LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH GIS DAN RS KELAUTAN
Disusun Oleh: Kelompok 6 Hidayat Jamalul Ihsan
L1C016062
Asisten: Riki Subagja
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2018
Daftar Isi Bab I.
A. Pendahulan Suhu merupakan parameter lingkungan yang paling sering diukur di laut karena berguna dalam mempelajari proses-proses fisik, kimiawi dan biologis yang terjadi di laut (Andi 2000). Pola distribusi suhu permukaan laut dapat digunakan untuk mengidentifikasi parameterparameter laut seperti arus laut, upwelling dan front (Pralebda dan Suyuti 1983). Proses upwelling inilah yang menyebabkan peningkatan zat hara pada lapisan permukaan laut dan mendukung proses proses kehidupan di laut. Suhu permukaan laut yang memiliki perbedaan secara signifikan dijadikan sebagai indikator keberadaan upwelling (Febrry, 2016) Kondisi permukaan laut yang selalu berubah setiap waktu membutuhkan data penginderaan jauh dari citra Aqua MODIS dan Quickscat untuk memberikan informasi secara temporal. Aqua MODIS mempunyai selang panjang gelombang yang dirancang cukup sempit untuk menghasilkan data penginderaan jauh yang lebih akurat. Kanal-kanal tersebut bekerja pada kisaran panjang gelombang sinar tampak dan infra merah. Kanal-kanal dengan resolusi spasial 4 km yang menghasilkan karakteristik ocean colour dengan format data level 3. Keunggulan dari data level 3 citra satelit lebih sedikit awan sehingga tidak perlu adanya koreksi apapun baik koreksi radiometrik maupun koreksi geometrik. Quickscat digunakan untuk pengukuran kecepatan dan arah angin pada kedalaman 10 meter di atas permukaan laut dengan resolusi spasial 25 km. Citra angin Quickscat menggambarkan pola angin secara umum dengan arah dan kecepatan angin (m/s) yang dapat menjadi data pendukung untuk mengetahui kondisi fisik dari wilayah perairan penelitian (Theresia, 2017) Sensor MODIS pada satelit Aqua dapat mengukur hampir semua parameter laut yang berupa data klorofil-a dan suhu permukaan laut. Sensor Quickscat dapat mengukur arah dan kecepatan angin. Suhu permukaan laut dan klorofil-a merupakan parameter utama untuk mengidentifikasi daerah upwelling. Upwelling merupakan peristiwa naiknya massa air dari dasar laut ke permukaan laut yang membawa unsur hara yang tinggi dengan kandungan klorofil-a tinggi (Nontji,2005). Pergerakan massa air membawa suhu yang lebih dingin di perairan laut. Metode pengolahan data citra dengan membuat skrip bahasa pemograman untuk mengekstrak, menggambar dan melakukan kompilasi data citra sehingga dapat dianalis secara spasial dan statistik. Analisis sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a memberikan informasi untuk mengidentifikasi daerah upwelling di perairan Pulau Buru dan Seram dengan suhu yang dingin dan kandungan klorofil-a yang tinggi. Sebaran suhu permukaan laut, klorofil-a dan angin dari tahun 2003-2015 untuk mendapatkan nilai secara klimatologi dari parameter upwelling. Parameter upwelling mengidentifikasi daerah upwelling yang memiliki kondisi perairan laut yang subur sehingga kaya akan ikan (Theresia, 2017).
B. Tujuan Praktikum 1. Untuk Mengetahui cara mengolah data suhu permukaan laut dari satelit Aqua Modis. 2. Mengetahui pola sebaran suhu permukaan laut di suatu wilayah C. Alat dan Bahan 1. Ocean Data View 4 2. Seadas versi 7.3.2 3. Data citra satelit Aqua modis Bab II. Materi dan Metode 2.1. Materi 2.1.1. Alat No. Nama Alat 1 Ocean Data View 4.2 2 SeaDAS Ver 7.3.2 3 ODV 2.1.2. Bahan No. 1
Nama Alat Data Citra Modis Level 3
Unit/Satuan 1 1 1
Kegunaan Untuk mendapatkan data citra Untuk mengolah data citra SPL Untuk mengetahui sebaran SPL
Unit/Satuan 1
Kegunaan Data untuk mengetahui SPL
2.2 Metode 1. Buka folder seadas yang telah diinstall lagu buka data suhu permukaan laut yang telah di download di oceancolor.gsfc.nasa.gov
2. Klik tanda “+” pada kotak File Manager dan klik 2x pada sst
3. Perbesar wilayah perairan yang akan kita analisa dengan icon Zoom Tool, pada praktikum kali ini kita menggunakan wilayah perairan Cilacap.
4. Akan tampil pixel pixel seperti gambar dibawah ini.
5. Lalu crop peta tersebut dengan memilih Raster pilih Crop maka akan muncul jendela Create Cropped Data, lalu klik Ok.
6. Setelah itu klik tanda “+” pada Raster pada kotak dialog File Manager sebelah kiri lalu klik 2x pada sst.
7. Setelah itu export filenya dengan klik kanan mouse lalu pilih Export Mask Pixels dan pilih best lalu pilih Write to File dan pilih folder tempat kalian akan menyimpan filenya. 8. Lalu buka software ODV dan buka data dari seadas yang telah dikerjakan sebelumnya, pada type filenya pilih yang Data Files.
9. Setelah itu akan terbuka kotak dialog Spreadsheet File Properties klik Ok. Selnjutnya akan terbuka kotak dialog Collection Properties dan ubah Data Field menjadi Ocean dan DataType menjadi sst klik Ok.
10. Lalu
klik
Ok
saja
terus.
Hingga
akan
menjadi
seperti
ini.
11. Langkah berikutnya pilih View pilih Layout Templates pilih 1 SURFACE Window klik Ok. Akan muncul seperti ini.
12. Lalu klik kanan pilih Properties pilih Display Style, beri centang pada Gridded field lalu pilih DIVA gridding klik Ok.
Tampilan setelahnya seperti ini
13. Lalu klik kanan pilih Z-Variable lalu pilih sst klik Ok. Dan tampilan akan berubah seperti ini.
14. Lalu klik kanan mouse pilih Properties pilih Color Mapping lalu klik Ok.
15. Klik kanan mouse pilih Properties pilih Layers hilangkan centang pada Automatic selection pilih Coastlines. Lalu akan muncul kotak dialog CoastLines Layer Set.
16. Lalu pindahkan World sebelah kiri ke kanan pilih Fill “0” dan pindahkan kembali world ke sebelah kiri lalu klik Ok. Lalu akan berubah tampilannya menjadi seperti berikut. Tujuannya adalah untuk memisahkan daratan dengan lautan.
17. Setelah selesai save hasil kerja dengan mengklik File Save Canvas As pilih folder penyimpanan dan beri nama filenya klik Ok klik Ok lagi. Dan hasil tugasmu telah tersimpan. Bab III. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Hasil
Gambar 1. Hasil peta pengolahan data 3.2. Pembahasan
Hasil pengolahan citra AQUA/TERRA MODIS untuk perairan Selatan Jawa Tengah tepatnya di pesisir Cilacap yaitu Pulau Nusa Kambangan, pada bulan Maret 2018 wilayah yang bisa diketahui variasi suhu yakni 29°C – 34°C (gambar 1). Kondisi suhu permukaan laut tertinggi terjadi dengan variasi suhu 32°C – 34°C. pada kondisi suhu terendah dengan variasi suhu 29°C-31°C. pada suhu 32°C – 34°C berada pada daerah pesisir mendekati daratan hal tersebut diakibatkan terdapat pabrik didaerah tersebut maka suhu dapat terkontaminasi dengan aktivitas pabrik. Hal tersebut sesuai yang penyataan Panjaitan (2017), dimana aktivitas manusia di sekitar pesisir erat kaitannya dengan perubahan lingkungan baik perubahan fisik maupun kimia air.
Suhu permukaan laut sangat dipengaruhi oleh jumlah bahang dari sinar matahari. Daerah yang paling banyak menerima sinar matahari adalah daerah pada lintang rendah. Oleh karena itu, suhu air laut yang tertinggi ditemukan pada daerah ekuator (Weyl, 1967 dalam Raissa, 2013). Menurut Hastenrath (1988) dalam Raissa (2013), suhu air laut terutama dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari. Selain itu, suhu air laut juga di pengaruhi oleh curah hujan, penguapan, suhu udara, kecepatan angin, kelembaban udara dan keadaan awan. Suhu air laut mengalami variasi dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi alam yang mempengaruhi perairan tersebut. Perubahan tersebut terjadi secara harian, musiman, tahunan maupun jangka panjang (puluhan tahun). Variasi harian terjadi terutama pada lapisan permukaan (King, 1963 dalam Raissa, 2013) Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan jumlah bahang yang terkandung dalam suatu benda. Suhu merupakan salah satu parameter fisik laut yang penting (Sverdrup et al., 1942 dalam Raissa 2013). Hal ini disebabkan suhu secara langsung mempengaruhi proses fisiologi dan siklus reproduksi hewan. Suhu juga mempengaruhi secara tidak langsung daya larut oksigen yang digunakan dalam proses respirasi organisme laut.
Hal ini disebabkan teknologi ini memiliki beberapa kelebihan, seperti: harganya yang relatif murah dan mudah didapat, adanya resolusi temporal (perulangan) sehingga dapat digunakan untuk keperluan monitoring, cakupannya yang luas dan mampu menjangkau daerah yang terpencil, bentuk datanya digital sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan ditampilkan sesuai keinginan. Pengkajian atas benda/obyek atau fenomena dilakukan pada hasil rekaman, bukan pada benda aslinya (Dewayani, 2000; Sukandar, 2005 dalam Raissa, 2013).
Bab IV. Penutup 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui suhu permukaan laut menggunakan data citra stelit Aqua Modis yang dapat kita dapat mengolah menggunakan software seadas dan odv untuk mendapatkan hasil suhu permukaan laut disuatu wilayah perairan 2. Pola persebaran suhu permukaan laut bergantung terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dimana faktor-faktor yang mempengaruhi suhu permukaan laut yaitu kedalaman, intensitas cahaya matahari, presipitas dan evaporasi, dan kecepatan angin dan sirkulasi udara.
4.2 Saran Daftar Pustaka ANALISIS SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT, KLOROFIL-A, DAN ANGIN TERHADAP FENOMENA UPWELLING DI PERAIRAN PULAU BURU DAN SERAm KONDISI ARUS DAN SUHU PERMUKAAN LAUT PADA MUSIM BARAT DAN KAITANNYA DENGAN IKAN TUNA SIRIP KUNING (THUNNUS ALBACARES) DI PERAIRAN SELATAN JAWA BARAT PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT MENGGUNAKAN CITRA NOAA/AVHRR DAN AQUA/TERRAMODIS DI PERAIRAN SELATAN JAWA TIMUR