kecil lainnya Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk: Perumahan Rumah toko dan r umah kantor Pasar Gedung perkantoran Gedung apartemen/ rumah susun Pusat perbelanjaan/ mall Bangunan industri Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk: Bioskop Gedung pertemuan Stadion Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat Fasilitas penitipan anak Penjara Bangunan untuk orang jompo Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan daMPak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
Kategori Risiko
I
II
III
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 3
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk: Pusat pembangkit listrik biasa Fasilitas penanganan air Fasilitas penanganan limbah Pusat telekomunikasi Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyiMPanan, penggunaan atau teMPat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat j ika terjadi k ebocoran. Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk: Bangunan-bangunan Bangunan-bangunan monumental Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi kendaraan darurat darurat TeMPat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan teMPat perlindungan darurat lainnya Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyiMPanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat darurat
IV
Sumber: SNI 1726:2012
b. Menentukan faktor keutamaan gempa (I ) e
Faktor keutamaan gempa ditentukan berdasarkan kategori risiko bangunan. Dalam Tabel 2 disajikan faktor keutamaan gempa (I e) sesuai dengan SNI 1726:2012. Dalam pekerjaan ini, struktur gedung termasuk dalam kategori risiko bangunan IV sehingga faktor keutamaan gempa (I e) ditetapkan sebesar 1,50. Tabel 1. Faktor keutamaan gempa (I e) Kategori Risiko I atau II III IV Sumber: SNI 1726:2012
Faktor Keutamaan Gempa (Ie) 1,00 1,25 1,50
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 4
c. Menentukan Menentukan parameter parameter percepatan percepatan tanah tanah (S s dan S1) Parameter percepatan tanah (S s dan S1) dipengaruhi oleh properti tanah pada lokasi proyek. Nilai S s dan S1 digunakan untuk menentukan respons spektral percepatan gempa MCE R di permukaan tanah, dimana S s dan S 1 berturut-turut berturut-turut merupakan parameter respons spektral percepatan gempa MCE R terpetakan untuk periode pendek dan periode 1,0 detik. Dalam Gambar 1 dan 2 berturutturut disajikan nilai S s dan S1 untuk gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) pada batuan dasar. Dalam pekerjaan ini, lokasi bangunan berada di Kota Surakarta sehingga digunakan nilai S s = 1,130 g dan S1 = 0,509 g.
Gambar 1. Ss, gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) pada batuan dasar untuk periode pendek (0,2 detik) (Sumber: SNI 1726:2012)
Gambar 2. S1 gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget (MCER) pada batuan dasar untuk periode 1 detik (Sumber: SNI 1726:2012) Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 5
d. Menentukan Menentukan klasifikasi klasifikasi situs (SA - SF) SF) Karakteristik lokasi proyek khususnya yang berhubungan dengan aspek geoteknik harus diidentifikasi dengan baik dalam proses perencanaan melalui kegiatan penyelidikan lokasi proyek ( site investigation). Kegiatan penyelidikan lokasi proyek ini dapat berupa penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium. Selanjutnya hasil dari penyelidikan lokasi proyek tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan klasifikasi situs. Dalam SNI 1726:2012 klasifikasi situs dibedakan menjadi 6 jenis yaitu SA (batuan keras), SB (batuan), SC (tanah keras), SD (tanah sedang), SE (tanah lunak), dan SF (tanah khusus) (lihat Tabel 3). Tabel 2. Klasifkasi Situs
Kelas situs
(m/detik)
atau
(kPa)
SA (batuan keras)
>1500
N/A
N/A
SB (batuan)
750 s/d 1500
N/A
N/A
SC (tanah keras, sangat padat dan batuan lunak)
350 s/d 750
>50
≥100
SD (tanah sedang)
175 s/d 350
15 s/d 50
50 s/d 100
SE (tanah lunak)
<175
<15
<50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Indeks plastisitas, PI > > 20 2. Kadar air, w ≥ ≥ 40% 3. Kuat geser niralir, su < 25 kPa SF (tanah khusus, yang membutuhkan
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari karakteristik k arakteristik berikut:
investigasi
geoteknik
1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban
spesifik dan analisis respons spesifik-situs
gempa seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi tersementasi lemah
yang mengikuti Pasal
2. Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3 m) 3. Lempung berplastisitas berplastisit as sangat tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan Indeks Plastisitas, PI > 75)
6.10.1)
4.
Lapisan lempung lunak/setengah teguh ketebalan H > 35 m dengan su < 50 kPa
dengan
Catatan: N/A = tidak dapat dipakai Sumber: SNI 1726:2012)
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 6
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilakukan di lapangan, site proyek termasuk dalam klasifikasi situs SD (tanah sedang). e. Menentukan koefisien situs (F a dan Fv) Untuk menentukan respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan di permukaan tanah, diperlukan faktor amplifikasi pada periode 0,2 detik (F a) dan 1 detik (F v). Faktor amplifikasi tersebut ditentukan berdasarkan kelas situs dan parameter percepatan tanah. Faktor amplifikasi pada periode 0,2 detik (F a) ditentukan oleh kelas situs dan parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 0,2 detik (S s). Sedangkan faktor amplifikasi pada periode 1 detik (F v) ditentukan oleh kelas situs dan parameter respons spektral percepatan gempa MCE R terpetakan untuk periode 1 detik (S 1). Penentuan koefisien situs (F a dan Fv) didasarkan pada Tabel 4 Dan 5. Tabel 3. Koefisien situs, F a Parameter respons spektral percepatan gempa MCE R terpetakan pada periode pendek, T = 0,2 detik (Ss) Kelas Situs Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,25 SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0 SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9 b SF SS Sumber: SNI 1726:2012 Catatan: (a) Untuk nilai-nilai antara antara Ss, dapat dilakukan interpolasi linier (b) SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situsspesifik, lihat Pasal 6.10.1
Tabel 4. Koefisien situs, F v Parameter respons spektral percepatan gempa MCE R terpetakan pada periode pendek, T = 0,2 detik (Ss) Kelas Situs S1 ≤ 0,25 S1 = 0,5 S1 = 0,75 S1 = 1,0 S1 ≥ 1,25 SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 SD 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5 SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4 SF SSb Sumber: SNI 1726:2012 Catatan: (a) Untuk nilai-nilai nilai-nilai antara antara S1, dapat dilakukan interpolasi linier (b) SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situsspesifik, lihat Pasal 6.10.1
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 7
Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, untuk kelas situs SD (tanah sedang) didapatkan nilai F a dan Fv berturut-turut 1,048 dan 1,500. Selanjutnya nilai F a dan Fv tersebut digunakan untuk menentukan parameter spektrum respons percepatan pada periode pendek (S MS) dan periode 1 detik (S M1) yang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: SMS = Fa x Ss = 1,184 g SM1 = Fv x S1 = 0,764 g f. Menghitung parameter percepatan percepatan desain (SDS dan SD1) Pada langkah sebelumnya sudah didapatkan nilai S MS dan SM1. Selanjutnya berdasarkan nilai S MS dan SM1 tersebut, parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek 0,2 detik (S DS) dan periode 1 detik (S D1) perlu ditetapkan untuk menyusun kurva respons spektra. Nilai S DS dan SD1 dihitung menggunakan persamaan berikut: SDS = 2/3 x SMS = 0,789 g SD1 = 2/3 x S M1 = 0,509 g g. Menyusun kurva kurva respons respons spektra spektra desain desain Berdasarkan parameter respons spektra yang dihitung pada tahap sebelumnya, kurva repons spektra desain dapat disusun sebagai berikut (lihat Tabel 6 dan Gambar 3):
Gambar 3. Kurva respons spektra desain
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 8
Tabel 5. Nilai periode dan percepatan respons spektra T (detik)
Keterangan
S a (g)
Keterangan
0 0.129 0.6451 0.7451 0.8451 0.9451 1.0451 1.1451 1.2451 1.3451 1.4451 1.5451 1.6451 1.7451 1.8451 1.9451 2.0451 2.1451 2.2451 2.3451 2.4451 2.5451 2.6451 2.7451 2.8451 2.9451 3.0451 3.1451 3.2451 3.3451 3.4451 3.5451 3.6451 3.7451 3.8451 3.9451 4
awal T 0 = 0.2 SD1/SDS Ts = SD1/SDS Ts+0.1 Ts+0.2 Ts+0.3 Ts+0.4 Ts+0.5 Ts+0.6 Ts+0.7 Ts+0.8 Ts+0.9 Ts+0.10 Ts+0.11 Ts+0.12 Ts+0.13 Ts+0.14 Ts+0.15 Ts+0.16 Ts+0.17 Ts+0.18 Ts+0.19 Ts+0.20 Ts+0.21 Ts+0.22 Ts+0.23 Ts+0.24 Ts+0.25 Ts+0.26 Ts+0.27 Ts+0.28 Ts+0.29 Ts+0.30 Ts+0.31 Ts+0.32 Ts+0.33 T=4
0.3156 0.789 0.789 0.6831 0.6023 0.5386 0.487 0.4445 0.4088 0.3784 0.3522 0.3294 0.3094 0.2917 0.2759 0.2617 0.2489 0.2373 0.2267 0.217 0.2082 0.2 0.1924 0.1854 0.1789 0.1728 0.1672 0.1618 0.1569 0.1522 0.1477 0.1436 0.1396 0.1359 0.1324 0.129 0.1273
0.4 S DS SDS SDS Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T Sa = S D1/T
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 9
h. Menentukan Menentukan kategori desain desain seismik seismik (KDS: A - F) Struktur yang didesain harus ditetapkan termasuk dalam kategori desain seismik (KDS) sesuai dengan Pasal 6.5 SNI 1726:2012. Dalam Tabel 7 dan Tabel 8 disajikan kategori desain seismik yang didasarkan pada hubungan S
DS
dan SD1 dengan KDS. Tabel 6. Kategori desain seismik berdasarkan nilai S DS Nilai SDS SDS < 0,167 0,167 ≤ S DS < 0,330 0,330 ≤ S DS < 0,500 0,500 ≤ S DS Sumber: SNI 1726:2012
Kategori Risiko I atau II atau III IV A A B B C C D D
Tabel 7. Kategori desain seismik berdasarkan nilai S D1 Nilai SDS SD1 < 0,167 0,067 ≤ S D1 < 0,133 0,133 ≤ S D1 < 0,200 0,200 ≤ S D1 Sumber: SNI 1726:2012
Kategori Risiko I atau II atau III IV A A B B C C D D
Dalam pekerjaan ini, berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 8 didapatkan kategori desain seismik (KDS) D. i. Menentukan Menentukan sistem sistem dan parameter parameter struktur struktur (R, Cd, Ωo) Sistem struktur penahan gaya gempa diizinkan untuk ditetapkan berbeda pada masing-masing sumbu ortogonal struktur. Parameter R, C d, Ωo untuk setiap tipe sistem struktur penahan gaya gempa disajikan dalam Tabel 9. Tabel 8. R, C d, Ωo untuk sistem penahan gaya gempa
Sistem penahan-gaya seismik
R
Ω0
Cd
Batasan sistem struktur dan tinggi struktur, hn (m) KDS B
A. Sistem dinding penumpu 1. Dinding geser beton bertulang khusus
5 5
2.5
5
TB
C 6 TB
D 7 48
E 8 48
F 9 30
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 10
2. Dinding geser beton bertulang biasa 3. Dinding geser beton polos didetail
4
2.5
4
TB
TB
TI
TI
TI
2
2.5
2
TB
TI
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.5
TB
TI
TI
TI
TI
5. Dinding geser pracetak menengah
4
2.5
4
TB
TB
12
12
12
6. Dinding geser pracetak biasa 7. Dinding geser batu bata bertulang khusus 8. Dinding geser batu bata bertulang menengah 9. Dinding geser batu bata bertulang biasa 10. Dinding geser batu bata polos didetail 11. Dinding geser batu bata polos biasa 12. Dinding geser batu bata prategang 13. Dinding geser batu bata r ingan (AAC) bertulang biasa 14. Dinding geser batu bata r ingan (AAC) polos biasa 15. Dinding rangka ringan (kayu) dilapisi dengan panel kayu yang ditujukan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja 16. Dinding rangka ringan (baja canai dingin) yang dilapisi dengan panel struktur kayu yang ditujukan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja 17. Dinding rangka ringan dengan panel geser dari semua material lainnya 18. Sistem dinding rangka ringan (baja canai dingin) menggunakan bresing strip datar
3
2.5
3
TB
TI
TI
TI
TI
5
2.5
3.5
TB
TB
48
48
30
3.5
2.5
2.25
TB
TB
TI TI
TI
TI
2
2.5
1.75
TB
48
TI
TI
TI
2
2.5
1.75
TB
TI
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.15
TB
TI
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.75
TB
TI
TI
TI
TI
2
2.5
2
TB
10
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.5
TB
TI
TI
TI
TI
6.5
3
4
TB
TB
20
20
20
6.5
3
4
TB
TB
20
20
20
2
2.5
2
TB
TB
10
TI
TI TI
4
2
3.5
TB
TB
20
20
20
8
2
4
TB
TB
48
48
30
4. Dinding geser beton polos biasa
B.Sistem rangka bangunan 1. Rangka baja dengan bresing eksentris 2. Rangka baja dengan bresing konsentris khusus 3. Rangka baja dengan bresing konsentris biasa 4. Dinding geser beton bertulang khusus 5. Dinding geser beton bertulang biasa 6. Dinding geser beton polos detail
6
2
5
TB
TB
48
48
30
3.25
2
3.25
TB
TB
10
10
TI
6
2.5
5
TB
TB
48
48
30
5
2.5
4.5
TB
TB
TI
TI
TI
2
2.5
2
TB
TI
TI
TI
TI
7. Dinding geser beton polos biasa
1.5
2.5
1.5
TB
TI
TI
TI
TI
8. Dinding geser pracetak menengah
5
2.5
4.5
TB
TB
12
12
12
9. Dinding geser pracetak biasa 10. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing eksentris
4
2.5
4
TB
TI
TI
TI
TI
8
2
4
TB
TB
48
48
30
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 11
11. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing konsentris khusus 12. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing biasa 13. Dinding geser pelat baja dan beton komposit 14. Dinding geser baja dan beton komposit khusus 15. Dinding geser baja dan beton komposit biasa 16. Dinding geser batu bata bertulang khusus 17. Dinding geser batu bata bertulang menengah 18. Dinding geser batu bata bertulang biasa 19. Dinding geser batu bata polos didetail 20. Dinding geser batu bata polos biasa 21. Dinding geser batu bata prategang 22. Dinding rangka ringan (kayu) yang dilapisi dengan panel struktur kayu yang dimaksudkan untuk tahana geser 23. Dinding rangka ringan (baja canai dingin) yang dilapisi dengan panel struktur kayu yang dimaksudkan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja 24. Dinding rangka ringan dengan panel geser dari semua material lainnya 25. Rangka baja dengan b resing terkekang terhadap tekuk 26. Dinding geser pelat baja khusus C.Sistem rangka pemikul momen 1. Rangka baja pemikul momen khusus 2. Rangka batang baja pemikul momen khusus 3. Rangka baja pemikul momen menengah 4. Rangka baja pemikul momen biasa 5. Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 6. Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 7. Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 8. Rangka baja dan beton komposit pemikul momen khusus 9. Rangka baja dan beton komposit pemikul momen menengah
5
2
4.5
TB
TB
48
48
30
3
2
3
TB
TB
TI
TI
TI
6.5
2.5
5.5
TB
TB
48
48
30
6
2.5
5
TB
TB
48
48
30
5
2.5
4.5
TB
TB
TI
TI
TI
5.5
2.5
4
TB
TB
48
48
30
4
2.5
4
TB
TB
TI
TI
TI
2
2.5
2
TB
48
TI
TI
TI
2
2.5
2
TB
TI
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.25
TB
TI
TI
TI
TI
1.5
2.5
1.75
TB
TI
TI
TI
TI
7
2.5
4.5
TB
TB
22
22
22
7
2.5
4.5
TB
TB
22
22
22
2.5
2.5 2. 5
2.5
TB
TB
10
TB
TB
8
2.5
5
TB
TB
48
48
30
7
2
6
TB
TB
48
48
30
8
3
5.5
TB
TB
TB
TB
TB
7
3
5.5
TB
TB
48
30
TI
4.5
3
4
TB
TB
10
TI
TI
3.5
3
3
TB
TB
TI
TI
TI
8
3
5.5
TB
TB
TB
TB
TB
5
3
4
TB
TB
TI
TI
TI
3
3
3
TB
TI
TI
TI
TI
8
3
5.5
TB
TB
TB
TB
TB
5
3
4.5
TB
TB
TI
TI
TI
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 12
10. Rangka baja dan beton komposit terkekang parsial pemikul momen 11. Rangka baja dan beton komposit pemikul momen biasa 12. Rangka baja canai dingin pemikul momen khusus dengan pembautan D. Sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus yang mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa yang ditetapkan 1. Rangka baja dengan bresing eksentris 2. Rangka baja dengan bresing konsentris khusus 3. Dinding geser beton bertulang khusus 4. Dinding geser beton bertulang biasa 5. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing eksentris 6. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing konsentris khusus 7. Dinding geser pelat baja dan beton komposit 8. Dinding geser baja dan beton komposit khusus 9. Dinding geser baja dan beton komposit biasa 10. Dinding geser batu bata bertulang khusus 11. Dinding geser batu bata bertulang menengah 12. Rangka baja dengan b resing terkekang terhadap tekuk 13. Dinding geser pelat baja khusus E.Sistem ganda dengan rangka pemikul momen menengah mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa yang ditetapkan 1. Rangka baja dengan bresing konsentris khusus 2. Dinding geser beton bertulang khusus 3. Dinding geser batu bata bertulang biasa 4. Dinding geser batu bata bertulang menengah 5. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing konsentris khusus 6. Rangka baja dan beton komposit dengan bresing biasa 7. Dinding geser baja dan betonkomposit biasa
6
3
5.5
48
48
30
TI
TI
3
3
2.5
TB
TI
TI
TI
TI
3.5
3
3.5
10
10
10
10
10
8
2.5
4
TB
TB
TB
TB
TB
7
2.5
5.5
TB
TB
TB
TB
TB
7
2.5
5.5
TB
TB
TB
TB
TB
6
2.5
5
TB
TB
TI
TI
TI
8
2.5
4
TB
TB
TB
TB
TB
6
2.5
5
TB
TB
TB
TB
TB
7.5
2.5
6
TB
TB
TB
TB
TB
7
2.5
6
TB
TB
TB
TB
TB
6
2.5
5
TB
TB
TI
TI
TI
5.5
3
5
TB
TB
TB
TB
TB
4
3
3.5
TB
TB
TI
TI
TI
8
2.5
5
TB
TB
TB
TB
TB
8
2.5
6.5
TB
TB
TB
TB
TB
6
2.5
5
TB
TB
10
TI
TI TI
6.5
2.5
5
TB
TB
48
30
30
3
3
2.5
TB
48
TI
TI
TI
3.5
3
3
TB
TB
TI
TI
TI
5.5
2.5
4.5
TB
TB
48
30
TI
3.5
2.5
3
TB
TB
TI
TI
TI TI
5
3
4.5
TB
TB
TI
TI
TI
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 13
8. Dinding geser beton bertulang biasa
5.5
2.5
4.5
TB
TB
TI
TI
TI
F.Sistem interaktif dinding geserrangka dengan rangka pemikul momen beton bertulang biasa dan dinding geser beton bertulang biasa
4.5
2.5
4
TB
TI
TI
TI
TI
2.5
1.25
2.5
10
10
10
10
10
1.25
1.25
1.25
10
10
TI
TI
TI
2.5
1.25
1.5
10
10
10
10
10
1.5
1.25
1.5 1.5
10
10
TI
TI
TI
1
1.25
1
10
TI
TI
TI
TI
1.5
1.5
1.5
10
10
10
TI
TI
3
3
3
TB
TB
TI
TI
TI
G.Sistem kolom kantilever didetail untuk memenuhi persyaratan untuk: 1. Sistem kolom baja dengan kantilever khusus 2. Sistem kolom baja dengan kantilever biasa 3. Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 4. Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 5. Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 6. Rangka kayu H. Sistem baja tidak didetail secara khusus untuk ketahanan seismik, tidak termasuk sistem kolom kantilever
Sumber: SNI 1726:2012
Berdasarkan hasil analisis, Kategori Desain Seisimik (KDS) pada pekerjaan ini ditetapkan KDS D. Sehingga, sistem struktur penahan gaya gempa yang digunakan pada pekerjaan ini adalah SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) sehingga diperoleh parameter struktur sebagai berikut: R = 8, C d = 5,5, dan Ω o = 3. j. Mengevaluasi Mengevaluasi sistem struktur struktur terhadap ketidakberaturan ketidakberaturan struktur Dalam proses desain, struktur harus diklasifikasikan sebagai struktur beraturan atau tidak beraturan dengan mengacu pada Pasal 7.3.2 SNI 1726:2012. Ketidakberaturan struktur dibedakan menjadi ketidakberaturan horizontal dan vertikal. Selanjutnya tipe dan penjelasan ketidakberaturan horizontal dan vertikal berturut-turut disajikan lebih detail dalam Tabel 10 dan Tabel 11.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 14
Tabel 9. Tipe dan penjelasan ketidakberaturan horizontal struktur Tipe dan Penjelasan Ketidakberaturan Ketidakberaturan torsi didefinisikan ada jika simpangan antar lantai maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,2 1a kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur. Pesyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi berlaku hanya untuk struktur dimana diafragmanya kaku atau setengah kaku Ketidakberaturan torsi berlebihan didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,4 kali simpangan 1b antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi berlebihan dalam pasal-pasal referensi berlaku hanya untuk struktur dimana diafragmanya kaku atau setengah kaku Ketidakberaturan sudut dalam didefinisikan ada jika kedua proyeksi proyeksi denah denah struktur dari dari sudut 2 dalam lebih besar dari 15% dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan Ketidakberaturan diskontinuitas diafragma didefinisikan ada jika terdapat diafragma dengan diskontinuitas atau variasi kekakuan mendadak, termasuk yang mempunya daerah terpotong atau 3 terbuka lebih besar dari 50% daerah difragma bruto yang melingkupinya, atau perubahan kekakuan difragma efektif lebih dari 50% dari suatu tingkat ke tingkat selanjutnya Ketidakberaturan pergeseran melintang terhadap bidang didefinisikan ada jika terdapat 4 diskontinuitas dalam lintasan tahanan gaya lateral, seperti pergeseran melintang terhadap bidang elemen vertikal Ketidakberaturan sistem nonparalel didefinisikan ada jika elemen penahan gaya lateral vertikal 5 tidak paralel atau simetris terhadap sumbu-sumbu ortogonal utama sistem penahan gaya gempa Sumber: SNI 1726:2012
7.3.3.4 7.7.3 7.8.4.3 7.12.1 Tabel 13 12.2.2
Penerapan Kategori Desain Seismik D, E, F B, C, D, E, F C, D, E, F C, D, E, F D, E, F B, C, D, E, F
7.3.3.1 7.3.3.4 7.7.3 7.8.4.3 7.12.1 Tabel 13 12.2.2
E, F D B, C, D C, D C, D D B, C, D
7.3.3.4 Tabel 13
D, E, F D, E, F
7.3.3.4 Tabel 13
D, E, F D, E, F
7.3.3.3 7.3.3.4 7.7.3 Tabel 13 12.2.2 7.5.3 7.7.3 Tabel 13 12.2.2
B, C, D, E, F D, E, F B, C, D, E, F D, E, F B, C, D, E, F C, D, E, F B, C, D, E, F D, E, F B, C, D, E, F
Pasal Referensi
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 15
Berikut disajikan hasil perhitungan dan pengecekan terhadap ketidakberaturan horizontal horizontal struktur: 1.a. Ketidakberaturan torsi, didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum (torsi yang dihitung termasuk torsi tidak terduga) di sebuah ujung struktur melintang terhadap ter hadap sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur (lihat Gambar 4). Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi berlaku hanya untuk struktur yang diafragmanya kaku ( rigid ) atau setengah kaku ( semi-rigid ). ).
Gambar 4. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan tipe 1a dan 1b (Sumber: Budiono, 2011) Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan torsi, didapatkan hasil bahwa simpangan antar lantai tingkat maksimum pada arah X dan Y kurang dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata sehingga tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 1a pada struktur yang ditinjau. 1.b. Ketidakberaturan torsi berlebihan, didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum (torsi yang dihitung termasuk torsi tidak terduga) di sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur (lihat Gambar 4). Persyaratan ketidakberaturan torsi berlebihan dalam pasalpasal referensi berlaku hanya untuk struktur yang diafragmanya kaku ( rigid ) atau setengah kaku ( semi-rigid ). ). Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan torsi berlebihan, didapatkan hasil bahwa simpangan antar lantai tingkat maksimum pada arah X dan Y kurang dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata sehingga tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 1b pada struktur yang ditinjau. 2.
Ketidakberaturan Ketidakberat uran sudut dalam, didefinisikan ada jika kedua proyeksi denah struktur dari sudut dalam lebih lebi h besar dari 15% dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan (lihat Gambar 5) Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 16
Gambar 5. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan horizontal tipe 2 (Sumber: FEMA 451B) Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan sudut dalam, didapatkan hasil bahwa kedua proyeksi denah struktur dari sudut dalam kurang dari 15% dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan sehingga tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 2 pada struktur yang ditinjau. 3.
Ketidakberaturan Ketidakberat uran diskontinuitas diafragma, didefiniskan ada jika terdapat diafragma dengan diskontinuitas atau variasi kekakuan mendadak, termasuk yang memiliki daerah terpotong atau terbuka lebih besar dari 50% daerah diafragma bruto yang melingkupinya, atau perubahan kekakuan diafragma efektif lebih dari 50% dari suatu tingkat ke tingkat selanjutnya (lihat Gambar 6)
Gambar 6. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan horizontal tipe 3 (Sumber: FEMA 451B) Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan sudut dalam, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 3 pada struktur yang ditinjau. 4.
Ketidakberaturan Ketidakberat uran pergeseran melintang terhadap bidang, didefinisikan didefinisik an ada jika terdapat diskoninuitas diskoninuitas dalam lintasan tahanan lateral, seperti pergeseran melintang terhadap bidang elemen vertikal (lihat Gambar 7)
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 17
Gambar 7. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan horizontal tipe 4 (Sumber: Budiono, 2011) Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan sudut dalam, didapatkan hasil bahwa semua kolom terdistribusi menerus dari lantai atas hingga bawah sehingga tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 4 pada struktur yang ditinjau. 5.
Ketidakberaturan Ketidakberat uran sistem nonparalel, didefinisikan didefinisi kan ada jika elemen penahan lateral vertikal tidak paralel atau simetris terhadap sumbu-sumbu ortogonal utama sistem penahan seismik (lihat Gambar 8)
Gambar 8. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan horizontal tipe 5 (Sumber: FEMA 451B) Berdasarkan pengecekan ketidakberaturan sudut dalam, didapatkan hasil bahwa semua kolom berada pada sumbu ortogonal x dan y sehingga tidak terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 5 pada struktur yang ditinjau.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 18
Tabel 10. Tipe dan penjelasan ketidakberaturan vertikal struktur Tipe dan Penjelasan Ketidakberaturan Ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak, didefinisikan ada jika terdapat suatu t ingkat 1a dimana kekakuan lateralnya kurang dari 70% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan rata-rata 3 tingkat di atasnya Ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak berlebihan, didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat dimana kekakuan lateralnya kurang dari 1b 60% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 70% kekakuan rata-rata 3 tingkat di atasnya Ketidakberaturan berat (massa), didefinisikan ada jika massa efektif efektif semua tingkat tingkat lebih dari 150% 2 massa efektif tingkat di dekatnya. Atap yang lebih ringan dari lantai di bawahnya tidak perlu ditinjau Ketidakberaturan Ketidakberaturan geometri vertikal didefinisikan ada jika dimensi horizontal sistem penahan gaya 3 gempa di semua tingkat lebih dari 130% dimensi hirozontal sistem penahan gaya gempa tingkat di dekatnya Diskontinuitas arah bidang dalam ketidakberaturan elemen penahan gaya lateral vertikal didefinisikan ada jika pergeseran arah 4 bidang elemen penahan gaya lateral lebih besar dari panjang elemen itu atau t erdapat reduksi reduksi kekakuan elemen penahan di tingkat di bawahnya Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat kurang dari 80% kuat lateral tingkat di atasnya. 5a Kuat lateral tingkat adalah kuat lateral total semua elemen penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat yang berlebihan didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat kurang dari 65% kuat lateral tingkat 5b di atasnya. Kuat tingkat adalah kuat total semua elemen penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau Sumber: SNI 1726:2012
Tabel 13
Penerapan Kategori Desain Seismik D, E, F
7.3.3.1 Tabel 13
E, F D, E, F
Tabel 13
D, E, F
Tabel 13
D, E, F
7.3.3.3 7.3.3.4 Tabel 13
B, C, D, E, F D, E, F D, E, F
7.3.3.1 Tabel 13
E, F D, E, F
7.3.3.1 7.3.3.2 Tabel 13
D, E, F B, C D, E, F
Pasal Referensi
Berikut disajikan hasil perhitungan dan pengecekan terhadap ketidakberaturan vertikal struktur: 1.a. Ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak, didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat yang kekakuan lateralnya kurang dari 70% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan rata-rata 3 tingkat di
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 19
atasnya (lihat Gambar 9). Berdasarakan pengecekan ketidakberaturan kekakuan
tingkat
lunak,
didapatkan
hasil
bahwa
tidak
terdapat
ketidakberaturan vertikal tipe 1a pada struktur yang ditinjau.
Gambar 9. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan vertikal tipe 1a dan 1b (Sumber: FEMA 451B) 1.b. Ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak berlebihan, didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat yang kekauan lateralnya kurang dari 60% kekakuan lateral tingkat tingkat di atasnya atau kurang dari 70% kekakuan rata-rata 3 tingkat
di
atasnya
(lihat
Gambar
9).
Berdasarakan
pengecekan
ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak berlebihan, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 1b pada struktur yang ditinjau. 2.
Ketidakberaturan Ketidakberaturan berat (massa), (massa), didefinisikan didefinisikan ada jika efektif semua semua tingkat lebih dari 150% efektif tingkat di dekatnya. Atap yang lebih ringan dari pada lantai di bawahnya tidak perlu ditinjau (lihat Gambar 10). Berdasarakan pengecekan ketidakberaturan berat (massa), didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 2 pada struktur yang ditinjau.
Gambar 10. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan vertikal tipe 2 (Sumber: FEMA 451B)
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 20
3.
Ketidakberaturan Ketidakberat uran geometri vertikal, didefinisikan ada jika dimensi horizontal sistem penahan seismik di semua tingkat lebih leb ih dari 130% dimensi horizontal sistem
penahan
seismik
tingkat
di
dekatnya
(lihat
Gambar
11).
Berdasarakan pengecekan ketidakberaturan geometri vertikal, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 3 pada struktur yang ditinjau.
Gambar 11. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan vertikal tipe 3 (Sumber: FEMA 451B) 4.
Diskontinuitas Diskontinuit as arah bidang dalam ketidakberaturan ketidakberat uran elemen penahan gaya lateral vertikal, didefinisikan ada jika pergeseran arah bidang elemen penahan lateral lebih besar dari panjang elemen itu atau terdapat reduksi kekakuan elemen penahan di tingkat di bawahnya (lihat Gambar 12). Berdasarakan pengecekan ketidakberaturan diskontinuitas arah bidang dalam ketidakberaturan elemen penahan gaya lateral vertikal, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 4 pada struktur yang ditinjau.
Gambar 12. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan vertikal tipe 4 (Sumber: FEMA 451B)
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 21
5.a. Diskontinuitas Diskontinuit as dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat, didefinisikan didefinisik an ada ada jika kuat kuat lateral tingkat kurang kurang dari dari 80% kuat kuat lateral lateral tingkat tingkat di atasnya. atasnya. Kuat lateral tingkat adalah kuat lateral late ral total semua elemen penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau (lihat Gambar 13). Berdasarakan
pengecekan
ketidakberaturan
diskontinuitas
dalam
ketidakberaturan kuat lateral tingkat, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 5a pada struktur yang ditinjau.
Gambar 13. Ilustrasi pengecekan ketidakberaturan vertikal tipe 5a dan 5b (Sumber: FEMA 451B) 5.b. Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat yang berlebihan, didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat kurang dari 65% kuat lateral tingkat di atasnya. Kuat lateral tingkat adalah kuat total semua elemen penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau (lihat Gambar 13). Berdasarakan pengecekan ketidakberaturan diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat yang berlebihan, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat ketidakberaturan vertikal tipe 5b pada struktur yang ditinjau. k. Menentukan Menentukan fleksibilitas fleksibilitas diafragma Untuk struktur yang mempunyai ketidakberaturan struktur horizontal, diafragma harus dimodelkan sebagai semi-rigid. Dalam pekerjaan ini, struktur gedung masjid tidak memiliki ketidakberaturan struktur horizontal maupun vertikal sehingga diafragma dimodelkan sebagai diafragma rigid. l. Menentukan Menentukan faktor redundansi (ρ) Faktor redundansi (ρ) harus dikenakan pada sistem struktur penahan gaya gempa pada masing-masing kedua arah ortogonal untuk semua struktur sesuai dengan Pasal 7.3.4 SNI 1726:2012. Nilai ρ dapat diambil sama dengan 1,0 jika
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 22
masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% gaya geser dasar pada arah yang ditinjau harus memenuhi persyaratan Tabel 12. Tabel 11. Persyaratan untuk masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% gaya geser dasar Elemen Penahan Gaya Lateral Rangka dengan bresing
Persyaratan
Pelepasan bresing individu, atau sambungan yang terhubung, tidak akan mengakibatkan reduksi kuat tingkat sebesar lebih dari 33%, atau sistem yang dihasilkan tidak mempunyai ketidakberaturan torsi yang berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal tipe 1b) Rangka pemikul Kehilangan tahanan momen di sambungan balok ke kolom di momen kedua ujung balok tunggal tidak akan mengakibatkan lebih dari reduksi kuat tingkat sebesar 33%, atau sistem yang dihasilkan tidak mempunyai ketidakberaturan torsi yang berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal tipe 1b) Dinding geser atau Pelepasan dinding geser atau pier dinding dengan rasio tinggi pilar dinding terhadap panjang lebih besar dari 1,0 di semua tingkat, atau dengan rasio tinggi sambungan kolektor yang terhubung, tidak akan terhadap panjang mengakibatkan lebih dari reduksi kuat tingkat sebesar 33%, lebih besar dari 1,0 atau sistem yang dihasilkan mempunyai ketidakberaturan torsi yang berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal tipe 1b) Kolom kantilever Kehilangan tahanan momen di dasar sambungan dasar semua kolom kantilever tungggal tidak akan mengakinbatkan lebih dari reduksi kuat tingkat sebesar 33%, atau sistem yang dihasilkan mempunyai ketidakberaturan torsi yang berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal tipe 1b) Lainnya Tidak ada persyaratan Sumber: SNI 1726:2012
Ketentuan lain yang mengizinkan ρ dapat diambil sama dengan 1,0 adalah jika struktur dengan denah teratur di semua tingkat asalkan sistem penahan gaya gempa terdiri dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang merangka pada masing-masing sisi struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat yang menahan lebih dari 35% gaya geser dasar. Jumlah bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagai panjang dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibadi dengan tinggi tingkat untuk konstruksi rangka ringan. Jika kondisi tersebut tidak dipenuhi maka, ρ harus diambil sama dengan 1,3. Dalam pekerjaan ini, faktor redundansi yang digunakan adalah 1,3.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 23
m. Memilih prosedur analisis gaya lateral/gempa lateral/gempa (ELF, RS, TH) Beban gempa yang diatur dalam SNI 1726:2012 dapat dikerjakan melalui 3 jenis prosedur analisis yaitu analisis gaya lateral ekivalen ( equivalent lateral forces), analisis spektrum respons raga ( respons spectra ), dan prosedur riwayat
respons seismik ( time history ). ). Prosedur analisis beban gempa yang diizinkan untuk digunakan dipengaruhi oleh kategori desain seismik dan karakteristik struktur seperti yang disajikan dalam Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, dalam pekerjaan ini diizinkan untuk menggunakan analisis spektrum respons ragam sebagai prosedur analisis beban gempa. Tabel 12. Prosedur analisis yang boleh digunakan Kategori Desian Seismik B, C
D, E, F
Karakteristik Struktur
Bangunan dengan kategori risiko I atau II dari konstruksi rangka ringan dengan ketinggian tidak melebihi 3 tingkat Bangunan lainnya dengan kategori risiko I atau II, dengan ketinggian tidak melebihi 2 tingkat Semua struktur lainnya Bangunan dengan kategori risiko I atau I dari konstruksi rangka ringan dengan ketinggian tidak melebihi 3 tingkat Bangunan lainnya dengan kategori risiko I atau II dengan ketinggian tidak melebihi 2 tingkat Struktur beraturan dengan T < 3,5 Ts dan semua struktur dari konstruksi rangka ringan Struktur tidak beraturan dengan T < 3,5 Ts dan mempunyai hanya ketidakberaturan horizontal tipe 2, 3, 4, atau 5 dari Tabel 10 atau
Analisis Gaya Lateral Ekivalen (pasal 7.8)
Analisis Spektrum Respons Ragam (Pasal 7.9)
Prosedur Riwayat Respons Seismik (Pasal 11)
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 24
ketidakberaturan vertikal tipe 4, 5a, atau 5b dari Tabel 11 Semua struktur lainnya
TI
I
I
Sumber: SNI 1726:2012 n. Menghitung beban beban gempa dengan prosedur prosedur gaya lateral lateral ekivalen (ELF) (ELF) Prosedur analisis gaya lateral ekivalen (ELF) didasarkan pada respons ragam pertama ( first modes). Prosedur analisis ini berlaku hanya untuk struktur reguler dengan T < 3,5 Ts (dimana Ts = S D1/SDS), kekakuan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 30%, kekuatan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 20%, dan massa pada tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 50%. Jika hal tersebut tidak dipenuhi maka harus digunakan prosedur analisis dinamik yaitu analisis spektrum respons ragam atau prosedur riwayat waktu. Secara umum besar gaya gempa yang dihasilkan oleh prosedur analisis ELF adalah fungsi dari berat seismik efektif (Wt) dan koefisien respons seismik (C s). Selanjutnya gaya gempa tersebut didistribusikan ke setiap tingkat dari struktur gedung yang akan didesain. Gaya gempa hasil dari prosedur analisis ELF perlu dihitung karena jika digunakan prosedur analisis dinamik, gaya gempa yang dihasilkan perlu dibandingkan dengan gaya gempa haso; dari prosedur analisis ELF. Langkah perhitungan gaya gempa dengan prosedur analisis ELF disajikan sebagai berikut: 1. Menentukan Periode Fundamental Alami Struktur (T) Periode fundamental alami struktur akan menetukan nilai koefisien respons seismik (C s) yang juga akan menentukan nilai gaya geser dasar seismik (VELF). Jika periode struktur yang lebih akurat (T c) tidak dimiliki maka periode struktur yang digunakan dapat diambil sebesar T a. Namun, jika periode struktur yang lebih akurat (T c) bisa didapatkan (melalui pemodelan struktur) maka periode struktur yang digunakan harus ditetapkan dengan mengikuti ketentuan berikut ini (lihat juga Gambar 14):
Jika Tc > Cu.Ta
maka T = Cu.Ta
Jika Ta < Tc < Cu.Ta
maka T = Tc
Jika Tc < Ta
maka T = Ta
Gambar 14. Penentuan periode struktur yang digunakan (Sumber: FEMA 481) Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 25
Periode fundamental pendekatan (T a) ditentukan dengan berdasarkan persamaan: T a = Ct . hnx. Dimana hn adalah ketinggian struktur (dalam m), sedangkan koefisien C t dan x ditentukan berdasarkan Tabel 14. Tabel 13. Nilai parameter periode pendekatan C t dan x Tipe Struktur
Ct
Sistem rangka pemikul momen dimana rangka memikul 100% gaya gempa yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa: Rangka baja pemikul momen Rangka beton pemikul momen Rangka baja dengan bresing eksentris Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk Semua sistem struktur lainnya
0,0724 0,0466 0,0731 0,0731 0,0488
x
0,8 0,9 0,75 0,75 0,75
Nilai koefisien untuk batas atas periode struktur yang dihitung (C u) ditetapkan berdasarkan Tabel 15. Tabel 14. Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung Parameter percepatan respons spektral desain pada 1 detik, S D1 ≥ 0,4 0,3 0,2 0,15 ≤ 0,1
Koefisien C u 1,4 1,4 1,5 1,6 1,7
Pada pekerjaan ini, tipe struktur yang digunakan adalah rangka beton pemikul momen sehingga didapatkan nilai C t = 0,0466 dan x = 0,9. Selanjutnya berdasarakan nilai S D1 = 0,509 g didapatkan koefisien C u = 1,4. Sehingga didapatkan nilai T a = 0,565 detik dan C u.Ta = 0,791 detik. Nilai periode struktur hasil pemodelan struktur, T c = 0,643 detik (T a < Tc < Cu.Ta) sehingga periode struktur yang digunakan dalam analisis beban gempa dengan prosedur ELF adalah 0,643 detik.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 26
2. Menentukan Koefisien Respons Seismik (C s) Koefisien respons seismik (C s) ditentukan berdasarkan persamaan berikut: Cs = SDS / (R / Ie) Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan persamaan di atas tidak perlu melebihi nilai C s yang dihitung dengan persamaan berikut: Cs = SD1 / (T x (R / I e) Namun nilai C s harus tidak boleh kurang dari C s yang dihitung dengan persamaan berikut: Cs = 0,044 S DS Ie ≥ 0,01 Pada pekerjaan ini, hasil perhitungan koefisien respons seismik (C s) adalah sebagai berikut: Cs = SDS / (R / Ie)
= 0,148
Cs = SD1 / (T x (R / I e)
= 0,148
Cs,min = 0,044 S DS Ie ≥ 0,01 = 0,052 Sehingga, diambil nilai C s = 0,148 3. Menentukan Berat Seismik Efektif (W) Berat seismik efektif struktur (W) harus menyertakan seluruh beban mati dan beban lainnya yang temasuk dalam daftar berikut ini:
Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum sebesar 25% beban hidup lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiran terbuka, serta beban penyiMPanan yang tidak melebihi 5% dari berat seismik efektif pada suatu lantai, tidak perlu disertakan)
Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam desain beban lantai: diambil sebagai yang terbesar diantara berat partisi aktual atau berat daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m 2
Berat operasional total dari peralatan yang yang permanen
Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap atap dan luasan sejenis lainnya
Dalam pekerjaan ini, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan berat seismik efektif (W) = 12.085,149 kN. 4. Menghitung Gaya Geser Dasar Seismik (V ELF) Gaya geser dasar seismik (V ELF) dapat dihitung dengan operasi perkalian antara koefisien respon seismik (C s) dengan berat seismik efektif struktur (W). Dalam pekerjaan ini, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan gaya geser dasar seismik (V ELF) = 1.788,602 kN.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 27
o. Menghitung dan dan menambahkan menambahkan beban ortogonal ortogonal (jika disyaratkan) disyaratkan) Penambahan beban ortogonal dikerjakan dengan cara memberikan beban tambahan sebesar 30% dari beban lateral utama, tegak lurus terhadap arah beban utama yang ditinjau (lihat Gambar 15). Beban ortogonal perlu ditambahkan dan belaku pada struktur dengan kategori desain seismik C, D, E, dan F. Pada pekerjaan ini, struktur termasuk dalam kategori desain seismik D sehingga penambahan beban ortogonal perlu dilakukan. Penambahan ini diakomodasi dalam kombinasi beban rencana.
Gambar 15. Beban ortogonal (Sumber: FEMA 451B) p. Menghitung dan dan menambahkan menambahkan beban torsi (jika (jika disyaratkan) disyaratkan) Struktur
gedung
untuk
semua
kategori
desain
seismik
(KDS)
harus
mempertimbangkan torsi rencana dan torsi tak terduga. Torsi tak terduga dikerjakan pada model struktur dengan memberikan eksentrisitas sebesar 5% masing-masing pada arah sumbu X dan Y (lihat Gambar 16).
Gambar 16. Torsi tak terduga
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 28
Apabila struktur gedung termasuk termasuk dalam kategori desain seismik C, D, E, dan F
serta
memiliki
ketidakberaturan
torsi
1a
dan
1b
maka
harus
mempertimbangkan adanya pembesaran torsi tak terduga (lihat Gambar 2.17). Pembesaran torsi tak terduga dihitung menggunakan persamaan berikut: ex = eox + (0,05 B A x) ey = eoy + (0,05 L A y) dimana, eox dan eoy adalah eksentrisitas bawaan, sedangkan 0,05 B A x dan 0,05 L A y adalah eksentrisitas tak terduga
Gambar 17. Pembesaran torsi tak terduga Pada pekerjaan ini, struktur gedung termasuk dalam kategori desain seismik (KDS) D namun tidak terjadi ketidakberaturan torsi 1a dan 1b sehingga tidak perlu
mempertimbangkan
pembesaran
torsi
tak
terduga
(cukup
mempertimbangkan torsi tak terduga dengan memberikan eksentrisitas sebesar 5% masing-masing pada arah sumbu X dan Y). E. Kombinasi Beban Rencana Kombinasi beban ultimit ditetapkan berdasarkan Pasal 4.2.2 SNI 1726:2012 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, yaitu sebagai berikut: 1. 1,4DL 2. 1,2DL + 1,6LL + 0,5(Lr atau R) 3. 1,2DL + 1,6(Lr 1,6(Lr atau R) + (1,0L atau 0,5W) 0,5W) 4. 1,2DL + 1,0W + 1,0L + 0,5(Lr atau R) 5. 1,2DL + 1,0E 1,0E + 1,0LL 6. 0,9DL + 1,0W 7. 0,9DL + 1,0E
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 29
Untuk kombinasi beban nomor 5 dan 7 yang merupakan kombinasi beban gempa, diatur secara khusus dalam Pasal 7.4 SNI 1726:2012 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, yaitu sebagai berikut: 1. (1,2+0,2S DS)DL + 1,0LL ± 0,3ρEx ± 1,0ρEy 2. (1,2+0,2S DS)DL + 1,0LL ± 1,0ρEx ± 0,3ρEy 3. (0,9-0,2S DS)DL ± 0,3ρEx ± 1,0ρEy 4. (0,9-0,2S DS)DL ± 1,0ρEx ± 0,3ρEy Sedangkan kombinasi beban layan ditetapkan berdasarkan Pasal 4.2.3 SNI 1726:2012 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, yaitu sebagai berikut: 1. DL 2. DL + LL 3. DL + (Lr (Lr atau atau R) 4. DL + 0,75LL + 0,75(Lr atau R) 5. DL + (0,6W atau 0,7E) 6. DL + 0,75(0,6W atau 0,7E) + 0,75LL + 0,75(Lr atau R) 7. 0,6DL + 0,6W 8. 0,6DL + 0,7E dimana, DL LL Lr R W Ex Ey ρ SDS
= Beban mati (berat sendiri struktur dan beban mati tambahan) = Beban hidup = Beban hidup pada struktur atap = Beban hujan = Beban angin = Beban gempa arah x = Beban gempa arah y = Faktor redundansi redundansi = Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek 0,2 detik
Kombinasi beban ultimit yang digunakan dalam pekerjaan ini disajikan dalam Tabel 16. Tabel 15. Kombinasi beban ultimit Kombinasi Beban COMB1 COMB2 COMB3 COMB4 COMB5 COMB6 COMB7
DL
ADL
LL
Ex
Ey
1,40 1,20 1,357 1,357 1,357 1,357 1,357
1,40 1,20 1.357 1.357 1.357 1.357 1.357
1,60 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
-1,30 -1,30 +1,30 +1,30 -0,39
-0,39 +0,39 +0,3 9 -0,39 - 0,39 +0,39 -1,30
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 30
COMB8 COMB9 COMB10 COMB11 COMB12 COMB13 COMB14 COMB15 COMB16 COMB17 COMB18
1,357 1,357 1,357 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743
1.357 1.357 1.357 1 .357 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743
1,00 1,00 1,00 -
-0,39 +0,39 +0,39 -1,30 -1,30 +1,30 +1,30 -0,39 -0,39 +0,39 +0,39
+1,30 +1,3 0 -1,30 - 1,30 +1,30 -0,39 +0,39 -0,39 +0,39 -1,30 +1,30 -1,30 +1,30
Kombinasi beban layan yang digunakan dalam pekerjaan ini disajikan dalam Tabel 17 Tabel 16. Kombinasi beban layan Kombinasi Beban COMB1 COMB2 COMB3 COMB4 COMB5 COMB6 COMB7 COMB8 COMB9
DL
ADL
LL
Ex
Ey
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1,00 -
-0,70 -0,70 +0,70 +0,70 -0,21 -0,21 +0,21 +0,21
-0,21 +0,21 -0,21 +0,21 -0,70 +0,70 -0,70 +0,70
F. Pemodelan Struktur Pemodelan struktur dilakukan untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur serta perilaku struktur akibat beban yang bekerja. Hasil dari pemodelan
struktur
digunakan
sebagai
dasar
untuk
mendesain
dimensi
penampang elemen struktur beserta tulangan yang diperlukan. Model struktur dikerjakan dengan beberapa idealisasi. Sebagai contoh, pelat lantai diidealisasikan sebagai elemen shell , sedangkan balok dan kolom diidealisasikan sebagai elemen frame. Pemodelan struktur yang dilakukan mampu mengakomodasi pengaruh keretakan beton ketika terjadi gempa yaitu melalui reduksi momen inersia penampang elemen struktur. Momen inersia pada pelat lantai direduksi menjadi 25% dari momen inersia awal. Pada elemen struktur struktu r balok, momen inersia direduksi menjadi 35% dari momen inersia awal. Selain itu torsi juga direduksi menjadi 25% untuk menyeimbangkan nilai reduksi terhadap inersia elemen struktur. Sedangkan pada kolom, momen inersia direduksi menjadi 70% dari momen inersia awal.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 31
Pada pekerjaan ini struktur gedung didesain dengan menggunakan sistem struktur berupa sistem rangka pemikul momen khsusus (SRPMK). Struktur tersebut dimodelkan dalam model 3 dimensi ( 3D Models) Models ) menggunakan bantuan software (lihat Gambar 18).
Gambar 18. Model Struktur G. Input Beban Pada Model Struktur Beban gravitasi dan beban gempa rencana yang dipertimbangkan dalam desain struktur gedung pada pekerjaan ini diinputkan dalam model struktur. Selanjutnya berdasarkan input beban tersebut, software dapat menjalankan proses analisis dan desain struktur. Input beban tersebut disajikan dalam Gambar 19, 20, 21, dan 22.
Gambar 19. Input Beban Mati Tambahan Struktur Atap Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 32
Gambar 20. Input Beban Mati Tambahan Pada Pelat Lantai
Gambar 21. Input Beban Hidup Pada Pelat Lantai
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 33
Gambar 22. Input Beban Gempa (Kurva Respon Spektra Desain)
H. Analisis dan Desain Struktur Demand Capacity Ratio Pada Ratio Pada Elemen Struktur Balok dan Kolom Analisis struktur dilakukan dengan bantuan software SAP2000. Berdasarkan kombinasi beban rencana, gaya-gaya dalam, dan deformasi yang terjadi pada struktur, didapatkan nilai demand capacity ratio pada elemen struktur balok dan kolom yang dapat dilihat dalam Gambar 23.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 34
Gambar 23. Demand Capacity Ratio Pada Elemen Struktur Balok dan Kolom
Berdasarkan gambar di atas, disajikan bahwa nilai demand capacity ratio pada balok dan kolom untuk struktur yang didesain memiliki nilai < 1,0 sehingga disimpulkan bahwa balok dan kolom telah memenuhi persyaratan kekuatan yang dipengaruhi oleh gaya-gaya dalam yang terjadi akibat kombinasi beban rencana dan memenuhi persyaratan kenyamanan yang dipengaruhi oleh deformasi yang terjadi pada struktur.
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 35
Rekap Output Joint Reaction Tipe Fondasi: Telapak Menerus No. Ti Tipe Fondasi
Keterangan
Pu (k ( kN)
Mux (kNmMuy (k ( kNm) Hux (k (kN) Huy (kN)
1
CF1 - K1
Joi nt Re acti on pada kol om K1
710.651
81.629
108.041
42.795
36.492
2
CF1 - K2
Joi nt Re acti on pada kol om K2
324.703
50.724
35.772
15.788
21.585
Korelasi NSPT dengan sudut geser tanah Pasir 31.062
Pe ck
43.723
Japan Road Associ ati on
48.166
Ohsaki
Panjang No. No. Tipe ipe Balo Balok k Kete Keterranga angan n
Tumpuan
Lapangan
Balok (mm)
Pu- (kN)
Vu (k ( kN)
Tu (k (kNm) Mu- ( kNm)
Mu+ ( kN m)
Pu- ( kN)
Vu (k ( kN)
Tu (k (kN m) Mu- ( kNm)
Mu+ (kNm)
1 B1-300.500
B. In Induk
4000
7.812
124.362
14.733
144.49
112.798
6.558
29.558
4.361
0
65.084
2 B2-250.500 3 B3-300.400
B. In Induk B. Anak
4000 4000
4.828 5.735
118.008 108.238
12.424 10.184
119.505 107.402
112.92 92.462
7.107 3.601
120.589 93.295
10.282 6.638
119.25 105.12
115.203 100.04
4 B4-250.300 5 B6-150.250
B. Anak B. In Induk
4000 4000
3.568 0
22.809 5.357
3.445 0.289
18.713 5.486
7.545 3.927
3.568 0
21.583 4.905
3.423 0.289
7.615 4.508
5.974 3.594
6 S1-300.400
Ti e Beam
4000
0
8.064
0
5.376
1.008
0
4.68
0
1.482
2.688
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 1
Gaya Dalam Terfaktor (Output Pemodelan Struktur) Batas (mm) Panjang Kombinasi No. Tipe Kolom Kolom Tumpuan Tumpuan Beban Pu- ( kN ) (mm) Awal Akhir 1 K1 K1-4 -40 00x6 0x60 00 400 000 0 COMB-MAX 1000 3000 984.36 2 K2 K2-4 -40 00x4 0x40 00 400 000 0 COMB-MAX 1000 3000 474.934 3 K5 K5-2 -20 00x2 0x20 00 200 000 0 COMB-MAX 500 1500 14.538
Tumpuan Vu ( kN )
Mu,x (kNm (kNm))
Mu,y (kNm)
85.012 40 40.462 7.166
150.841 94.621 7. 307
206.701 77.977 13.846
Output Desain Sengkang (ETABS) (mm2/mm) 1176.000 669.000 908.000
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 2
Laporan Perhitungan Struktur Gedung Kuliah 3 Lantai Bengkulu | 1
: : :
1 4
25 240 0.85
MPa MPa
β
: : :
Lx Ly h p
: : : :
4 4 0.12 0.02
m m m m
No Plat Jenis Ruang Mutu Bahan f'c Fy
4
x
Dimensi Plat
:
20
mm
A. Pembebana Pembebanan n Plat 1. Beban Mati a. Plat b. Pasir
: :
Tebal (m) 0.12 0.04 Teba Teball (cm) (cm) 3 1
: :
2.5 1
: :
c. Spesi d. Penutup Lantai
2. Beban Beban Hidup Hidup Beban Hidup (Wl) Faktor Reduksi 3. Beban Beban Ultimit Ultimit Beban Ultimit (Wu)
Bj (Kn/m³) 24 = 18 = Berat (kN/m²)/cm 0.17 = 0.07 = =
x x x x x x
kN/m² kN/m²
0 .51 0 .07 4.18
kN/m² kN/m² kN/m²
+
kN/m² 1.3
1.2 Wd Wd + 1.2 4.18 + 9.016 kN/m²
: : :
2 .88 0 .72
1.6 ( 1.6 (
Wl 2.5 x
x
Fr ) 1)
B. Perhitungan Momen Plat Diketahui di atas : Ly Lx
Mu lx = = =
0.001 0.001 3.606
x x
kNm
4 4
:
Wu 9.016
x x
=
1.00
=
1.0
Ix² 4.00 ²
x x
……>>
Clx 25
Clx Cly Ctx Cty
= = = =
25 25 51 51
Mu ly = = =
0.001 0.001 3.606
x
Mu tx = = =
0.001 0.001 7.357
x
Mu ty = = =
0.001 0.001 7.357
x
x
Wu 9.016
x
Wu 9.016
x
Wu 9.016
x
x
Ix² 4.00 ²
x
Ix² 4.00 ²
x
Ix² 4.00 ²
x
Cly 25
x
kNm
x
x
Ctx 51
x
kNm
x
x
Cty 51
x
kNm
C. Perencanaan Penulangan Lx Tebal Plat (h) Diam iamete eter Tul. Tul. Penutup Beton Jara Jarakk efek efekti tif, f, d
ρ balance
ρ max
Mu phi Rn
120 : mm 10 mm , mak : maka luas luas tam tampan pang tula tulang ngan an 20 : mm : Tebal Plat (h) - Penutup Beton Beton (p) - Øs/2 120 20 5 : 95 : mm
:
0.85
:
0.05376
: : :
0.75 x 0.75 x 0.04
: : : m
: : :
ρ perlu
0.85
:
: : : :
f'c Fy 25 x 240
x
β
x x
0.85
x
(
x
(
ρ balance
78.5398 mm²
:
600 600 + fy 600 600 + 240
ρ min
:
0.05
:
) )
1.4 Fy 0.00583
3.606 : 4.508 kNm 0.8 4.51 x 1000000 95 ² 1000 0.49950139 fy 0.85 x f'c 240 0.85 x 240 1.17647 1 x ( m 1 x ( 1.18 0.85 x ( 0.00208381
1
-
1
-
1 -
√ √
(
1
-
(
2
m
x
(
1
-
(
2
1.18
x
0.9951 )
Rn fy 0.5 240
)
)
)
)
As perlu As min 1.33 As perlu As terpakai
: : : :
ρ perlu ρ min 1.33 x 263.289
Jarak antar tulangan
:
Jarak Pakai
:
Kontrol Kapasitas Momen As terpakai : a : Mn : 1.33 Mu Mu : ph i
b x x b x 197.962 x
d d
78.5398 x 1000 263.2893991 240 mm
= = =
197.962 mm² 554.167 mm² 263.289 mm²
.. Terpakai 1,33 As perlu
= 298. 298.30 302 2 P
10
-
240
78.5398 x 1000 = 327. 327.24 249 9 mm² 240 327.249 x 240 = 3.69599 mm 0.85 x 25 x 1000 327.249 x 240 x ( 95 3.7 / 2) 5.99564 kNm Mn > Mu
=
7.31614 kNm
D. Perencanaan Penulangan Ly Tebal Plat (h) Diam iamete eter Tul. Tul. Penutup Beton Jara Jarakk efek efekti tif, f, d
ρ balance
ρ max
Mu phi Rn
120 : mm 10 mm , mak : maka luas luas tam tampan pang tula tulang ngan an 20 : mm : Tebal Plat (h) - Penutup Beton Beton (p) - Øs/2 120 20 10 5 : 85 : mm 0.85
: :
0.85
:
0.05376
: : :
0.75 x 0.75 x 0.04032
: : :
f'c Fy 25 x 240
x
x x
β 0.85
x
(
x
(
ρ balance
:
600 600 + fy 600 600 + 240
ρ min
:
0.05
3.606 : 4.508 kNm 0.8 4.51 x 1000000 85 ² 1000 0.62394464
78.5398 mm²
:
) )
1.4 Fy 0.00583
m
: : :
ρ perlu
: : : :
As perlu As min 1.33 As perlu As terpakai
: : : :
fy 0.85 x f'c 240 0.85 x 25 11.2941 1 x ( m 1 x ( 11.3 0.09 x ( 0.0026391
ρ perlu ρ min 1.33 x 298.35
Jarak antar tulangan
:
Jarak Pakai
:
Kontrol Kapasitas Momen As terpakai : a : Mn : 1.33 Mu Mu : ph i
1
-
1
-
1 -
√ √ √
b x x b x 224.324 x
(
1
-
(
2
m
(
1
-
(
2
11.3
Rn fy 0.62 x 240
x
)
)
)
)
0.94128 )
d d
78.5398 x 1000 298.3502818 240 mm
= = =
224.324 mm² 495.833 mm² 298.35 mm²
.. Terpakai 1,33 As perlu
= 263. 263.24 247 7 P
10
-
240
78.5398 x 1000 = 327. 327.24 249 9 mm² 240 327.249 x 240 = 4.61999 mm 0.85 x 20 x 1000 327.249 x 240 x ( 85 4.62 / 2) 5.99564 kNm Mn > Mu
=
6.49445 kNm
E. Perencanaan Penulangan Tx Tebal Plat (h) Diam iamete eter Tul. Tul. Penutup Beton Jara Jarakk efek efekti tif, f, d
ρ balance
120 : mm 1 0 : mm , mak maka luas luas tam tampan pang tula tulang ngan an 20 : mm : Tebal Plat (h) - Penutup Beton Beton (p) - Øs/2 120 20 5 : 95 : mm :
0.85
:
0.85
:
0.05376
f'c Fy 25 x 240
x
x x
β 0.85
x
(
x
(
:
78.5398 mm²
600 600 + fy 600 600 + 240
) )
ρ max
: : :
Mu phi Rn
: : : m
: : :
ρ perlu
: : : :
As perlu As min 1.33 As perlu As terpakai
: : : :
0.75 x 0.75 x 0.04032
ρ balance
ρ min
1.4 Fy 0.00583
:
0.05
:
7.357 : 9.19 .19632 kNm kNm 0.8 9.20 x 1000000 95 ² 1000 1.01898283 fy 0.85 x f'c 240 0.85 x 25 11.2941 1 x ( m 1 x ( 11.3 0.09 x ( 0.00435275
ρ perlu ρ min 1.33 x 549.97
Jarak antar tulangan
:
Jarak Pakai
:
Kontrol Kapasitas Momen As terpakai : a : Mn : 1.33 Mu Mu : ph i
1
-
(
1
-
(
2
m
1
-
(
1
-
(
2
11.3
1 -
√
b x x b x 413.512 x
Rn fy 1.02 x 240
x
)
)
)
)
0.9041 )
d d
78.5398 x 1000 549.9704132 120 mm
= = =
413.512 mm² 554.167 mm² 549.97 mm²
.. Terpakai 1,33 As perlu
= 142. 142.80 807 7 P
10
-
120
78.5398 x 1000 = 654. 654.49 498 8 mm² 120 654.498 x 240 = 9.23997 mm 0.85 x 20 x 1000 654.498 x 240 x ( 95 9.24 / 2) 12.2311 kNm Mn > Mu
=
14.1968 kNm
F. Perencanaan Penulangan Ty Tebal Plat (h) Diam iamete eter Tul. Tul. Penutup Beton Jara Jarakk efek efekti tif, f, d
120 : mm 10 mm , mak : maka luas luas tam tampan pang tula tulang ngan an 20 : mm : Tebal Plat (h) - Penutup Beton Beton (p) - Øs/2 1 2 0 2 0 5 : 95 : mm
:
78.5398 mm²
ρ balance
ρ max
Mu phi Rn
0.85
:
0.05376
: : :
0.75 x 0.75 x 0.04032
: :
m
: : :
ρ perlu
f'c Fy 25 x 240
x
:
:
: : : :
As perlu As min 1.33 As perlu As terpakai
0.85
:
: : : :
β
x x
0.85
x
(
x
(
ρ balance
600 600 + fy 600 600 + 240
ρ min
:
0.05
:
) )
1.4 Fy 0.00583
7.357 : 9.19 .19632 kNm kNm 0.8 9.20 x 1000000 95 ² 1000 1.01898283 fy 0.85 x f'c 240 0.85 x 25 11.2941 1 x ( 1 m 1 x ( 1 11.3 0.09 x ( 1 0.00435275
ρ perlu ρ min 1.33 x 549.97
Jarak antar tulangan
:
Jarak Pakai
:
Kontrol Kapasitas Momen As terpakai : a : Mn : 1.33 Mu Mu : ph i
√ √
b x x b x 413.512 x
(
1
-
(
2
m
(
1
-
(
2
11.3
Rn fy 1.02 x 240
x
)
)
)
)
0.9041 )
d d
78.5398 x 1000 549.9704132 120 mm
= = =
413.512 mm² 554.167 mm² 549.97 mm²
.. Terpakai 1,33 As perlu
= 142. 142.80 807 7 P
10
-
120
78.5398 x 1000 = 654. 654.49 498 8 mm² 120 654.498 x 240 = 18.4799 mm 0.85 x 10 x 1000 654.498 x 240 x ( 95 18.5 / 2) 12.2311 kNm Mn > Mu
=
13.4711 kNm
ly
4
=
P10-120
lx =
4
P10-120
P10-240 P10-240
P10-120
P10-120
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B11-30 300x 0x5500
(Tuump (T mpua uan) n)
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 500 19 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN
Mu+ = Mu - = Vu =
112.798 144.490 124.362
mm mm mm
kNm kNm kN
Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
Mn = Mu+ / f = 140.998 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 2.6020 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00714 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00714 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 910 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 3.211 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 4 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 1134 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.00 nb = n / n s =
mm2
mm2
nb Baris ke
<
3
(OK)
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 4 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
238.00 0.00 0.00 238
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 143.593
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
112.798
440.50 69.381 179.491 143.593
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 180.613 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 3.3331 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00935 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 r min = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00935 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 1192 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 4.204 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 6 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 1701 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 59.50 2 103.50 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 74.17
238.00 207.00 0.00 445
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 198.399
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
4
bh
74.17
mm
perkiraan d' (OK)
144.490
425.8 104.072 247.999 198.399
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
124.362
kN
0.60 235 106.250 63.750
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
60.612 f * Vs = Vu - f * Vc = Vs = 101.020 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 155.30 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 220.25 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 155.30 s= Diambil jarak sengkang : 150 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B11-30 300x 0x5500
(Lap (L apan anga gan) n)
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 500 19 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN
Mu+ = Mu - = Vu =
65.084 0.000 29.558
mm mm mm
kNm kNm kN
Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
81.355 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 1.5014 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00400 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00400 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 510 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.797 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 6 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 1701 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s =
mm2
mm2
nb Baris ke
<
3
(OK)
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 59.50 2 103.50 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 74.17
238.00 207.00 0.00 445
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 198.399
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
4
bh
74.17
mm
perkiraan d' (OK)
65.084
425.83 104.072 247.999 198.399
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
0.000 Mn = Mu- / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.0000 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00000 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 r min = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 458 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.614 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 4 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 1134 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.00 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 4 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
238.00 0.00 0.00 238
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 143.593
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
0.000
440.5 69.381 179.491 143.593
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
29.558
kN
0.60 235 106.250 63.750
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 29.558 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 530.76 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 212.92 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 212.92 s= Diambil jarak sengkang : 210 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B2-250x B2250x500 500 Tum Tumpuan puan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
250 500 16 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN
Mu+ = Mu - = Vu =
112.920 119.505 118.008
mm mm mm
kNm kNm kN
Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 58.00 3.27 3
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
43.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
Mn = Mu+ / f = 141.150 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 3.1258 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00871 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00871 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 926 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 4.603 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 5 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1005 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.67 nb = n / n s =
mm2
mm2
nb Baris ke
<
3
(OK)
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 5 n= Letak titik berat tulangan, < 74.40
174.00 198.00 0.00 372
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 121.918
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
3
bh
74.40
mm
perkiraan d' (OK)
112.920
425.60 73.802 152.398 121.918
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 149.381 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 3.3081 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00927 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 r min = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00927 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 985 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 4.899 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 5 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1005 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 5 n= Letak titik berat tulangan, < 74.40
174.00 198.00 0.00 372
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 121.918
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
3
bh
74.40
mm
perkiraan d' (OK)
119.505
425.6 73.802 152.398 121.918
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
118.008
kN
0.60 235 88.542 53.125
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
64.883 f * Vs = Vu - f * Vc = Vs = 108.138 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 145.08 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 212.80 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 145.08 s= Diambil jarak sengkang : 140 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B2-250x B2250x500 500 Lapa Lapangan ngan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
250 500 16 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN
Mu+ = Mu - = Vu =
115.203 119.250 120.589
mm mm mm
kNm kNm kN
Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 58.00 3.27 3
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
43.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
Mn = Mu+ / f = 144.004 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 3.1890 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00890 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00890 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 946 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 4.706 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 5 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1005 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK) Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak 3 ns = ni yi ni * yi ke
mm2
mm2
bh
1 2 3
3 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 5 n= Letak titik berat tulangan, < 74.40
174.00 198.00 0.00 372
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 121.918
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
74.40
mm
perkiraan d' (OK)
115.203
425.60 73.802 152.398 121.918
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 149.063 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 d' = Tinggi efektif balok, 425.00 d = h - d' = Faktor tahanan momen, 3.3010 Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = (OK) < Rn Rmax Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00925 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00925 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 983 As = r * b * d = n = As / ( p / 4 * D2 ) = Jumlah tulangan yang diperlukan, 4.888 Digunakan tulangan, 5 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1005 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1
3
58.00
174.00
ns =
3
mm2
mm2
bh
2 3
2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 5 n= Letak titik berat tulangan, < 74.40
198.00 0.00 372
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = ≥ Mu
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 121.918
d' = S [ ni * yi ] / n = 75
>
74.40
mm
perkiraan d' (OK)
119.250
425.6 73.802 152.398 121.918
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
120.589
kN
0.60 235 88.542 53.125
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
67.464 f * Vs = Vu - f * Vc = Vs = 112.440 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 2 Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Av = ns * p / 4 * P = Jarak sengkang yang diperlukan : 139.53 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 212.80 smax = d / 2 = smax = Jarak sengkang maksimum, 250.00 Jarak sengkang yang harus digunakan, 139.53 s= Diambil jarak sengkang : 130 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B3-300x B3300x400 400 Tum Tumpuan puan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 400 16 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
92.464 107.402 108.238
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 58.00 4.49 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
40.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
Mn = Mu+ / f = 115.580 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 80 d' = Tinggi efektif balok, 320.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 3.7624 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.01070 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.01070 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 1027 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 5.108 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 6 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1206 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 71.67
232.00 198.00 0.00 430
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 109.692
d' = S [ ni * yi ] / n = 80
>
4
bh
71.67
mm
perkiraan d' (OK)
92.464
328.33 73.802 137.115 109.692
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 134.253 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 80 d' = Tinggi efektif balok, 320.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 4.3702 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.01268 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.01268 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 1217 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 6.055 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 6 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1206 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 71.67
232.00 198.00 0.00 430
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 109.692
d' = S [ ni * yi ] / n = 80
>
4
bh
71.67
mm
perkiraan d' (OK)
107.402
328.3 73.802 137.115 109.692
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
108.238
kN
0.60 235 80.000 48.000
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
60.238 f * Vs = Vu - f * Vc = Vs = 100.397 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 117.66 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 164.17 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 117.66 s= Diambil jarak sengkang : 110 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B3-300x B3300x400 400 Lapa Lapangan ngan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 400 16 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
100.040 105.120 93.295
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 58.00 4.49 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
40.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
Mn = Mu+ / f = 125.050 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 80 d' = Tinggi efektif balok, 320.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 4.0706 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.01169 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.01169 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 1122 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 5.583 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 6 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1206 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s =
mm2
mm2
nb Baris ke
<
3
(OK)
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 71.67
232.00 198.00 0.00 430
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 109.692
d' = S [ ni * yi ] / n = 80
>
4
bh
71.67
mm
perkiraan d' (OK)
100.040
328.33 73.802 137.115 109.692
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 131.400 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 80 d' = Tinggi efektif balok, 320.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 4.2773 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.01237 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 r min = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.01237 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 1188 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 5.907 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 6 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 1206 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
4 58.00 2 99.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 6 n= Letak titik berat tulangan, < 71.67
232.00 198.00 0.00 430
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 109.692
d' = S [ ni * yi ] / n = 80
>
4
bh
71.67
mm
perkiraan d' (OK)
105.120
328.3 73.802 137.115 109.692
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
93.295
kN
0.60 235 80.000 48.000
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
45.295 f * Vs = Vu - f * Vc = 75.492 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 156.47 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 164.17 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 156.47 s= Diambil jarak sengkang : 150 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B4-250x B4250x300 300 Tum Tumpuan puan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
250 300 16 8 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
7.545 18.713 22.809
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 56.00 3.37 3
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
45.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
9.431 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 240.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.6549 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00171 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 215 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.071 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 402 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
2 56.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 56.00
112.00 0.00 0.00 112
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 28.761
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
3
bh
56.00
mm
perkiraan d' (OK)
7.545
244.00 29.521 35.951 28.761
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 23.391 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 240.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 1.6244 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00434 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00434 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 260 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.294 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 402 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
2 56.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 56.00
112.00 0.00 0.00 112
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 28.761
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
3
bh
56.00
mm
perkiraan d' (OK)
18.713
244.0 29.521 35.951 28.761
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
22.809
kN
0.60 235 50.000 30.000
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 22.809 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 8 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 100.53 Jarak sengkang yang diperlukan : 248.58 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 122.00 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 122.00 s= Diambil jarak sengkang : 120 s= Digunakan sengkang, 2 P 8 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B4-250x B4250x300 300 Lapa Lapangan ngan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
250 300 16 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
5.974 7.615 21.583
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 58.00 3.27 3
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
43.00
mm
41.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
7.468 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 240.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.5186 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00135 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 215 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.071 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 402 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
2 58.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 58.00
116.00 0.00 0.00 116
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 28.510
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
3
bh
58.00
mm
perkiraan d' (OK)
5.974
242.00 29.521 35.638 28.510
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 9.519 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 240.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.6610 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00172 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 215 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.071 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 16 2 Luas tulangan terpakai, 402 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.67 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
2 58.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 58.00
116.00 0.00 0.00 116
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 28.510
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
3
bh
58.00
mm
perkiraan d' (OK)
7.615
242.0 29.521 35.638 28.510
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
21.583
kN
0.60 235 50.000 30.000
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 21.583 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : 410.48 s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = Jarak sengkang maksimum, 121.00 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 121.00 s= Diambil jarak sengkang : 120 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B6-150x B6150x250 250 Tum Tumpuan puan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
150 250 12 10 20
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
3.927 5.486 4.357
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 36.00 2.11 2
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
54.00
mm
37.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
4.909 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 55 d' = Tinggi efektif balok, 195.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.8606 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00225 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 105 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 0.928 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 12 2 Luas tulangan terpakai, 226 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.00 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
2 36.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 36.00 Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 14.126
ns =
2
bh
36.00
mm
72.00 0.00 0.00 72
d' = S [ ni * yi ] / n = 55
perkiraan d' (OK)
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
>
3.927
214.00 27.676 17.657 14.126
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 6.858 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 55 d' = Tinggi efektif balok, 195.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 1.2023 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00318 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 105 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 0.928 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 2 D 12 2 Luas tulangan terpakai, 226 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.00 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
2 36.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 2 n= Letak titik berat tulangan, < 36.00 Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 14.126
ns =
2
bh
36.00
mm
72.00 0.00 0.00 72
d' = S [ ni * yi ] / n = 55
perkiraan d' (OK)
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
>
5.486
214.0 27.676 17.657 14.126
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
4.357
kN
0.60 235 24.375 14.625
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 4.357 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = 1652.09 Jarak sengkang maksimum, 107.00 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 107.00 s= Diambil jarak sengkang : 100 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) B6-150x B6150x250 250 Lapa Lapangan ngan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= P= P= ts =
150 250 12 10 20
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
3.594 4.508 4.905
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 36.00 2.11 2
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
54.00
mm
37.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
4.493 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 55 d' = Tinggi efektif balok, 195.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.7876 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00206 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 105 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 0.928 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 3 D 12 2 Luas tulangan terpakai, 339 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 36.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 36.00
108.00 0.00 0.00 108
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 20.457
d' = S [ ni * yi ] / n = 55
>
2
bh
36.00
mm
perkiraan d' (OK)
3.594
214.00 41.513 25.571 20.457
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 5.635 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 55 d' = Tinggi efektif balok, 195.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.9879 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00259 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 105 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 0.928 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 3 D 12 2 Luas tulangan terpakai, 339 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 36.00 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 36.00
108.00 0.00 0.00 108
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 20.457
d' = S [ ni * yi ] / n = 55
>
2
bh
36.00
mm
perkiraan d' (OK)
4.508
214.0 41.513 25.571 20.457
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
4.905
kN
0.60 235 24.375 14.625
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 4.905 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = 1467.52 Jarak sengkang maksimum, 107.00 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 107.00 s= Diambil jarak sengkang : 100 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) S1-300x S1300x400 400 Tum Tumpuan puan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 400 19 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
1.008 5.376 8.064
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN TULANGAN - TUMPUAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
1.260 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 340.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.0363 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00009 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 366 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.291 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 3 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
178.50 0.00 0.00 178.5
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = + Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 83.458
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
1.008
340.50 52.036 104.323 83.458
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
Mn = Mu- / f = 6.720 Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 340.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.1938 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00050 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 366 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.291 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 3 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
178.50 0.00 0.00 178.5
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 83.458
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
5.376
340.5 52.036 104.323 83.458
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
8.064
kN
0.60 235 85.000 51.000
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 8.064 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = 1556.38 Jarak sengkang maksimum, 170.25 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 170.25 s= Diambil jarak sengkang : 170 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 100 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
PERHITUNGAN PERHITUN GAN BALOK LANTAI ( BEAM ) S1-300x S1300x400 400 Lapa Lapangan ngan
A. DATA BALOK LANTAI BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
f c' = f y = f y =
25 390 235
MPa MPa MPa
b= h= D= P= ts =
300 400 19 10 40
mm mm
DIMENSI BALOK
Lebar balok Tinggi balok Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Gaya geser rencana akibat beban terfaktor,
Mu+ = Mu - = Vu =
2.688 1.482 4.680
mm mm mm
kNm kNm kN
B. PERHITUNGAN PE RHITUNGAN TULANGAN - LAPA L APANGAN NGAN Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.85 0.85 0.0281
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, f = Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1. TULANGAN LENTUR - BAWAH
3.360 Mn = Mu+ / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 340.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.0969 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00025 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 366 As = r * b * d = 2 Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.291 n = As / ( p / 4 * D ) = Digunakan tulangan, 3 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / n s =
mm2
mm2
nb Baris ke
<
3
(OK)
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
178.50 0.00 0.00 178.5
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu+ ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 83.458
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
2.688
340.50 52.036 104.323 83.458
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
2. TULANGAN LENTUR - ATAS
1.853 Mn = Mu- / f = Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 d' = Tinggi efektif balok, 340.00 d = h - d' = 6 2 Faktor tahanan momen, 0.0534 Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
kNm mm mm
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00014 Rasio tulangan minimum, rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 r min = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, 366 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, 1.291 n = As / ( p / 4 * D2 ) = Digunakan tulangan, 3 D 19 2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / n s = nb < 3 (OK)
mm2
mm2
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
ns =
3 59.50 0 0.00 0 0.00 S [ ni * yi ] = 3 n= Letak titik berat tulangan, < 59.50
178.50 0.00 0.00 178.5
Tinggi efektif balok,
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = f * Mn = Mu ≥
Momen nominal, Tahanan momen balok, Syarat : f * Mn 83.458
d' = S [ ni * yi ] / n = 60
>
4
bh
59.50
mm
perkiraan d' (OK)
1.482
340.5 52.036 104.323 83.458
mm mm kNm kNm
AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
Vu = f= f y = -3 Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10 = f * Vc =
4.680
kN
0.60 235 85.000 51.000
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = 4.680 Vs = Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Av = ns * p / 4 * P2 = Luas tulangan geser sengkang, 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = 2681.77 Jarak sengkang maksimum, 170.25 smax = d / 2 = Jarak sengkang maksimum, 250.00 smax = Jarak sengkang yang harus digunakan, 170.25 s= Diambil jarak sengkang : 170 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 150 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
Desain Kolom
Desain kolom dilakukan berdasarkan SNI 2847:2013. Pada bab ini disajikan prosedur perhitungan/desain perhitungan/desain kolom yang digunakan dalam pekerjaan ini dengan menggunakan diagram interaksi ØMn - ØPn. Kolom K1-400x600 (Rasio Tulangan 1.900%) P ( kN) 6000
(Pmax)
1
0
350 M (54°) ( kNm)
(Pmin) -2000
Kolom K2-400x400 (Rasio Tulangan 1.510%) P ( kN) 3500 (Pmax)
1
0
180 M (39°) ( kNm)
-1000
(Pmin)
Kolom K5-200x200 (Rasio Tulangan 1.510%) P ( kN) 900
(Pmax)
1 0
25 M (62°) ( kNm)
(Pmin) -400
Sengkang Geser Ujung
No. Tipe Tipe Kolom
Tulangan Pokok
Tulangan Pokok
Tengah
n
D
s
n
D
s
nb
nh
ntotal
D
ρ terpasang 2
(mm )
ρ min 2
(mm )
ρ max 2
(mm )
Cek: ρmin≤ρtps≤ρmax
1
K1 K 1-400.600
2
10
10 100
2
10
15 150
4
4
12
22
1.901%
1%
6%
OK
2
K2 K 2-400.400
2
10
10 100
2
10
15 150
4
4
12
16
1.508%
1%
6%
OK
3
K5 K5-200.200
2
8
100
2
8
150
3
3
8
12
2.262%
1%
6%
OK
PERHITUNGAN PERHITUNGAN FONDASI CONTINOUS FOOTING (FOUNDATION GIRDER)
A. DATA FONDASI CONTINOUS FOOTING 1. DATA D ATA TANAH Kedalaman fondasi,
Berat volume tanah, Sudut gesek dalam, Kohesi, Tahanan konus rata-rata (hasil pengujian sondir di 3 titik), 2. DIMENSI FONDASI Lebar dasar fondasi, Panjang dasar fondasi arah x, Panjang dasar fondasi arah y,
Lebar foundation girder, Tinggi foundation girder arah x, Tinggi foundation girder arah y, Tebal foot plat,
Df = g= f= c= qc = B= Lx = Ly = b= hx = hy = hp =
2.60
m
17.78 23.25 13.00 44.43
kN/m3 kPa kg/cm2
1.50 4.00 4.00
m m m
0.30 0.60 0.60 0.25
m m m m
3 . BAHAN KONSTRUKSI Kuat tekan beton, Kuat leleh baja tulangan deform dengan > 12 mm, Kuat leleh baja tulangan polos dengan ≤ 12 mm,
f c' = f y = f y = gc =
Berat beton bertulang, 4 . BEBAN RENCANA FONDASI Gaya aksial akibat beban terfaktor, Momen arah x akibat beban terfaktor, Momen arah y akibat beban terfaktor, Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor,
Pu = Mux = Muy = Vux = Vuy =
25 390 235 24
MPa MPa MPa kN/m3
710.65 81.63 108.04 42.80 36.49
kN kNm kNm kN kN
B. KAPASITAS DUKUNG TANAH 1. MENURUT TERZAGHI DAN PECK (1943)
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi dan Peck (1943) :
qu = c * Nc * (1 + 0.3 * B / L) + Df * g * Nq + 0.5 * B * Ng * (1 - 0.2 * B / L) c = kohesi tanah (kN/m2) c = 13.00 2.60 m Df = Kedalaman fondasi (m) Df = g = berat volume tanah (kN/m3) g = 17.78 kN/m3 1.50 m B = lebar fondasi (m) B= 4.00 m L = panjang fondasi (m) L= f = 23.25 Sudut gesek dalam, f = f / 180 * p = 0.405 .40577891 891 rad rad (3*p (3*p / 4 - f/2)*tan f a=e = 2.5221978 Kpg = 3 * tan tan [ 45 45 + 1/2*( f + 33 33) ] = 32.601888 Faktor kapasitas dukung tanah menurut Terzaghi :
Nc = 1/ tan f * [ a / (2 (2 * co coss (45 (45 + f/2) - 1 ] = Nq = a / [ (2 * cos cos (45 (45 + f/2) ] = Nc * tan f + 1 = Ng = 1/2 * tan f * [ Kpg / cos f - 1 ] =
22.136 10.510 8.081
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi :
qu = c*Nc*(1+0.3*B/L) + Df *g*Nq + 0.5*B*Ng*(1-0.2*B/L) = Kapasitas dukung tanah, qa = qu / 3 =
811.71 270.57
kN/m2 kN/m2
2. MENURUT MEYERHOF (1956)
Kapasitas dukung tanah menurut Meyerhof (1956) :
qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ] * Kd dengan, Kd = 1 + 0.33 * Df / B
( dalam kg/cm2 ) harus 1.33
2 qc = tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi ( kg/cm ) B = lebar fondasi (m) B= Df = Kedalaman fondasi (m) Df = Kd = 1 + 0.33 * Df / B = Diambil, Kd = Tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi, qc = qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ] * Kd = Kapasitas dukung ijin tanah, qa =
1.50 2.60 1.572 1.33 44.43 2.578 252.94
m m
kg/cm2 kg/cm2 kN/m2
252.94 252.94
kN/m2 kN/m2
> 1.33
4. KAPASITAS DUKUNG TANAH YANG DIPAKAI
1) Kapasitas dukung tanah tanah menurut Meyerhof : Diambil kapasitas dukung tanah,
qa = qa =
C. PERHITUNGAN FONDASI 1. KONTROL TEGANGAN TANAH
A = B * [ Lx + ( Ly - B ) ] =
9.7500
m2
Ix = 1/12 * B * Lx + 1/12 * ( Ly - B ) * B =
8.7031
m4
8.7031 4.3516 4.3516
m4 m3 m3
47.791
kN/m2
Luas dasar fondasi, Momen inersia luasan fondasi arah x, Momen inersia luasan fondasi arah y,
Iy = 1/12 * B * Ly + 1/12 * ( Lx - B ) * B = Tahanan momen arah x, Wx = Ix / ( Lx / 2 ) = Tahanan momen arah y, Wy = Iy / ( Ly / 2 ) = Tekanan akibat berat beton dan tanah,
q = hp * gc + ( Df - hp ) * g =
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar fondasi : Syarat :
2 qmax = Pu / A + Mux / Wx + Muy / Wy + q = 164.265 kN/m qmax ≤ qa < 164.265 252.94 AMAN (OK)
Tegangan tanah minimum yang terjadi pada dasar fondasi : Syarat :
qmin = Pu / A - Mux / Wx - Muy / Wy + q = 77.091 kN/m qmin ≥ 0 tak terjadi teg.tarik (OK) > 77.091 0.00
2
Tahanan lateral tanah, H = Pu * tan f = 305.32 Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Vux = 42.80 Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Vuy = 36.49 Resultan gaya lateral, Vu = ( Vux + Vuy ) = 56.24 Syarat : Vu ≤ H < 56.24 305.32 AMAN (OK)
kN kN kN kN
2. MOMEN DAN GAYA GESER PADA GIRDER
qn = qmax - q = B=
116.474 1.50
kN/m2
Lx = Mu+ = 1/12 * qn * B * Lx = Mu- = 1/24 * qn * B * Lx = Vu = 1/2 * qn * B * Lx =
4.00 232.95 116.47 349.42
m kNm kNm kN
Ly = 1/12 * qn * B * Ly = 1/24 * qn * B * Ly = Vu = 1/2 * qn * B * Ly =
4.00 232.95 116.47 349.42
m kNm kNm kN
Tegangan netto tanah pada dasar fondasi : Lebar fondasi,
m
2.1. GIRDER ARAH X
Panjang bentang girder, Momen positif, Momen negatif, Gaya geser, 2.2. GIRDER ARAH Y
Panjang bentang girder, Momen positif, Momen negatif, Gaya geser,
Mu+ = Mu- =
3. GAYA GESER PADA FOOT PLAT
d' = d = hp - d' = Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, a=(B-b-d)/2= Tegangan tanah netto, qn = qmax - q = Lebar bidang geser untuk tinjauan per meter, b= Gaya geser, Vu = qn * a = Tebal efektif footplat, d= Kuat geser foot plat, Vc = 1 / 3 * √ f c' * b * d * 10 = f = Faktor reduksi kekuatan geser, f * Vc = Kuat geser foot plat, Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, Tebal efektif foot plat,
0.05 0.200
m m
0.500 116.474
m kN/m2
1500 58.237
mm kN
20 0 500.000
mm kN
0.75 375.000
kN
0.600 116.474
m kN/m2
20.965
kNm
1500 25 0 50 20 0 25.0 39 0
mm mm mm mm MPa MPa
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc 375.000
≥
>
Vu 58.237
AMAN (OK)
4. PEMBESIAN FOOTPLAT
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, Tegangan tanah netto,
a=(B-b)/2= qn = qmax - q =
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah, Lebar plat fondasi yang ditinjau, Tebal plat fondasi, Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, Tebal efektif plat, Kuat tekan beton, Kuat leleh baja tulangan,
Mu = 1/2 1/2 * a * qn = b= h= d' = d = h - d' = f c' = f y =
Es = 2.00E+05 MPa b1 = 0.85 rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0280692 f = Faktor reduksi kekuatan lentur, 0.80 Rmax = 0.75 * rb * f y * [1-½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 6.624 Mn = Mux / f = 26.207 kNm Rn = Mn * 10 10 / ( b * d ) = 0.43678 Rn < Rmax (OK)
Modulus elastis baja, Faktor distribusi teg. beton,
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) } ] = 0.0011 rmin = 0.0025 Rasio tulangan minimum, r = 0.0025 Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 750.00 Diameter tulangan yang digunakan, D 12 Jarak tulangan yang diperlukan, 22 6 s = p / 4 * D * b / As = Jarak tulangan maksimum, 20 0 smax = Diambil jarak tulangan, 20 0 s= Digunakan tulangan, D 12 200 Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s = 848.23
mm2 mm mm mm mm mm2
5. TULANGAN SUSUT
Rasio tulangan susut minimum, Luas tulangan susut, Diameter tulangan yang digunakan, Jarak tulangan susut, Jarak tulangan maksimum, Digunakan tulangan susut arah x,
rsmin = As = rsmin* b * d =
0.0014 420.000 12
40 4 sx = p / 4 * * By / Asx = 20 0 smax = 20 0 s= 12 200
mm2 mm mm mm mm
D. PEMBESIAN GIRDER
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Tebal bersih selimut beton, Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser,
D= P= ts = f c' = f y = f y =
19 10 40 25 39 0 235
mm mm mm MPa MPa MPa
Lebar balok b= Tinggi balok h = hx = Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = b1 = Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Untuk : f c' > 30 MPa, Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
30 0 60 0 81.629 108.041 42.795 0.85 0.85
mm mm kNm kNm kN
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.0281
1. PEMBESIAN GIRDER ARAH X
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [ 1 - ½ *0.75 * rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = f = Faktor reduksi kekuatan lentur, Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + P + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1.1. TULANGAN MOMEN POSITIF
Mn = Mu+ / f = 102.036 kNm Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 mm d' = Tinggi efektif balok, d = h - d' = 525.00 mm Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 10 / ( b * d ) = 1.2340 < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00326 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00359 Rasio tulangan yang digunakan, mm2 Luas tulangan yang diperlukan, 565 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.994 Digunakan tulangan, 6 D 19 mm2 Luas tulangan terpakai, 1701 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / ns = nb < 3 (OK)
Letak titik berat tulangan, 74.17
<
Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, f * Mn Syarat : 251.475
≥
>
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
4 2 0 6
5 9 .5 0 103.50 0.00
238.00 207.00 0.00 S [ ni * yi ] = 445 n= d' = S [ ni * yi ] / n = 74.17 mm perkiraan d' (OK) 75
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10- = f * Mn = Mu+ 81.629
AMAN (OK)
525.83 104.072 314.344 251.475
mm mm kNm kNm
1.2. TULANGAN MOMEN NEGATIF
Mn = Mu- / f = 135.051 kNm Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 60 mm d' = Tinggi efektif balok, d = h - d' = 540.00 mm Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 10 / ( b * d ) = 1.5438 < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00411 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00411 Rasio tulangan yang digunakan, mm2 Luas tulangan yang diperlukan, 666 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.350 Digunakan tulangan, 3 D 19 mm2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / ns = nb < 3 (OK)
Letak titik berat tulangan, 59.50
<
Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, f * Mn Syarat : 136.535
≥
>
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
3 0 0 3
5 9 .5 0 0.00 0.00
178.50 0.00 0.00 S [ ni * yi ] = 178.5 n= d' = S [ ni * yi ] / n = 59.50 mm 60 perkiraan d' (OK)
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10- = f * Mn = Mu 108.041
540.5 52.036 170.668 136.535
mm mm kNm kNm
42.795
kN
AMAN (OK)
1.3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana,
Vu =
Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
f= f y = Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10- = f * Vc =
0.75 23 5 131.250 98.438
MPa kN kN
Hanya perlu tul.geser min
f * Vs = Vu - f * Vc = Vs = 42.795 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Luas tulangan geser sengkang, Av = ns * p / 4 * P = 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 10 ) = 452.85 Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 262.92 Jarak sengkang maksimum, smax = 200.00 Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 200.00 Diambil jarak sengkang : 20 0 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 200 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm
2. PEMBESIAN GIRDER ARAH Y
Lebar balok b= Tinggi balok h = hy = Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = b1 = Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Untuk : f c' > 30 MPa, Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
30 0 60 0 232.948 116.474 349.422 0.85 0.85
rb = b1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0.0281
mm mm kNm kNm kN
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [ 1 - ½ *0.75 * rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = f = Faktor reduksi kekuatan lentur, Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + P + D/2 = Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns =
6.6242 0.80 59.50 4.11 4
mm bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 =
35.00
mm
44.00
mm
1.1. TULANGAN MOMEN POSITIF
Mn = Mu+ / f = 291.185 kNm Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 mm d' = Tinggi efektif balok, d = h - d' = 525.00 mm Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 10 / ( b * d ) = 3.5215 < Rn Rmax (OK) Momen positif nominal rencana,
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00994 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00994 Rasio tulangan yang digunakan, mm2 Luas tulangan yang diperlukan, 1565 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 5.519 Digunakan tulangan, 6 D 19 mm2 Luas tulangan terpakai, 1701 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 1.50 nb = n / ns = nb < 3 (OK)
Letak titik berat tulangan, 74.17
<
Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, f * Mn Syarat : 251.475
≥
>
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
4 2 0 6
5 9 .5 0 103.50 0.00
238.00 207.00 0.00 S [ ni * yi ] = 445 n= d' = S [ ni * yi ] / n = 74.17 mm perkiraan d' (OK) 75
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10- = f * Mn = Mu+ 232.948
AMAN (OK)
525.83 104.072 314.344 251.475
mm mm kNm kNm
1.2. TULANGAN MOMEN NEGATIF
Mn = Mu- / f = 145.592 kNm Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, 75 mm d' = Tinggi efektif balok, d = h - d' = 525.00 mm Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 10 / ( b * d ) = 1.7608 < Rn Rmax (OK) Momen negatif nominal rencana,
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00472 rmin = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00321 Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00359 Rasio tulangan minimum, r = 0.00472 Rasio tulangan yang digunakan, mm2 Luas tulangan yang diperlukan, 743 As = r * b * d = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.621 Digunakan tulangan, 3 D 19 mm2 Luas tulangan terpakai, 851 As = n * p / 4 * D = Jumlah baris tulangan, 0.75 nb = n / ns = nb < 3 (OK)
Letak titik berat tulangan, 59.50
<
Tinggi efektif balok, Momen nominal, Tahanan momen balok, f * Mn Syarat : 136.535
≥
>
Baris ke
Jumlah
Jarak
Juml. Jarak
ni
yi
ni * yi
1 2 3
3 0 0 3
5 9 .5 0 0.00 0.00
178.50 0.00 0.00 S [ ni * yi ] = 178.5 n= d' = S [ ni * yi ] / n = 59.50 mm 75 perkiraan d' (OK)
d = h - d' = a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10- = f * Mn = Mu 116.474
540.5 52.036 170.668 136.535
mm mm kNm kNm
349.422
kN
AMAN (OK)
1.3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana,
Vu =
Faktor reduksi kekuatan geser, Tegangan leleh tulangan geser, Kuat geser beton, Tahanan geser beton,
f= f y = Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10- = f * Vc =
0.75 23 5 131.250 98.438
MPa kN kN
Perlu tulangan geser
f * Vs = Vu - f * Vc = 250.984 Vs = 334.646 Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10 Luas tulangan geser sengkang, Av = ns * p / 4 * P = 157.08 Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 10 ) = 57.91 Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 262.92 Jarak sengkang maksimum, smax = 200.00 Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 57.91 Diambil jarak sengkang : 50 s= Digunakan sengkang, 2 P 10 50 Tahanan geser sengkang, Kuat geser sengkang,
kN kN mm2 mm mm mm mm mm