BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Saat ini, keberadaan insfrastruktur jalan merupakan salah satu factor penting
dalam peningkatkan taraf hidup masyarakat. Tersedianya jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu perkembangan masyarakat Indonesia dari berbagai sektor salah satunya sektor perekonomian karena kegiatan bisnis atau usaha di suatu wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. Pesatnya Pesatnya pertumbuhan pertumbuhan penduduk di Indonesia Indonesia menyebabkan menyebabkan kebutuhan akan pembangunan insfrastruktur jalan semakin meningkat pula karena olume kendaraan ikut meningkat pesat. !leh karena itu, mahasiswa Politeknik "egeri #alang $urusan Teknik Sipil melaksanakan praktek bangunan jalan sebagai bekal dalam menghadapi kebutuhan di dunia kerja terutama uang berkaitan dengan pembangunan jalan raya. 1.2 Tujuan Tujuan yang harus dicapai dalam pelaksanaan praktek bangunan jalan, adalah
sebagai berikut% .&.' .&.' #ahasi #ahasiswa swa menge mengetah tahui ui dan memah memahami ami prose prosedur dur penger pengerjaa jaan n proyek proyek bangunan jalan dengan baik. .&.& .&.& #ahasi #ahasiswa swa menge mengetah tahui ui keguna kegunaan an selur seluruh uh alat alat baik baik alat alat berat berat maupun alat tambahan dalam proyek pembangunan jalan serta cara penggunaannya yang benar dan aman. .&. .&. #ahasi #ahasiswa swa bisa bisa mengap mengapli likasi kasikan kan apa apa yang sudah sudah dipra dipraktek ktekkan kan dalam dalam dunia kerja di masa yang akan datang.
1.3 Manfa Manfaat at engan melaksanakan praktek bangunan jalan, manfaat yang bisa didapatkan
antara lain%
1
..
#ahasiswa sudah memiliki pengalaman terjun langsung dalam praktek
pembangunan jalan, sehingga dapat menambah skill dan memudahkannya saat berada di dunia kerja. .. *arena sudah memahami setiap prosedur pelaksaan praktek bangunan jalan, mahasiswa sudah bisa memanajemen proyek yang berkaitan dengan praktek tersebut di dunia kerja. .. #ahasiswa dapat mengoptimalkan penggunaan alat+alat yang ada di proyek bangunan jalan karena sudah memahami metode penggunaan peralatan tersebut saat praktek.
2
BAB II DASAR TEORI
2.1 La!"an Perkera"an #alan erdasarkan bahan pengikatnya, lapisan perkerasan jalan dibagi menjadi dua
ketgori, yaitu lapisan perkerasan lentur ( flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement ) 2.1.1 La!"an Perkera"an Lentur $ Flexible Pavement % *ontruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan+lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dapadatkan. -apisan+lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. eban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda berupa beban terbagi rata P. eban tersebut diterima oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi P' yang lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
3
*onstruksi perkerasan lentur jalan raya terdiri atas lapisan+lapisan yang dapat '. &. . /.
dikelompokkan menjadi empat bagian% -apisan permukaan (surface course) -apisan pondasi atas (base course) -apisan pondasi bawah (subbase course) -apisan tanah dasar (subgrade)
Sedangkan beban lalu lintas yang bekerja di atas konstruksi perkerasan dapat dibedakan atas% '. #uatan kendaraan berupa gaya ertikal &. 0aya rem kendaraan berupa gaya horisontal . Pukulan roda kendaraan berupa getaran+getaran. !leh karena sifat penyebaran gaya maka muatan yang diterima oleh masing+ masing lapisan berbeda dan semakin ke bawah semakin kecil. -apisan permukaan harus mampu menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, lapis pondasi atas menerima gaya ertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar dianggap hanya menerima gaya ertikal saja. .1.1.1 La!"an Per&ukaan $"urfa'e '(ur"e% -apisan yang terletak paling atas disebut lapis permukaan, berfungsi antara
lain sebagai berikut% '. -apisan perkerasan penahan beban roda, dengan persyaratan harus mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama masa pelayanan. &. -apisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut. . -apis aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah menjadi aus. /. -apis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih buruk.
4
1ntuk dapat memenuhi fungsi tersebut, pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. $enis lapis permukaan yang umum digunakan di indonesia antara lain% 1. La!"an )er"!fat n(n"truktural , berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air, terdiri dari% • Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, •
dengan tebal maksimum & cm. Burda (laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan
•
dengan tebal padat maksimum ,2 cm. Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan
•
dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat '+& cm. Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan
•
aspal taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 34 inch. Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan
•
tertentu yang dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum ' cm. Lataston terdiri dari dua macam campuran, -ataston -apis Pondasi (56S+ Base) dan -ataston -apis Permukaan (56S+Wearing Course) dan ukuran maksimum agregat masing+masing campuran adalah '7 mm. -ataston -apis Pondasi (56S+ Base) mempunyai proporsi fraksi agregat kasar lebih besar daripada -ataston -apis Permukaan (56S + Wearing Course). 8dapun fungsi dari 56S adalah sebagai lapisan penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan jalan kedalam konstruksi perkerasan,
sehingga dapat dipertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu. 2. La!"an )er"!fat "truktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan beban roda kendaraan. Penetrasi macadam (lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari • agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang
5
diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. i atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan •
agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat berariasi antara /+' cm. -asbutag merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal pada tiap lapisannya antara
•
+2 cm. -aston (lapis tipis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
2.1.1.2 La!"an P(n*a"! Ata" $)a"e '(ur"e% -apisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan dinamakan lapis pondasi atas (base course). *arena terletak tepat di bawah permukaan perkerasan, maka lapisan ini menerima pembebanan yang berat dan paling menderita akibat muatan, oleh karena itu material yang digunakan harus berkualitas sangat tinggi dan pelaksanaan konstruksi harus dilakukan dengan cermat. 9ungsi base course antara lain% '. agian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. &. -apisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. . antalan terhadap lapisan permukaan. 1ntuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material dengan :6 ; 2< Plastisitas Inde= (PI) > /<. ahan+bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai base course. $enis lapis pondasi atas yang digunakan di Indonesia antara lain% '. 8gregat bergradasi baik, dapat dibagi atas batu pecah kelas 8, batu pecah kelas dan batu pecah kelas :. atu pecah kelas 8 mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu pecah kelas , dan batu pecah kelas lebih kasar dari batu pecah kelas :. &. Pondasi macadam . Pondasi telford
6
/. Penetrasi macadam (lapen) 2. 8spal beton pondasi (asphalt concrete base3 asphalt treated base) ?. Stabilisasi yang terdiri dari% • Stabilisasi agregat dengan semen (cement treated base) • Stabilisasi agregat dengan kapur (lime treated base) • Stabilisasi agregat dengan aspal (asphalt treated base) .1.1.3 La!" P(n*a"! Ba+a, $"u))a"e '(ur"e% -apis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi a tas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah (subbase) yang berfungsi% '. agian dari kontruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah
dasar. -apisan ini harus cukup kuat, mempunyai :6 > &< dan Plastisitas Inde= (PI) ; '<. &. @fisiensi penggunaan material. #aterial pondasi bawah relatif murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan di atasnya. . #engurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal. /. -apisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. 2. -apisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar. 5al ini sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda+roda alat berat. ?. -apisan untuk mencegah partikel+partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. 1ntuk itu lapis pondasi bawah haruslah memenuhi syarat filter yaitu% D 15 subbase ≥ 5 D 15 subgrade D15 subbase D 85 subgrade
≤ 5
imana% '2 % diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos A '2<. 42 % diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos A 42<. $enis lapisan pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah% '. 8gregat bergradasi baik, dibedakan atas sirtu3pitrunyang terbagi dalam kelas 8, kelas dan kelas :. Sirtu kelas 8 bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas , yang masing+masing dapat dilihat pada spesifikasi yang diberikan.
7
&. Stabilitas yang terdiri dari% Stabilitas agregat dngan semen (cement treated subbase) • Stabilitas agregat dengan kapur (lime treated subbase) • Stabilitas tanah dengan semen (soil cement stabiliBation) • Stabilitas tanah dengan kapur ( soil lime stabiliBation) • .1.1.- La!"an Tana, Da"ar $"u)gra*e% -apisan tanah setebal 2+' cm dimana di atasnya akan diletakkan lapisan pondasi bawah dinamakan lapisan tanah dasar (subgrade) yang dapat berupa tanah asli yang dipadatkan (jika tanah aslinya baik), tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasi dengan kapur atau bahan lainnya. Pemadatan yang baik akan diperoleh jika dilakukan pada kondisi kadar air optimum dan diusahakan kadar air tersebut konstan selama umur rencana. itinjau dari muka tanah asli, lapisan tanah dasar dapat dibedakan atas% -apisan tanah dasar, tanah galian • -apisan tanah dasar, tanah timbunan • -apisan tanah dasar, tanah asli • Sebelum lapisan+lapisan lainnya diletakkan,
tanah
dasar
(subgrade)
dipadatkan terlebih dahulu sehingga tercapai kestabilan yang tinggi terhadap perubahan olume, sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat+sifat daya dukung tanah dasar. #asalah+masalah yang sering dijumpai menyangkut tanah dasar (subgrade) adalah% Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas. • Perubahan bentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak. Tanah+tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk mengalami hal ini. -apisan+lapisan tanah lunak yang terdapat di bawah tanah dasar harus diperhatikan. aya dukung tanah dasar yang ditunjukkan oleh nilai :6 •
nya dapat merupakan indikasi dari perubahan bentuk yang dapat terjadi. aya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sifat tanah dasar sepanjang jalan dapat mengurangi akibat tidak seragamnya
8
daya dukung tanah dasar. Perencanaan tebal perkerasan dapat dibuat berbeda+beda dengan membagi jalan menjadi segmen+segmen berdasarkan •
sifat tanah yang berlainan. Perbedaan penurunan (differensial settlement) akibat terdapatnya lapisan+ lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk tetap. 5al ini dapat diatasi dengan melakukan penyelidikan tanah dengan teliti. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bor dapat memberikan gambaran yang jelas tentang lapisan tanah di bawah
•
lapis tanah dasar. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air. 5al ini dapat dikurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan olume yang mungkin terjadi dapat dikurangi. *ondisi drainase yang baik dapat menjaga
•
kemungkinan berubahnya kadar air pada lapisan tanah dasar. aya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. 5al ini akan lebih buruk pada tanah dasar dari jenis tanah berbutir kasar dengan adanya tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas ataupun akibat berat tanah dasar itu sendiri (pada tanah dasar tanah timbunan). 5al ini dapat diatasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada saat
•
pelaksanaan pekerjaan tanah dasar. *ondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada kemungkinan lokasi jalan berbeda pada daerah patahan.
Pene)a) /eru"akan Perkera"an #alan Lentur '. -alu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban. &. 8ir, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik
dan naiknya air akibat kapilaritas. . #aterial konstruksi perkerasan. alam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik. /. Iklim, Indonesia beriklim tropis dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi yang dapat menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan.
9
2. *ondisi tanah dasar yang tidak stabil. *emungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus. ?. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik. #en!" /eru"akan Perkera"an Lentur *erusakan fungsional adalah apabila perkerasan tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan yang direncanakan. Pada dasarnya tergantung pada derajat atau tingkat kekasaran permukaan. Sedangkan kerusakan struktural terjadi ditandai dengan adanya ruska pada satu atau lebih bagian dari struktur perkerasan jalan. isebabkan oleh lapisan tanah dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas, kelelahan permukaan dan pengaruh kondisi lingkungan sekitar. 2.1.2
La!"an Perkera"an /aku $ Rigid Pavement % 8dapun komponen konstruksi perkerasan beton semen (rigid paement)
adalah sebagai berikut% 1. Tana, Da"ar $"u)gra*e% Tanah dasar adalah bagian dari permukaan badan jalan yang dipersiapkan untuk menerima konstruksi di atasnya yaitu konstruksi perkerasan. Tanah dasar ini berfungsi sebagai penerima beban lalu lintas yang telah disalurkan3disebarkan oleh konstruksi perkerasan. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan tanah dasar (subgrade) adalah lebar, kerataan, kemiringan melintang keseragaman daya dukung dan keseragaman kepadatan. aya dukung atau kapasitas tanah dasar pada konstruksi perkerasan kaku yang umum digunakan adalah :6 dan modulus reaksi tanah dasar (k). Pada konstruksi perkerasan kaku fungsi tanah dasar tidak terlalu menentukan, dalam arti kata bahwa perubahan besarnya daya dukung tanah dasar tidak berpengaruh terlalu besar pada nilai konstruksi (tebal) perkerasan kaku. 2. La!" P(n*a"! $"u))a"e% -apis pondasi ini terletak di antara tanah dasar dan pelat beton semen mutu tinggi. Sebagai bahan subbase dapat digunakan unbound granular (sirtu) atau bound granural (:TS, cement treated subbase). Pada umumnya
fungsi lapisan
ini tidak
terlalu
struktural,
maksudnya
10
keberadaan dari lapisan ini tidak untuk meyumbangkan nilai struktur perkerasan beton semen. 9ungsi utama dari lapisan ini adalah sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. 8pabila subbase tidak rata, maka pelat beton juga tidak rata. *etidakrataan ini dapat berpotensi sebagai crack inducer. 3. Tulangan Pada perkerasan beton semen terdapat dua jenis tulangan, yaitu tulangan pada pelat beton untuk memperkuat pelat beton tersebut dan tulangan sambungan untuk menyambung kembali bagian+bagian pelat beton yang telah terputus (diputus). *edua tulangan tersebut memiliki bentuk, lokasi serta fungsi yang berbeda satu sama lain. 8dapun tulangan tersebut antara lain% '. Tulangan pelat Tulangan pelat pada perkerasan beton semen mempunyai bentuk, lokasi dan fungsi yang berbeda dengan tulangan pelat pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok dan sebagainya. 8dapun karakteristik dari tulangan pelat pada perkerasan beton semen adalah sebagai berikut% entuk tulangan pada umumnya berupa lembaran atau gulungan. • Pada pelaksanaan di lapangan tulangan yang berbentuk lembaran lebih baik daripada tulangan yang berbentuk gulungan. *edua • •
bentuk tulangan ini dibuat oleh pabrik. -okasi tulangan pelat beton terletak C tebal pelat di sebelah atas. 9ungsi dari tulangan beton ini yaitu untuk Dmemegang betonE agar tidak retak (retak beton tidak terbuka), bukan untuk menahan momen ataupun gaya lintang. !leh karena itu tulangan pelat beton tidak
mengurangi tebal perkerasan beton semen. &. Tulangan sambungan Tulangan sambungan ada dua macam yaitu tulangan sambungan arah melintang dan arah memanjang. Sambungan melintang merupakan sambungan untuk mengakomodir kembang susut ke arah memanjang pelat.
Sedangkan
tulangan
sambungan
memanjang
merupakan
sambungan untuk mengakomodir gerakan lenting pelat beton.
11
-. Sa&)ungan atau #(!nt 9ungsi dari sambungan
atau
joint
adalah
mengendalikan
atau
mengarahkan retak pelat beton akibat shrinkage (susut) maupun wrapping (lenting) agar teratur baik bentuk maupun lokasinya sesuai yang kita kehendaki (sesuai desain). engan terkontrolnya retak tersebut, maka retak akan tepat terjadi pada lokasi yang teratur dimana pada lokasi tersebut telah kita beri tulangan sambungan. Pada sambungan melintang terdapat & jenis sambungan yaitu sambungan susut dan sambungan lenting. Sambungan susut diadakan dengan cara memasang bekisting melintang dan dowel antara pelat pengecoran sebelumnya dan pengecoran berikutnya. Sedangkan sambungan lenting diadakan dengan cara memasang bekisting memanjang dan tie bar. Pada setiap celah sambungan harus diisi dengan joint sealent dari bahan khusus yang bersifat thermoplastic antara lain rubber aspalt, coal tars ataupun rubber tars. Sebelum joint sealent dicor3dituang, maka celah harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran. 0. B(un* Breaker *! Ata" Su))a"e ound breaker adalah plastik tipis yang diletakkan di atas subbase agar tidak terjadi bounding antara subbase dengan pelat beton di atasnya. Selain itu, permukaan subbase juga tidak boleh di grooe atau di brush. . Alur Per&ukaan atau r((!ng4Bru",!ng
12
8gar permukaan tidak licin maka pada permukaan beton dibuat alur+alur (tekstur) melalui pengaluran3pemyikatan (grooing3brushing) sebelum beton disemprot curing compound, sebelum beton ditutupi wet burlap dan sebelum beton mengeras. 8rah alur bisa memanjang ataupun melintang. 2.1.3
Per)e*aan Antara Perkera"an #alan /aku Dengan Perkera"an
#alan Lentur
2.2 R(lle* 5(&a'te* 5(n'rete $R55% 6:: merupakan nama bahan bangunan yang diambil dari proses pemadatan pada
perkerasan jalan yang menggunakan alat berat jenis D Heavy vibratory steel drum and rubber-tired rollersE. 6:: mempunyai kekuatan dan sifat yang sama dengan beton normal3konensional, bahan yang digunakan yaitu campuran antara agregat (pasir, batu pecah), semen, dan air. Fang membedakannya dengan beton konensional adalah komposisi campurannya, yaitu kadar agregat halus (pasir) lebih banyak dibandingkan dengan agregat halus untuk campuran beton
13
normal3konensional. 6:: pada kondisi masih muda, mempunyai tingkat kekakuan campuran yang lebih dibandingkan dengan beton normal3konensional, dengan nilai slump sebesar nol. Proses penghamparan 6:: dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan penghamparan campuran 8spal, yaitu menggunakan mesin penghampar ( paver ). 2.2.1 /euntungan R55 '. *uat lentur 6:: dapat direncanakan mencapai G #Pa &. *uat tekan 6:: dapat direncanakan mencapai ?7 #Pa . *uat geser tinggi /. Penyerapan air rendah 2. 6atio air terhadap semen rendah ?. 1ntuk perkerasan jalan tidak memerlukan tulangan3dowel G. Proses pengerjaannya mudah dan dapat menghemat biaya 4. Tidak membutuhkan tambahan lapis permukaan. 2.2.2
/(&("!"! 5a&uran R55 *omposisi campuran 6:: terdiri dari% '. Portland :ement '< &. 8ir '< . 1dara '.2< /. 8gregat 5alus 2< 2. 8gregat *asar /.2< 2.3 Alat6alat )erat *ala& Praktek Bangunan #alan 1ntuk melakukan pengerjaan proyek bangunan jalan dibutuhkan alat+alat
berat untuk memudahkannya, diantaranya yaitu% ..' @=caator ..' ulldoBer ..' ump Truck ..' Tendem 6oller ..' 8spalth 9inisher ..' Pneumatic 6oler ..' 8sphalt #i=ing Plant
14
.7 8(lu&e /erja '. 58#P86 806@08T
.G
8gregat mm A '7 gerobak
.G
8gregat ' mm A 2 gerobak
.G '. 6:: (#enggunakan '' campuran)
.G#aterial .G
8gregat
.G
& mm 8gregat ' mm
.G .G
.G
erat tiap campuran .G
.G
&G kg ',2 kg
Pasir
.G
2 kg
P:
.G
' kg
.G
erat total ''
campuran ( 4 meter) .G &7G kg (,2 .G
gerobak) '/4,2 kg (2
.G
gerobak) 42 kg (2,2
.G
gerobak) '' ( sak)
.7
'. T8:*:!8T
+ +
.G
*omposisi yang digunakan ' Solar % / 8spal
.G
1ntuk pengerjaan tackcoat memerlukan ,2 kg3m
.G
Pekerjaan untuk 4m A ,2 kg = 4 A / kg
.G
#aterial yang dibutuhkan %
Solar A ,4 kg 8spal A ,& kg .G
.G
32
.G '. -8T8ST!" (#enggunakan ' campuran)
.G #aterial .G 8gregat mm .G 8gregat ' mm .G Pasir .G P: .G 8spal
.G erat tiap campuran
.G erat total ' campuran ( 4 meter)
.G ' kg
.G ' kg
.G & kg
.G & kg
.G 2,& kg .G 4,7 kg .G G,7 kg
.G 2& kg .G 47 kg .G G7 kg
.G .7 .7
33
.7 BAB I8 .7 PENUTUP .7 -.1 /e"!&ulan .G ari praktek bangunan jalan yang sudah kami laksanakan dapat
disimpulkan bahwa lapis perkerasan terdiri dari lapis perkerasan kaku dan lentur. $enis lapis perkerasan yang kami laksanakan dalam praktek ini adalah lapis perkerasan lentur yang tahap+tahapnya terdiri dari pemasangan bouwplank, pekerjaan galian, pemadatan tanah dasar, pemasangan kanstin, penghamparan agregat, penghamparan 6::, penyemprotan Tack coat, dan pemasangan lataston. .G -.2 Saran '. alam pelaksanaan praktek mahasiswa harus teliti terutama saat mengontrol eleasi di setiap tahap pelapisan dan penimbangan komposisi bahan+bahan campuran lapisan perkerasan. &. #ahasiswa harus selalu menggunakan 8P setiap sebelum praktek. 3. Sebaiknya jangan bergurau ataupun mengobrol saat melakukan pekerjaan yang beresiko seperta saat menuangkan aspal cair panas ke dalam 8#P atau membawa campuran -ataston yang baru keluar dari 8#P.
34