LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GETARAN – P2 GETARAN TEREDAM
Disusun oleh : Izef Aulia Kurniawas Ahmad Hanafi Azwar Ardhiantama Dwi Mardika Lestari Annisa Judya Sugiarti
(2412 100 007) (2413 100 013) (2412 100 046) (2413 100 065) (2413 100 133)
Asisten Laboratorium : M. Qomaruz Zaman
(2412 100 08)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GETARAN – P1 GETARAN TEREDAM
Disusun oleh : Izef Aulia Kurniawas Ahmad Hanafi Azwar Ardhiantama Dwi Mardika Lestari Annisa Judya Sugiarti
(2412 100 007) (2413 100 013) (2412 100 046) (2413 100 065) (2413 100 133)
Asisten Laboratorium : M. Qomaruz Zaman
(2412 100 08)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 ii
ABSTRAK Sebuah percobaan mengenai getaran teredam telah selesai dilakukan. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui rasio redaman dari suatu sistem pegas, lalu membandingkannya dengan medium redaman yang digunakan dan mengetahui jenis redaman yang dialami oleh sistem pegas. Pada percobaan ini digunakan sistem pegas yang paralel yang diberi beban dan disimpangkan sebesar 5 cm untuk masing-masing medium redaman. Percobaan diulang sebanyak tiga kali untuk masing-masing medium redaman. Dan hasilnya berupa data besar pantulan pertama dan kedua. Selanjutnya data tersebut diolah untuk mendapatkan rasio redaman dari masing-masing medium redaman. Dan rasio redaman untuk medium udara sebesar 0,06881, medium air sebesar 0,17004 dan medium oli sebesar 0,08006. Jenis redaman dari masing-masing medium adalah getaran kurang teredam. Kata Kunci : rasio redaman, koefisien redaman
iii
ABSTRACT An experiment of a damped vibration has been completed. The purpose of this experiment was to determine the damping ratio of a spring system, and compares the damping ratioand the medium used and determine the type of damping experienced by the spring system. In this experiment we used a parallel spring system and we givena deviation 5 cm for each medium damping. The experiment was repeated three times for each medium damping. And the result is a large data first and second reflection. Furthermore, the data is processed to obtain the damping ratio of each medium damping. And damping ratio for the air medium is 0.06881, 0.17004 for water medium and the medium oil is 0.08006. The type damping of each medium is less vibration damped. Keyword : Noise Barrier, Directivity Factor
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi ini dengan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan resmi ini yaitu, kepada dosen mata kuliah Akustik maupun asisten laboratorium Vibrasi dan Akustik. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Harapan kami atas laporan resmi ini semoga bisa memberikan manfaat bagi kami khususnya sebagai praktikan sekaligus penyusun dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan resmi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin. Surabaya, 14 November 2014
Penyusun
v
DAFTAR ISI ABSTRAK........................................................................iii ABSTRACT........................................................................iv KATA PENGANTAR.........................................................v DAFTAR ISI.....................................................................vi DAFTAR GAMBAR........................................................vii DAFTAR TABEL............................................................viii BAB I PENDAHULUAN..................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................1 1.2 Permasalahan......................................................1 1.3 Tujuan Praktikum...............................................2 1.4 Sistematika Laporan...........................................2 BAB II................................................................................3 DASAR TEORI..................................................................3 2.1 Getaran Harmonik..............................................3 2.2 Jenis Getaran Teredam........................................4 BAB III...............................................................................9 METODOLOGI PERCOBAAN.........................................9 3.1 Alat dan Bahan...................................................9 3.2 Langkah-Langkah Percobaan..............................9 BAB IV............................................................................11 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.......................11 4.1 Analisis Data.....................................................11 4.2 Pembahasan......................................................14 BAB V..............................................................................16 PENUTUP........................................................................16 5.1 Kesimpulan.......................................................16 5.2 Saran.................................................................16 DAFTAR PUSTAKA.......................................................17 vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Gambar Amplitudo ke-n pada Getaran yang Teredam..............................................................................5 Gambar 2. 2 Respon Osilasi Getaran Kurang Teredam (under-damped)..................................................................6 Gambar 2. 3 Respon Osilasi Getaran Teredam Kritis (Crically-damped)..............................................................7 Gambar 2. 4 Respon Osilasi Getaran Teredam Lebih (Overdamped)..............................................................................8
vii
DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Data Amplitudo................................................12 Tabel 4. 2 Hasil perhitungan rasio redaman......................13 ........................................Error: Reference source not found
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Getaran merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bagaimana getaran yang terjadi jika sebuah beban dikaitkan atau digantungkan pada sebuah pegas. Contoh yang lain adalah bandul jam yang berayun kekanan dan kekiri, perahu kecil yang berayun naik turun, piringan dalam jam beker yang memuntir, osilasi molekul udara dalam gelombang bunyi dan senar alat musik yang dipetik. Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa getaran dapat terjadi jika suatu sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya. Getaran ini akan terjadi secara terus menerus dan berulangulang selama sistem mendapatkan gaya. Gerak getaran benda yang berulang dengan waktu yang tetap biasanya disebut sebagai gerak periodik (Tipler, 1998). Dalam kehidupan sehari-hari, getaran kadangkadang menimbulkan dampak negatif. Sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan. Untuk itu perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui rasio redaman dari beberapa bahan. Dari rasio redaman tersebut dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan suatu bahan meredam suatu getaran. 1.2 Permasalahan Rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana menentukan rasio redaman pada suatu sistem pegas? b. Bagaimana hubungan rasio redaman dengan jenis damper yang digunakan?
1
2
c.
Bagaimana jenis peredaman dari sistem pegas pada praktikum getaran teredam? 1.3 Tujuan Praktikum Praktikum ini memiliki beberapa tujuan yakni sebagai berikut: a. Menentukan konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu sistem pegas. b. Membandingkan rasio redaman dari jenis damper yang digunakan. c. Menentukan jenis peredaman dalam sistem pegas. 1.4 Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari 5 bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sistematika laporan. Latar belakang menjelaskan tentang hal apa yang mendasari praktikum dilaksanakan, permasalahan menjelaskan tentang masalah-masalah apa saja yang membuat praktikum ini dilaksanakan, tujuan berisi tentang uraian tujuan yang diinginkan dari percobaan, dan sistematika laporan menjelaskan isi dari dalam laporan ini. Bab II adalah dasar teori yang berisi dasar teori dimana bab ini menjelaskan dasar-dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum. Bab III adalah metodologi percobaan yang berisi peralatan percobaan dan prosedur percobaan. Peralatan percobaan menjelaskan tentang apa saja yang diperlukan dalam percobaan, sedangkan prosedur percobaan menjelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan percobaan. Bab IV adalah analisa data dan pembahasan. Analisa data berisi tentang hasil dari percobaan, sedangkan pembahasan menjelaskan tentang penjelasan dari hasil percobaan. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan menjelaskan hasil akhir dari percobaan dan saran menjelaskan saran yang diberikan untuk praktikum ke depannya.
BAB II DASAR TEORI 2.1
Getaran Harmonik Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodic. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodic pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodic adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harminis sedrhana. Dalam gerak harmonik terdapat beberapa besaran fisika yang dimiliki benda diantaranya : a. Simpangan (y) : jarak benda dari titik keseimbangan b. Amplitudo (A) : simpangan maksimum atau jarak terjauh c. Frekuensi (f) : banyaknya getaran setiap waktu d. Periode (T) : banyaknya waktu dalam satu getaran Gerak bolak-balik dikarenakan adanya gaya pemulih dari suatu benda yang arahnya menuju titik seimbang yang besarnya sebanding dengan simpangan. Gaya pemulih arahnya selalu berlawanan dengan arah simpangan, maka ditulisakan dalam persamaan sebagai berikut : F k x ……………………………..(1) Dimana : k : konstanta pegas (N/m) Δx :simpangan (m) F : gaya pemulih (N) Pada kondisi nyata, gaya pemulih semakin lama semakin melemah karena adanya gaya gesek yang juga 3
4
mendisipasikan energy. Gaya gesek akan mengakibatkan amplitudo setiap osilasi secara pelan menurun terhadap waktu. Sehingga osilasi akan berhenti sama sekali. Getaran semacam ini disebut sebagai getaran selaras teredam. 2.2
Jenis Getaran Teredam Getaran yang terdapat gaya penghambat atau gaya gesekan yang pada akhirnya getaran itu akan berhenti. Gaya penghambat itu dikenal dengan gaya redam. Gaya redam merupakan fungsi linier dari kecepatan, dx Fd c dt Jika suatu partikel bermassa m bergerak di bawah pengaruh gaya pulih linier dan gaya hambat, maka persamaannya menjadi : mx cx kx 0 ………………………..(2) Persamaan umum sistem dinamik orde 2 :
x 20 x 0 2 x 0 …………………….(3) Jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan (3), maka didapatkan 2 0
c c c , dan yang ccr 2 km m
k sebagai m frekuensi natural. Nilai rasio redaman dapat dicari dengan menggunakan rumus:
merupakan
rasio
redaman.
Dan
0
2 ………………………(4) 4 2 2
5
Dimana δ merupakan peluruhan logaritmik direpresentasikan dengan persamaan di bawah ini :
yang
1 An …………………………(5) ln n An 1
n : bilangan bulat untuk menyatakan urutan amplitudo satu gelombang (1,2,3…) A : Amplitudo (m)
Gambar 2. 1 Gambar Amplitudo ke-n pada Getaran yang Teredam Getaran teredam memiliki beberapa jenis, yaitu getaran kurang teredam (underdamped), getaran redaman kritis (critically damped), dan getaran terlampau redam (overdamped). a. Getaran Kurang Teredam (under-damped)
6
Gambar 2. 2 Respon Osilasi Getaran Kurang Teredam (under-damped) Untuk getaran kurang redam didefinisikan sebagai getaran yang memiliki loss kecil dengan respon osilasi dengan peluruhan logaritmik. Jika 0 ≤ ξ < 1dan frekuensi getaran teredam dituliskan dengan persamaan . d 0 1 2 ……………………….(6)
b.
Sebenarnya tidaklah mungkin menentukan frekuensi dengan adanya redaman, sebab gerak itu tidak periodik lagi. Jika redamankecil, maka frekuensi tersebut akan mendekati frekuensi asli artinya gerak partikel tersebut bergetar harmonik. Getaran Teredam Kritis (Critically-damped)
7
c.
Gambar 2. 3 Respon Osilasi Getaran Teredam Kritis (Crically-damped) Untuk suatu getaran redam kritis akan mendekati kesetimbangan dengan suatu kadar laju yang lebih cepat daripada gerak terlampau redam maupun gerak kurang redam. Getaran redaman kritis akan terjadi jika rasio redamannya sama dengan satu. Sifat ini penting guna mendesain suatu sistem ayunan praktis, misalnya galvanometer analog. Getaran Teredam Lebih (Over-damped) Pada gerak terlampau redam tidak menggambarkan getaran periodik (gerakan bolak-balik), simpangan getaran akan berkurang atau sama sekali tidak bergerak tetap berada posisi kesetimbangan atau bisa dikatakan overshoot yang terjadi sangat kecil. Ini terjadi jika nilai rasio redaman lebih dari satu.
8
Gambar 2. 4 Respon Osilasi Getaran Teredam Lebih (Over-damped)
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1
Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam prakltikum kali ini yaitu : a. Statif b. Pegas c. Damper d. Beban e. Kertas f. Bolpen warna-warni g. Oli h. Air 3.2 Langkah-Langkah Percobaan Adapun langkah-langkah percobaan getaran teredam yaitu : a. Alat dan bahan disiapkan, lalu disusun seperti gambar dibawah ini.
b. Sistem pegas parallel diberi simpangan sejauh 5 cm. c. Beban dilepas secara perlahan dan ditunggu hingga getaran pada beban mulai melemah dan steady. 9
10
d. Langkah b sampai d diulangi sebanyak 3 kali pengambilan data. e. Langkah b sampai e diulangi untuk jenis damper yang lain (air dan oli). f. Rasio redaman dihitung dari data yang di dapat, lalu hasil data diplot ke tabel di bawah ini. No Peredam Rasio Konstanta Redaman Redaman (c) (ξ) 1. Udara 2. Air 3. Oli g. Analisa dari hasil penghitungan di atas dilakukan dan ditentukan masing-masing jenis getarannya.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisis Data Pada percobaan ini, untuk menemukan konstanta pegas maka data yang diambil adalah simpangan pegas setelah diberi beban. Dari percobaan diketahui bahwa simpangan pegas setelah diberi beban adalah ..., sedangkan massa beban adalah .... Dengan asumsi bahwa besar percepatan gravitasi adalah 10 m/s 2, maka konstanta pegas dapat dihitung lewat rumus:
F kx
(4.1)
F x ( mg ) x ... kg 10 m s 2 m ... kg s 2
k
Variabel fisis yang dicari selanjutnya adalah rasio redaman pada sistem. Untuk mencari rasio redaman data yang diambil adalah amplitudo pertama dan amplitudo kedua getaran pada masing-masing jenis peredam. Berikut data yang didapatkan:
11
12
Tabel 4. 1 Data Amplitudo Damper
Percobaan ke
A1 (cm)
A2 (cm)
1 2,8 2 Udara 2 2 2,7 3 1,75 0,9 1 1,35 0,4 Air 2 1,1 0,5 3 1,4 0,4 1 0,4 0,3 Oli 2 0,5 0,4 3 1,1 0,4 Langkah pertama menghitung rasio redaman adalah menghitung peluruhan logaritmik dengan rumus
1 An ln n An 1
(4.2)
Untuk contoh perhitungan digunakan data percobaan pertama pada peredam udara. 1 A ln 1 1 A2 2,8 ln 2 0,33647 Kemudian rasio redaman dihitung dengan rumus
13
2 4 2 2
(4.3)
Pada contoh perhitungan menggunakan data percobaan pertama pada peredam udara:
0,33647 2 2 4 2 0,33647
0,05347
Berikut rasio redaman yang didapat dari perhitungan seluruh data: Tabel 4. 2 Hasil perhitungan rasio redaman Damper Udara
Air
Oli
Percoba an ke
δ
ξ
1 2 3 1 2 3 1 2 3
0,33647 -0,30010 0,66498 1,21640 0,78846 1,25276 0,28768 0,22314 1,01160
0,05347 0,04771 0,10525 0,19007 0,12451 0,19553 0,04574 0,03549 0,15895
ξ ratarata 0,06881
0,17004
0,08006
14
Dari hasil pengolahan data ini terlihat bahwa air memiliki rasio redaman paling besar diantara ketiga jenis peredam. Sedangkan udara memiliki rasio redaman yang paling kecil. Sedangkan untuk sifat redaman, masingmasing jenis peredam mengakibatkan getaran kurang teredam. Hal ini dapat dilihat dari rasio redaman msingmasing peredam, di mana semua rasio redaman bernilai di bawah satu (ξ < 1). Hal ini berarti konstanta redaman masing-masing peredam lebih rendah daripada konstanta redaman kritis, sehingga getaran yang terjadi adalah getaran kurang teredam. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Izef Alif Kurniawan (2412100007) Pada praktikum akustik dan getaran kali ini mengenai getaran teredam. Praktikum dilakukan dengan mencari nilai rasio redaman dengan mencari amplitudo 1 dan amplitudo 2 yang nantinya dapat diketahui nilai dari δ. Kemudian dari nilai δ ini dapat dicari nilai rasio redamannya ξ. Untuk percobaan yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan udara sebagai peredam dari getaran. Kemudian dilakukan percobaan yang kedua dan ketiga dengan menggunakan minyak dan oli. Setelah dilakukan percobaan nilai dari rasio redamannya adalah ξ udara = 0,02 ; ξ minyak = 0 dan ξ oli = 0,09. Dari nilai rasio redaman yang diperoleh maka percobaan yang telah dilakukan merupakan getaran yang kurang teredam karena nilai rasio redamannya berada di 0 ≤ ξ < 1. Hal ini disebabkan pada saat pengambilan data yang tidak akurat dikarenakan pada saat pengambilan data memang tidak menggunakan alat yang presisi melainkan dengan cara menggambar dari pantulan ketika benda ditarik sejauh 5 cm
15
dari keadaan setimbang yang nantinya akan menemukan nilai amplitudonya. Sehingga saat pengambilan data atau percobaan rawan terjadinya eror data. 4.2.2 Azwar Ardhiantama (2412100046) Praktikum P2 ini bertujuan untuk menentukan konstanta pegas, rasio redaman, serta jenis peredaman pada 3 damper yang berbeda (udara, air, dan oli). Konstanta pegas yang digunakan yaitu 244 N/m. Pada saat menggunakan udara sebagai damper, diperoleh nilai rasio redaman yang berbeda dengan air dan oli sehingga getaran yang terjadi cukup konstan (butuh waktu lama untuk berhenti). Saat menggunakan air, diperoleh rasio redaman lebih kecil dari udara. Lalu saat menggunakan oli, diperoleh rasio redaman lebih besar dari air. Berdasarkan grafik yang didapatkan, ketiga damper ini mempunyai getaran kurang teredam (underdamped). Hal ini dikarenakan nilai damping rationya kurang dari satu, selain itu juga dipengaruhi nilai amplitudonya. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa semakin besar nilai viskositasnya atau semakin kental dampernya maka nilai amplitudonya semakin mengecil terhadap waktu getaran yang dihasilkan semakin underdamped. 4.2.3 Ahmad Hanafi (2412100) Pada praktikum akustik dan getaran kali ini mengenai getaran teredam. Praktikum dilakukan dengan mencari nilai rasio redaman dengan mencari amplitudo 1 dan amplitudo 2 yang nantinya dapat diketahui nilai dari δ. Kemudian dari nilai δ ini dapat dicari nilai rasio
16
redamannya ξ. Untuk percobaan yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan udara sebagai peredam dari getaran. Kemudian dilakukan percobaan yang kedua dan ketiga dengan menggunakan minyak dan oli. Setelah dilakukan percobaan nilai dari rasio redamannya adalah ξ udara = 0,02 ; ξ minyak = 0 dan ξ oli = 0,09. Dari nilai rasio redaman yang diperoleh maka percobaan yang telah dilakukan merupakan getaran yang kurang teredam karena nilai rasio redamannya berada di 0 ≤ ξ < 1. Hal ini disebabkan pada saat pengambilan data yang tidak akurat dikarenakan pada saat pengambilan data memang tidak menggunakan alat yang presisi melainkan dengan cara menggambar dari pantulan ketika benda ditarik sejauh 5 cm dari keadaan setimbang yang nantinya akan menemukan nilai amplitudonya. Sehingga saat pengambilan data atau percobaan rawan terjadinya eror data. 4.2.3 Dwi Mardika Lestari (2413100065) Praktikum kali ini tentang getaran teredam, dimana kami akan melakukan percobaan suatu sistem pegas dengan 3 medium peredam yang berbeda-beda. Setiap medium memiliki rasio redaman yang berbeda. Pada awalnya saya memiliki hipotesa oli akan memiliki rasio redaman yang lebih besar, karena oli memiliki kekentalan yang lebih besar dari pada air. Akan tetapi pada percobaan kali ini tidak sesuai dengan hipotesa. Sesuai dengan analisa data, rasio redaman yang dimiliki air lebih besar dari oli maupun udara. Pada Bab II sudah dijelaskan bahwa suatu medium yang meiliki rasio redaman 0 < ξ < 1 merupakan getaran
17
kurang teredam (under-damped). Sehingga dapat disimpulkan, sesuai dengan analisa data, ketiga medium redaman yang kami gunakan dalam praktikum kali ini merupakan jenis redaman under-damped karena rasio redaman dari masing-masing medium tidak lebih atau sama dengan satu. Hasil data yang kami dapat tidak sepenuhnya akurat, karena pada saat pengambilan data human-error tidak bisa dihindari. Tidak hanya itu, keterbatasan alat yang kami gunakan juga mempengaruhi hasil percobaan yang kami lakukan. 4.2.4 Annisa Judya Sugiarti (2413100133) Hasil pengolahan data yang menunjukkan bahwa air memiliki rasio redaman tertinggi dan udara memiliki rasio redaman terendah sesuai dengan sifat getaran yang terjadi saat praktikum, yaitu getaran yang terjadi saat peredam yang digunakan udara adalah getaran yang paling lama berhenti, sedangkan saat menggunakan air sebagai peredam, getaran yang diamati adalah getaran yang kecepatan simpangannya paling cepat, dan getarannya paling cepat berhenti. Hal ini dapat dijelaskan oleh karakteristik zat. Udara memiliki kerapatan massa yang paling kecil sehingga tidak banyak partikel yang bisa menahan gerakan massa pada sistem pegas. Air dan oli memiliki kerapatan massa yang lebih besar, namun air tidak memiliki viskositas sebesar oli sehingga tidak mampu memperlambat gerakan massa pada sistem pegas sehingga getaran yang terjadi berhenti lebih cepat. Lewat rasio redaman, diketahui bahwa semua getaran yang terjadi pada tiap jenis peredam mengalami
18
getaran kurang teredam. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan saat praktikum, di mana pada tiap jenis peredam sistem massa pegas masih bergerak bolak balik walaupun minimal hanya mengalami satu sampai dua osilasi penuh.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum P2 akustik dengan judul Noise Barrier dan Faktor Keterarahan yaitu: 1. Rasio redaman dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (4) dan (5), karena data yang kami ambil menghasilkan amplitudo. 2. Sesuai dengan penghitungan pada analisa data, medium redaman yang memiliki rasio redaman paling besar adalah air (0,17004), lalu oli (0,08006) dan yang terakhir udara (0,06881). 3. Dari ketiga medium redaman yang kami gunakan saat praktikum mengalami getaran kurang teredam. Hal ini dapat dibuktikan dengan rasio redaman yang berada dalam rentang 0 < ξ < 1. 5.2
Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu: 1. Praktikan harap lebih disiplin dan rapi selama praktikum berlangsung. 2. Metodologi praktikum diperjelas supaya tidak terjadi kesalahan dalam praktikum. 3. Alat dan bahan mudah-mudahan bisa lebih diperbarui (layak) untuk digunakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA 19
20
Modul Praktikum P2 Akustik (noise barrier dan faktor keterarahan)
21