LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN I PROSES PENYEMPURNAAN COUTING PADA KAIN T/C
Disusun oleh : Kelompok 1 Nama anggota
: 1. Gita Feriani Rachman
(14020051 2. !us" Fa#$iah Fa#$iah %am&a"ani (140200'0 . D$ikrina )slamiati (140200'2 (140200'2 4. *+i ,etia#an (140200'- 5. uspitha uspitha Nur+anah Nur+anah (140200/5 (140200/5 Dosen
: ulan , , , 3. .
gl raktek
: 2'05201 2'05201
POLITEKNIK STTT BANDUNG 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan MAKSUD : 1. Mempelajari prinsip – prinsip dasar proses penyempurnaan coating. TUUAN : 1. Untuk mendapatkan kain yang mutunya lebih baik di bandingkan dengan kain yang terbuat dari masing – masing seratnya.
. 1.
BAB II TEORI DASAR !.1
T"#$% Dasa$
Tujuan utama dari pencampuran serat poliester dan kapas adalah untuk mendapatkan kain yang mutunya lebih baik dibandingkan dengan kain yang terbuat dari masing – masing seratnya. Faktor yang merupakan suatu keuntungan dalam pencampuran antar serat poliester dan kapas adalah sifat buruk dari poliester merupakan sifat yang baik dari serat kapas, begitu pula sebaliknya. Sehingga dari pencampuran kedua jenis serat ini, sifat – sifat yang kurang dari salah satu jenis serat dapat diimbangi dengan sifat – sifat yang baik dari serat lain. al tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. S%&a' ( s%&a' S%&a' +"kan%k K"+a+*uan +"n,"$a* a%$ K"+a+*uan un'uk d%-")u* S%&a' "s'"'%ka A$as% asa A$as% k"$%n0 Taan kusu' Da,a +"naan )%*a'an Taan )%s'$%k s'a'%s Taan *%)%n0
P#)%"s'"$ ! # # ! " " ! ! # #
Ka*as "–! "–! ! " " #–" # # ! !
$eterangan % ! & "aik
,
" & Sedang,
# & "uruk
'ari tabel tersebut terlihat bah(a masing – masing serat tidak memiliki semua sifat yang sempurna untuk bahan tekstil. Meskipun telah diupayakan suatu perubahan fisik pada serat tersebut, namun sifat kimia masing – masing serat tidak berubah sehingga karakteristik pencelupannya bergantung pada masing – masing serat. S%&a' ( s%&a' Baan Ca+*u$an P#)%"s'"$ ( Ka*as "ahan – bahan yang terbuat dari serat poliester merupakan bahan yang memiliki sifat
– sifat yang baik seperti kekuatan tinggi, daya tahan abrasi yang baik, sifat cuci pakai yang baik, dan lipatan yang lama. Sifat – sifat yang baik dari serat poliester tersebut akan lebih baik lagi jika dicampur dengan serat selulosa pada kondisi tertentu. Serat
selulosa yang dicampur dengan serat poliester ini akan memberikan bahan campuran dengan sifat yang baik, diantaranya % )asa yang nyaman dalam pemakaian. * 'aya +lektrostatik "ahan yang terdiri dari 1 - serat poliester dapat menimbulkan daya elektrostatik. 'aya ini menyebabkan bahan melekat pada tubuh, sehingga memberikan
rasa
yang
kurang
nyaman
pada
pemakai.
'alam
pencampuran serat poliester dan kapas, jumlah serat sampai / - dari campurannya, dapat menghilangkan daya elektrostatik dari serat poliester *
sampai tingkat minimal. $ekuatan Tarik 0umlah yang kecil dari serat poliester dalam pencampurannya tidak akan memberikan perbaikan pada kekuatan tarik kapas
dan bahkan akan
melemahkan bahan tersebut. Untuk mendapatkan kain campuran serat poliester dan kapas dengan kekuatan baik, paling sedikit dibutuhkan *
serat poliester dalam larutan. 'aya Tahan !brasi 'aya tahan abrasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kea(etan. "ahan yang terdiri dari 1 - serat poliester memiliki daya tahan abrasi yang baik sekali. 0umlah – 2 - serat kapas dalam
*
campuran masih memberikan daya tahan abrasi yang cukup baik. 'aya Tahan $usut 0umlah serat kapas tidak melebihi / - dalam kain campuran poliester – kapas, masih memberikan daya tahan kusut yang baik.
*
$etahanan 3esek $ain 1- poliester mempunyai ketahanan gesekan yang tinggi. $etahanan gesekan berbanding lurus dengan komposisi campurannya. 0umlah – 2- kapas didalam campuran menunjukkan penurunan ketahanan geseknya, tetapi masih lebih baik dari pada kain kapas.
4ama Tetoron sebetulnya adalah merek dagang yang populer di era tahun 5an bahkan hingga saat ini nama tersebut masih beredar meskipun sudah banyak merek lain yang sejenis mengikuti jejak dalam strategi dan peluang dagang. 6ada a(al pemunculan merek Tetoron bertujuan mengisi ceruk baru akibat kelemahan yang
dimiliki kain katun yaitu mudah kusut dan kekuatan tarik seratnya relatif rendah dibandingkan serat sintetis. Sebaliknya kelemahan kain yang terbuat dari serat sintetis terutama tidak menyerap keringat sehingga terasa panas bagi pemakai karena tingkat panas tubuh yang bisa tersalurkan melalui bahan relatif rendah. "ahkan bagi kalangan tertentu yang sensitif ada kesan gatal akibat pemakaian bahan sintetis. 7rang berupaya agar terjadi kondisi optimal. Maka berasumsi sebagai dasar terciptanya kain tetoron pada saat itu dengan mencoba melakukan pencampuran serat sebagai bahan baku benang (blended yarn) dan meminimalkan kelemahan* kelemahan yang ada. $ondisi optimal tercapai pada komposisi /- poliester dan /- katun. 0adi, katun tetoron adalah campuran dari #otton #ombed / - dan 6olyester 8Teteron9 /-. 'ibanding bahan #otton, bahan T:# kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Tetapi memiliki kelebihan lebih tahan ;shrinkage< 8tidak susut dan melar9 meskipun sudah dicuci berulang*ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu. 6emanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri*ciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran. T# 8Tetoron #otton9 mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang. 6roses penyempurnaan 8finishing9 bahan tekstil dapat didefinisikan sebagai tahap pengerjaan serat, benang atau kain yang ditujukan untuk mengubah atau menyempurnakan tampilan kain, pegangan atau daya guna 8fungsi9 dari sejumlah bahan*bahan tersebut. 6roses penyempurnaan bahan kain yang diterapkan dalam industri tekstil sendiri pada umumnya terbagi menjadi tiga tahapan, diantaranya
berupa proses persiapan penyempurnaan, proses pencelupan dan pencapan, serta proses finishing atau penyempuraan khusus. 6ada proses finishing atau penyempurnaan khusus, bahan kain tekstil selanjutnya diolah agar memiliki sifat*sifat dan memenuhi syarat*syarat penggunaan tertentu seperti anti kusut, anti air, anti susut, anti api, anti bakteri, efek creep, efek kilap dan lainnya. 6roses yang dilakukan dalam tahap finishing ini dapat dibagi kedalam dua macam kategori, yaitu berupa proses penyempurnaan basah dan proses penyempurnaan kering. *
6roses penyempuraan basah 8kimia9 umumnya dilakukan menggunakan =at
*
kimia dan hasilnya bersifat permanen. 6roses penyempurnaan kering 8fisika9
umumnya
dilakukan
tanpa
menggunakan =at kimia dan hasilnya tidak bersifat permanen. #oating merupakan teknologi pelapisan pada subtrat dengan tujuan dekorasi, melindungi substrat dari korosi, maupun fungsi khusu lainnya. "ahan penyusun coating dapat berupa pengikat 8binder9, =at pe(arna 8pigmen9 dan ekstender, sol>en dan aditif 8"enendsen, !.M, 1?59. "inder berfungsi sebagai pengikat antar komponen coating dan meningkatkan gaya adhesi coating pada substrat. 0enis binder yang penggunaannya cukup luas dalam teknologi coating diantranya acrylic, >inylm epo@y dan urethane. Aat (arna dan ektender berfungsi sebagai agen dekoratif, proteksi terhadap korosi maupun fungsional lainnya bergantung pada aplikasi coating yang diinginkan 8$eane, 0ohn '., and 0. "runo 0r, 1?B/9 6enggunaan Titanium dioksida 4anopartikel sebagai pigmen pada teknologi coating memberikan harapan sebagai agen fotokatalis untuk mendegradasi limbah. Sol>ent berfungsi sebagai untuk melarutkan binder dan memodifikasi >iskositas. al yang harus diperhadtikan dalam penentuan sil>en adalah kemampuannya dalam melarutkan binder dan komponen coating lainnya. !dapun aditif merupakan senya(a*senya(a kimia yang biasanya ditambahakan dalam jumlah sedikit namun sangat mempengaruhi sifat*sifat pelapisan. "ahan aditif termasuk diantaranya adalah
surfaktan, anti endapan 8anti-settling agent 9, dispersing agent, pengering 8drier 9 dan plasitsi=ers. !ir dapat menembus kain melalui tiga cara yaitu % 1. 7leh pembasahan kain, diikuti sifat kapiler yang memba(a air menembus. C. 7leh tekanan air yang menekannya melalui rongga*rongga pada kain. . 7leh kombinasi kedua cara tersebut. 0ika kain dibuat dengan sedemikian rapat hingga rongga*rongga diantara benang* benang kain masih mungkin tembus air jika air dapat membasahi kain. al ini terjadi pada kain kan>as dari kapas yang ditenun sangat rapat. !pabila kain tenun biasa dibuat dari serat yang dibuat dari serat yang diberi proses kimia sehingga tidak dapat dibasahi air, maka air akan menggelincir dipermukaan kain tanpa menembusnya, tetapi jika air terkumpul dipermukaan kain dengan ketebalan tertentu atau air menetesi kain dengan tekanan yang lebih kuat, air akan menembus kain melalui rongga*rongga pada kain. al ini terjadi pada kain yang disebut kain tahn gerimis. !gar kain benar*benar tidak tembus kain, kain harus dilapisi dengan pelapis yang tidak tembus air, misalnya untuk jas hujan, kain dilapisi karet, atau terpal dilapisi sejenis ter. $ain yang diberi pelapis juga bersifat tidak tmbus udara, sehingga tidak nyaman dipakai. Untuk pakaian biasa diperlukan sifat tahan air cukup namun masih bersifat tembus udara dan uap air. Uraian diatas menunjukan perbedaan sifat kedap air 8waterproof 9. Tahan air 8water resistance9 dan tolak air 8water repellence9. $ain kedap air adalah kain yang dilapisi dengan =at tidak tembus air sehingga juga tidak tembus udara. Tahan air adalah sifat kain untuk mencegah pembasahan dan tembus air, tetapi masih bersifat tembus udara. Tolak air adalah sifat serat, benang atau kain yang menolak pembasahan air. $ain bersifat tolak air dapat ditembus udara dan uap air dan masih mungkin ditembus air dengan tekanan, misalnya tetesan air hujan yang cukup lebat. 6rinsip pengujian Uji Siram adalah menyiramkan air pada permukaan kain dengan ondoisi tertentu, sehingga menghasilkan pola kebasahan pada permukaan kain, yang ukurannya relatif bergantung pada sifat tolak air kain. +>aluasi dilakukan dengan membandingkan pola kebasahan kain dengan gambar pada 6enilaian Uji Siram Standar.
!ir suling atau air deionisasi dengan >olume tertentu disiramkan pada permukaan contoh uji yang telah dipasang pada alat pemegang contoh uji berbentuk cincin yang ditempatkan membentuk sudut 2/o sehingga posisi bagian pusat contoh uji berada pada jarak tertentu di ba(ah corong siram. 6enilaian siram ditentukan dengan membandingkan kenampakan contoh uji terhadap standar berupa uraian dan foto. 'aya tolak air dari bahan tekstil adalah kemampuan suatu serat tekstil, benang atau kain untuk menahan pembasahan. $ain tahan air 8(ater*proof9 merupakan kain yang dilapisi dengan lemak, (a@ atau karet untuk mencegah menyerapnya air kedalam kain. 6enambahan =at anti air dapat dilakukan dengan melapisi permukaan kain secara mekanis atau juga dapat secara reaksi antara serat dan =at penyempurnaan. Sifat khusus dari kain anti air adalah daya tembus udara yang rendah. $ain tolak air 8(ater – repellant9 merupakan kain yang tidak menyebarkan butiran air keseluruh permukaan kain. $arena kain yang anti air biasanya tidak tembus udara, maka sifatnya menjadi kurang nyaman dipakai sebagai bahan pakaian. 6engujian ketahanan permukaan terhadap pembasahan dapat digunakan pada semua jenis kain yang tidak maupun sudah diberi penyempurnaan tahan air atau tolak air. #ara ini terutama sesuai untuk menilai kebaikan penyempurnaan tolak air yang telah diberikan pada kain, khususnya kain dengan anyaman polos karena alatnya sederhana dan mudah diba(a serta cara pengujian yang singkat dan sederhana, maka cara ini sangat sesuai untuk pengendalian mutu dalam pabrik. asil yang diperoleh dengan cara ini terutama bergantung pada ketahanan terhadap pembasahan atau daya tolak air serat*serat dan benang*benang dalam kain dan tidak pada konstruksi kain. 6enilaian uji siram adalah sebagai berikut %
*
1 8DS7 /9 % Tidak ada penempelan atau yang pembasahan di permukaan kain atas.
*
? 8DS7 29 % Sedikit adanya penempelan atau pembasahan secara acak di permukaan atas.
*
B 8DS7 9 % 6embasahan di permukaan atas pada titik siraman.
*
5 8DS7 C9 % 6embasahan sebagian pada seluruh permukaan atas.
*
/ 8DS7 19 % 6embasahan sempurna pada permukaan atas.
*
% 6embasahan pada semua permukaan baik permukaan atas maupun ba(ah. 6rinsip Uji ujan adalah menyiramkan air dengan tekanan tetesan air tertentu pada permukaan air dengan kondisi tertentu selama (aktu tertentu. 'iukur jumlah air yang menembus kain dan jumlah air yang terserap pada kain. $ondisi pengujian yang berhubungan dengan tekanan tetesan air, seperti besar tetesan air, jarak penyiram dari contoh uji terhadap arah tetesan air dan (aktu penyiraman berbeda antara satu degan standar lainnya. 6engujian tahan air cara bundesmann ini biasanya dilakukan untuk bahan*bahan yang sudah dilakukan proses penyempurnaan untuk mendapatkan sifat yang tidak tembus air tapi udara masih bisa masuk atau tembus, seperti bahan terpal:tenda. Menurut
"a@ser dan #assie, kekuatan air hujan dari alat jenis "undesmann adalah /,B kali tembusan a(an, ?1 kali kekuatan tetesan hujan le(at, 2B kali tetesan hujan biasa dan C1 kali kekuatan hujan ringan. 6enyiraman air hujan dipasang di atas keempat tabung yang dipasang pada alas yang berputar dengan kecepatan tertentu. 6ada saat kain yang dipasang pada tabung berputar di ba(ah curahan air hujan buatan, alat penggosok yang berada di dalam tabung akan menggosok kain bagian dalam untuk meniru gosokan mekanis yang ditimbulkan oleh pemakai jas hujan di dalam pemakaian sebenarnya. 3erakan menggosok kain ini akan membantu penetrasi air ke dalam kain. Setelah curah hujan disiramkan, penyiraman dihentikan dan penilaian dilakukan berdasarkan penetrasi air dan besarnya penyerapan air oleh bahan contoh uji. *
6enetrasi air !ir yang tertampung di dalam tabung diukur jumlahnya dan >olume rata*rata diperhitungkan sebagai ketelitian. * 6enyerapan 'ari berat contoh uji sebelum dan sesudah pengujian dapat diukur banyaknya air yang tertinggal pada *
setiap contoh uji dan diperhitungkan sebagai - air yang
terserap oleh kain. $ondisi 6engujian Untuk mendapatkan hasil uji yang serba sama dan dapat diulang*ulang, maka perlu dicatat kondisi pengujian berikut ini%
1. C. . 2.
Suhu air hujan buatan yaitu 1B * Co #. p air – B. $ecepatan siraman air & C * B ml:menit untuk setiap tabung Tetesan air yang jatuh harus sama besar dengan berat rata*rata antara ,5/ E ,/ gram.
BAB III PEMBAHASAN .1
A)a' dan Baan A)a' : 3elas kimia /ml • 3elas ukur 1ml •
• • • • •
4eraca digital "ak Mesin 6adder Mesin Stenter !lat pengujian #)!
Baan : • •
.!
Ca$a k"$ja • • •
• •
3.3
Aat coating stabiloform ?/ $ain T:#
Timbang =at coating sesuai resep. $emudian tuangkan pada kain dengan menggunakan sendok secara bertahap. Setelah itu ratakan =at coating menggunakan pipet >olume sampai seluruh permukaan kain terlapisi. $eringkan kain dengan menggunakan mesin stenter. akukan e>aluasi uji kekauan.
DiagramKain Alir&itim8ang &an ke8utuhan $at &ihitung
!arutan pa& 9outing &i8uat
Ren&am peras kain
re &r"ing '0o9
#uci
Tidak cuci
67aluasi
3.4
Skema Proe
padding
cuci
6re dry
larutan pad #oating
3.!
"ee# Resep en"empurnaan 9ounting Resep
1 4
2
Kain &itim8ang &an ke8utuhan $at &ihitung
at 9oating
40
0
'0
100 !arutan pa& lipatan permanen &i8uat
encucian ,a8un *ir
3.$
encucian 1 grl 500 ml Ren&am peras kain
Per%i&'(ga(
'ata 6enyempurnaan #oating
;lanko 9uci
re &r"ing '0o9
9uring &engan mesin hot press 61 6C 6 62
1,/
1,/
1,/
1,/
67aluasi
"lanko Tanpa #uci
/ 1,
)esin C- #uci
1,?
)esin C- Tanpa #uci
C,B
1, / C, / ,
/ 1, 1,? / C,B
1, C, / C,? /
BAB I2
DISKUSI
6ada percobaan kali ini dilakukan percobaan penyempurnaan coating yang bertujuan untuk melapisi kain sehingga memberikan efek tolak air. 6roses penyempurnaan dapat dipengaruhi dengan adanya tebal tipis lapisan dan >iskositas =at pelapis yang digunakan. Aat pelapis berfungsi sebagai =at perekat satu benang dengan benang lainnya sehingga struktur atau ikatan antar benang akan semakin kuat,saat dilakukan pelapisan tebal dan pori – pori atau celah – celah antar serat atau benang pada kain tertutup oleh =at pelapis. Semakin banyak =at ikat silang maka rantai polimer semakin rapat dan banyak. al ini mengakibatkan ikatan antar sesama molekul =at pelapis dan ikatan antara =at pelapis dengan kain menjadi lebih kuat. 7leh karena itu kontruksi
kain T:# menjadi semakin kokoh dan stabil sehingga nilai kekakuan
kain T:# hasil
penyempurnaan menjadi lebih baik.
BAB 2 "erdasarkan
KESIMPULAN hasil percobaan
dan e>aluasi yang telah
dilakukan, maka pada
penyempurnaan coating menggunakan resin coating stabiform dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain % 1. 6enambahan konsentrasi =at coating dapat mempengaruhi penambahan kekakuan. Semakin banyak jumlah konsentrasi yang digunakan maka nilai kekakuan semakin baik. C. 6elapisan antar muka dapat mempengaruhi penambahan kekakuan. $ain T:# dengan pelapisan 1 muka lebih baik dibandingkan pelapisan C muka. . Suhu pengeringan dapat mempengaruhi penambahan kekakuan. Semakin tinggi suhu pengeringan maka air yang terkandung dalam resin semakin sedikit sehingga semakin kaku.
DA)TA" PUSTAKA Serat*Serat Tekstil, DTT, 1?B GCH Susyami 4. M., S.Teks., M. Si. 'kk. Teknologi Penyempurnaan Kimia3 STTT "andung GH Soeparman, S. Teks., dkk. Teori Penyempurnaan Tekstil , DTT "andung I 1?5. G2H )asjid 'jufri, dkk. 1?5. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, Dan Pencapan. Bandung: Dnstitut Teknologi Tekstil. G/H r. 4oerati, S. Teks. MT. ,3una(an, S.SiT., M.Sc., Muhammad Dch(an, !T., M.S.+ng., !tin Sumihartati, S.SiT., MT. 8C19 . "!!4 !0!) 6+4'D'D$!4 J !TD!4 6)7F+SD 3U)U 86639. "andung % Sekolah Teknologi Tinggi Tekstil.