BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) merupakan lembaga pendidikan yang mengeluarkan lulusan dengan jenjang D III dan D IV. Oleh sebab itu salah satu dari kewajiban politeknik negeri Pontianak untuk menciptakan lulusan yang berkompetisi maka polnep mengadakan kegiatan praktek kerja lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dikampus. Lulusan dengan jenjang pendidikan D III merupakan lulusan yang menepati pimpinan menengah didalam perusahaan maka dari itu bagi lulusan D III harus mampu menguasai bidang yang dipelajari sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Diadakannya
praktek
kerja
lapangan
dapat
membantu
mahasiswa
dalam
mempelajari lebih jauh dan dapat menerapkan ilmu teori yang didapatkan di kampus yang kemudian diterapkan didalam dunia kerja yang nyata disebuah perjalanan industri sebenarnya. salah satu industri perkebunan sebagai tempat PKL mahasiswa adalah pengolahan minyak kelapa sawit. Pengambilan proses pengolahan kelapa sawit dikarenakan kelapa sawit merupakan komoditi yang menjadi andalan di Kalimantan Barat yang perlu mendapatkan perhatian dan perkembangan kelapa sawit sangat berkembang pesat, sehingga menjadi salah satu pemasukan devisa Negara Indonesia terutama bagi Kalimantan Barat khususnya. Dipilihnya PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP), Kecamatan Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang dikarenakan disini merupakan salah satu pengolahan kelapa sawit TBS menjadi CPO terbaik, dan mudah untuk dijangkau mahasiswa khususnya Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP) dengan menentukannya tempat praktek kerja lapangannya Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang mempuyai prospek cukup cerah dimasa mendatang. potensi yang dimilik oleh tanaman
ini terletak pada keanekaragaman kegunaan dari minyaknya yang dapat digunakan sebagai bahan mentah dalam industri pangan maupun nonpangan.
1.2. Tujuan PKL
Adapun beberapa tujuan yang dicapai dengan dilakukannya Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu : 1. Menerapkan ilmu teori yang didapatkan pada perkuliahan yang dilaksanakan dilapangan, sehingga dapat memahami proses yang terjadi didalam pengolahan kelapa sawit 2. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit TBS menjadi CPO dan inti karnel 3. Mengenal alat-alat dalam peroses pengolahan sawit menjadi minyak CPO 4. Meningkatkan keterampilan mahasiswa di mana pada masa Praktek Kerja Lapangan (PKL), diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, terampil dan penuh tanggung jawab 5. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan mahasiswa di tuntut agar dapat mandiri dan dewasa dalam bersikap
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT. Mitra Inti Sejati Plantation didirikan di Jakarta dengan Akte Pendirian Nomor 101 tanggal 25 mei 1987 dari Didi Sudjadi, SH Notaris di Jakarta. Akte Perusahaan Nomor 7 tanggal 6 Januari 1988 dari Notaris sama dan Akte perusahaan terakhir Nomor 7 tanggal 5 Oktober 1990 dari Nyonya Arie Sutarjo, SH Notaris di Jakarta. Sedangkan anggaran dasar perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI SK. No. 02-6871. HT. 01. 01. TH 1988 tanggal 6 Agustus 1988.
PT. Mitra Inti Sejati Plantation berkantor Pusat di Jakarta yaitu di Jalan Pasar pagi Nomor 16 Jakarta, dan memiliki kantor cabang berada di Jalan Sakura Nomor 23-24 Pontianak, dengan Akte Nomor 5 tanggal 4 juli 1994 dari Nyonya Suryati Moerwibowo, SH Notaris di Pontianak dan Akte Perusahaan Nomor 3 tanggal 28 April 1995 dari Nyonya Machmudas Rijanto, SH. PT.Mitra Inti Sejati Plantation didirikan dalam dua Sub Divisi yaitu PT.MISP I dan PT.MISP II, yang dimana PT.MISP I terletak di Desa Danti, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, sedangkan PT.MISP II terletak di Desa Sabung, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas. Sistem pembangunan dan pengolahan kebun kelapa sawit perusahaan PT.Mitra Inti Sejati Plantation merupakan pola perusahaan inti rakyat (PIR) – Trans. Pada dasarnya pola PIR-Trans dikelola oleh perusahaan dan setelah memasuki fase tanaman menghasilkan (TM) perusahaan mengkonsversinya milik masyarakat Transmigrasi yang menempati daerah unit pengembangan terpadu (UPT).
Sesuai dengan akte nomor 101 dan Nomor 7 diatas , maksud dan tujuan perusahaan ini pada prinsipnya adalahuntuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan dan mensukseskan pembagunan Negara khususnya di sektor ekonomi, diantaranya: 1) Meningkatkan pendapatan petani 2) Meningkatkan kesempatan kerja dan usaha 3) Meningkatkan ekspor non migas 4) Meningkatkan produksi komoditi perkebunan 5) Pemeratan pembagunan dalam berbagai aspek 6) Meningkatkan pendapatan serta devisi di daerah dan Negara 7) Membagun tranmigrasi System pembagunan perkebunan kelapa sawit PT. Mitra Inti Sejati Plantation denga pola PIR –Trans I dan II adalah sesuai dengan Intruksi Presiden Nomor 1 tahun 1998. Tenaga kerja bekerja diperusahaan diambil dari masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Daerah yang mengatur bahwa perusahaan wajib menerima karyawan
dari masyarakat sekurang-kurang ya 35 % dari jumlah keseluruhan karyawan atau tenaga kerja. Akan tetapi, sumber daya manusia masyarakat setempat masih belum memenuhi target dan kreteria yang diperlukan diperusahaan. Oleh karena itu, tenaga kerja masih didatangkan dari daerah lain dengan system kontrak demi memenuhi dan menjalankan roda perusahaan. Karyawan kontrak dipimpin oleh seorang kepala rombongan yang bertanggung jawab langsung kepada perusahaan dan karyawan. PT. Mitra Inti Sejati Plantation dibagi kedalam beberapa Estate dan setiap Estate membawahi beberapa devisi. Masing-masing Estate di pimpin oleh seorang Estate Manager. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya PT. Mitra Inti Sejati Plantation berkerjasama dengan beberapa kontraktor. Bidang pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor meliputi sarana pengangkutan buah, pembukaan lahan, pengangkutan pupuk dan lain-lain. Produk yang dihasilkan oleh PT. Mitra Inti Sejati Plantation masih berupa kernel dan CPO. Untuk proses selanjutnya perusahaan menjualkan pada pihak lain. PT. Mitra Inti Sejati Plantation memiliki satu pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang terletak di Estate Central dengan kapasitas 40 ton TBS per jam. Untuk pengolahan limbah perusahaan sudah memiliki pengolahan limbah tersendiri yang sesuai denga AMDAL yang ramah lingkungan. Limbah cair dan limbah padat dari proses pengolahan dipabrik juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit. 2.2 Deskrifsi Geografis Dan Administratif Secara geografis, PT. Mitra Inti Sejati Plantation Bengkayang kecamatan Sanggau Ledo terletak pada 0°58’55” Lintang Utara sampai dengan 1°16’45” Lintang Utara dan 109°32’58” Bujur Timur sampai dengan 109°56’29” Bujur Timur. Luas wilayah secara keseluruhan 392,50km² atau sekitar 7,27 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bengkayang.adapun batas-batas wilayah Kecamatan Sanggau Ledo yaitu: a. Sebelah Timur, berbatasan dengan seluas dan Tujuh Belas b. Sebelah Barat, berbatasan denga kecamatan Sambas
c. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Sambas d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan kecamatan Ledo Kecamatan Sanggau Ledo terdiri dari 5 Desa dan 17 Dusun, Desa-desa tersebut adalah Desa Bange, Desa Lembang, Desa Sango, Desa Gua Dan Desa Danti. Dilihat luas per Desa, luas wilayah Desa yang paling besar adalah Desa Sango dengan wilayah sebesar 105,50 km² atau sekitar 26,88% dari total luas Kecamatan Sanggau Ledo sedangkan luas Desa yang paling kecil adalah Desa Lembang dengan luas wilayah hanya 52,00 km² atau sekitar 13,25% dari luas seluruh Kecamatan Sanggau Ledo seperti pada tabel berikut ini. No.
Desa
Luas (km²)
Persentase (%)
1.
Bange
79,50
20,25
2.
Lembang
52,00
13,25
3.
Sango
105,50
26,88
4. 5.
Gua Danti
63,00 92,50
16,05 23,57
392,50
100,00
Jumlah
Sumber: Monografi Kecamatan sanggau Ledo (2011) Letak administratif perkebunan kelapa sawit PT.Mitra Inti Sejati Plantation I yang terletak di Desa Danti, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang. Jarak dari kota Pontianak ± 275 km dan dapat ditempuh ± 5-7 jam perjalanan dengan kendaraan umum. Letak geografis perusahaan 1090,30 Bujur Timur – 1090,40 Bujur Timur dan 10,00 Lintang Utara sampai 1 015 Lintang Utara. Kondisi topografi wilayah Kecamatan Sanggau Ledo terdiri dari dataran, dan daerah lereng yang berada pada ketinggian <500 meter dpl. 2.3 Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan tentulah memiliki organisasi formal yaitu lembaga fungsional yang merupakan wadah kegiatan bagi para anggota organisasi di Perusahaan
tersebut. Adapun struktur organisasi pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) Bengkayang terdiri dari yang dapat dilihat dibawah ini.
THOMAS R
Fungsi dari Factory Manager adalah sebagai kepala pimpinan perusahaan PKS PT.MISP. Sedangkan dibawah Factoring Manager dibagi menjadi beberapa sup pengawas diantaranya coordinator grading dan assisten grading yang bertujuan untuk mengawasi pada kegiatan penerimaan TBS, askep proses dan Coordinator proses untuk mengawasi kegiatan proses mulai dari perebusan sampai TBS menjadi hasil akhir CPO dan Kernel, KTU dan personalia mengatur masalah keuangan, Ask Main Pro mengatur masalah kearsipan kantor dan coordinator laboratorium mengatur masalah mutu hasil akhir CPO dan Kernel. 2.4 Pengaturan Kerja
Berdasarkan jumlah jam kerja karyawan pabrik kelapa sawit (PKS) PT.Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) terdiri dari karyawan sift dan karyawan harian. Karyawan sift terdiri dari sift siang dan malam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Jadwal kerja karyawan PT. Mitra Inti sejati Plantation (MISP) Bengkayang. Hari
Karyawan
Masuk
Istirahat
Keluar
Senin s/d Sabtu
Sift siang (karyawan tetap)
07.00
12.00-13.30
17.00
(karyawan 17.00
00.00-01.30
07.00
07.00
12.00-12.30
17.00
Sift
malam
tetap) Senin s/d Sabtu
Harian
2.5 Ketenagakejaan Dan Kesejahteraan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat pada pabrik kelapa sawit (PKS) PT.MISP Bengkayang sebanyak 202 yang terdiri dari karyawan pimpinan sebanyak 27 orang, karyawan pelaksanaan sebanyak 175 orang dan 1 orang perwira keamanan. Tingkat pendidikan karyawan berkisar dari tamatan SMP-SMA. Kesejahteraan semua karyawan pabrik kelapa sawit (PKS) PT.MISP Bengkayang menyediakan beberapa fasilitas antara lain adalah tempat tinggal (Mess/Cam), tempat ibadah, polikinik, lapangan olahraga ( bola volly, bola kaki), sedangkan untuk jaminan kerja atau jasa para karyawan juga diberikan beberapa tunjangan yang terdiri dari jaminan social tenaga kerja (JAMSOSTEK), cuti tahunan dan cuti panjang. 2.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja salah satu upaya untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit yang diakibatkan kerja. Di dalam melakukan pekerjaan yang penting adalah keselamatan dimana setiap tempat kerja merupakan tempat yang berbahaya, karena hal itu perlu upaya untuk perlindungan
terhadap tenaga kerja, seperti penggunaan sepatu safety (sepatu boot) dan penggunaan helm. Kesehatan kerja bertujuan untuk menjaga karyawan dalam kondisi aman dan sehat, mengamankan sumber-sumber produksi, serta untuk memperlancar proses produksi. Perlindungan tenaga kerja di pabrik kelapa sawit (PKS) PT.Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) Bengkayang berupa jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK).
BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Bahan Baku
Bahan baku utama didalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (crude plam oil) minyak mentah adalah tandan buah segar yang diperoleh dari tanadn buah normal tanaman kelapa sawit Elaeis Quaneensis Qudcq yang diterima ke pabrik maksimak 24 jam setelah dipanen tiba di loading ramp. Dalam proses produksinya akan memghasilkan produk utama yaitu minyak mentah CPO (crude plam oil) atau PKO (palm kernel oil). Di sisi itu dari proses pengolahan juga menghasilkan limbah padat
yang berupa ampas dan cangkang yang masih dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar ketel uap (Boiler), sedangkan tandan kosong digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit mempunyai jenis / varietas yang sering disebut Dura, Dedi Dura, Tenera dan Pesifera. Semua tanaman kelapa sawit komersial yang diusahakan dewasa ini adalah jenis persilanagan anatara Dura dan Pesifera (D x P). keempat jenis ini mudah dibedakan dengan melihat potongan memanjang dan melintang dari buahnya. Setiap buah mempunyai perbedaan sebagai berikut :
a. Dura
Cangkang tebal ukuran 2 – 8 mm, mesocarp tipis dan persentase mesocarp tehadap buah adalah 35% - 50%. Ekstraksi minyak rendah 17 – 18%, inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut. Jenis ini tidak lagi ditanam secara komersial sejak tahun 60-an. b. Deli Dura
Cangkang tebal,persentase mesocarp terhadap buah mencapai 65% dan memiliki inti yang besar. Jenis Deli Dura adalah jenis yang digunakan oleh pusat penelitian untuk produksi Tenera. c. Tenera
Cangkang tipis berukurab 0,5 -4 mm, persentase mesocarp terhadap buah 60 – 96%, mempinyai cincin di sekeliling biji, eksrtaksi minyak tinggi 22 -24%.
d. Pisifera
Tidak mempunyai cangkang, mempunyai cincin serat yang tebal mengelilingi kernel yang berukuran kecil. Varietas ini tidak dikembangkan dengan komersial. Perbandingan antara daging buah, serat cangkang, serta inti dari kempt
3.1.1
Bahan Baku Utama
Bahan baku utama
dalam pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Mitra Inti Sejati
Plantation Bengkayang adalah tandan buah segar (TBS) yang berasal dari inti 20%, plasma 80 % terdiri dari perkebunan masyarakat yaitu Sepandak, Sempurna, Sejadis, Sebatol, Tebuah Marong, Lalang, Mensade, Sapak Hulu, Banam Laik, Karaban, Sabung, Satai, Sabung Setangga, Kabilek dan pihak ketiga maksimak 5 truck perhari. Pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) Bengkayang menerima tandan buah segar (TBS) sekitar 500 – 700 ton/hari pada panen puncak. Penilaian terhadap mutu tandan buah segar (TBS) didasarkan pada
stanadar
fraksi
tandan. Adapun derajat kematangan tandan buah segar (TBS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Kematangan
Fraksi
Jumlah Berondolan
Keteranagan
1.
Mentah
00
Tidak ada buah yang berwarna hitam
Sangat mentah
0
1 -12,5 % buah luar membrodol
Mentah
1
12,5 -25 % buah luar membrodol
Kurang matang
2
25 – 50 % buah luar membrodol
Matang I
3
50 – 70 % buah luar membrodol
Matang II
4
75 – 100 % buah luar membrodol
Lewat matang I
5
Buah dalam brondolan, ada buah yang busuk
Lewat matang II
2.
3.
Matang
Lewat matang
3.1.2
Bahan Baku Pembantu
Pada saat proses pengolahan produksi minyak mentah (crude palm oil) CPO bahan baku pembantu yang digunakan adalah air yang berasal dari danau raw water yang bersebelahan dengan pabrik dan menggunakan bahan kimia seperti tawas / aluminium
sulfat (200 kg /24 jam), soda abu / soda ash (50 kg/24 jam), kaporit (300 gr/24 jam) serta kebutuhan air / ton TBS (480 – 600m2). Dalam pengolahan air digunakan suhu 60 – 900C bertujuan untuk menghilangkan garam-garam / kotoran-kotoran dan gas-gas yang terlarut atau tidak terlarut yang terkandung dalam air sehingga memenuhi syarat untuk menjadi air proses maupun air untuk kebutuhan karyawan.
3.2 Proses Pengolahan
Proses pengolahan TBS (tandan buah segar) menjadi CPO (crude palm oil) dan inti sawit kernel PKO ( palm kernel oil). Proses pengolahan di PKS (pabrik kelapa sawit) PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) Bengkayang dibagi menjadi beberapa stasiun yaitu,
Loading Ramp, perebusan (Sterilizer), penebahan buah ( Thresher), pelumatan buah (Digester), stasiun pemurnian minyak ( Klarifikasi), dan stasiun pabrik biji inti sawit (Kernel).
TBS
Penimbanga
Grading
Daur ulang TBS STERILIZER
Self Seperation Bunch Crusher
THRESHER
DEGISTER
Water dilution PRESS SAND TRAP TANK DEPERICARFER
VIBRATING SCREEN
Drain NUT SILO
Drain /cuci lantai CRUDE OIL TANK
VERTICAL CLARIFICATION TANK
OIL TANK
RIPPLE MILL
SEPERANTING
SEPERANTING
CLAYBATH
PURIFIER SLADE TANK VACUM DRIER
SHELL HOPPER
CENTRIFUGE FAT PIT
RECOVERY
KERNEL SILO
STORAGE TANK SLUGE PIT
PENERIMAAN
Dibuang KERNEL BULK
FINAL EFFLUENT
1. Ste
MINYAK
PENGIRIMAN KERNEL
KOLAM LIMBAH Gambar. Diagram alur proses produksi CPO dan PKO di PT. MISP. Bengkayang
3.2.1
Penaganan bahan baku
Penentuan kualiatas minyak mentah ditentukan pada saat pemanenan tandan buah segar (TBS) diperkebunan, karena pada waktu pemanenan , asam lemak bebas (ALB) sudah terbentuknya dengan terdapatnya cacat pada tandan buah segar karena adanya
Enzim Lipase dan Oksidase. Oleh karena itu tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen segera di angkut ke pabrik untuk diolah, supaya kadar asam lemak bebas nya renda. Untuk menghidari peningkatan asam lemak bebas (ALB), proses pengolahan tandan buah segar (TBS) dirapkan segera diolah untuk menghindari penumpukan buah. 3.2.2
Penimbangan
Tandan buah segar yang akan diterima dipabrik, sebelumnya harus melalui jembatan penimbangan. Penimbangan di lakukan dua kali untuk setiap pengangkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, di peroleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Jembatan timbang yang di gunakan PKS (Pabrik
Kelapa Sawit) PT. MISP Bengkayang berkapasitas 40 ton. Tujuan dari penimbangan adalah untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk kepabrik. Selain untuk mengetahui berat TBS yaitu juga untuk mengetahui produksi perkebunan, pembayaran upah dan perhitungan rendemen minyak. Truk yang melewati Jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan posisi truk harus berada di tengah agar beban yang di pikul merata.Adapun jembatan timbang yang ada dipabrik kelapa sawit PT. MISP Bengkayang dapat dilihat seperti dibawah ini.
Kemudian setelah dilakukan penimbangan, TBS (Tandan Buah Segar) masuk ke beberapa stasiun-stasiun yang ada di PKS (Pabrik Kelapa Sawit), stasiun-stasiun tersebut diantaranya : 3.2.3
Grading (sortasi)
Sortasi buah dilakukan terhadap semua TBS dari semua kebun baik kebun seinduk, PIR, ataupun pihak ke – 3 yang merupakan kebun sendiri ataupun kebun seinduk. Proses sortasi TBS dilakukan dengan cara mengambil sample 50 TBS dalam 1 buah truck yang disortasi dituang dilantai/pelataran loading ramp, dipilih dan dipilah untuk mengetahui kriteria dan kematangan buah atas fraksi 00 sampai fraksi 5, dengan membuat berita acara disaksikan oleh asisten afdeling pengirim atau yang mewakili dan diterbitkan LK (laporan ketidaksesuaian). Hasil sortasi panen digunakan untuk menghitung rendemen distribusi tiap-tiap afdeling pemasok membuat material balance
untuk setiap fraksi, tahun tanam dan setiap afdeling kebun. Kriteria matang panen sangat menentukan didalam pencapaian rendemen minyak dan rendemen inti sawit. Selain itu ada beberapa kriteria mutu di dalam sortasi yang dikenakan denda apabila terdapat :
Kotoran, berupa sampah, tanah, pasir, dll TBS tangkai panjang, yaitu panjang tangkai lebih dari 2, 5 cm ; Buah busuk Buah sakit.
3.2.4 Loading Ramp Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp, kemudian dimasukkan ke dalam lori untuk dilakukan proses selanjutnya. Loading merupakan tempat penumpukan TBS sementara. Tandan buah segar ( TBS ) di tuang pada tiap – tiap sekat dan diatur melalui pintu – pintu dengan isian sesuai kapasitas lori. Lantai loading ramp yang sudah dirancang dengan sisi miring 45 0 agar TBS mudah jatuh dan masuk ke lori. Proses di Loading Ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori. Lori rebusan adalah tempat buah kelapa sawit yang akan direbus. Sistem pemasukan buah ke lori dengan menggunakan sistem hidrolik yang menggunakan pintu Loading
Ramp dengan penggerak electro motor dan pompa hidrolik. Kapasitas lori yang digunakan adalah 3,5 ton. Lori diletakkan diatas boogies dan dijalankan diatas sistem
transfer berupa rel dan digerakkan oleh Capstand. Kemudian
di Transfer Carriage
sebagai alat penghantar TBS yang sudah dimasukkan ke lori dan dipersiapkan untuk masuk ke rebusan ( sterilizer ).
3.2.5
Perebusan (Strilizer)
Di stasiun sterilizer atau stasiun perebusan, buah direbus hingga masak dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari mesin boiler melalui alat yang bernama Back
Pressure Vessel (BPV). Sterilizer yang digunakan di pabrik PT. MISP Bengkayang sebanyak 4 buah dimana 1 buah sterilizer dapat memuat lori sebayak 9 lori (31,5 ton) yang bearti 4 sterilizer dapat memuat 126 ton tandan buah segar (TBS). dengan tekanan perebusan 2,8- 3,0 kg/cm² dengan suhu normal 135°C, serta siklus perebusan yang baik digunakan yaitu antara 90-95 menit. Selama proses perebusan berlangsung, untuk menaikkan tekanan tertinggi menjadi 3 tahap yakni 5 menit sebelum tekanan pertama dinaikkan (steam masuk 1,5 kg/cm² ) udara didalam sterilizer dibuang, kemudian sebelum 10 menit tekanan kedua dinaikkan ( < 2,3 kg/cm² ) air kondesat dibuang, agar tidak terjadi penyeburan steam pada waktu pembukaan pintu sterilizer pada saat pengeluaran buah. Tujuan dalam pembuangan air kondensat dan steam agar TBS masak dengan sempurna/merata pada pabrik PT. MISP Bengkayang menggunakan system perebusan 3 puncak ( triple peak) yaitu sebagai berikut : 1) Derasi
= 2 menit
2) Pemasukkan dan pembuangan pada puncak
= 35 menit
3) Massa penambahan pada tekanan
= 40 menit
4) Pembuangan uap terahir
= 6 menit
Total
= 95 menit
Adapun tujuan dari stasiun dari perebusan adalah untuk menghasilkan buah yang terebus secara optimal dengan waktu, tekanan, suhu, dan system perebusan yang sesuai dengan standar. Tujuan perebusan buah yaitu untuk Mematikan/menonaktifkan enzim
yang
dihasilkan
mikoorganisme
terutama
enzim
lipase
pada
TBS
melengkangkan buah dari janjangan, melunakkan daging buah, menurunkan kadar air buah, menghidrolisis atau menguraikan berbagai bergetah/blendok yang bersifat menggangu proses terutama pengendapan karena meningkatkan viskositas minyak kotor, meningkatkan efisiensi pabrik dan jumlah mutu dari minyak sawit Hasil perebusan buah akan sangat mempengaruhi proses-proses di stasiun berikutnya. Proses sterilization sangat penting karena proses ini akan mempengaruhi kualitas produk dan efisiensi proses jika pelaksanaannya tidak benar.
3.2.6
Penebahan buah (T hreshing )
Penebahan (Threshing ) adalah pemisahan brondolan dengan janjangan kosong dari tangkainya. Tandan buah segar yang melalui proses perebusan dikeluarkan dengan cara ditarik degan sling kawat yang dihubungakan dengan motor listrik, selanjutnya diangkat dengan menggunakan Hoisting Crane yang digerakan dengan motor listrik. Hoisting
Crane yang mengangkat lori kemudia membawa lori yang berisi buah rebusan kemudian menuangkannya kebak penebah/ drum threshing .
Bak penebah yang berkapasitas di PT. MISP Bengkayang yaitu 10,5 ton atau dapat menampung 3 buah isi lori. Kecepatan pembatingan buah pada drum thresher yaitu 2325 Rpm. Buah yang terlepas dari tandannya ditampung oleh Fruit Conveyor Ander
Threshing kemudian dibawa oleh Fruit Elevator untuk didistribusikan disetiap unit Digister oleh Distributing Conveyor untuk ditampung pada Incenerator. Pada PT. MISP Bengkayang ini
Incenerator sudah tidak dipergunakan lagi, sehingga tandan kosong
yang dihasilkan pada stasiun ini akan diangkut dengan mobil untuk ditebahkan di area perkebunan untuk digunakan sebagai pupuk dan mulsa bagi tanaman. Adapun stasiun penebahan (Threshing ) di PT. MISP Bengkayang dapat dilihat seperti dibawah ini: Pada proses penebahan (threshing) diusahakan berondolan terpipil dari janjang semaksimal mungkin dengan batas berondolan yang tidak terlepas dari janjang (unstripped bunches) < 3 % terhadap EFB. Proses yang tidak sempurna dalam stasiun ini dapat mempengaruhi efisiensi pabrik. Losis CPO merupakan kehilangan minyak pada saat proses produksi. Janjangan kosong yang jatuh dibelt conveyor merupakan sampel untuk ananlisa oil losses. Pada janjangan kosong merupakan losses utama CPO, sehingga rendemen CPO yang didapat kurang maksimal. Terserapnya minyak pada janjangan kosong yang disebut dengan oil losses dapat dipengaruhi oleh proses perebusan yang tidak sempurna terutama waktu, suhu dan tekanan pada saat perebusan utama pada waktu, suhu dan tekanan pada saat perebusan. Di produksi kelapa sawit (PKS) PT. Mitra Inti Sejat Plantation Bengkayang setiap hari pada saat
produksi
diambil sampel janjangan kosong untuk diekstrasi, dengan
tujuan seberapa banyak minyak yang terserap pada janjangan kosong tersebut. Namun sampel yang di ambil tidak diketahui secara pasti criteria tandan buah segar (TBS) dan kondisi tangkainya, apakah tangkai panjang / pendek hanya diambil sampel acak.
3.2.7
Pelumatan buah (Degister)
Pelumatan buah (Degister) merupakan bagian dari stsiun kempa yang berfungsi untuk melumatkan brondolan yang telah dirontokkan, sehingga minyak dapat diekstraksi di Screw Press secara maksimum dan biji dapat terlepas, untuk memisahkan minyak bebas sehingga mengurangi volume massa yang akan dikempa dan untuk menaikkan suhu massa guna memudahkan proses pengempaan. Degister memiliki suhu steam 0
dengan massa 90-95 C, didalam degister buah akan diaduk dan akan dirajang oleh pisaupisau pengaduk dan pelumat sehingga sebagian besar daging buah akan terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik apabila isi ketel selalu dipertahankan dalam keadaan penuh. Brondolan yang dilumatkan dalam degister menggunakan panas selama 20-25 menit.
3.2.8
Pengempaan Buah (Pressing)
Masa hasil proses pengadukan dalam Digester masuk kedalam pressing yang bertujuan untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar (Crude Oil). Tekanan kempa diatur oleh konis yang berada pada bagian ujung pengempaan dan dapat digerakkan maju mundur secara hidrolisis,
disini terdapat 6 unit Screw Press yang
berkapasitas 10 ton dengan tekanan kempa 40-60 bar, pada proses pengempaan dilakukan penyemprotan dengan air panas minyak kasar yang keluar tidak terlalu kental (diturunkan viskositasnya) sehingga pori-pori silinder press tidak tersumbat. Penyemprotan air dilakukan dengan satu pipa berlubang yang dipasang pada Screw Press. Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini, karena tekanan kempa terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah, kerugian inti bertambah, dan terjadi keausan pada
Material Screw Press, sebaliknya jika tekanan kempa terlalu rendah akan mengakibatkan kerugian minyak pada ampas press. Hasil pengepresan adalah minyak kasar (Crude Oil) yang keluar dari pori-pori
Silinder Press,
melalui Oil Gitter akan dialirkan
kestasiun pemurnian minyak
(klarifikasi) untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat dan ampas), yang akan dipecahkan dengan menggunakan Cake Broker Conveyor.
.
3.2.9
Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Klarifikasi merupakan stasiun yang mengolah minyak kasar sehingga dilakukan pemurnian hasil perasan dari stasiun pressing untuk memproduksi minyak kelapa sawit mentah yang sesuai dengan standar. Didalam minyak tersebut masih bayak terdapat beberapa komponen berupa padatan bukan minyak yaitu partikel-partikel cangkang Non
Oil Solid (NOS), serabut serta 40-45% air. dalam minyak kasar terdapat beberapa fase yang tidak mudah untuk dipisahkan dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan dari fase minyak tersebut, yaitu fase Non Oil Solid (NOS) dan fase air yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
1. Penyaringan minyak
Minyak kasar yang telah diencerkan akan dialirkan pada Sand Trap Tank (STT) yang berfungsi untuk mengendapakan pasir dan serabutnya kemudian akan disaring di Vibrating Screen yang memiliki dua lapisan saringan (20 dan 40 mesh). Yang berfungsi untuk memisahkan serabut halus dan bahan-bahan kasar lainya. Minyak yang keluar dari Vibrating Screen dialirkan untuk di tampung sementara pada Crude Oil Tank
(COT) ini minyak dipanaskan dengan steam melalui system pipa panas, dan suhu dipertahankan 90-950 C. Dari sini minyak dipompa ke CST ( Continous Setting Tank ).
2. Pengendapan minyak
Minyak dalam tangki ini masih bercampur dengan Sludge (Lumpur, air dan kotoran). Dimana fingsi dariContinous Settling Tank(CST) adalah memisahkan minyak murni dan
sludge berdasarkan prinsip berdasarkan berat jenis. Minyak kasar dari Crude Oil Tank(COT) dipompa masuk keContinous Settling Tank(CST) di bak I kemudian diencerkan dengan air panas dan diberikan steam dengan suhu 90-950C, kemudian dialirkan ke bak II melalui dasar bak. Didalam bak dilakukan pemanasan dengan menggunakan pipa pemanas dan ditengahtengah bak dilengkapi serat-serat sehingga aliran minyak menjadi tenang. Dengan demikian minyak akan naik ke atas, sedangkan Sludge akan mengendap didasar bak. Minyak yang telah bersih di alirkan ke Oil Tank, sedangkan Sludge yang masih mengandung minyak akan masuk ke bak III untuk dialirkanSludge di Tank. 3. Pemisahan antara minyak dengan air
Minyak yang berasal dari Continous Settling Tank(CST) masih bercampur dengan air atau endapan. PadaOil Tank minyak akan dipisahkan dengan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan pemanasan. Pipa-pipa pemanas didalam tangki akan menyebabkan viskositas cairan berkurang, hal inilah yang akan mempercepat pemisahan air dengan minyak, yang berdasarkan berat jenisnya minyak akan naik sedangakan air akan turun kedasar tangki.
4. Pemurnian minyak di purifier
Didalam Purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas berbedaan densitas dengan menggunkan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang luar ( dinding bowl ), sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak kearah poros dan keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum drier, dimana minyak yang masuk masih memiliki kadar air yang cukup tinggi. Adapun fungsi dari vacuum dryer adalah untuk mengeringkan minyak pada kondisi vacuum melalui proses penguapan agar kadar air lebih rendah (0,1%). Minyak pada vacum dryer diuapkan dengan system penguapan (mulut pipa)
melalui Nozzle
yang akan mempersepit aliran minyak, sedangkan tekanan pada alat
pompa dipertinggi yaitu berkisar 650-760 mm/hg, sehingga minyak akan menyemprot keluar dengan tekanan pada Vacuum Dryer 50 ton dengan temperatur 90-950C akan menyebabkan air lebih cepat menguap dan keluar melalui lubang di vacuum dryer, sedangkan minyak yang telah bebas dari air akan mengalir kedinding bejana dan akan disalurkan kepompa Vacum untuk dialirkan ketangki timbun. Minyak yang akan dialir pada pada tangki timbun suhunya akan diturunkan (40-450C) .Kotaran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran pembunangan untuk dibawa ke Fat Pit.
3.2.10 Penimbunan minyak di Storage Tank
Minyak dari Vacum Dryer, kemudian dipompa ke Storage Tank (tangki timbun), Pada suhu simpan 45-60ᵒC. dan tetap dijaga suhu setiap harinya. Setiap hari dilalukan pengujian mutu. Tangki ini berbentuk silinder tegak yang dilengkapi dengan pipa-pipa pemanas dengan kapasitas 1750 ton CPO, dengan tinggi tangki 12 meter. Pada produksi kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang terdapat 2 unit tangki penimbun Crude Palm Oil (CPO). Dimana tangki ini dibersihkan setahun 2 kali pencucian (6 bulan sekali).
3.2.11 Proses pengolahan biji (Kernel)
Pada proses pengolahan
ini adalah
untuk memisahkan inti (Kernel) dari
cangkangnya dengan cara pemecahan, pemisahan dan pengeringan inti dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengolahan inti pada dasarnya melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Pemecahan ampas kempa di Cake Breaker Conveyor (CBK) Ampas kempa dari Screw Press yang terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi sehingga mengempal masuk ke CBC, selanjutnya ampas akan diangkut menuju Fibre Cyclone yang dapat mempergaruhi standar sebagai bahan pada ketel uap, maka dilakukan pemanasan dalam cake Breaker Conveyor yang mempunyai suhu 90-950C, sehingga air pada ampas akan berjalan dengan sempurna yang menyebabkan kadar air pada ampas akan turun dan akan mudah diproses lebih lanjut pada Depericaper.
2. Pemisahan ampas dan biji diDepericaper Ampas dan biji yang masih bercampur akan terpisah dalam Cake Breaker
Conveyor kemudian masuk ke Depericaper yang berfungsi memisahkan konponen berupa ampas dan biji serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Dalam Depericaper ampas kering yang berat jenisnya lebih ringan dari biji akan terisap oleh Blower untuk disalurkan ke Fiber Cyclone, selanjutnya akan ditimbun pada instalasi ketel uap untuk dijadikan sebagai bahan bakar pada ketel uap, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar akan jatuh ke Nut Polishing Drum.
3. Drum pemolis di Nut Polishing D rum
Nut Polishing Drum digerakkan dengan bantuan motor listrik yang dilengkapi dengan rotasi sebagai pengerak yang berputar sehingga akan mengaduk biji secara terus menerus menyebabkan biji saling bergesekkan oleh biji itu sendiri maupun dari plat yang ada pada Nut Polishing Drum tersebut menyebabkan serat yang masih lengket dengan biji akan lepas dan keluar melalui lubang saring pada Nut Polishing
Drum dan masuk ke Nut Elevator. Maksud pelepasan serat dari biji adalah untuk mengoptimalkan proses pemecahan biji itu sendiri. 4. Pemecahan biji di Nut Silo Driyer Biji yang berada di Nut Elevator akan dibawa ke Nut Silo Dryer untuk dikeringkan dengan uap panas, pengeringan ini bertujuan untuk memudahkan pemecahan biji dan terlepasnya inti, hal inilah yang memudahkan pada proses pemecahan. Dimana suhu yang digunakan pada Nut Silo Dryer yaitu 500C dan 700C selama delapan jam, pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi akan menyebabkan inti hangus dengan adanya pemanasan diharapkan kadar air yang terkandung dalam inti menjadi lebih rendah yakni dari 15% manjadi 6-7%. 5. Pemecahan biji di Nut Creaker Pemecahan biji (Nut Creaker) merupakan alat centrifuge yang mempunyai motor yang berputar dengan kecepatan tinggi yaitu 1445 Rpm. Biji-biji yang masuk kedalam motor akan berputar dengan terlempar keras kedinding Creaker, akibatnya biji menjadi pecah dan inti akan lepas dari cangkangnya, kemudian inti dan cangkang akan ke Creaked Mixture Conveyor yang akan dimasukkan ke Phreaumetic Seperator untuk memisah inti dan cangkang. 6. Pemisahan inti dan cangkang (Phreaumetic Seperator) Hasil dari Nut Creaker dibawa oleh Creaker Conveyor untuk dipindahkan ke
Creaker Elevator untuk masuk kepemisah inti dengan cangkang. Disini massa yang lebih berat yaitu inti akan jatuh ke kernel Elevator selanjutnya akan ke Kernel Silo Dryer, sedangkan cangkang yang massanya lebih ringan akan terisap oleh Blower ke atas untuk ditampung ke Shell dan dijadikan bahan bakar. 7. Pengeringan inti Pengeringan inti pada pabrik kelapa sawit (PKS) PT.MISP Bengkayang ada lima buah alat dan alat ini berfungsi untuk mengeringkan inti dengan cara mengalirkan uap panas. Pengeringan ini sama halnya dengan Nut Silo yang dilakukan secara bertingkat pada suhu 50-70 0C dengan menggunakan steam sebagai bahan dalam
membantu proses pengeringan, dimana pengeringan dilakukan selama 6-7 jam, kemudian inti masuk kebagian bawah yang berbentuk piramida terbalik dan turun ke Kernel Conveyor lain masuk ke kernel dinaikkan melalui kernel Elevator masuk ke Kernel Bunker menuju kepenimbangan.
8. Penimbunan inti Setelah proses pengeringan kernel dikeluarkan melalui Shake Movement agar inti keluar secara beratur menuju ke Kernel Conveyor untuk dibawa ketempat penimbangan inti. Inti yang telah ada dipenimbunan selanjutnya diayak untuk memisahkan inti yang masih tertutup cangkang.
3.3 Stasiun pembangkit tenaga (Power
H ant Station)
Pada pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang terdapat dua unit ketel uap (Boiler) dimana dua unit ketel uap masih digunakan untuk proses pengolahan dan sebagai pengerak turbin, sedangkan satu unit lagi digunakan sebagai cadangan bila salah satu dan dua unit ketel uap yang digunakan mengalami kerusakan. Bahan bakar utama ketel uap berasal dari ampas dan cangkang sawit. Sedangkan fungsi dari ketel uap adalah untuk menghasilkan uap , untuk mengerakan turbin , keperluan uap untuk perebusan dan sumber panas untuk proses pengolahan. Kapasitas ketel uap untuk setiap unit yang ada pada pabrik kelapa sawit PT. MISP Bengkayang yaitu 20 ton uap/jam, dengan suhu 2600C, serta tekanan kerja 20 kg/cm2 dan oil purnpnya 2,5 ampere.
Pada stasiun ini berfungsi untuk kebutuhan pabrik yaitu untuk proses pengolahan dan untuk kebutuhan listrik dosmetik (perumahan karyawan /PKS). Pada stasiun ini memiliki beberapa unit yaitu: a) Diesel Generator Diesel Generator digunakan sebagai pembagkit tenaga listrik pada saat turbin uap tidak bekerja atau terjadi penurunan pada tenaga turbin. Hal ini dapat terjadi apabila saat pada saat pabrik tidak mengolah. Pada pabrik kelapa sawit PT. MISP Bengkayang terdapat dua unit mesin diesel yang setiap unit memiliki tenaga/mega watt. Mesin diesel digunakan apabila turbin tidak bekerja atau belom beroperasi secara optimal.
b) Turbin uap Turbin uap berfungsi sebagai pembagkit tenaga listrik yang dibutuhkan pada saat produksi dan dosmetik dengan menggunakan Steam /uap kering yang berasal dari ketel uap. Turbin uap memiliki tekanan 1000 rpm, dengan tenaga 400-500 Volt. Turbin uap memiliki tekanan uap normal (uap masuk) sebesar 20 kg/cm 2. Di pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang terdapat tiga unit turbin uap yang dilengkapi dengan generator, dengan tekanan yang biasa digunakan (uap masuk) sebesar 14 kg/cm 2 sedangkan untuk uap keluar sebesar 1-5 kg/cm2.
3.4 Stasiun pengolah air
Pada stasiun pengolahan air ini berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan garam-garam maupun kotoran dan gas-gas yang terlarut maupun tidak terlarut yang terkandung dalam air sehingga memenuhi persyaratan agar menjadi air proses maupun air untuk kebutuhan karyawan. Dibawah ini proses pengolahan air yaitu sebagai berikut : a. Penjernihan air
Penjernihan air dilakukan untuk menghilangkanpadatan tersuspensi yang menyebabkan kekurangan air. proses pengolahan air Di pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang berasal dari air sungai Kapuas yang dipompa ke Raw Water
Basis (kapasitas 1000 m3 ) yang didalamnya tardapat tawas (50 kg/12 jam), kemudian dipompa di Raw Water Tower dengan kapasitas 96 m 3 , yang selanjutnya dipompa kembali ke Clarifier yang berkapasitas 350 km3, yang selanjutnya dipompa ke Sand Filter berkapasitas 27,5 km 2 . Didalam
Sand Filter terdapat batu dan pasir yang
berfungsi sebagai penyaring. Setelah itu air dialirkan kembali ke Filter Water Tower berkapasitas 40 km3 . air yang telah melewati tahapan proses pengolahan digunakan sebagai air minum, air pengolahan dalam pabrik, air untuk Kation Anion dan air untuk kebutuhan perumahan karyawan.
b. Pengolahan air umpan ketel
Air yang digunakan untuk umpan ketel harus bebas dari kalsium, magnesium, mineral, dan ion. Karena apabila masih terdapat kandungan tersebut akan mempercepat terjadinya pengikisan pada pipa-pipa pada ketel uap. Kerena itu pengolahan air untuk umpan ketel sangat perlu diperhatikan karena sangat dipengaruh pada ketel tersebut untuk itu perlu dilakukan penambahan beberapa bahan kimia untuk menghilangkan komponen yang dapat megikis pipa ketel uap.
3.5 Mesin Dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang terdapat di PT. MISP Bengkayang dapat dilihat pada tabel seperti dibawah ini: No 1.
Stasiun Penimbangan
Unit Speksifikasi Mesin PKS 1 Gecavery L2OS
(weigh
Manufactury : Avary berkei
bridge)
Type : J311 12 x 3 m Capasitas : 40. 000 kg Ability print : amt. 27/E/2001
2.
Loading
24
ramp
Merk : rextroth Job no :2267 RD Capasitas : 100 ltr
3.
Transfer carry
3
Merk : rextroth Iden no :80701130 Serial no : 178890 Code : MrC3D2
4.
5.
Capstand
Merk : rextroth
gear box
Chain coupling : 6018
Sterilizer
4
Merk : wang yaun cloucth door
Sterilizer
Type : 2700010 x 345 kpa
door
Test : pressure : 518 kpa (50 pis) Safety working pressure : 345 kpa (50 psi) Tekanan : 24-27 bar Merk : fk
Fungsi
Type : ams 14/ko 14M Check
vane
horizontal 6.
Compressor
1
Merk : tong cheng iron work Capasitas : 155 ltr Work pressure : 125 psi Pully dial : 6”
7.
Hoist crane
2
Bagian : gear
Merk : denmrk Model : sup-205
box
8.
Bunch feeder
2
SFT.056/3/125/250
Bagian :gear
Merk : benzlers
box
Ratio : 39.74 Type : B925103 Serial no : 850042-6LM:B3
9.
Theser drum
2
Merk : benzlers
Bagian: gear
Type : M981721,J97piln
box
Coupling : H180 Serial no : TWN 10 Sporoket : 21 RS 80 x 3x34T Panjang : 4000 mm Tuas pengangkat : 5-7
10. Empty bunch
2
Rpm : 22-24 Merk : benzlers
conveyer
Type : B6205303
Bagian: gear
Rastro : 31,43
box
IM : B3
Serial no : 551540-5 Sprocket : 4”: 12T 11. Comveyer
2
Merk : benzlers
under theser
Type : 30-74
Bagian: gear box
Type: 65C016-1 Panjang scand : 4000 mm
12. Inclairet
2
Merk : benzlers
EBC
Type : B62510
Bagian: gear
Ratio : 39-74 R
box
Sprocker : 4”: 12T
13. Bottom cross 2
Merk : Teco
conveyer
Ratio : 30
Bagian: gear
Type: ERTA K4300005 Yu-1
box
Coupling : 9” serial no : MN 50071-35
14. Fruit elivator 2
Merk : benzlers
Bagian: gear
Ratio : 30-80
box 1
Type : B365C016-1 Sprocket : Z1 RS 100x1x20T Z2 RS 100x1x50T Serial no: B625103 Merk : gear box
gear box 2
Merk : TECO Ratio : 30 Type : ERTBKA Sprocket : Z1 RS 100x1x20T Z2 RS 100x1x50T
Serial no: 105200015
15. Upper cross 2
Merk : TECO
conveyer
No : 32
Bagian: gear
Type :ERTAKA 300005 yu-i
box
Caoupling di : 9” Serial no : MN50671-33
16. Fruit
2
Merk : benzlers
distributing
Ratio : 30-80
conveyer
Type : 60 C016-1
Bagian: gear
Coupling : 9”
box
Serial no : B625103
17. Digester
3
Merk : CB Model : CB 3500 Power : 30 KW Putaran : 30:75 Coupling dia : 12”/17 Serial no : D4 Capacity : max 17 ton/ton
Bagian: gear
Merk : Brook Hansen
box
Type : Qur C3-CDN-63 Ratio : 60-933 Rpm : 1500 Coupling dia : 9 Sf Rabber Coupling : 1,59 Serial no: 95/r 054205938
18. Strew press
3
Model : CB 15T
3
Power :30kw
3
Weight : 5500 kg Rpm :10,5 No. 1125 Tahun : 1995 Capacity :max 17 ton /jam
Bagian: gear
Merk : Hansentranmission
box
Type: QHPE 3PLN-80 Rpm :1000/1246 Ratio : 79:77s Pulley dia: C5x4 V.Belt: Cx5psc Coupling dia: 17
Bagian
:
Merk : RRRC51B-15
hydraulic
Serial no : PH 11668193
pump
Drywight : 75 kg
19. Screw bunch Bagian: gear box conveyer
1
Merk : benzlers Serial no : 751069-5 Type: BG25803 Ratio: 4000R Oil : BFGR-XP 220 P.screw :± 21m
Dia : 650
20. Nut
1
Merk : Benzlers
polishing
Serial no :650016
drum Bagian: gear
Type : 625109 Ratio : 30.80 rpm
box
For aragemen IM: B3 Oil : Bp GR.XP 220 Panjang :3,5 m Diameter : 1m
21. Nut avger
1
Merk : Benzlers
Bagian: gear
Ratio : 28 :20
box
Type: 650423-2 Coupling dia: 6 Serial : BG 24403 IM :B3 Oil BP GR.XP:220
22. Creked
1
Merk : Teco
mixrure
Type : RCT.AAC
Bagian: gear
Power : 2,2 kw
box
Ratio : 30:50 rpm Frekuensi : 50 Hz Weight : 75 kg Bearing : median Shaft : 6305 Aout put haft : 6210
23. Nut cyclone 1
Frekuensi : 50Hz
airlock
Type medial shaft: 6305
Bagian: gear
Gear oil : 2,5
box
Oil seal: D507212 Serial no : R24179014
24. Ripple
mill 1
Buatan : Malaysia
Bagian: gear
Model: CBGTKING
box
Power: 7,5 kw Rpm: 1091 Serial no: 595 Year MFG: 12/1007
25. Creked break 1
Merk : Teco
conveyer
Type: RGT.AAC
Bagian: gear box
Ratio : 30.50 rpm Power : 2,2 kw Case no: TAG
26. Klarifikasi
2
Merk : kew pump 13-SE 2
Bagian:
Model :SEN 80
pompa COT
Serial : BB11055PT
27. Klarifikasi
1
Merk : Alfa Lapal
Bagian:
Separator: PAPx307SGD116
purry fire
Mgf.serial no: 881139.02-03 Machin top part: 553895-01 Bowl: 553867-01 Max.speed (bowl 1): 8375 r/min Speed motor shaft: 3000 r/min
Recommended mtr power :7,5 kw Max.density of feed: 1000kg/cm3 Of sedimend: 1700 kg/cm3 Of operating light: 1000 kg/cm3 Proses temp. min/max: 0/1000C 28. TPP
2
Merk : Vikers Honsking
Bagian
Type : water tube
:boiler
Model : TW 16/36-545 H Rated capacity : 20000 kg/hr Year of Mfg: 2004 Code design : Bs5113-1998 Serial no : 2058 Desingn: pressure: 2500 N/mm2 Working press: 2500 N/mm2 2
Hydro test press 2500 N/mm Hydro test no: KTS 0460296 Bagian:
2
BEWP
Merk : Halberg Type: Ms LA05569 BA0010RP03 Serial no: LU 040798 Year :2004 Merk : Delta kenflow pump Din: 24255 standard Model : DA 50-15
29. Turbin
1
Serial no: C-7880B Merk: Biefield
Bagian:
No : 1844694
turbin
Type: C5 SG 1V
eupabrik
S
Kw max: 1120
nandrow SKI
P1: 2,1 bar abs 2340C
GMBH
P2: 4,0 bar abs ½ :1500 rpm
Bagian
: 1
generator
Merk : Rick meler GMBH Auftr : 48563 darum 6/94 Type : R 35/31-5 ft-2 Q = 86 1/mm P =10 bar
30. Genset Bagian
1 :
cater vilar
Generator set engine model : 3412 Rating : 600 KVA: 480 kw 0,8 Cos 50HZ 3 phase 12 wire rpm 1500 rev/min
Bagian: toyo 1
Generator KVA: 150 poles 4 3
denki
phase Volt: 380/220 Type: wp 56124-40 Tvp: 228 excvolt : 110 Hz : 50 Rpm: 1500 P .f: 0,8
3.4 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu sangatlah penting dalam sebuah perusahaan produksi, pengawasan mutu bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang bermutu baik dan memiliki kualitas yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, agar dapat diterima oleh konsumen sesuai dengan harga jualnya. Crude palm oil (CPO) memiliki peranan penting dalam industri pangan. Pengawasan mutu minyak dan inti kelapa sawit dapat dilakukan
pada setiap
proses pengolahan dengan memperhatikan stasiun-stasiun pengolahan.
Adapun pengawasan mutu setiap stasiun dapat dilihat dibawah ini : No.
Stasiun
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.
Penerimaan buah
-
a. Jembatan penimbangan b. Sortasi
Sebelum dilakukan penimbangan indicator digital harus dalam keadaan “off”.
-
Sortasi dilakukan pada setiap TBS yang masuk kedalam loading ramp dengan mengelompokan fraksi 00 – 5.
2.
Perebusan
-
Tekanan steam yang diberikan harus mencapai
2,8-3,0
kg/
cm²
dan
pembuangan air pada kondensat harus benar-benar agar buah tidak basah. 3.
Penebah
-
TBS
yang
kedalam pemisahan
telah
direbus
dimasukan
threser
untuk
dilakukan
dengan
brondolan
tandan
diharapkan threser berisi maksimal agar proses pemisahan berjalan dengan baik. 4.
Pengempaan
-
Pada waktu pengoprasian Screw Press diharapkan
digester
dalam
keadaan
penuhuh, dan kondisi suhu (95°C) dan waktu tinggal yang cukup (20-25 menit). Penambahan air panas sebagai pengencer diatur sedemikian rupa sehingga kadar air minyak maksimum 30 %. 5.
Pemurnian minyak
-
Untuk mendapatkan lapisan minyak yang murni yaitu 4-5 jam, sebelum minyak dari oil tank dalam keadaan panas dengan suhu 85°C
agar
memudahkan
dalam
pengenceran. 6.
Pengolahan biji
-
Daya serap blower harus diatur agar serabut dan biji dapat terpisah dengan opt Imal dan harus terus menjaga suhu
7.
Penimbunan
-
pengeringan biji yakni 85°C. Temperature CPO didalam tangki timbun harus tetap terjaga hingga masuk kedalam pontoon pengangkutan CPO 50-60 °C.
3.5 Sanitasi Dan Penaganan Limbah 3.5.1
Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu tindakkan aseptic dan bersih baik itu terhadap benda, lingkungan dan manusia yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk program sanitasi di pabrik pengolahan kelapa sawit PT.MISP Bengkayang dilakukan setelah pemakaian /proses, dimana setiap alat berhenti beroperasi maka mesin tersebut lansung dibersihkan dan dilakukan perbaikkan apabila ada yang terjadi kerusakkan. Pasilitas Sanitas beupa sepatu bot, sarung tanggan, helm, masker dan sapu. 3.5.2
Penanganan limbah
3.5.2.1 Pengolahan Sludge Pengolahan sludge yang berasal dari Continous Setting Tank (CST) yang dialirkan di Sludge Tank dan harus diolaah untuk mengutip minyak yang terdapat didalamnya, dan di Sludge akan akan mengalami pemanasan oleh uap steam dengan suhu 900C, selanjutnya Sludge dialirkan ke Self Cleaning yang memiliki saringan sampah dan sifat baja yang terus menerus berputas untuk membersihkan saringan sampah, sehingga sampah dan kotoran akan masuk ke dalam Dencater.
3.5.2.2 Pemisah sampah (Dencater)
Sludge yang keluar dari Sludge Tank dipompa ke Dispatch Tank. Pada Sludge ini lumpur diendapkan , sedangkan sludge yang lebih ringan akan keatas dan kemudian akan dialirkan ke Decanter. Fungsi decanter adalah untuk memisahkan minyak dengan air, Sludge dan Solid yang mempunyai berat jenis yang lebih besar digunakan membantu dalam pemisahan dengan suhu 80 0C.
3.5.2.3 Pengutipan minyak (F at F it) Fat Fit berfungsi untuk menampung cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat rebusan dan parit klarifikasi. Bak Fat Fit mempunyai empat bagian, dimana pada bagian pada bak keempat diusahakan minyak telah terkumpul banyak dan minyak itu sendiri termasuk dari Deoling Pond. Minyak dari bak ini dipompa kedalam Oil Tank untuk diolah kembali. Dari proses pengutipan minyak terdapat limbah yaitu sludge yang merupakan hasilsamping dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak mentah ( Crude Palm Oil ) menghasilkan hasil samping berupa limbah cair dan limbah padat. Adapun Pengolahan limbah di pabrik kelapa sawit (PKS) di PT. MISP Bengkayang sebagai berikut: A. Pengolahan limbah cair Pengolahan limbah cair merupakan pengolahan hasil samping dari pabrik yang belum memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Air limbah ini berasal dari proses pengolahan pabrik yang perlu ditangani dengan serius agar tidak mencemari lingkungan.limbah cair dari pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang yang akan dimasukkan kedalam kolam limbah akan melewati bak Fat Fit yang berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terdapat dalam limbah kemudian dipompa kembali menuju stasiun klarifikasi untuk diolah lebih lanjut. Adapun tahapan pengolahan limbah cair di pabrik kelapa sawit PT. MISP Bengkayang sebagai berikut : 1) Kolam pendingin ( Deoling Pond)
Lumpur yang berasal dari Fat Fit akan dialirkan kekolam Deoling Pond yang bermaksud untuk mendinginkan suhu limbah 700C menjadi 40-500C sehingga bakteri Meshophilik dapat hidup untuk menghidrolisa limbah. Kapasitas kolam ini mencapai 25.000 m3 denga masa lima hari.
2) Anaerobik primary I (ANP I) Limbah dari kolam pendigin dialirkan kekolam Anaerobik primary I yang bertujuan untuk membiakkan bakteri Anaerobic. Pada kolam ini pHnya hanya berkisar < 6-7 maka dapat dilakukan penambahan kapur tohor. Kolam ini berkapasitas 25.000 m3 dan masa tinggal 16 hari.
3) Anaerobik primary II (ANP II) Setelah limbah dari kolam Anaerobic I dialirkan ke kolam Anaerobik primary II. Limbah yang keluar dari kola mini harus mempuyai pH 7,2 untuk diteruskan pada kolam Secondary Pond. Kolam ini berkapasitas 25.000 m3 dan masa tinggalnya selama 26 hari.
4) Secondary Pond Kolam ini berkapasitas 25.000 m3 dengan masa tinggal 15 hari dan pH pada kolam ini 7,4.
5) Fakultatif Pond Setelah dari Scondary Pond limbah dialirkan kekolam Fakultatif Pond dan sebelumnya akan melewati system Aerasi. Fungsi dan system Aerasi adalah untuk memasukkan oksigen dari anaerob menjadi Aerob serta mengurangi Ammoniak. Kapasitas pada kolam ini adalah 25.000 m3 dan masa tinggal 15 hari dengan pH 8.
6) Algae pond I Kolam ini berkapasitas 25.000 m 3 dan masa tinggalnya 10 hari dengan pH 8. 7) Algae Pond II Kolam ini berkapasitas 25.000 m 3 dan masa tinggalnya 9 hari dengan pH 8,4.
Algae Pond II merupakan kolam terahir pada proses pengolahan limbah cair. Dari
kolam ini limbah cairnya sudah dapat dialirkan ke rawa-rawa. Di pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang pengujian limbah dilakukan sebulan sekali. Limbah yang telah mengalami proses pengolahan di unit pengolahan limbah (UPL) sebelum dibuang kesungai diharapkan dapat memenuhi standar mutu limbah yang
telah
ditetapkan
oleh
Keputusan
Mentri
Lingkungan
Nomor
Kep.51/MENLAH/10/1995 tanggal 23 oktober 1995. Secara lengkap. Adapun standar mutu limbah cair dapat dilihat dibawah ini :
No.
Parameter
Satuan Standar
1
BOD
Mg/L
100
2
COD
Mg/L
350
3
TSS
Mg/L
250
4
NH3N
Mg/L
-
5 6
Minyak Dan Lemak pH
Mg/L Mg/L
25 6,9-9,0
Standar
B. Pengolahan limbah padat
Pada pengolahan liambah padat di pabrik kelapa sawit (PKS) PT. MISP Bengkayang limbah padat yang dihasilkan berupa tandan kosong (tankos), Fiber dan cangkang. Tandan kosong (tankos) yang dihasilkan dari pabrik mencapai 2,3 % dari tandan buah segar (TBS) yang diproduksi, tandan kosong (tankos) ditebarkan diseluruh area perkebunan kelapa sawit untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sawit. Sedangkan Fiber yang dihasilkan mencapai 13% dari tandan buah segar (TBS) yang diproduksi dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada ketel uap. Cangkang yang dihasilkan 6% dari tandan buah segar (TBS) yang diproduksi, 80% dari cangkang digunakan sebagai bahan bakar dan 20 % digunakan untuk mengeras jalan.
BAB IV SISTEM PEMASARAN 4.1 Spesifikasi Produk PT. Mitra Inti Sejati Platation (MISP) Bengkayang merupakan cababg ketiga dari
PT. Salim Ifomas setelah PT. Gunta Samba Grup yang bergerak dibidang penolahan hasil perkebunan kelapa sawit, pabrik ini mulai mengolah kelapa sawit pada tahun 1997. Produk yang dihasilkan oleh PT. MISP Bengkayang dari pengolahan tandan buah segar (TBS) terdiri dari Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Adapun speksifikasi dari mutu produk olahan dari tanadan buah segar (TBS) di PKS Mitra Inti Sejati
Platation Bengkayang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No
Spesifikasi
Standar
Mutu CPO
1.
FFA
< 3,00 %
Moisture
0,20 %
Dirt
0,020 %
Mutu Kernel
2.
FFA
< 2,00 %
Moisture
7,00 %
Dirt
6,00 %
Broken Kernel
< 15,00 %
Efisiensi Riple Mill
95, %
Losses CPO
3.
Brondolan di JK
0,05 %
Janjangan kosong (JK)
0,35 %
Fibre
0,60 %
Nut
0,05%
Final effluent
0,55 %
Sludge centrifugae
0,32 %
Losses kernel
Brondolan di JK
0,02 %
Fibre Cylone LTDS
0,15 % 0,05 %
Hydro cyclone/ clybate
0,10 %
4.
Sumber : laboratorium PT. MISP Bengkayang 4.2 Pemasaran Produk
PT. MISP Bengkayang hanya mengolah kelapa sawit menjadi produk Crude Palm
Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) maka untuk pemasaran yang dilakukan oleh PT. MISP Bengkayang yakni apabila ada permintaan dari pihak konsumen. Pengiriman CPO melalui jalur air yang melewati pipa tangki timbun kepinggir sungai dan untuk kernel diangkut menggunakan truk menuju pingir sungai dan dimuat kedalam kapal/ponton. Untuk penjualan minyak CPO dan PKO kebanyakkan dijual di PT. Cahaya Kalbar (CK), untuk harga jual CPO sesuai mutu dan kesepakatan dua belah pihak. Harga untuk saat ini berkisar antara RP.7.000-8.000; /kg, sedangkan untuk harga PKO RP. 2.500.3.000/kg. harga bisa berubah-ubah Karena tergantung pada losis cangkang (kadar kotoran.) BAB V PENUTUP 1.1
Kesimpulan
1.2
Saran
DAFTAR ISI