LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR TIGA FASA
Kelas
: LT-2A
Kelompok
:1
Nama
: Achmad Mushoffa
(3.31.11.0.01)
Agus Bekti R.
(3.31.11.0.02)
Alex Samona.
(3.31.11.0.03)
Angger Eka Samekta(3.31.11.0.04) Samekta(3.31.11.0.04)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013
1.
TUJUAN
Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat : •
Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC.
•
Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.
•
Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam hubungannya
2.
PENDAHULUAN
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas
agar didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang
diinginkan. Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut : Terminal tegangan tinggi ( TT ) : Untuk polaritas rendah adalah A 1, B1, dan C1 Untuk polaritas tinggi adalah A 2, B2, dan C 2 Untuk neteral adalah N Terminal tegangan rendah ( TR ) : Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1 Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2 Untuk netral adalah n Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga, yaitu hubungan bintang (Y), segitiga ( ∆) dan zig- zag (Z). Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan
sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut. Contoh : Yd 5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan rendah dalam hubungan segitiga ( ∆), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima). Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut : 12
12 A
C
B
Gambar 9.1. Diagram Fasa
3.
4.
PERALATAN
ACPS 220 V
1 buah
Transformator 1 fasa 220/48 V
3 buah
Multimeter Analog
1 buah
Kabel jumper
20 buah.
GAMBAR RANGKAIAN
Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif “+” dan negative “-“ pada keluaran trafo dengan cara sbb :
- Tes Pole 1
Gambar 9.2. Rangkaian percobaan tes pole 1
Tabel 9.1. Polaritas 1 V1
V2
V3
Keterangan
100
25
125
V3 = V1 + V2
- Tes Pole 2
Gambar 9.3. Rangkaian percobaan tes pole 2
Tabel 9.2. Polaritas 2 V1 100
V2 25
V3 75
Keterangan V3 = V1 – V2
A
B
C
N
A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
a
A
b
B
c
C
N
Gambar 9.4. Rangkaian 1
A
A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
b
c
Gambar 9.5. Rangkaian 2
a A2
A1
a2
A A2
a2
A1
a1
a1
B
a
b B2
b2
B B2
B1
b2
b1
B1 C
b1
b
c C2
C1 N
a
c2
C C2
c2
C1
c1
c1
Gambar 9.6. Rangkaian 3
Gambar 9.7. Rangkaian 4
A
a A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
B
b
C
c
Gambar 9.8. Rangkaian 5
c
5.
LANGKAH KERJA
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminalterminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC. 2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1. 3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1. 4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada tabel 2. 5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3 6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4, dan 5 , tetapi karena sisi tegangan tinggi terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt
6.
LEMBAR KERJA
Tabel 9.3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder Tegangan ( Volt ) AB BC CA AN BN CN ab bc ca an bn cn
Gb. 4.1 360 360 360 206,7 206,7 206,7 84 86 86 200 140 140
PERCOBAAN Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4
360 360 360 206,7 206,7 206,7 50 50 50 206 206 253
360 360 360 206,7 206,7 206,7 50 50 50 206,7 186,7 153,4
215 220 220
60 60 60
Tabel 9.4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder
Gb. 4.5 215 220 220 50 250 270 90 90 95 54 54 54
Tegangan ( volt ) Cc Bc Cb AB Catatan 7.
Gb. 4.1 273 273 33,3 360 Yy0
PERCOBAAN Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4
406 406 366,7 360 Yd1
320 320 366,7 360 Yd11
20 28 28 215 Dd6
Gb. 4.5 305 250 305 215 Dy1
ANALISA DATA
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator perlu diadakan pengetesan polaritas untuk memastikan polaritas output dan input transformator. Setelah diketahui polaritasnya, maka dapat dilakukan penandaan polaritas. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahan pemasangan akibat lupa posisi polaritasnya. Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut
8.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tegangan pada belitan primer sama dengan tegangan sumber.
2. Pada hubungan bintang pada belitan primer nilai Vfasa= Vline/
atau
VL=
3. Pada hasil percobaan pengukuran tegangan antara primer dan sekunder dapat di gambarkan dengan vector jam.