LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN PERHITUNGAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat berkat rahmat rahmat dan petunjuk petunjuk yang yang dicurahka dicurahkan-Ny n-Nyaa saya saya dapat dapat menyelesa menyelesaikan ikan penulisan laporan praktikum ini. Penu Penuli lisa sann lapo lapora rann prak prakti tiku kum m perp perpet etaa aan, n, perh perhit itun unga gann eros erosii deng dengan an mengg mengguna unakan kan sistem sistem inform informasi asi geogr geografi afiss (SIG) (SIG) ini disaji disajika kann dalam dalam rangka rangka memenuhi tugas dari dosen perpetaan, Bapak Andi Mizwar, MSi dalam rangka penggunaan sistem arcview yang memudahkan kita dalam perhitungan ataupun analisis peta, yang tentunya sangat berguna dalam aplikasi kedepannya. Tujuan yang saya ambil dari kegiatan penulisan laporan ini adalah untuk meng mengem emba bang ngka kann day daya krea kreati tivi vita tass rema remaja ja khus khusus usny nyaa maha mahasi sisw swaa dala dalam m menge mengemba mbangk ngkan an daya daya cipta cipta untuk untuk melaku melakukan kan suatu suatu peruba perubahan han dalam dalam upaya upaya sumba sumbanga ngann pikira pikirann untuk untuk penge pengetah tahuan uan yang yang bergun bergunaa dan dan berman bermanfaa faatt bagi bagi masyarakat.
LEMBAR PENGESAHAN
PERHITUNGAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Nama
NIM
: Muhammad Sadiqul Iman : H1E108059
Program Studi
: Te Teknik Li Lingkungan
Dengan ini telah menyelesaikan menyelesaikan praktikum perpetaan dan pembuatan Laporan Praktikum Perpetaan, Perhitungan Erosi dengan Menggunakan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), Pada :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia. Dengan Dengan kata kata lain lain semaki semakinn berta bertamb mbahn ahnya ya pendu penduduk duk akan akan makin makin menun menuntut tut perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Dalam perubahan pengg pengguna unaan an lahan lahan terseb tersebut ut sering seringka kali li aktiv aktivita itass manus manusia ia cender cenderung ung merus merusak ak ling lingku kung ngan an tanp tanpaa memp memper erha hati tika kann kese keseim imba bang ngan an dan dan kele kelest star aria iann alam alam.. Pemanfaataan lahan yang secara besar-besaran sering mengabaikan kelestarian tanah sebagai unsur penyusun lahan, sehingga kerusakan tanah dan kerusakan lahan semakin bertambah besar. Pemanfaatan sumber daya alam (tanah dan air) perlu direncanakan dan dikelola dikelola secara secara tepat, tepat, dengan dengan pengatura pengaturann pengguna penggunaan an lahan lahan dan pelaksan pelaksanaan aan
erosi adalah dengan menggunakan Sistem Infomasi Geografis (SIG). Dengan kemampua kemampuann yang yang dimilikiny dimilikinya, a, SIG dapat dapat digunaka digunakann untuk menganalisi menganalisiss dan menstransformasi
data-d data-data ata yang yang komple kompleks ks dari dari berbag berbagai ai macam macam sumbe sumberr ke
dalam peta yang dapat mengilustrasikan permasalahan sehingga lebih mudah untuk dipahami. 1.2 Maksud Maksud dan Tujua Tujuan n
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat erosi erosi melal melalui ui data data spasia spasiall yang yang telah telah tersed tersedia ia dengan dengan mengg mengguna unakan kan fasili fasilitas tas Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan menggunakan perangkat lunak Arcview 3.3.
BAB II METODE PERHITUNGAN
2.1 Baha Bahan n dan dan Ala Alat 2.1.1
Bahan
1. Data spasial daerah kajian, yaitu : a. Peta Curah Hujan b. Peta Jenis Tanah c. Peta Kemiringan Lereng d. Peta Penggunaan Lahan 2. Software Arcview 3.3 2.1.2
Alat
1. Alat Alat Tulis Tulis 2. Perangkat Komputer atau Laptop Laptop
campur tangan manusia atau proses erosi yang terjadi secara alami, dimana proses tersebut masih dapat diimbangi oleh proses pembentukan tanah. Apabila erosi terjadi karena campur tangan manusia maka umumnya proses erosi tersebut lebih cepat daripada proses pembentukan tanah sehingga disebut erosi yang dipercepat. Sitanala Arsyad (1989) dalam Triyatno (2009), menyatakan bahwa proses erosi yang terjadi secara fisik dipengaruhi oleh: iklim, sifat tanah, topografi dan vegetasi penutup tanah. Oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam Triyatno (2009), keempat faktor tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk menentukan besarnya erosi tanah melalui persamaan umum kehilangan tanah kemudian lebih dikenal dengan sebutan persamaan USLE ( Universal Soil Loss Equation ). Sitanala Sitanala Arsyad Arsyad (1989) (1989) dalam dalam Triyatno Triyatno (2009), (2009), mengemuk mengemukaka akann tentang tentang dua strategi konservasi tanah. Pertama, metode prediksi erosi yaitu cara untuk memperkirakan laju erosi yang akan terjadi dari tanah yang dipergunakan untuk penggunaan dan pengelolaan lahan tertentu. Prediksi erosi merupakan salah satu hal penting untuk mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi tanah
Metode yang kedua adalah metode konservasi tanah. Metode konservasi tanah adalah tindakan atau perlakuan yang dapat digunakan untuk mencegah atau untuk memperbaiki tanah-tanah yang telah rusak. Metode konservasi tanah dibagi menja menjadi di tiga tiga yaitu yaitu metod metodee vegeta vegetatif, tif, mekan mekanik ik dan dan kimiaw kimiawi.i. Metode Metode vegeta vegetasi si adalah semua perlakuan dengan penggunaan bahan dari vegetasi yang diberikan terhadap tanah untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik meka mekani nikk yang yang dibe diberi rika kann terh terhad adap ap tana tanahh dan dan pemb pembua uata tann bang bangun unan an untu untuk k mengu menguran rangi gi aliran aliran permu permukaa kaann dan erosi, erosi, serta serta menin meningka gkatka tkann kemam kemampua puann penggunaan penggunaan lahan. Tujuan konservasi tanah secara mekanik adalah (a) memperkecil aliran per permu muka kaan an sehi sehing ngga ga meng mengal alir ir deng dengan an keku kekuat atan an yang yang tida tidakk meru merusa sak, k, (b) (b) menampung dan menyalurkan aliran permukaan pada bangunan tertentu yang telah dipersiapkan termasuk dalam metode mekanik adalah pengolahan tanah, pengo pengolah lahan an tanah tanah menur menurut ut kontur kontur tanah tanah (contour cultivation guluda dann dan dan cultivation ), gulu
2. Sampel Sampel tanah tanah yang yang dianalisi dianalisiss laborator laboratorium ium untuk mengetahui mengetahui tekstur tanah, bahan organik, permeabilitas tanah dan liat tanah di daerah penelitian untuk mengukur Erodibilitas tanah (K). 3. Panjang dan kemiringan lereng. 4. Pengama Pengamatan tan terhadap terhadap pengelolaan pengelolaan tanaman tanaman di lapangan lapangan dengan mencontoh mencontoh hasil penelitian yang dilakukan Abdulrochman, Sopiah, dan Undang (1981) serta indeks factor C yang dibuat Sitanala Arsyad (1989) dalam Triyatno (2009). 5. Pengama Pengamatan tan dan penilaian penilaian terhadap terhadap bentuk pengolahan pengolahan lahan serta praktek kons konser erva vasi si tana tanahh yang ang dite ditera rapk pkan an di lapa lapang ngan an.. Peni Penila laia iann data data prim primer er meng menggu guna naka kann nila nilaii inde indeks ks fakt faktor or P menu menuru rutt RTLRTL-RL RLKT KT Depa Departe rteme menn Kehutanan dalam Triyatno (2009). Data yang perlu diproses meliputi : 1. Indeks Erosivitas Hujan ( R )
2. Indeks Erodibilitas ( K ) Penentuan nilai erodibilitas tanah dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith Smith (1978) (1978) dalam dalam Triya Triyatno tno (2009) (2009),, denga dengann mengg mengguna unaka kann nomogr nomograf af yang yang berdasark berdasarkan an pada sifat-sifat sifat-sifat tanah tanah yang yang mempenga mempengaruhin ruhinya. ya. Adapun Adapun sifat-sifa sifat-sifatt tanah tersebut adalah meliputi tekstur, struktur tanah, kadar bahan organik dan permeabilitas tanah. Sampel tanah dari lapangan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui parameter-parameter : a. Prosentase debu, (0,05-0,02 (0,05-0,02 mm) mm) dan pasir pasir sangat halus (0,10-0,05 (0,10-0,05 mm) mm) b. Prosentase pasir kasar (2,0-0,10 mm) c. Prosentase kadar bahan organik d. Tipe dan kelas struktur tanah e. Tingkat permeabilitas tanah Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka untuk mencari nilai erodibilitas tanah digunakan nomograf K dari Wischmeier dan Smith seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.
b. Setelah Setelah diketahui diketahui titik potong potong dari garis yang menunjukkan menunjukkan persentase persentase pasir atau pasir kasar (0,10-2,0 mm), kemudian ditarik garis kearah bawah hingga hingga memotong memotong garis yang menunjukk menunjukkan an prosenta prosentase se bahan bahan organik organik tanah. c. Setelah Setelah diketahui diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan menunjukkan persentase persentase bah bahan an orga organi nikk tana tanah, h, kemu kemudi dian an dita ditari rikk garis garis kear kearah ah kana kanann hing hingga ga memotong garis yang menunjukkan kode struktur tanah. d. Setelah diketahui diketahui titik potong dari dari garis yang yang menunjukkan kode kode struktur tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah bawah hingga memotong garis yang menunjukkan permeabilitas tanah. e. Setelah diketahui diketahui titik potong potong dari garis garis yang yang menunjukkan menunjukkan permeabilitas tanah tanah tanah, tanah, kemud kemudian ian ditari ditarikk garis garis kearah kearah kiri kiri hingga hingga menun menunjuk jukkan kan erodibilitas tanah (Najib, 2001). Selain menggunakan Nomograf Wischmeier dan Smith , indeks erodibilitas tanah (K) dapat ditentukan dengan salah satu cara, yaitu mengetahui jenis tanah
21. Mediteran (Tropudalfs )
0,22
Sumber : Arsyad, 1989 dan Asdak, 1995 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002
Tabel 2. Klasifikasi Struktur Tanah Kelas
Klasifikasi
1
Granular sangat halus (1 mm)
2
Granular halus (1-2 mm)
3
Granular sedang-kasar sedang-kasar (1-2 mm) – (5-10 mm)
4
Massi, gumpal, terang dan lempung
Sumber : Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno, 2009.
Pengukuran permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium. Selanjutnya dapat diklasifikasikan seperti tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Permeabilitas Tanah Kelas
Klasifikasi
6
Sangat Lambat
5
Lambat
Kecepatan (cm/jam)
< 0,125 0,125 – 0,5
S
= kecuraman lereng (%)
X
= panjang lereng (m)
Sedangkan menurut Mati et a (2000) dalam Wijanarko (2009). Peta lereng digunakan untuk menghitung nilai L dan S pada suatu daerah penelitian. Faktor panjang kemiringan lereng (L) untuk sebuah lereng dengan menggunakan menggunakan metode grid atau raster , penghitungan faktor L menggunakan rumus sebagai berikut : L = (V22,13)m
dimana : A
= panjang grid (meter)
m
= eksponen yang tergantung nilai kemiringan lereng (s),
dimana : (s) > 5% nilai m = 0,5 5% > (s) > 3% nilai m = 10(s) (s) < 3% nilai m = 0,3 Faktor kemiringan (S) untuk sebuah analisa dengan menggunakan metode
4. Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Faktor Faktor pengelola pengelolaan an tanaman tanaman merupaka merupakann bilangan bilangan perbandin perbandingan gan antara antara besarnya erosi pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan atau diusahakan dengan besarnya erosi pada keadaan tilled continous fallow atau lahan yang terus menerus diolah tetapi hanya petanaman. Untuk faktor pengelolaan tanaman (C), pengamatan di lapangan pada setiap satuan lahan akan didapati variasi tanam dari wawancara dengan petani setempat. Untuk mencari besarnya nilai C digunakan rerata timbang berdasarkan pada masa tanam. Persamaan yang digunakan adalah : C
Keterangan : C
N1C1 N1C 1 + N2C2 N2C 2 + ... + NnCn NnC n 12
= indeks factor tanaman tahuna rerata timbang
N1………n = lamanya jenis tanaman diusahakan atau hidup C1……...n = indeks pengelolaan dari setiap jenis tanaman Untuk menentukan nilai faktor C digunakan indeks dalam tabel 5.
18. Pola tanam berurutan *) + mulsa sisa tanaman 19. Alang-alang murni subur
0,357 0,001
Sumber : Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno, 2009. *) Pola tanam tumpang tumpang gilir : jagung + padi padi + ubikayu ubikayu setelah panen panen padi ditanami ditanami kacang tanah. **) Pola tanam berurutan : padi-jagung-kacang padi-jagung-kacang tanah.
Selain itu untuk menentukan nilai faktor C dengan pertanaman tunggal digunakan indeks pada tabel 6. Tabel 6. Nilai Indeks Faktor C dengan Pertanaman Tunggal No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jenis Tanaman
Ubi kayu Kedelai Kacang tanah Padi (lahan kering) Jagung Padi sawah Kapas, tembakau Tebu Pisang (jarang yang monokultur) Cabe, jahe, dll
Abdulrahman,cs
Hammer
0,399 0,20 0,561 0,637 0,01 0,5 – 0,7 -
0,8 0,4 0,2 0,5 0,7 0,4 0,2 0,6 0,9
Tabel 7. Nilai Indeks Faktor P (Teknik Konservasi Tanah) No
Teknik Konservasi Tanah
1. Teras bangku - Baik - Sedang - Jelek 2. Teras tak sempurna 3. Vegetasi penutup/permanen penutup/permanen a. Baik b. Jelek 4. Hill side ditch 5. Pertanaman dalam strip : - Kemiringan lereng 0 – 8 % - Kemiringan lereng 9 – 20 % - Kemiringan lereng > 20 % 6. Mulsa jerami : a. 6 ton/ha/th b. 3 ton/ha/th c. 1 ton/ha/th 7. Reboisasi awal 8. Tanpa tindakan konservasi tanah
Nilai P
0,04 0,15 0,35 0,40 0,04 0,40 0,30 0,50 0,75 0,90 0,30 0,50 0,80 0,30 1,00
Sumber : RTL – RLKT Departemen Kehutanan, 1985; dan Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno,
TSL = Tolerable Soil Loss (laju erosi yang masih dapat ditoleransi) Nilai TSL pada masing-masing satuan lahan dapat ditentukan dengan cara merujuk pedoman penetapan nilai TSL untuk tanah-tanah di Indonesia yang disajikan pada Tabel 9 (Arsyad, 1989 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002). Tabel 9. Pedoman Penetapan Nilai TSL untuk Tanah-Tanah di Indonesia No
Sifat Tanah dan Substratum
1. Tanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas batuan 2. Tanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas bahan telah melapuk (tidak terkonsolidasi) 3. Tanah dangkal (25 – 50 cm) di atas bahan telah melapuk 4. Tanah dengan kedalaman sedang (50 – 90 cm) di atas bahan telah melapuk 5. Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah yang kedap air di atas substrata yang telah melapuk 6. Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah berpermeabilitas lambat, di atas substrata telah melapuk
Nilai TSL (ton/ha/tahun)
0 4,8 9,6 14,4 16,8 19,2
BAB III HASIL PERHITUNGAN
3.1. Letak dan Luas Daerah Studi a. Data Atribut Peta Kabupaten XX
NAMA KECAMATAN Kec. I Kec. II Kec. XI Kec. IV Kec. XII Kec. III Kec. V Kec. VI Kec. X Kec. IX Kec. VII
KOORDINAT X Y 485000 9170000 490000 9170000 510000 9165000 500000 9165000 515000 9165000 490000 9165000 490000 9160000 495000 9160000 515000 9160000 505000 9160000 500000 9155000
PERIMETER 39854.227 31624.140 40391.052 41081.526 41676.894 28105.385 37361.877 37728.606 44640.764 33552.465 40138.838
HECTARES 6134.856 4052.752 4732.943 5798.709 4389.533 2196.248 3841.369 3829.164 6993.808 3821.688 5928.450
3.2. Kondisi Komponen Utama Perhitungan Erosi 3.2.1. Hujan a. Data Atribut Peta Curah Hujan
SHAPE POLYGO POLYGON N POLYGO POLYGON N POLYGO POLYGON N POLYGO POLYGON N
HUJAN 180.0 18 0.000 00 160.0 16 0.000 00 140.0 14 0.000 00 200.0 20 0.000 00
3.2.2. Tanah a. Data Atribut Peta Jenis Tanah
SHAPE SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
KETER KETERAN ANG GAN TANAH ANAH grumusol grumusol grumusol grumusol aluvial mediteran latosol aluvial andosol waduk latosol waduk latosol
3.2.3. Lereng a. Data Atribut Peta Kemiringan Lereng
SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
KETERANGAN BESAR KEMIRINGAN datar-hampir.landai 0-5 landai-agak.miring 5 - 15 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 miring 15 - 35 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 sangat curam > 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 sangat curam > 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50 san sangat mirin iring g-agak.cu k.curam 35 - 50
3.2.4. Pengelolaan Lahan a. Data Atribut Peta Pengelolaan Lahan SHAPE SHAPE POLYGON POLYGON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYGON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYGON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYGON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON POLYG POLYGON ON
KET KE TERAN ERANGA GAN N saw sawah teg tegalan lan perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an teg tegalan lan perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an saw sawah perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an teg tegalan lan perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an
POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N POLYGON POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POL POLYGON YGON POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N
perm permukim ukiman an teg tegalan lan perm permukim ukiman an teg tegalan lan sawah perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perke perkebu buna nan n sawah perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an sawah perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an perm permukim ukiman an teg tegalan lan ukim
POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLYGON POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLY POLYGO GON N POLYGON POLY POLYGO GON N POLYGON
perm permuki ukima man n hut an an perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n waduk sawah perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n sawah perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n teg tegalan lan perm permuki ukima man n waduk
POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLYGON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLYGON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON POLY POLYG GON
perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n sawah perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n sawah perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n perm permuki ukima man n
3.3. Perhitungan Erosi 3.3.1. Faktor Hujan (R) a. Data Atribut Peta Faktor Erosivitas Hujan (R)
SHAPE POL POLYGO YGON POL POLYGO YGON POL POLYGO YGON POL POLYGO YGON
HUJAN 180 180.00 .000 160 160.00 .000 140 140.00 .000 200 200.00 .000
RM 3432 2924 2438 3961
3.3.2. Faktor Tanah (K) a. Data Atribut Peta Faktor Erodibilitas Tanah (K)
SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
KETERANGAN TANAH grumusol grumusol grumusol grumusol aluvial mediteran latosol aluvial andosol waduk latosol waduk latosol
K 0.300 0.300 0.300 0.300 0.250 0.280 0.050 0.250 0.150 0.000 0.050 0.000 0.050
3.3.3. Faktor Lereng (LS) a. Data Atribut Peta Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (Ls)
SHAP E POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON POLY GON
K ETE RA NGA N BE SAR K EMIRINGAN dat ar-hampir. landai 0-5 landai-agak .miring 5 - 15 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 miring 15 - 35 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat c uram > 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat c uram > 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50 s angat miring-agak. c uram 35 - 50
LS 0.250 1.200 9.500 4.250 9.500 9.500 12.000 9.500 9.500 9.500 12.000 9.500 9.500
3.3.4. Faktor Pengelolaan Lahan (CP) a. Data Data Atribu Atributt Peta Peta Indek Indekss Penge Pengelol lolaan aan Tanama Tanaman n (C) dan dan Peta Peta Indeks Indeks Teknik Konservasi Tanah (P) SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
KETERANGA N s awah tegalan permukiman permukiman tegalan permukiman permukiman permukiman s awah permukiman permukiman permukiman permukiman tegalan permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman
C 0. 010 0. 200 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 1. 000 0. 010 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 1 000
P 0. 200 0. 400 1. 000 1. 000 0. 400 1. 000 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 0. 400 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 1. 000 1 000
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
permukiman tegalan permukiman tegalan s awah permukiman permukiman perkebunan s awah permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman s awah permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman tegalan permukiman
1.000 0.200 1.000 0.200 0.010 1.000 1.000 0.100 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000
1.000 0.400 1.000 0.400 0.200 1.000 1.000 0.500 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.400 1.000
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
permukiman hutan permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman waduk sawah permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman sawah permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman tegalan permukiman waduk
1.000 0.001 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 0.000
1.00 .000 0.150 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 0.000 0.200 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 0.200 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 1.00 .000 0.400 1.00 .000 0.000
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman permukiman s awah permukiman permukiman s awah permukiman permukiman permukiman permukiman
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000
3.3.5. Overlay Peta 3.3.5.1 R – K a. Data Data Atribu Atributt Peta Peta Faktor Faktor Erosiv Erosivita itass Huj Hujan an (R) & Fakto Faktorr Erodib Erodibili ilita tass Tanah (K) SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
RM 2438 2438 2438 2924 2438 2924 2438 3432 2924 2438 3432 2924 3961 2924 2438
K 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.250 0.250 0.280 0.280 0.280 0.050 0.050 0.050 0.250 0.250
RK 731.400 731.400 731.400 877.200 731.400 731.000 609.500 960.960 818.720 682.640 171.600 146.200 198.050 731.000 609.500
3.3. .3.5.2 5.2 (R - K) – LS LS a. Data Atribut Peta Faktor RK & Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (Ls) SHAPE
RM
K
LS
RKLS
POLYGON
2438
0.300
0.250
182.850
POLYGON
2438
0.300
0.250
182.850
POLYGON
2438
0.300
0.250
182.850
POLYGON
2924
0.300
0.250
219.300
POLYGON
2438
0.300
0.250
182.850
POLYGON
2924
0.250
0.250
182.750
POLYGON
2438
0.250
0.250
152.375
POLYGON
3432
0.280
0.250
240.240
POLYGON
2924
0.280
0.250
204.680
POLYGON
2438
0.280
0.250
170.660
POLYGON
3432
0.050
0.250
42.900
POLYGON
2924
0.050
0.250
36.550
POLYGON
2924
0.250
0.250
182.750
POLYGON
2438
0.250
0.250
152.375
POLYGON
2924
0.000
0.250
0.000
POLYGON
3432
0.050
0.250
42.900
POLYGON
2924
0.000
0.250
0.000
POLYGON
3432
0.050
0.250
42.900
POLYGON
2924
0.050
0.250
36.550
POLYGON
2924
0.280
1.200
982.464
POLYGON
3961
0 050
9 500
1881 475
b. Langkah-Langkah Langkah-Lan gkah Pembuatan
Buka view baru dan beri nama RKLS. Add theme
dengan memasukkan theme RK.shp dan lereng.shp. Kemudian
pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard .
Selanjutnya pilih intersect two themes , dan simpan hasil intersect tersebut pada folder kita, dan beri nama RKLS.shp, selanjutnya finish .
Maka Maka sekara sekarang ng pada pada view RKLS RKLS,, teda tedapa patt 3 theme yaitu aitu : RK.s RK.shp hp,, lereng.shp dan RKLS.shp. Hapus theme RK.shp dan lereng.shp, sehingga menyisakan theme RKLS.shp.
Pada theme RKLS.shp, kita cari hasil perkalian RK dan LS-nya kemudian tampilkan pada unique value .
Selesai.
3.3.5.3 3.3.5.3 (R – K – LS) LS) – CP a. Data Atribut Peta Jumlah Tanah Hilang Maksimum (A) (ton/ha/th) SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
RM 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438
K 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0 300
LS 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0 250
C 0. 010 0. 200 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 1. 000 0. 010 1. 000 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 0. 010 0. 200 0. 200 0 200
P 0. 200 0. 400 1. 000 1. 000 0. 400 1. 000 1. 000 1. 000 0. 200 1. 000 1. 000 1. 000 0. 400 1. 000 0. 400 1. 000 1. 000 0. 200 0. 400 0. 400 0 400
A 0.366 14. 628 182.850 182.850 14. 628 182.850 182.850 182.850 0.366 182.850 182.850 182.850 14. 628 182.850 14. 628 182.850 182.850 0.366 14. 628 14. 628 14 628
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924
0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0 280
0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0 250
1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 0.200 0.200 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 0 010
1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 0.400 0.400 0.400 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 0.400 1.000 1.000 1.000 0 200
240.240 240.240 0.480 240.240 240.240 19.219 19.219 19.219 240.240 240.240 240.240 240.240 240.240 240.240 240.240 0.409 204.680 204.680 204.680 16.374 204.680 204.680 204.680 0 409
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 3432
0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0 050
0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0 250
1.000 1.000 0.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.200 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0 010
1.000 1.000 0.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.400 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0 200
204.680 204.680 0.000 204.680 204.680 204.680 204.680 204.680 0.000 204.680 16.374 204.680 0.341 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 170.660 0 086
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
2924 2924 2924 2924 2924 2924 2924 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2438 2924 2924 2924
0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.000 0.000 0 000
0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0 250
0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 0.010 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 0.010 0.200 1 000
0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.400 0.200 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 0.200 0.400 1 000
0.365 182.750 182.750 182.750 182.750 182.750 182.750 12.190 0.305 152.375 152.375 152.375 0.305 152.375 152.375 152.375 152.375 152.375 0.305 152.375 152.375 0.000 0.000 0 000
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432
0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0 050
0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0 250
1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 1.000 1.000 1.000 0.010 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1 000
1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 0.200 0.400 1.000 1.000 1.000 1.000 1 000
42.900 42.900 0.086 42.900 42.900 0.086 42.900 42.900 42.900 42.900 42.900 42.900 42.900 0.086 42.900 42.900 42.900 0.086 3.432 42.900 42.900 42.900 42.900 42 900
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432
0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.280 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0 050
4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4 250
0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 0.100 0.010 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 0.200 0.010 0.100 0.200 0.010 0.010 0 010
0.400 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 0.500 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 0.400 1.000 1.000 1.000 0.400 0.200 0.500 0.400 0.200 0.200 0 200
326.726 4084.080 4084.080 4084.080 4084.080 4084.080 8.168 204.204 8.168 4084.080 4084.080 4084.080 4084.080 326.726 4084.080 4084.080 4084.080 326.726 1.459 36.465 58.344 1.459 1.459 1 459
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
3432 3961 3961 3961 3961 3961 3961 3961 3961 3961 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432
0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.150 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0 050
4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4.250 4 250
0.200 0.010 0.100 0.100 0.200 1.000 0.001 0.200 1.000 1.000 0.010 1.000 0.200 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.010 0.200 0.010 1.000 1.000 1 000
0.400 0.200 0.500 0.500 0.400 1.000 0.150 0.400 1.000 1.000 0.200 1.000 0.400 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 0.400 0.200 1.000 1.000 1 000
175.032 5.050 126.257 126.257 202.011 2525.137 0.379 202.011 2525.137 2525.137 1.459 729.300 58.344 729.300 729.300 729.300 729.300 729.300 1.459 58.344 1.459 729.300 729.300 729 300
POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
3961 3961 3961 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3961 3961 3961 3961 3432 3432 3432 3432 3432 3432 3432
0.150 0.150 0.150 0.280 0.15 .150 0.150 0.15 .150 0.150 0.150 0.15 .150 0.15 .150 0.15 .150 0.150 0.15 .150 0.15 .150 0.15 .150 0.050 0.280 0.280 0.050 0.050 0.050 0.050
9.500 9.500 9.500 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 9.500 9.500 9.500 9.500 9.500 9.500
0.100 0.200 0.001 0.010 0.10 .100 0.001 0.20 .200 0.010 0.001 0.20 .200 1.00 .000 1.00 .000 0.001 0.20 .200 1.00 .000 1.00 .000 0.010 0.010 0.200 0.010 0.200 1.000 1.000
0.500 0.400 0.150 0.200 0.500 0.150 0.400 0.200 0.150 0.400 1.000 1.000 0.150 0.400 1.000 1.000 0.200 0.200 0.400 0.200 0.400 1.000 1.000
282.221 451.554 0.847 23.063 308.880 0.927 494.208 12.355 0.927 494.208 6177.600 6177.600 1.069 570.384 7129.800 7129.800 4.118 18.258 730.330 3.260 130.416 1630.200 1630.200
b. Langkah-Langkah Langkah-Lan gkah Pembuatan
Buka view baru dan beri nama RKLSCP. Ad Add theme heme
dengan dengan memasukk memasukkan an theme RKLS.shp RKLS.shp dan landuse. landuse.shp. shp.
Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard .
Selanjutnya pilih intersect two themes , dan simpan hasil intersect tersebut pada folder kita, dan beri nama RKLSCP.shp, selanjutnya finish .
Maka sekarang pada view RKLSCP, tedapat 3 theme yaitu : RKLS.shp, landuse.shp dan RKLSCP.shp. Hapus theme RKLS.shp dan landuse.shp, sehingga menyisakan theme RKLSCP.shp.
Buka open theme table , kemudian pilih toolbar edit dan pilih add field . Beri nama A pada nama field -nya -nya dan hitung nilai A dengan mengalikan nilai R, K, LS, C dan P.
Pada theme RKLSCP.shp, kita tampilkan unique value nilai A-nya.
Selesai.
3.3.5.4 IE a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE)
SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
IE Berat Menengah Ringan Sangat B erat Sangat Ringan
COUNT 103 44 71 68 110
RA RA TA-RATA A 229.2600 144.1227 38. 9063 2040. 0879 2. 5954
b. Langkah-Langkah Langkah-Lan gkah Pembuatan
Buka View baru dan beri nama IE. Add theme dengan
memasukkan theme RKLSCP.shp.
Buka Open theme table , kemudian pilih toolbar edit dan pilih add field . Beri nama IE pada nama field -nya -nya dan masukkan data indeks erosinya.
Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard .
Selanjutn Selanjutnya ya pilih dissolve dissolve features features based based on attribu attribute te , kemudian pilih
3.4. Analisis Erosi 3.4.1. Overlay Peta a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE) & Kecamatan SHAPE POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON POLYGON
NAMA KECAMATAN Kec. I Kec. I Kec. II Kec. II Kec. II Kec. II Kec. II Kec. XI Kec. XI Kec. XI Kec. IV Kec. IV Kec. IV Kec. IV Kec. IV Kec. XII Kec. XII Kec. XII Kec. XII Kec. XII Kec. III Kec. III Kec. III Kec. V Kec. V Kec. V
IE Berat Sangat Ringan Berat Menengah Ringan Sangat Berat Sangat Ringan Menengah Ringan Sangat Ringan Berat Menengah Ringan Sangat Berat Sangat Ringan Berat Menengah Ringan Sangat Berat Sangat Ringan Berat Menengah Sangat Ringan Berat Menengah Ringan
RATA-RATA A 229.2600 2.5954 229.2600 144.1227 38.9063 2040.0879 2.5954 144.1227 38.9063 2.5954 229.2600 144.1227 38.9063 2040.0879 2.5954 229.2600 144.1227 38.9063 2040.0879 2.5954 229.2600 144.1227 2.5954 229.2600 144.1227 38.9063
PERIMETER 37665.031 71169.738 39790.032 31022.277 11926.436 9632.599 91959.159 3863.936 31323.587 52187.821 22541.168 4195.630 67248.886 1208.694 80491.759 11188.736 38849.792 40416.809 9244.654 47863.799 14034.873 28976.665 55781.232 53586.112 1023.837 14833.335
HECTARES 492.918 5640.875 418.015 337.342 178.751 169.786 2948.478 73.513 1098.063 3560.858 313.597 24.242 1233.672 1.946 4225.064 544.053 1269.954 1258.925 135.389 1180.439 149.551 492.730 1553.609 809.982 5.516 200.737
3.4.2. Pembahasan
Berdasark Berdasarkan an peta yang telah telah dibuat, dibuat, diketahui diketahui bahwa pada kecamatan kecamatan I pada kabupaten XX, terdapat 2 klasifikasi indeks erosi, yaitu berat dan sangat ringan. Pada indeks erosi berat, diketahui bahwa daerah tersebut merupakan daer daerah ah yang yang data datarr hamp hampir ir land landai ai,, namu namunn kare karena na peng penggu guna naan an laha lahann untu untuk k permukiman, menyebabkan indeks erosinya menjadi berat. Selain itu juga jenis tanahnya yaitu grumosol yang memiliki nilai faktor erodibilitas tanah yang tinggi yaitu 0,3. Sedangkan untuk indeks erosi yang sangat ringan, didapatkan data bahwa selain dikarenakan karena lahannya yang datar hampir landai, tetapi juga dikarenakan karena penggunaan lahannya lahannya untuk sawah dan tegalan. Untuk kecamatan II, terdapat semua klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat berat. Untuk klasifikasi sangat ringan sendiri dikarenakan karena merupakan lahan yang datar hampir landai, selain itu juga dikarenakan karena penggunaan lahannya sebagai sawah serta curah hujan rata-ra rata-rata ta bulana bulanann yang yang tidak tidak terlal terlaluu besar besar yaitu yaitu sekita sekitarr 140-16 140-1600 cm. cm. Untuk Untuk
permukiman pada daerah yang datar hampir landai, dengan curah hujan rata-rata bul bulan anan an menc mencap apai ai 140 140 – 160 160 cm. cm. Pada Pada daer daerah ah deng dengan an eros erosii bera berat,t, hal hal ini ini disebabkan karena penggunaan lahan sebagai tempat permukiman pada lahan yang datar hampir landai dengan jenis tanah aluvial, dengan tingkat konservasi tanah antara 0,2 hingga 1. Kecamata Kecamatann IV memiliki memiliki kelima kelima klasifika klasifikasi si indeks indeks erosi. erosi. Dimana Dimana untuk tingkat erosi sangat ringan berada pada daerah yang datar hampir landai dengan tingkat konservasi tanah antara 0,2 hingga 1, serta jenis tanah mediteran dan latosol dengan penggunaan lahan yang sebagian besar merupakan sawah. Untuk indeks indeks erosi erosi ringan ringan sendiri, sendiri, kebanya kebanyakan kan disebabka disebabkann karena karena daerahny daerahnyaa sendiri sendiri digunakan sebagai tegalan dan tempat permukiman dengan lahan yang datar hampir landai serta dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 sampai 1 dan curah hujan rata-rata bulanan mencapai 160 cm. Daerah dengan tingkat erosi menengah dise diseba babk bkan an kare karena na bera berada da pada pada daer daerah ah yang ang land landai ai agak agak mirin miringg deng dengan an pengg pengguna unaan an lahan lahan sebaga sebagaii tempat tempat permu permukim kiman an serta serta sawah sawah denga dengann tingka tingkatt
tempat permukiman dengan daerah yang datar hampir landai dengan tingkat konservasi tanah mencapai mencapai 1 serta berada pada daerah dengan curah hujan 160 cm perbulan dan jenis tanah mediteran. Untuk Kecamatan VI dan VII, sama-sama memiliki 3 klasifikasi indeks erosi, yang meliputi sangat ringan, ringan dan berat. Untuk indeks erosi sangat ringan didominasi oleh daerah sawah dan tegalan dimana daerahnya merupakan dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan latosol dengan curah hujan rata-rata bulanan antara 160 – 180 cm. Sedangkan untuk klasifikasi ringan disebabkan oleh penggunaan lahannya sebagai tegalan, selain itu daerah yang berada pada dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan sedikit latosol dan berada pada curah hujan 160 – 180 cm per bulan, dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 hingga 1. Dan terakhir untuk indeks erosi berat, kebanyakan disebabkan oleh daerah yang berada pada lahan yang datar hampir landai, dengan jenis tanah latosol maupun mediteran dan kebanyakan penggunaan lahannya sebagai tempat permukiman dengan curah hujan antara 160 – 180 cm
sebagai tempat permukiman dan tegalan dengan tingkat curah hujan bulanan ratarata mencapai 180 cm dan tingkat konservasi tanah mencapai 0,4. Untuk kecamatan X, memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan daerah yang berada pada lahan yang miring, sangat miring agak curam hingga sangat curam. Dimana dengan curah hujan berada pada 180 - 200 cm per bulan dengan jenis tanah latosol, andosol dan mediteran, yang sebagian besar penggunaan lahan untuk kawasan hutan. Untuk ringan, pengaruh penggunaan lahan sebagai perkebunan yang berada pada curah hujan 180 cm per bulan, serta daerah yang berada pada lahan yang miring dengan jenis tanah yang sebagian besar latosol serta tingkat konservasi tanah mencapai rata-rata 0,5. Untuk indeks erosi menengah sendiri, sebagian besar disebabkan kare karena na laha lahann bera berada da pada pada daer daerah ah yang ang sang sangat at mirin miringg agak agak cura curam m deng dengan an penggunaan lahan sebagai tegalan dan perkebunan, dimana tingkat konservasi tanah sebesar 0,4 – 0,5. Untuk indeks erosi berat disebabkan karena daerah yang berada pada daerah miring dan sangat miring agak curam dengan jenis tanah yang
konservasi tanah rata-rata 0,4 dan jenis tanah yang sebagaian besar meupakan latosol. Kecamatan XII memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Untuk sangat ringan sendiri disebabkan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan dimana daerahnya beada pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam, dengan tingkat curah hujan rata-rata bulanan mencapai 180 – 200 cm, dan jenis tanah yang sebagian besar merupakan latosol dengan tingkat konservasi tanah menc mencap apai ai 0,2 0,2 dan dan 0,4. 0,4. Klas Klasif ifik ikas asii ring ringan an,, lebi lebihh bany banyak ak dise diseba babk bkan an oleh oleh penggunaan lahan sebagai perkebunan dan tegalan, yang berada pada daerah miring dengan jenis tanah latosol. Dan untuk klasifikasi menengah sendiri, daerah ber berad adaa pada pada laha lahann yang yang mirin miringg hing hingga ga sang sangat at miri miring ng agak agak cura curam, m, yang yang didomonasi oleh perkebunan dan tegalan dengan tingkat konservasi tanah 0,4 – 0,5 dan berada pada curah hujan rata-rata bulanan 180 cm. Untuk klasifikasi terakhir yaitu berat dan sangat berat lebih disebabkan oleh penggunaan lahan sebagai tempat permukiman dan tegalan, dengan daerah yang rata-rata miring
Kecamatan XV, memiliki 3 klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat ringan, ringan dan sangat berat. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan lebih banyak dipengaruhi oleh daerah daerah yang digunakan digunakan sebagai tegalan tegalan dan sawah serta berada berada pada daerah yang datar hampir landai, dengan jenis tanah yang sebagian besar merup merupaka akann latoso latosoll dan tingka tingkatt konser konservas vasii tanah tanah antara antara 0,4 hingga hingga 1. Untuk Untuk klasifikasi ringan sendiri disebabkan oleh penggunaan lahan yang sebagaian besar meupakan tegalan walaupun berada pada daerah yang miring dan datar hampir landai, dan sebagaian besar merupakan jenis tanah latosol serta curah hujan bulanan mencapai 180 cm. Sedangkan klasifikasi sangat berat, daerah berada pada daerah miring dan merupakan tempat permukiman dengan curah hujan bulanan 180 cm, serta tingkat konservasi tanah mencapai 1. Dan terakhir untuk kecamatan XVI, sama halnya dengan kecamatan XV terdapat 3 klasifikasi indeks erosi meliputi sangat ringan, ringan dan sangat berat. Untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan oleh daerah yang datar hampir landai dengan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan, sedangkan jenis tanah
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum proses erosi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu erosi geologi atau erosi alam dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang belum dipengaruhi oleh campur tangan manusia atau proses erosi yang terjadi secara alami, dimana proses tersebut masih dapat diimbangi oleh proses pembentukan tanah. Apabila erosi terjadi karena campur tangan manusia maka umumnya proses erosi tersebut lebih cepat daripada proses pembentukan pembentukan tanah sehingga disebut erosi yang dipercepat.
Perh Perhit itun unga gann eros erosii yang ang seri sering ng digu diguna naka kann adal adalah ah pers persam amaa aann USLE USLE (Universal Soil Loss Equation ).
Untuk nilai RM berkisar antara 2438 – 3961, nilai K berkisar antara 0 – 0,3, nilai Ls berkisar antara 0,25 – 12,00, nilai C berkisar antara 0 – 1 dan
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi. 2002. Kajian Erosi dan Sedimentasi pada DAS Teluk Balikpapan Kalimantan Timur .
http://www.crc.uri.edu/download/TE-02_13I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN.pdf diakses tanggal 26 Desember 2009 Najib, Ainun. 2001. Besar Erosi Tanah di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3267/1/E100 http://etd.eprints.ums .ac.id/3267/1/E100096135.pdf 096135.pdf diakses tanggal 26 Desember 2009 Triyatno, Triyatno, Joko. Joko. 2009. 2009. Anali Analisis sis Erosi Erosi dan Konser Konserva vasi si Tanah Tanah di Kecama Kecamata tan n Ngadirojo Kabupaen Wonogiri.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3180/1/E100 http://etd.eprints.ums .ac.id/3180/1/E100030016.pdf 030016.pdf
LAMPIRAN