I.
TOPIK
: STRUKTUR UMUR POPULASI POHON KARET
II.
TUJUAN
: Mengetahui Struktur Umur Populasi Pohon Karet di
wilayah Bukit Palangka
III.
DASAR TEORI Individu berasal dari bahasa latin yaitu in (tidak) dan dividu (dapat di bagi) jadi individu merupakan bagian organisasi kehidupan yang tidak dapat di bagi lagi. Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat melakukan proses proses hidup yang masing-masing terpisah. Setiap individu seperti pohon pisang rumpunnya akan dapat hidup apabila dipisahkan dari rumpunnya tersebut individu dalam ekologi memiliki makna yang sangat penting karena dari individu dapat di kumplkan bermacam-macam data untuk mempelajari tentang kehidupan dalam hubungannya dengan lingkungannya. Dalam ekologi populasi diartikan sekelompok individu sejenis yang menempati ruang dan waktu tertentu populasi adalah kelompok kolektif organisme dari jenis yang sama yang menempati ruang atau tempat tertentu dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang unik dari kelompok dan bukan merupakan sifat milik individu dalam kelompok tersebut. Populasi memiliki sejarah hidup, tumbuh dan berkembang seperti apa yang dimiliki individu. Populasi memiliki organisasi dan struktur yang pas. Berdasarkan sifat masing-masing individu populasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut diantaranya adalah struktur umur. Secara ekologis populasi umur memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu muda dan tua. Lamanya periode umur ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam tergantung pada jenis organisme dan kondisi lingkungan yang melingkupi beberapa jenis tumbuhan dan hewan memiliki umur prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa tidak memiliki umur post reproduktif. Populasi organisme yang sama tetapi hidup dalam kondisi lingkungan yang
berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis yang berbeda.
Populasi hewan liar biasanya memiliki memiliki umur reproduktif lebih lama dibandingkan dengan yang dipelihara, contohnya beberapa jenis burung. Biasanya populasi 1
yang sedang berkembang cepat akan didominasi oleh
individu-individu muda,
populasi yang stationer memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang menurun akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu yang berumur tua (Zoer´aini, 2003). Struktur umur dari populasi dapat dikelompokan menjadi tiga kelopok, yaitu; a. Populasi cukup berkembang, individu yang muda lebih besar dari individu tua. b. Populasi stasioner, penyebaran kelompok individu atau populasi umur yang merata. c. Populasi menurun, individu yang muda lebih kecil dari individu muda. Data struktur umur dari populasi biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara teoritis ada tiga bentuk dasar piramida yaitu; a. Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar. b. Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng dengan jumlah kelompok muda seimbang dengan kelompok tua. c. Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa
2
IV.
ALAT DAN BAHAN A. ALAT No
Nama Alat
Jumlah
1
Tali rapia
1 gulungan
2
Alat Tulis
-
3
Handphone
1 buah
Nama Bahan
Jumlah
B. BAHAN No 1
V.
Pohon Karet ( Hevea bransiliensis )
WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan praktikum dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2017 pukul 14.30 sampai selesai di Area di jalan Bukit Palangka.
VI.
PROSEDUR KERJA 1. Menentukan jenis pohon yang akan dijadikan percobaan praktikum 2. Menentukan waktu dan tempat yang akan dijadikan percobaan praktikum 3. Menyiapkan alat yang digunakan dan menentukan area yang akan dijadikan sampel populasi. 4. Memilih metode yang akan digunakan pada saat melakukan praktikum. Metode yang kami gunakan yaitu metode garis/line sampling. line sampling adalah teknik sampling dengan unit berbentuk jalur (line/strip/transect) dengan cara meletakkan 4 potong tali rafia ukuran 20×20 meter ditempat sampel dan buat membentuk segiempat. 5. Membuat 10 plot dengan jarak 0,5 meter antar plot 6. Menghitung pohon karet mulai dari dewasa, anakan, biji atau tunas
3
7. Memasukkan data kedalam lembar kerja
VII.
DATA HASIL PEGATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Plot
Biji 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 9 3 0 0 0 6 0 0 0 18
Anakan Dewasa 9 21 22 9 18 13 10 9 6 12 21 13 20 8 18 17 17 14 14 12 155 128
4
VIII.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berikut ini cara menghitung jumlah individu yang terdapat dalam 10 plot, dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Cara menghitung biji pohon karet NB= n1+n2+n3+...+n10 N= 0+9+3+0+0+0+6+0+0+0=18 biji Keterangan : NB : Jumlah biji n : Jumlah individu per plot Setelah diketahui jumlah individu dari 10 plot, maka dapat dihitung luas area yang diteliti S = Jumlah plot x Luas plot=….m2 S = 10 x (20 m x20 m) = 4000 m2 = 0,4 ha Setelah diketahui luas area yang diteliti , maka dapat dihitung jumlah biji yang terdapat dalam area 5 ha KP = ∑S x NB S KP = 5 ha x 18 0,4 ha = 225 biji per 5 hektar
Keterangan : KP : Kerapatan populasi (Biji) ∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha) S
: Spatum/area yang diteliti (Ha)
b. Cara menghitung anakan pohon karet NB= n1+n2+n3+...+n10
5
N= 9+22+18+10+6+21+20+18+17+14=155 Keterangan : NA
: Jumlah anakan
n
: Jumlah individu per plot Setelah diketahui jumlah anakan dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti S = Jumlah plot x Luas plot=….m2 S = 10 x (20 m x20 m) = 4000 m2 = 0,4 ha Setelah diketahui luas area yang diteliti , maka dapat dihitung jumlah anakan yang terdapat dalam area 5 ha KP = ∑S x NA S KP = 5 ha x 155 0,4 ha = 1937,5 anakan Keterangan : KP
: Kerapatan populasi (Anakan)
∑S
: Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S
: Spatum/area yang diteliti (Ha)
c. Cara menghitung pohon karet dewasa NB= n1+n2+n3+...+n10 N= 21+9+13+9+12+13+8+17+14+12=128 pohon Keterangan : ND : Jumlah pohon karet dewasa n
: Jumlah individu per plot Setelah diketahui jumlah individu dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti S = Jumlah plot x Luas plot=….m2
6
S = 10 x (20 m x20 m) = 4000 m2 = 0,4 ha Setelah diketahui luas area yang diteliti , maka dapat dihitung jumlah pohon dewasa yang terdapat dalam area 5 ha
KP = ∑S x ND S KP = 5 ha x 128 0,4 ha = 1600 pohon Keterangan : KP : Kerapatan populasi (pohon dewasa) ∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha) S
: Spatum/area yang diteliti (Ha)
Berdasarkan dari ketiga kelompok tadi, maka dapat dibuat struktur umur dari populasi pohon karet yaitu :
Grafik struktur umur pohon karet 3
128
2
155
1
18
0
20
40
60
80
100
Jumlah
7
120
140
160
180
Dari grafik di atas maka struktur umur dari dari populasi pohon karet berbentuk piramida terbalik.
Bersadarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, plot 1 memilki jumlah bi ji 0, an ak an be rj um lah 9 da n de wa sa 21 po ho n. Pad a pl ot 1 menunjukan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa lebih besar dibandingkan dengan jumlah individu muda. Area ini akan mengalami kehilangan populasi beberapa waktu kedepan dimana individu-individu di lokasi tersebut tidak dapat lagi mempertahankan eksistensinya. Ini tergambar jelas dengan jumlah biji/tunas, anakan, dan dewasanya. Pada plot 2 memiliki jumlah biji 9, anakan berjumlah 22 dan dewasa be rj um la h 9. Pad a pl ot 2 menunjukkan bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur umur populasi yang cukup berkembang, hal terbukti dari jumlah individu muda yang lebih besar dari pada individu dewasa. Pada plot 3 memiliki jumlah biji 3, anakan berjumlah 18 dan dewasa be rj um la h 13 . Pa da pl ot 3 juga menunjukkan bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur umur populasi yang cukup berkembang, hal terbukti dari jumlah individu muda yang lebih besar dari pada individu dewasa. Pada plot 4 memiliki jumlah biji 0, anakan berjumlah 10 dan dewasa be rj um la h 9. Pa da plo t 4 in i menunjukan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa yang hampir sama dengan individu muda dan tidak adanya biji pada area ini.
8
Plot 5 memiliki jumlah 0, anakkan berjumlah 6 dan dewasa berjumlah 12. Hal ini menunjukkan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa lebih besar dibandingkan dengan jumlah individu muda. Area ini akan mengalami kehilangan populasi beberapa waktu kedepan dimana individu-individu di lokasi tersebut tidak dapat lagi mempertahankan eksistensinya. Ini tergambar jelas dengan jumlah biji/tunas, anakan, dan dewanya. Plot 6 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 21 dan dewasa berjumlah 13. Pada plot 6 juga menunjukkan bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur umur populasi yang cukup berkembang, hal terbukti dari jumlah individu muda yang lebih besar dari pada individu dewasa. Pada plot 7 memiliki jumlah biji 6, anakkan berjumlah 20 dan dewasa berjumlah 8. Hal ini juga menunjukkan bahwa bahwa lokasi atau area tersebut memiliki struktur umur populasi yang cukup berkembang. Plot 8 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 18 dan dewasa berjumlah 17. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa yang hampir sama dengan individu muda dan tidak adanya biji pada area ini. Plot 9 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 17 dan dewasa berjumlah 14. Plot 10 memiliki jumlah biji 0, anakkan berjumlah 14 dan dewasa berjumlah 12. Kedua plot ini juga menunjukkan keadaan populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini tergambarkan oleh jumlah individu dewasa yang hampir sama dengan individu muda dan tidak adanya biji pada area ini. Secara keseluruhan strutur umur
pada plot 1-10 tergolong kedalam populasi
cukup berkembang dimana individu muda lebih besar dari pada individu tua yaitu biji/tunas 18 buah, anakan 155, dan dewasa 128. Akan tetapi secara keluruhan pada 110 memiliki jumlah biji yang sedikit. Hal ini dikarenakan saat kami melakukan
9
pengamatan diwaktu pohon karet belum musimnya berbuah sehingga hanya terdapat sedikit biji diarea perkebunan tersebut.
10
IX.
KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa struktur umur pohon karet berbentuk segilima. Bentuk segilima ini dilihat berdasarkan jumlah biji yang lebih sedikit dari anakan, jumlah biji lebih sedikit dari pohon dewasa dan jumlah anakan lebih banyak dari pohon dewasa. Jumlah anakan yang banyak dapat dikatakan populasi pohon karet berkembang.
B.
SARAN Saran agar pada saat membuat laporan jangan terburu-buru agar hasil yang didapat lebih bagus dan maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dhanieahmad
.
2015.
Makalah
Populasi.
http://dhanieahmad-
kw.blogspot.co.id/2015/06/makalah-populasi.html
Ewusie ,Yanney.1990.ekologi Tropika.ITB press: Bandung
Naughton.1973.ekologi Umum edisi ke 2.UGM press: Yogyakarta
Sharing.
2016.
Laporan
Lengkap
Ekologi
http://
blognyasharing.blogspot.co.id/2016/04/laporan-lengkap-praktikumekologi11.html. Diakses 2 November 2017
12
Lampiran Foto No 1.
Plot 1
2.
Plot 2
13
3.
Plot 3
4.
Plot 4
14
5.
Plot 5
6.
Plot 6
15
7.
Plot 7
8.
Plot 8
16
9.
Plot 9
10.
Plot 10
17