LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
POSTUR KERJA
Kelompok
:
A22
Tgl. Praktikum
:
26 September 2015
Nama
:
Rimadilla Rizqy Linauliyamara (14522157)
Dewi Rahmawati (14522208)
Hari Praktikum
:
Sabtu
Dikumpulkan tgl.
:
Kelas
:
A
Yogyakarta, ............................. 2015
Asisten
(Perdana Suteja Putra)
Asisten
:
Perdana Suteja Putra (E-102)
Kriteria Penilaian
Format Laporan
:
(max: 10)
Perhitungan
:
(max: 35)
Analisa
:
(max: 30)
Rekomendasi
:
(max: 25)
TOTAL
:
LABORATORIUM DESAIN KERJA DAN ERGONOMI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015
BAB I
POSTUR KERJA
Tujuan Praktikum
Mampu melakukan pengukuran kerja dan memahami postur kerja.
Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja.
Mampu mengaplikasikan metode menggunakan NBM kuesioner, REBA untuk mengurangi resiko kerja.
Mampu memberikan rekomendasi berdasar hasil analisa.
Tugas Praktikum
Mengambil video dan gambar postur seorang pekerja ketika melakukan pengangkatan kemudian menentukan sudut pada foto tersebut sesuai ketentuan lalu melakukan analisa dengan menggunakan metode REBA. Selain itu, pekerja diberikan kuisioner nordic body untuk mengetahui bagian tubuh mana yang sakit akibat pekerjaan pengangkatan.
Output
Deskripsi
Pengamatan dilakukan di TB Sumber Jaya dengan pekerjaan mengangkat semen. Operator yang diamati adalah Pak Sagiman. Beliau berusia 38 tahun dengan berat badan 56kg. Beban semen yang diangkat ialah sebesar 40kg. Kegiatan mengangkat semen dilakukan setiap hari. Banyak frekuensi pengangkatan rata-rata adalah dua puluh kali, tidak menentu tergantung dengan permintaan konsumen. Berikut adalah tabel pengumpulan data Nordic Body Map dari Pak Sagiman:
Tabel 1 Nordic Body Map dari Pak Sagiman.
No
Location
Grade of Complaints
A
B
C
D
0
Upper neck/Atas leher
1
Lower neck/Bawah leher
2
Left shoulder/Kiri bahu
3
Right shoulder/Kanan bahu
4
Left upper arm/Kiri atas lengan
5
Back /Punggung
6
Right upper arm/Kanan atas lengan
7
Waist/Pinggang
8
Buttock/Pantat
9
Bottom/Bagian bawah pantat
10
Left elbow/Kiri siku
11
Right elbow/Kanan siku
12
Left lower arm/Kiri lengan bawah
No
Location
Grade of Complaints
A
B
C
D
13
Right lower arm /Kanan lengan bawah
14
Left wrist/ Pergelangan tangan Kiri
15
Right wrist/ Pergelangan tangan Kanan
16
Left hand/ Tangan Kiri
17
Right hand/ Tangan Kanan
18
Left thigh/ Paha Kiri
19
Right thigh/ Paha Kanan
20
Left knee/ Lutut Kiri
21
Right knee/ Lutut Kanan
22
Left calf/ Betis Kiri
23
Right calf/ Betis Kanan
24
Left ankle/ Pergelangan kaki Kiri
25
Right ankle/ Pergelangan kaki Kanan
26
Left foot/kaki kiri
27
Right foot/kaki kanan
Perhitungan Kuisioner Nordic Body (hitung tingkat kesakitan pekerja berdasarkan bobot penilaian kuisioner Nordic Body)
Pekerjaan yang diteliti adalah mengangkat beban semen sebesar 40kg. Dalam sektor tersebut ada 5 pekerja yang akan dianalisis bagian mana yang merupakan keluhan pekerja saat bekerja yang nantinya akan dihitung dan dianalisa lebih lanjut. Berikut adalah hasil perhitungan presentase Nordic Body Map:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Persentase Nordic Body Map
No
Location
Level of Complains
A
B
C
D
Total
%
Total
%
Total
%
Total
%
0
Upper neck/Atas leher
5
100
0
0
0
0
0
0
1
Lower neck/Bawah leher
4
80
1
20
0
0
0
0
2
Left shoulder/Kiri bahu
1
20
3
60
1
20
0
0
3
Right shoulder/Kanan bahu
0
0
4
80
1
20
0
0
4
Left upper arm/Kiri atas lengan
1
20
3
60
1
20
0
0
5
Back /Punggung
1
20
4
80
0
0
0
0
6
Right upper arm/Kanan atas lengan
2
40
2
40
1
20
0
0
7
Waist/Pinggang
0
0
3
60
2
40
0
0
8
Buttock/Pantat
4
80
1
20
0
0
0
0
9
Bottom/Bagian bawah pantat
4
80
1
20
0
0
0
0
10
Left elbow/Kiri siku
2
40
1
20
1
20
1
20
11
Right elbow/Kanan siku
2
40
1
20
1
20
1
20
12
Left lower arm/Kiri lengan bawah
1
20
2
40
2
40
0
0
No
Location
Level of Complains
A
B
C
D
Total
%
Total
%
Total
%
Total
%
13
Right lower arm /Kanan lengan bawah
1
20
2
40
2
40
0
0
14
Left wrist/ Pergelangan tangan Kiri
2
40
2
40
1
20
0
0
15
Right wrist/ Pergelangan tangan Kanan
2
40
1
20
2
40
0
0
16
Left hand/ Tangan Kiri
2
40
0
0
2
40
0
0
17
Right hand/ Tangan Kanan
1
20
0
0
2
40
0
0
18
Left thigh/ Paha Kiri
3
60
2
40
0
0
0
0
19
Right thigh/ Paha Kanan
3
60
2
40
0
0
0
0
20
Left knee/ Lutut Kiri
2
40
3
60
0
0
0
0
21
Right knee/ Lutut Kanan
2
40
3
60
0
0
0
0
22
Left calf/ Betis Kiri
3
60
1
20
1
20
0
0
23
Right calf/ Betis Kanan
3
60
1
20
1
20
0
0
24
Left ankle/ Pergelangan kaki Kiri
4
80
1
20
0
0
0
0
25
Right ankle/ Pergelangan kaki Kanan
4
80
1
20
0
0
0
0
26
Left foot/kaki kiri
3
60
0
0
2
40
0
0
27
Right foot/kaki kanan
3
60
0
0
2
40
0
0
Contoh perhitungan diatas untuk mencari persentase dan total skor pada keluhan bawah leher yaitu jumlah responden yang menjawab cukup sakit (bobot 2) ada 1 orang. Jumlah keseluruhan responden 5 orang, maka persentasenya yaitu:
15×100%=20
Pengukuran beban dan postur kerja.
Penghitungan beban dan postur kerja yang didapat dengan menggunakan metode REBA sebagai berikut:
Grup A diperoleh skor sebagai berikut :
Punggung (batang tubuh), gerakan flexion besar sudut 11° hasil skor 2
Leher, gerakan extension besar sudut 30° dan leher miring kesamping hasil skor 3
Kaki operator bertompang, bobot tersebar merata, jalan atau duduk hasil skor 1.
Grup B diperoleh skor sebagai berikut
Lengan atas, gerakan extension besar derajat 16° hasil skor 2
Lengan bawah, flexsion besar sudut 74° hasil skor 1
Pergelangan tangan, exstension besar sudut 20° hasil skor 2
Pegangan yang dilakukan operator yaitu :
Pegangan fair yaitu pegangan tangan bisa diterima tapi tidak ideal atau coupling lebih sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh, hasil skor 1.
Skor C diperoleh skor sebagai berikut:
Dengan cara menambahkan hasil skor A dengan skor B diperoleh hasil 4
Berat beban yang diangkat operator yaitu:
Berat beban yang diangkat oleh operator yaitu sebesar 40 kg, hasil skor 2.
Hasil perhitungan REBA diperoleh hasil :
Skor C dijumlahkan dengan skor berat beban (activity score) diperoleh hasil skor 6.
Trunk2Neck3Leg141Upper Arms2Lower Arms1wrists22153426Trunk2Neck3Leg141Upper Arms2Lower Arms1wrists22153426
Trunk
2
Neck
3
Leg
1
4
1
Upper Arms
2
Lower Arms
1
wrists
2
2
1
5
3
4
2
6
Trunk
2
Neck
3
Leg
1
4
1
Upper Arms
2
Lower Arms
1
wrists
2
2
1
5
3
4
2
6
Gambar 1 REBA Scoring
Tabel. Action Level Metode REBA
Action Level
Skor REBA
Level Resiko
Tindakan Perbaikan
0
1
Bisa diabaikan
Tidak perlu
1
2-3
Rendah
Mungkin perlu
2
4-7
Sedang
Perlu
3
8-10
Tinggi
Perlu segera
4
10-15
Sangat
Perlu saat ini juga
Perhitungan akhir dari analisa beban dan postur kerja didapatkan skor 6 dengan tingkat action level berada di urutan ke 2 dengan level resiko yang sedang sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan.
Dengan hasil perhitungan REBA maka diharapkan operator dapat meminimalisir resiko dari dampak CTDs. Pencegahan CTDs dapat dilakukan salah satunya dengan cara administrative control, salah satu tindakan untuk memperbaiki postur kerja yang salah maka perlu dilakukan perbaikan administrative control. Perbaikan administrative control tersebut dengan melakukan training mengenai sikap kerja yang baik ketika melakukan aktivitas kerja terutama pada aktivitas mengangkat beban. Dengan dilakukannya training, diharapkan operator-operator dapat mengetahui dan menerapkan bagaimana sikap kerja yang baik sehingga akan meminimalisir resiko cedera saat bekerja.
Analisa Nordic Body Map
Menurut Grandjean (1993) dalam Oesman, Yusuf, dan Irawan (2012), keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Melalui Nordic Body Map dapat diketahui tingkat keluhan tersebut sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk mencegah terjadinya keluhan moskuluskeletal.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Nordic Body Map, diketahui bahwa responden merasa sangat sakit terbesar adalah pada bagian siku kiri dan siku kanan masing-masing yaitu 20 % atau satu responden.
Responden merasakan sakit terbesar adalah pada bagian lengan bahwah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, tangan kiri, tangan kanan, kaki kiri, dan kakikanan masing-masing yaitu 40% atau sebanyak 2 responden.
Pada tingkat terasa cukup sakit, persentase terbesar terdapat pada bahu kanan dan punggung dengan 80% responden atau 4 responden serta bahu kiri, lengan atas kiri, pinggang, lutut kiri dan lutut kanan masing-masig 60% atau 3 responden. Anggota tubuh yang lain tidak ada keluhan atau tidak merasakan sakit.
Pada pekerjaan mengangkat, menurunkan dan membawa barang yang dilakukan secara langsung tanpa bantuan alat apapun dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan pada pekerja seperti nyeri atau cidera pada pinggang (Wardoyo, 1997). Keluhan menyakitkan pada pinggang operator disebabkan oleh pengambilan kantong semen yang dilakukan dengan badan berdiri namun condong kebelakang dan membungkuk dengan frekuensi aktivitas yang berulang-ulang. Posisi tubuh condong kebelakang merupakan aktivitas yang tidak nyaman karena posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja, juga menambah beban tekan pada kaki karena menahan berat badan yang terdorong kebelakang. Begitu juga dengan membungkuk, dimana posisi ini juga memaksa kerja otot atau sendi tulang belakang dan akhirnya terjadi pembengkakan pada sendi.
Kegiatan mengangkat beban menjadi penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada bagian punggung. Bagian tubuh yang paling beresiko terkena dampaknya ialah tulang belakang dimana terdapat susunan syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik dan motorik dengan pengatur syaraf pusat atau otak. Hal ini disebabkan karena pengangkatan beban secara manual yang melebihi batas kekuatan manusia sehingga menyebabkan penggunaan tenaga yang berlebihan.
Bagian tubuh berikutnya ialah bahu. Sendi bahu ialah sendi putar yang memiliki arah gerakan paling banyak dibanding sendi lainnya yang membuat kita sering melakukan gerakan menggunakan bahu. Nyeri pada bahu salah satunya dipicu akibat penggunaaan yang berlebihan dan berulang dengan jangka waktu yang lama dan sikap atau posisi tubuh yang salah. Beban semen 40kg dapat menyebabkan nyeri bahu karena penggunaannya yang berlebihan serta pengangkatan yang berulang tergantung seberapa banyak pesanan konsumen.
Keluhan tertinggi berikutnya ialah lutut. Lutut cukup kompleks, dapat digunakan untuk menyangga berat tubuh ketika berjalan, berlari, melompat, atau mengangkat sesuatu. Sendi ini bahkan mampu menahan beban 3-4 kali berat tubuh normal. Tetapi, sendi ini juga cukup rentan, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada sendi ini dengan keluhan nyeri yang akan mengganggu fungsinya. (Rusad, 2015)
Keluhan sakit pada anggota tubuh lain disebabkan karena otot-otot pada anggota tubuh tersebut menegang ketika mengangkat beban, dimana dalam kasus ini adalah semen yang massanya 40kg, dengan adanya pemindahan semen yang menyebabkan otot tersebut menegang selama beberapa waktu.
Analisa beban dan postur kerja dengan menggunakan metode REBA
Dari perhitungan beban dan postur kerja dengan menggunakan metode REBA didapatkan hasil perhitungan bahwa nilai dari perhitungan Grup A yang meliputi pergerakan punggung (batang tubuh) merupakan gerakan flexion dengan besar sudut 11° diperoleh skor 2, pergerakan leher merupakan gerakan extension dengan gerakan leher miring ke samping dan sudut yang terbentuk 30° sehingga diperoleh skor 3, dan kaki operator bertopang, bobot tersebar merata, jalan sehingga diperoleh skor 1.
Perhitungan grup B meliputi lengan atas yang melakukan gerakan extension besar derajatnya adalah 16° dan bahu yang ditinggikan sehingga diperoleh skor 2. Gerakan lengan bawah merupakan gerakan flexsion dengan derajat kemiringan 74° sehingga diperoleh skor 1. Gerakan pergelangan tangan exstension dengan membentuk sudut 20° diperoleh skor 2. Berat beban yang diangkat adalah sebesar 40 kg sehingga skor berat beban yang didapatkan adalah 2. Pegangan yang dilakukan operator yaitu pegangan tangan yang bisa diterima tapi tidak ideal atau coupling lebih sesuai digunakan oleh bagian lain tubuh sehingga didapatkan skor 1.
Dari perhitungan dengan tabel diperoleh hasil group A sebesar 5, group B sebesar 3 dan group C sebesar 4. Perhitungan akhir dari analisa beban dan postur kerja didapatkan skor 6 dengan tingkat action level berada di urutan ke 2 dengan level resiko yang sedang sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan.
Rekomendasi postur kerja
Menurut Bridger (1995) dalam Astuti (2007), ketika melakukan pekerjaan, sikap kerja yang sering dilakukan ialah sikap kerja berdiri. Satu atau kedua kaki akan menopang berat tubuh manusia ketika melakukan posisi berdiri. Aliran beban berat tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi bumi.
Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi posisi kedua kaki. Ketika aktivitas mengangkat semen dilakukan pada saat letak benda diatas pinggul, badan operator terdorong ke belakang. Posisi kaki operator saat melakukan aktivitas kerja tidak sejajar lurus dengan jarak sesuai dengan tulang pinggul yang akan menjaga tubuh dari tergelincir. Padahal menjaga kelurusan antara anggota tubuh bagian atas dengan anggota bagian bawah sangat perlu dilakukan. Sehingga operator dapat menjaga kestabilan tubuhnya dan tidak terjatuh kebelakang.
Ketika aktivitas mengangkat dan meletakkan semen dilakukan pada saat letak benda dibawah pinggul, posisi tubuh operator membungkuk. Posisi ini memaksa kerja otot atau sendi tulang belakang dan akhirnya terjadi pembengkakan pada sendi. Oleh karena itu sebaiknya operator melakukan aktivitas mengangkat atau meletakkan beban dengan posisi berjonggok bukan membungkuk.
Perlu adanya perbaikan postur kerja pada pergelangan tangan saat melakukan aktivitas kerja. Posisi pergelangan tangan operator yang tidak sejajar dengan lengan bawah dapat menimbulkan cedera otot dan sendi.
Begitu juga perbaikan postur kerja pada leher operator ketika melakukan akivitas mengangkat semen. Posisi leher operator harus sejajar dengan badan untuk mengurangi resiko cedera otot.
salah satu tindakan untuk memperbaiki postur kerja yang salah maka perlu dilakukan perbaikan administrative control. Perbaikan administrative control tersebut dengan melakukan training mengenai sikap kerja yang baik ketika melakukan aktivitas kerja terutama pada aktivitas mengangkat beban. Dengan dilakukannya training, diharapkan operator-operator dapat mengetahui dan menerapkan bagaimana sikap kerja yang baik sehingga akan meminimalisir resiko cedera saat bekerja.
Kesimpulan
Perdasarkan hasil analisis Nordic Body Map aktivitas mengangkat semen seberat 40kg cukup beresiko pada bagian pinggang, hal tersebut terlihat dari persentase keluhan pada pinggang operator dimana 80% dari 5 responden merasa cukup sakit pada bagian pinggang.
Bagian tubuh seperti pada bahu kanan, punggung, bahu kiri, lengan atas kiri, lutut kiri dan lutut kanan dengan tingkat keluhan cukup sakit. Sedangakan untuk tingkat keluhan "menyakitkan" tertinggi terdapat pada lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, tangan kiri dan tangan kanan. Keluhan "sangat meyaktkan" tertinggi adalah siku kiri dan siku kanan.
Dengan hasil perhitungan REBA yang diperoleh hasil perhitungan dengan skor 6 yang masuk pada level 3 dengan level resiko sedang maka diharapkan operator dapat meminimalisir resiko dari dampak CTDs dengan cara pencegahan CTDs yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara administrative control, upaya tersebut dapat dilakukan dengan training mengenai sikap kerja yang baik terutama pada aktivitas mengangkat beban.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, R. D. (2007). Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Gema Teknik, No 2, 27-32.
Oesman, T. I., Yusuf, M., & Irawan, L. (2012). Analisis Sikap dan Posisi Kerja Pada Pengrajin Batik Tulis di Rumah Batik Nakula Sadewa, Sleman. Seminar Nasional Ergonomi, A-98 - A-103.
Rusad, I. (2015, Februari 8). Nyeri Lutut: Inilah Strategi Mencegahnya! Retrieved September 29, 2015, from Kompasiana: http://www.kompasiana.com/irsyalrusad/nyeri-lutut-inilah-strategi-mencegahnya_54f3595f7455137a2b6c713e
Wardoyo, A. (1997). Waspadai Ancaman Kesehatan. Solo: Aneka.
Lampiran:
Gambar 2 Operator sedang mengangkat beban.