Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
KARAKTERISTIK KERJA TRANSFORMATOR TIGA FASA
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.
Menentukan ratio transformasi tegangan dan arus dari transformator 3-fasa hubungan Y-Y dan
∆- Y
2.
Menentukan parameter rangkain equivalen trafo 3- fasa
3.
Menentukan regulasi tegangan dari transformator 3-fasa.
4.
Menentukan efesiensi dari transformator 3-fasa.
5.
Menentukan karakteristik pembebanan dari transformator 3-fasa.
II. DASAR TEORI
Pada prinsipnya transfomator tiga fasa adalah gabungan tiga buah transformator satu fasa yang masing-masing sisi dihubungkan secara bintang (Y) atau delta ( ∆). Hubungan trafo 3-fasa dinyatakan dengan dengan kombinasi Y da n ∆. Dalam Tranformator tiga fasa banyak hubungan yang dimungkinkan untuk belitan primer dan sekunder tergantung dari penggunaannya. Berikut adalah beberapa bentuk hubungan trafo 3-fasa 1. Hubungan Bintang-Bintang (Y-Y)
.
C
c
B
b
A
a R n
N
b
B a
A
C
c
0o Angular displacement
Gambar 1. Hubungan Gb.31.4 Y – Y trafo 3-fasa
Hubungan ini merupakan yang paling ekonomis untuk sebagian kecil transformator tegangan tinggi karena banyaknya phasa dan jumlah isolasi yang dibutuhkan sedikit ( seperti tegangan phasa yang hanya 1/
3 dari tegangan line). Pada
gambar 1 diperlihatkan 3 transformator yang terhubung Y untuk sisi primer dan 20
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
sekundernya. Perbandingan dari tegangan line untuk sisi primer dan sisi sekunder adalah sama dengan perbandingan perubahan setiap transformator. Bagaimanapun juga, disana ada pergeseran phasa sebesar 30 o antara tegangan phasa dan tegangan line pada sisi primer dan sisi sekunder Tentunya tegangan line pada kedua sisi sama seperti tegangan utama berturutturut dalam phasa satu dan yang lain. Hubungan ini bekerja dengan baik hanya dalam keadaan beban setimbang. Dengan beban yang tidak setimbang ke netral, pergeseran titik netral disana akan mengakibatkan tegangan tiga phasa line to netral berbeda. Efek dari ketidakseimbangan bebab dapat dimisalkan dengan meletakkan beban t unggal antar phasa (coil) A. Primer coil A ini tidak bisa mensupply daya yang dibutuhkan karena dia terhubung seri dengan primer B dan C yang mana sekundernya open. Dengan kondisi lain, primer coil B dan C bekerja dengan impedansi yang sangat tinggi sehingga primer coil tersebut dapat mengisi tapi sangat kecil arus yang melaluinya dari line. Karenanya,
sekunder coil tidak dapat mensupply daya manapun. Pada kenyataannya, resistansi yang sangat rendah mendekati short-circuit yang berkemungkinan terhubung antara titik A dan Netral dan hanya sebagian kecil jumlah arus yang akan mengalir. Seperti disebutkan sebelumnya, adalah dalam kaitannya dengan pengurangan dari tegangan E an karena pergesaran titik netral. Dengan kata lain, dalam kondisi short-circuit , netral menarik terlalu banyak ke arah coil A. Ini mengurangi E an tetapi meningkatkan E bn dan E in (bagaimanapun tegangan line E AB , E BC dan E CA tidak dibuat-buat). Pada sisi primer, E an nantinya akan berkurang menjadi nol sedangkan E bn dan E cn akan naik mendekati full primary line voltage . Kesulitan dari pergeseran netral dapat dihilangkan dengan
menghubungkan primer netral (diperlihatkan dalam garis putus-putus pada gambar) balik ke generator sehingga primer coil A tersebut dapat mengambil daya yang dibutuhkannya dari line dan netral tersebut. Ini seharusnya dicatat bahwa jika suatu beban phasa tunggal dihubungkan antara line A dan B, akan ada kesamaan tapi lebih sedikit dari menyebutkan pergeseran netral yang mana mengakibatkan overvoltage pada satu atau lebih transformator. Keuntungan lain dari menstabilkan primer netral dengan menghubungkannya Ke netral dari generator adalah akan mengurangi penyimpangan pada tegangan phasa sekunder. Ini menjelaskan sebagai berikut, untuk mengirimkan gelombang sinus tegangan dibutuhkan suatu gelombang sinus flux dalam inti, akan tetapi dikarenakan karakteristik 21
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
dari besi, suatu gelombang sinus flux membutuhkan sepertiga komponen harmonic dalam arus penguat. Seperti frekuensi dari komponen ini adalah tiga kali dari frekuensi sirkuit, pada saat tertentu, itu cenderung untuk mengalirkan arus ke arah manapun dari t itik netral pada ketiga transformator. Jika primer netral diisolasi, the triple frequency current tidak bisa mengalir. Karenanya flux dalam inti tidak bias menjadi gelombang sinus sehingga tegangan menyimpang. Tetapi jika primer netral ditanahkan , yang mana dihubungkan dengan netral generator, lalu ini akan menyediakan suatu alur untuk , the triple frequency current dan e.mfs dan kesulitan telah diperdaya. Jalan lain untuk menghindari masalah ini
dari osilasi netral adalah untuk menyediakan masing-masing transformator dengan sepertiga atau lilitan tertiar yang secara relatif rendah kVA rating. Lilitan tertiar ini terhubung dalam
∆ dan
menyediakan sirkuit dimana triple-frequency komponen dari arus
magnetisasi dapat mengalir ( dengan isolasi netral, tidak bisa ). Pada kasus ini, gelombang sinus dari tegangan berlaku pada primer akan mengakibatkan gelombang sinus dari tegangan phasa pada sekunder. Seperti dikatakan diatas, keuntungan dari hubungan ini adalah isolasi tersebut dimana tekanan hanya untuk tingkat tegangan line ke netral yaitu 58 % dari tegangan line. C
c
B
b
A
a
b a
C
c
B
b
A
a
b
B A
N a c 30o angular diplacement
a
b 30 o
n
c
Y – Δ trafo 3-fasa Gambar 2, hubunganGb.31.6
c C 30 o Angular Diplacement Gb.31.7
Gambar 3, hubungan Δ – Y trafo 3-fasa
3. Hubungan Y – Δ
Penggunaan utama dari hubungan ini pada akhir bagian dari line transmisi dimana tegangan menjadi diturunkan. Lilitan utama dari Y dihubungkan dengan pentanahan netral seperti yang terlihat pada gambar 2. rasio antara tegangan primer dan sekunder adalah
1 3
kali rasio trafo untuk setiap trafo. Terdapat perbedaan 30° antara tegangan
line primer dan sekunder yang berarti bahwa bank trafo Y– Δ tidak bisa diparalelkan 22
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
dengan Y-Y atau
Modul 3
Δ-Δ bank. Arus harmonik ketiga juga mengalir pada Δ u ntuk
menyediakan flux sinusoidal 4. Hubungan Δ – Y
Hubungan ini biasanya digunakan ketika diperlukan untuk menaikkan tegangan sebagai contoh pada permulaan tegangan tinggi pada sistem transmisi. Hubungan ini diperlihatkan pada gambar 3. Netral sekunder trafo ditanahkan untuk menyediakan 3 fasa 4 kawat. Beberapa tahun terakhir hubungan Δ –Y ini semakin populer karena dapat digunakan untuk melayani peralatan daya 3 fasa dan sirkuit pencahayaan 1 fasa secara bersamaan. Hubungan ini tidak terbuka untuk distorsi tegangan dan floating netral karena keberadaan dari hubungan Δ menghasilkan bahagian kecil untuk arus harmonik ketiga. Telah diteliti bahwasanya tegangan dan arus line primer dan sekunder masing – masingnya berbeda fasa sebesar 30°. Karena perbedaan 30° ini, maka memungkinkan untuk memparalelkan bank dengan Y-Y atau Δ-Δ bank sekalipun rasio tegangan harus diatur. Rasio tegangan sekunder dan primer adalah
3 kali rasio transformasi dari
masing – masing trafo.
5 Pengujian Open-circuit atau Tanpa Beban
Tujuan pengujian ini untuk menentukan rugi tanpa beban atau rugi inti dan arus tanpa beban I 0 yang akan sangat membantu untuk mendapatkan X 0 dan R0. W I0
V1
A V
E2 = V2
Rendah
Tinggi
Gambar 4 Satu belitan dari transformator (yang sesuai tetapi biasanya belitan tegangan tinggi) pada sisi yang terbuka dan sisi lainnya terhubung ke suplai atau tegangan dan frekuensi normal. Sebuah wattmeter W , voltmeter V dan ammeter A terhubung pada sisi belitan tegangan rendah yaitu belitan primer pada kondisi sebenarnya. Dengan tegangan normal yang diberikan pada sisi primer fluks normal akan teratur pada inti, karena itu rugi 23
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
besi normal akan terjadi dan terekam oleh wattmeter. Selama arus beban I 0 pada sisi primer (seperti pengukuran ammeter) kecil(biasanya 2 hingga 10% dari rating arus beban), rugi Cu kecil dan dapat diabaikan pada sisi primer dan tak berarti pada sisi sekunder (yang terbuka). Karena itu, wattmeter membaca dan menampilkan rugi inti dibawah kondisi tanpa beban Hal tersebut akan tercatat ketika I 0 sangat kecil, kumparan penekan pada wattmeter dan voltmeter terhubung selama arus didalamnya tidak melewati nilai kumparan arus dari wattmeter. Kadang, resistansi tinggi voltmeter terhubung melalui sisi sekunder. Pembacaan voltmeter memberika e.m.f pada belitan sekunder. Hal ini akan membantu untuk mendapatkan rating K transformator. Diagram vektor tanpa beban ditunjukkan pada gambar 16. Jika W adalah pembacaan wattmeter (pada gambar 4), kemudian W = V 1 I 0
cos φ 0
cosφ 0
I µ = I 0 sin φ 0 , I w
= I 0 cos
= W / V 1 I 0
X 0 = V 1 / I µ dan R0 = V 1 / I w
φ 0
Atau ketika arus pada prakteknya seluruh arus eksitasi ketika transformator pada kondisi tanpa beban ( i, I 0
≅
I µ )
dan selama jatuh tegangan pada impedansi leakage
pada sisi primer kecil, karena itu admitansi eksitasi Y 0 transformator diberikan melalui I 0 = V 1Y 0 atau
Y 0
= I 0 / V 1 .
Konduktansi eksitasi G0 diberikan melalui Suspektansi eksitasi
B 0 =
(Y
0
2
− G0
2
2
W = V 1 G0 atau G0 = W / V 1
2
.
).
6. Rangkaian Hubung Singkat Atau Tes Impedansi
Berikut adalah metoda ekonomis untuk menentukannya: (i) Impedansi ekuivalen (Z01 atau Z02), reaktansi bocor (X01 atau X02) dan total resistansi (R 01 atau R 02) dari taransformator yang terhubung belitan dimana alat ukur telah ditempatkan. (ii) Rugi-rugi tembaga pada saat beban penuh (dan pada semua beban yang diinginkan).rugi-rugi ini diperlukan untuk menghitung efisiensi dari t ransformator. (iii) Seperti Z01 atau Z02. total jatuh tegangan pada transformator pada sisi primer dan sekunder dapat diperhitungkan.dan nilai regulasi dari transformator dapat ditentukan. 24
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
Pada tes satu kumparan, biasanya menggunakan kumparan tegangan rendah,yang mana rangkaian dihubung singkat dengan kuat dengan konduktor (atau ampermeter yang dipasang untuk mengindikasi arus beban) yang ditunjukkan pada gambar 5
Gambar 5 Tegangan rendah(biasanya 5-10% dari tegangan normal sisi primer) pada frekuensi yang benar (khusus untuk rugi-rugi tembaga tidak diperhitungkan) dalam aplikasi pd sisi primer dan dalam peningkatan sampai pada beban penuh, arus yang mengalir kedua sisi primer dan sisi skunder (yang diindikasikan dengan masing masing ampermeter) Karena pada tes ini tegangan yang digunakan adalah persentase kecil dari tegangan normal, fluk
φ bolak balik yang dihasilkan biasanyanya sebagian kecil dari nilai
normalnya.(gambar 6) karena rugi rugi inti besi sangat kecil dengan hasil yang dibaca oleh wattmeter dan digambarkan pada saat beban penuh.
Gambar 6 2
.
Rugi rugi tembaga atau I R rugi rugi untuk semua transformator l,e rugi rugi tembaga pada kedua sisi primer dan sekunder . rangkaian ekuivalen dari transformator saat kondisi hubung singkat ditunjukkan dalam gambar 6. jika V sc adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mengukur arus beban yang beredar, maka Z01 = Vsc / I1 Jadi, W = I12 R 2’ R 01 = W / I1 X01 =
2
√(Z012 + Z022) 25
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
III. PERALATAN PERCOBAAN No
Nama Alat
1 2 3 4 5 6
Transformator 3-fasa Pengatur Tegangan AC 3-fasaa Wattmeter 3 fasa Mulitimeter 32 safety connecting leads 10 safety connecting leads, gr./yel.
Jumlah
Kode
1 1 1 3 1 1
73390 72570
500851 500852
26
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN RANGKAIAN PERCOBAAN
Rangkaian 1 Penentuan ratio transformasi trafo 3-fasa Y-Y
Rangkaian 2 Penentuan ratio transformasi trafo 3-fasa ∆-Y U 23
U 2
I 10
L1
P10
L2 U 1
L3 N
PTAC (72570)
PE PE
73390
Rangkaian 3. Pengetesan transformator 3-fasa tanpa beban
27
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
I 1
L1
Transformator
Modul 3
I 23
P1k
L2 U 1k
L3 N
PTAC (72570)
PE PE
73390
Rangkaian 4. Pengetesan transformator 3-fasa pada kondisi hubungan singkat
I 23
I 1
L1
P2
P1k
L2 U 1k U 22
L3 N
PTAC (72570)
PE PE
73390
Rangkaian 5. Percobaan transformator 3-fasa untuk kondisi berbeban
28
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
PROSEDUR PERCOBAAN I. Penentuan Ratio Transformasi
1. Rangkailah peralatan percobaan seperti rangkaian 1 dimana tr afo dihubung Y-Y 2. Setting tahanan beban pada nilai maksimum 3. Atur Pengatur Tegangan AC (PTAC) pada tegangan V 1=50 Volt, kemudian amati dan catat harga I1, P1, V2, I2 dan P2 seperti pada tabel 1 (tegangan V1 adalah lineline, demikian juga V2 dan arus I1 dan I2 masing-masing arus line). 4. Ulangi langkah 3 untuk tegangan V 1=100, 150, 200, 220Volt, kemudian amati dan catat harga I1, P1, V2, I2 dan P2, untuk masing-masing harga V1. 5. Rangkailah peralatan percobaan sepert i rangkaian 2 dimana trafo dihubung ∆-Y 6. Ulangi langkah 3 da 4 di atas.
II. Percobaan Tanpa Beban
1. Rangkailah peralatan percobaan seperti rangkaian 3. 2. Atur Pengatur Tegangan AC (PTAC) pada tegangan V 1=50 Volt, kemudian amati dan catat harga P10 dan I 10, seperti pada tabel 2. 3. Ulangi langkah 2 untuk tegangan V 1=100, 150, 200, 220Volt, kemudian amati dan catat harga P10 dan I 10 untuk masing-masing harga V 1.
III. Percobaan Hubung Singkat
1. Rangkailah peralatan percobaan seperti rangkaian 4. 2. Atur Pengatur Tegangan AC (PTAC) pada tegangan V 1 = 0 Volt ( penting ) 3. Buat sisi sekunder trafo terhubung singkat, perhatikan kembali rangkaian 4 4. Naikkan tegangan V 1hs secara perlahan-lahan hingga arus I 2hs pada 0.1 A, kemudian ukur dan catat harga I 1hs, V 1hs, dan P1hs pada Tabel 3. 5. Ulangi langkah 2 untuk arus I 2hs = 0,2; 0,3; 0,4; 0,45; dan 0,5 A (seperti pada tabel 3) dan ukur harga I 1hs, V 1hs, dan P1hs
29
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
IV. Percobaan Trafo 3-fasa Berbeban
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti rangkaian 3 (trafo tanpa beban). 2. Set tegangan primer 200 V
L-N.
3. Ukur dan catat tegangan tanpa beban (V20) pada sisi sekunder 4. Tambah beban pada sisi sekunder trafo hingga rangkaiannya seperti rangkaian 5 5. Atur tahanan beban pada nilai 100 %. Amati dan catat harga , V 2, P1, P2, dan I 1 dan I 2 seperti pada Tabel 4. (tegangan primer dipertahankan konstan 200 V
L-N)
6. Ulangi langkah 5. untuk nilai beban 80%, 60%, 40%, 20%, 10% dan 5%.
V. EVALUASI Penentuan Ratio Transformasi
Untuk kedua hubungan Y-Y dan
∆-Y lakukan perhitungan berikut:
1. Hitung perbandingan transformasi tegangan at dan transformasi arus ai untuk tiap-tiap tegangan masukan V 1 menggunakan persamaan berikut ini : at =
V 1( L − L ) V 2 ( L − L )
ai =
I 2 ( L ) I 1( L )
dan tentukan nilai rata-ratanya 2. Hitung perbandingan belitan N 1/N2, bandingkan dengan nilai rata-rata ratio transformasi a. 3. Nyatakan ratio transformasi tegangan dan arus kedua hubungan trafo 3-fasa tersebut dalam variabel N1 dan N2
Percobaan Tanpa Beban
1. Hitung parameter R 0 dan X0 untuk tiap tegangan masukan V 1 2. Plot grafik R 0 dan X0 terhadap tegangan masukan V 1. 3. Apa kesimpulan dari grafik yang telah diperoleh
30
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
Percobaan Hubung Singkat
1
Hitunglah cos
ϕ hubung singkat dan parameter resistansi equivqlen R 01 dan
reaktansi equivqlen X01: 2
Plot grafik yang menunjukkan hubungan antara arus keluaran I 2 dengan arus masukan I 1 untuk berbagai variasi arus keluaran!
2. Tentukan perbandingan tranformasi arus dari grafik yang diperoleh pada 2 dan bandingkan hasilnya dengan yang diperoleh pada Tabel 1 3. Bandingkan rasio transformasi arus dengan transformasi tegangan. Kesimpulan apa yang dapat diperoleh ? 4. Plot grafik dari daya aktif yang diserap terhadap arus primer !. 5. Sejauh mana pengaruh kenaikan arus terhadap pertambahan rugi-rugi daya transformator 3-fasa ? 6. Buatlah rangkaian ekivalen lengkap dari trafo yang diuji.
Percobaan Trafo 3-fasa Berbeban
1. Hitung efesiensi η dan regulasi tegangan VR melalui persamaan berikut ini: η =
P2 P1
=
230 −
23
.100%
VR
=
U 20
− U 2
.100%
U 2
2. Plot tegangan sekunder V 2 dan regulasi tegangan terhadap arus beban I 2 !. 3. Plot grafik kurva efisiensi η terhadap arus sekunder I 2 !. 4. Interprestasikan kurva efisiensi !.
31
Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Transformator
Modul 3
JURNAL PRAKTIKUM KARAKTERISTIK KERJA TRANSFORMATOR TIGA FASA
Nama
:
Kelompok
:
Hari / Tgl Praktikum : Asisten
:
PENENTUAN RATIO TRANSFORMASI V 1(Volt)
P1(Watt)
I 1(A)
V 2(Volt) P2(Watt) Hubungan Y - Y
I 1(A)
at
ai
50 100 150 200 220 Hubungan
∆-Y
50 100 150 200 220 PERCOBAAN TANPA BEBAN V 1(Volt) 50 100 150 200 220
P10(Watt)
I 10(Amper)
R 0
X0
PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT
I2hs (A) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,45 0,5
I1hs (A)
V1hs (V)
P1hs (W)
ai
cos ϕ
R 01
X01
32
Laboratorium Konversi Energi Elektrik
Transformator
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas
Modul 3
PERCOBAAN BEBAN RESISTIF V20 = .............Volt R(%) 100 80 60 40 20
V 2(Volt)
VR
I 1(A)
I 2(A)
P1(Watt)
P2(Watt)
η(%)
Padang, ……………….2015 Asisten
(
)
33