LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.N DENGAN BATUK DI RSU CUT MUTIA
DI S U S U N OLEH ; AGUS MAULANA
DINAS KESEHATAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH UTARA STIKES GETSEMPENA LHOKSUKON TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rah mat dan karuniaNya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT membalas amal baiknya. Amin. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita khususnya bagi penulis. Memang makal ah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca d emi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... BAB II LANDASAN TEORITIS.................................................................. 1.1 Pengertian batuk..................................................................... 1.2 Penyebab batuk ..................................................................... 1.3 Macam – macam batuk ........................................................... 1.4 Patofiologi batuk .................................................................... 1.5 Mekanisme batuk ................................................................... 1.6 tahapan batuk ......................................................................... 1.7 komponen batuk..................................................................... BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... Tinjauan kasus BAB IV PENUTUP ........................................................................................ A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Latihan batuk efektif merupakan aktifitas perawat untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi retensi sekresi (Pneumonia, atelektasis dan demam). Fisioterapi dada t ermasuk di dalamnya adalah drainase postural (Postural drainage), perkusi dan vibrasi dada, latihan prnafasan atau latihan ulang pernafasan, dan batuk efektif. Tujuan dari fisioterapi dada adalah untuk membuang sekresi bronchiale memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernafasan. (Muttaqin, 2008). Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi dari bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius yang terdiri dari : susunan anatomis dari rongga hidung, jaringan limfoid di naso – oro – faring, bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut, reflek batuk, reflek epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi. Salah satu penyebab kesakitan dan kematian paling penting pada anak adalah karena mekanisme saluran nafas di atas yang masih sempit dan daya tahan tubuh yang masih rendah. Dalam hal ini, peran keluarga sangatlah penting untuk tercapainya upaya mengoptimalisasi bersihan jalan nafas pada pasien dengan pneumonia. Keluarga di jadika sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi, masalah kesehatan anggota keluarga akan mempengaruhi keluarga yang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan, tetapi dapat pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi sumber daya pemecah masalah kesehatan. Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling
mempengaruhi terhadap individu dalam keluarga. Karena Keluarga 2. merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan dan mengembangkan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian asuhan keperawatan keluarga harus lebih di tekankan pada keluarga-keluarga dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Alasannya adalah keluarga dengan status social ekonomi tersebut umumnya berkaitan dengan ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi. Kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan lainnya pada masyarakat menengah kebawah, hal tersebut akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Menurut laporan UNICEF dan WHO pada tahun 2006, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggi ke-6 di seluruh dunia. Sedangkan berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) pada tahun 1992, 1995, dan 2001 didapatakan pneumonia sebagai urutan terbesar penyebab kematian pada balita. Hasil tersebut juga sesuai dengan survey mortalitas terhadap 10 propinsi di Indonesia yang dilakukan oleh Subdit ISPA, Department kesehatan RI. Kemudian berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 telah mencatat bahwa pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak yaitu sejumlah 15,5 % (IDAI, 2009). Pada tahun 2009, di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terdapat 610 orang penderita penyakit pneumonia yang menyerang pada orang dewasa dengan keluhan panas, batuk dan sesak. Dari hasil laporan data statistik penderita Pneumonia pada anak yang ada di Puskesmas Arjowinangun dari tahun 2011-2012, teridentifikasi sebanyak 9 kasus (9 %) di tahun 2011 yang menyerang anak usia 7 bulan sampai 6 tahun, sedangkan pada tahun 2012 kejadian kasus pneumonia
meningkat 20 % menjadi 20 kasus yang menyerang anak usia 8 bulan sampai 7 tahun. Peran keluarga dalam menangani dan menghadapi anggota keluarganya yang menderita pneumonia, masih sangat kurang optimal. Hal tersebut di pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang 3. bagaimana penanganan yang tepat pada penderita tersebut. Selain itu, juga kurang tanggapnya keluarga untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan ketika sudah muncul tanda dan gejala ringan seperti: demam di malam hari, batuk yang tak kunjung sembuh dan sesak mendadak setelah beraktifitas. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul ‘’ Peran Keluarga dalam Mengoptimalisasi Bersihan Jalan Nafas dengan Teknik Perkusi dan Vibrasi pada An. M dengan Pneumonia di Puskesmas Arjowinangun Malang ‘’. 1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian studi kasus ini, maka rumusan masalah yang dapat di sampaikan adalah ‘’ Bagaimanakah Peran Keluarga dalam Upaya Mengoptimalisasi Bersihan Jalan Nafas dengan Teknik Perkusi dan Vibrasi pada An. M dengan Pneumonia di Puskesmas Arjowinangun Malang ?’’ 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah ingin membahas atau mengkaji tentang : Peran Keluarga dalam Upaya Mengoptimalisasi Bersihan Jalan Nafas dengan Teknik Perkusi dan Vibrasi pada An. M di Puskesmas Arjowinangun Malang.
BAB II TINJAUAN TIORITIS
1.1 Pengertian batuk
Batuk adalah salah satu keluhan yang sering diungkapkan pasien kepada dokter. Batuk sebenarnya adalah suatu cara yang penting bagi tubuh kita untuk membersihkan tenggorokan dan saluran pernafasan kita. Tetapi batuk yang berlebihan dapat berarti bahwa kita mempunyai suatu gangguan atau penyakit. Batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Tapi batuk juga bisa menjadi gejala dari sesuatu penyakit.
1.2 Penyebab batuk
Faktor Penyebab. Batuk disebabkan oleh adanya peradangan pada lapisan lendir saluran pernapasan. Ada batuk berdahak akut karena infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus, misalnya tubercolosa, influenza, dan campak. Sedangkan batuk berdahak yang tidak disebabkan oleh infeksi, antara lain alergi, asma, atau pun debu. Sekadar diketahui, penyakit asma juga disertai batuk. Jika penderita asma terkena udara dingin, asma yang dideritanya akan kambuh. Dan itu biasanya disertai dengan batuk. Selain itu, ada pula batuk berdahak yang tidak disebabkan oleh infeksi yaitu makanan yang merangsang tenggorokan. Ada pula karena kanker. Batuk karena orang sering merokok sulit diatasi hanya dengan obat batuk simtomatik. Batuk berdahak pada orang yang sakit disebabkan oleh adanya kalainan dalam tubuh terutama pada saluran napas atau bronchitis Gejala-gejala. Batuk berdahak pada umumnya disebabkan oleh influenza. Gejalanya yaitu demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Namun batuk berdahak juga timbul akibat peradangan pada paru paru. Jika tidak segera diobati, bisa terjadi batuk berdahak akut. Bila sudah akut kemungkinan besar sulit diobati. Tambahan lagi, batuk berdahak yang berlebihan akan menimbulkan infeksi. Batuk berdahak yang terlalu sering akan membuat tenggorokan menjadi luka dan mengakibatkan tersumbatnya saluran pernapasan.
1.3 Macam- macam batuk
a. Berdasarkan waktu 1.
Batuk Akut : adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari serta dalam satu episode.
2.
Batuk kronis : merupakan kelanjutan dari batuk akut. Terjadi jika sudah lebih dari 14 hari sampai 3 bulan. Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, TB, dan pertusis.
b. Berdasarkan faktor penyebab 1.
Batu berdahak
Batuk berdahak akut karena infeksi disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Misalnya tubercolosa, influenza dan campak.
Batuk berdahak yang tidak disebabkan oleh infeksi, antara lain alergi, asma, atau karena debu, juga bisa karena makanan yang merangsang tenggorokan.
2.
Batuk kering Batuk kering dapat disebabkan oleg berbagai kondisi, yang paling sering adalah: Radang tenggorokan Terhirupnya iritan seperti debu atau asap Asma Reaksi alergi Sealin itu, ada kondisi yang lebih serius yang dapat menimbulkan batuk kering, walaupun hal ini tergolong sangat langka seperti : PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) GERD (gastro oesophagal reflux disease) Penyakit jantung (dalam kasus yang jarang)
1.4 Patofisiologi Batuk
Reflek batuk muncul karena adanya mekanisme yang berurutan dari komponen reflek batuk, adapun komponen reflek batuk adalah reseptor, saraf aferen, pusat batuk, saraf eferan dan efektor. Reseptor batuk tersebar di larings, trakea, bronkus, telinga, lambung, hidung, sinus paranasal, faring dan perikardium serta diafragma. Saraf yang berperan sebagai aferen yaitu n.vagus, trigeminus dan frenikus. Pusat batuk tersebar merata di medula dekat dengan pusat pernafasan. Saraf eferan yaitu n.vagus, frenikus, interkostal, lumbalis, trigeminus, fasial, hipoglosus, Sedangkan yang bertindak sebagai efektor adalah otot laring, trakea, bronkus, diafragma, interkostal dan abdominal.
Adanya rangsangan pada reseptor batuk (eksogen dan endogen) akan diteruskan oleh saraf aferen ke pusat batuk di medula. Dari pusat batuk, impuls akan diteruskan oleh saraf eferen ke efektor yaitu beberapa otot yang berperan dalam proses respiratorik.
1.5 Mekanisme batuk
Rangsang ↓ Reseptor (serabut saraf non mielin halus di dalam laring, trakea, bronkus, bronkiolus) ↓ serabut aferen pada cabang nervus vagus mengalirkan dari laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus ↓ Pusat batuk (di medula oblongata, dekat dengan pusat pernafasan dan pusat muntah) oleh serabut eferen nervus vagus ↓ Efektor
1.6 Tahapan batuk
1.
Fase iritasi Iritasi pada salah satu saraf sensori nervus vagus di laring,trakea, bronkus / serat afferen cabang faring dari nervus glossopharingeus dapat menimbulkan batuk. Membawa impuls ke medula oblongata
2.
Fase inspirasi Terjadi kontraksi otot abduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan glotis secara refleks terbuka lebar. Volume udara yang diinspirasi berkisar antara 200-3500 ml di atas kapasitas residu fungsional
3.
Fase kompres
Terjadi kontraksi otot adduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan tertutupnya glotis selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan di paru dan abdomen akan meningkat 50-100 mmHg Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka 4.
Fase ekspirasi Glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing
5.
Relaksasi Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat
ataupun
lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk
berikutnya. 1.7 Komponen batuk
a. Reseptor Batuk
Berupa
serabut saraf non mielin halus yang terletak di dalam dan
di luar rongga toraks. Sebagian besar ada di laring,trakea,karina dan daerah percabangan bronkus b. Serabut saraf aferen
N. Vagus (laring,trakea,bronkus,pleura,lambung,telinga)
N. Trigeminus mengalirkan rangsang dari sinus paranasalis
N. Glossopharyngeus mengalirkan rangsang dari faring
N. Frenikus mengalirkan rangsang dari perikardium dan diafragma
c. Pusat Batuk Berada di medulla, dekat pusat pernafasan dan pusat muntah d. Serabut saraf eferen
N.vagus,
n.frenikus, n.intercostal,n.trigeminus,n.facialis dll
dibawa menuju ke efektor e. Efektor Terdiri dari otot-otot laring,trakea,bronkus,diafragma,otot-otot intercostal dll. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk terjadi
BAB III FORMAT PENGKAJIAN ILMU KEPERAWATAN ANAK A.
Biodata
A. Identitas klien
1. Nama inisial
: An.N
2. Tempat tanggal lahir/usia
: lapang 7/06/2002
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Pendidikan
: SMA
6. Alamat
: lapang
7. Tanggal masuk
: 23maret 2018
8. Tanggal pengkajian
: 23 maret 2018
9. Diagnosa medik
: batuk
10. Lama di rawat
:-
11. No. Rekam medik
:
12. Rencana therapi
:-
B. Identitas ayah
1. Ayah a. Nama
: Raisal
b. Usia
: 46 thn
c. Pendidikan
: SMA
d. Pekerjaan
: wirasuwasta
e. Agama
: Islam
f.
: lapang
Alamat
2. Ibu a. Nama
: Agustina
b. Usia
: 35 thn
c. Pendidikan
: SMA
d. Pekerjaan
: guru
e. Agama
: Islam
f.
: lapang
Alamat
II.keluhan utama/ alasan masuk RS
Batuk III.Riwayat sekarang A. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke poli anak dengan keluhan batuk dandemam
B. Riwayat kesehatan lalu
(khusus untuk anak usia 0-5 tahun) 1. Pre natal care 2. Natal 3. Post natal C. Riwayat anggota keluarga
Genogram
IV. riwayat imunisasi
No Jenis imunisasi 1
BCG
2
DPT
3
Polio
4
Campak
5
Hepatitis
Waktu pemberian
Lain-lain
V. riwayat tumbuh kembang A. pertumbuhan fisik
1. berat badan
: 58 Kg
2. tinggi badan
: 120 cm
3.waktu tumbuh gigi : B. perkembangan tiap tahap
Usia anak saat ini: 1. Berguling
; 5 bln
2. Duduk
; 8 bln
3. Merangkak
; 9 bln
4. Berdiri
; 10 bln
5. Berjalan
;10.5 bln
6. Senyum kepada orang lain ; 3 bln 7. Bicara pertama kali
; 1Thn
8. Berpakaian tanpa bantuan ;2 Thn
Reaksi setelah pemberian
VI.riwayat nutrisi A. Pemberian asi
1. Pertama kali di susui
: sekitar 2 jam setelah melahiran
2. Waktu dan cara pemberian : setiap kali menangis 3. Lama pemberian
:sampai anak berhenti dendiri
4. Asi diberikan sampai usia :2 tahun B. Pemberian susu tambahan
C. Pemberian makanan tambahan
D. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
Usia
Jenis nutrisi
Lama pemberian
0-4 bln
Asi
-
4-12 bln
Asi + asi formula
-
Saat ini
-
-
VII. riwayat psichososial
a) apakah anak tinggal di rumah sendiri : di rumah sendiri b) lingkungan berada di
: di desa
c) apakah anak ada ruang bermain
: ada
d) hubungan antaranggota keluarga
: harmonis
e) pangasuh
: orang tua
VIII.riwayat spritual a) support dalam keluarga
:sling mendukung
b) kegiatan keagamaan
: rajin beribadah
IX. reaksi hospitalisasi A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap X. aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
:
B.cairan
:
C.Eliminisasi(bak/bab)
:
- tempat pembuangan : - frekwensi
:
- konsistensi
:
D. istirahat tidur
:
E.olahraga
:
F. personal hygiene
:
- mandi
:
- cuci rambut
:
- gunting kuku
:
G. rekreasi : -sebelum sakit : -sesudah sakit : XI. pemeriksaan fisik a.
Keadaan umum klien : -kurang sehat
b.
Tanda-tanda vital
-suhu
:
-nadi
:
-Respirasi
:
:
-tekanan darah: c. antropometri: -panjang badan
:
-berat badan
:
-lingkar lengan atas
:
- lingkar kepala
:
-lingkar dada
:
- lingkar perut
:
d. sistem pernafasan -hidung
:
-leher
:
- dada
:
-bentuk dada : Perbandingan ukuran anterior-posterior dan tranvesal: Gerakan dad : Suara nafas :
e.sistem kardiovaskuler
:
-conjungtiva
:-
-ukuran jantung
:
-suara jantung
:
-capillary refilling time: f. sistem pencernaan -skelera
:-
-bibir
:-
-mulut
:-
-gaster
:-
Abdomen
:-
Anus
:-
g.system indra -mata
: normal
-hidung : normal -telinga ;normal h.sistem saraf :i. fungsi ceberal:XII. test diagnotik Laboratorium
nilai normal Ro .photo
:
XIII. teraphi saat ini :
A. ANALISA DATA
No
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
S:keluarga mengatakan pasien
- masuknya benda
- Riwayat tiba-tiba
mengalami batuk dan demam.
asing
tersedak
O: pasien tampak kurang sehat dan
Stridor atau distres
batuk.
pernapasan tibatiba Wheeze atau suara pernapasan menurun yang bersifat fokal.
B. PRIORITAS MASALAH
1.
Batuk berhubungan dengan masuknya benda asing dalam saluran pernapasan NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TUJUAN
INTERVENSI
Batukberhubungan
Mendemonstr Lakukan
dengan masuknya
asikan batuk
fisioterapi dada
benda asing dalam
efektif dan
jika perlu
saluran pernapasan
suara nafas
Keluarkan
yang bersih,
sekret dengan
tidak ada
batuk atau
sianosis dan
suction
dyspneu (mampu mengeluarka n sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak
RASIONAL
ada pursed lips)
NO
DX
1
1
HARI/TGL/JAM
IMPLEMENTASI
Jum’at /23 maret
-mengkaji keluhan
2018/ 09:30
pasien.
EVALUASI
pasien S : keluarga mengatakan bahwa pasien batuk O : - pasien masih tampak kurang sehat A : Masalah belum teratasi P : mengikuti intruksi dokter
DAFTAR PUSTAKA
Makmuri MS, Retno A, Landia S. Patofisiologi batuk. Continuing education ilmu kesehatan anak. Surabaya: FK UNAIR; 2009 Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit , Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997. Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.