LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR 3 FASA
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik
Kelas LT – 2A Kelompok 3
Febri Ramandani Hakam Rahmatullah Hasan Mahmud Jiwandono
(3.31.11.0.10) (3.31.11.0.11) (3.31.11.0.12) (3.31.11.0.13)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013
JOB 9 Hubungan Kumparan Transformator 3 Fasa 1.
TUJUAN
Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat : •
Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC.
•
Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.
•
Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam hubungannya
2.
PENDAHULUAN
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan. Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut : Terminal tegangan tinggi ( TT ) : Untuk polaritas rendah adalah A 1, B1, dan C1 Untuk polaritas tinggi adalah A 2, B2, dan C2 Untuk neteral adalah N Terminal tegangan rendah ( TR ) : Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1 Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2 Untuk netral adalah n Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga, yaitu hubungan bintang (Y), segitiga ( ∆) dan zig- zag (Z). Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu
menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut. Contoh : Yd 5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan rendah dalam hubungan segitiga ( ∆), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima). Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut : 12
12 A
C
B
Gambar 9.1. Diagram Fasa
3.
4.
PERALATAN
ACPS 220 V
1 buah
Transformator 1 fasa 220/48 V
3 buah
Multimeter Analog
1 buah
Kabel jumper
20 buah.
GAMBAR RANGKAIAN
Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif “+” dan negative “-“ pada keluaran trafo dengan cara sbb :
- Tes Pole 1
Gambar 9.2. Rangkaian percobaan tes pole 1 Tabel 9.1. Polaritas 1 V1 100
V2 25
V3 125
Keterangan V3 = V1 + V2
- Tes Pole 2
Gambar 9.3. Rangkaian percobaan tes pole 2
Tabel 9.2. Polaritas 2 V1 100
V2 25
V3 75
Keterangan V3 = V1 – V2
A
B
C
N
A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
a
A
b
B
c
C
N
Gambar 9.4. Rangkaian 1 6
A
A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
b
c
Gambar 9.5. Rangkaian 2
a A2
A1
a2
A A2
a2
A1
a1
a1
B
a
b B2
b2
B B2
B1
b2
b1
B1 C
b1
b
c C2
C1 N
a
c2
C C2
c2
C1
c1
c1
Gambar 9.6. Rangkaian 3
Gambar 9.7. Rangkaian 4 9
A
a A2
a2
A1
a1
B2
b2
B1
b1
C2
c2
C1
c1
B
b
C
c
Gambar 9.8. Rangkaian 5
c
5.
LANGKAH KERJA
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminalterminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC. 2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1. 3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1. 4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada tabel 2. 5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3 6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4, dan 5 , tetapi karena sisi tegangan tinggi terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt 6.
LEMBAR KERJA
Tabel 9.3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder Tegangan ( Volt ) AB BC CA AN BN CN Ab Bc Ca an bn cn
PERCOBAAN
Gb. 4.1
Gb. 4.2
Gb. 4.3
Gb. 4.4
Gb. 4.5
360 360 360 206,7 206,7 206,7 84 86 86 200 140 140
360 360 360 206,7 206,7 206,7 50 50 50 206 206 253
360 360 360 206,7 206,7 206,7 50 50 50 206,7 186,7 153,4
215 220 220
215 220 220 50 250 270 90 90 95 54 54 54
60 60 60
Tabel 9.4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder
Tegangan ( volt ) Cc Bc Cb AB Catatan 7.
PERCOBAAN
Gb. 4.1 273 273 33,3 360 Yy0
Gb. 4.2 406 406 366,7 360 Yd1
Gb. 4.3 320 320 366,7 360 Yd11
Gb. 4.4 20 28 28 215 Dd6
Gb. 4.5 305 250 305 215 Dy1
ANALISA DATA
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator perlu diadakan pengecekan polaritas untuk memastikan polaritas output dan input transformator. Setelah mengetahui polaritasnya, maka dapat dilakukan penandaan polaritas. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahan pemasangan akibat lupa posisi polaritasnya. Kumparan primer dan sekunder dapat di rangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah
8.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah : 1. Tegangan pada belitan primer sama dengan Tegangan sekunder 2. Pada belitan primer hubungan bintang nilai V line = √3 V fasa
3. Tegangan output dipengaruhi oleh pemberian tegangan pada sisi kumparan primer. Sehingga perbandingan Vp/Vs=Np/Hs=Is/Ip. 4. Penggunaan trafo yang masih sehat akan menghasilkan data yang maksimal.