1. PENGER PENGERTIA TIAN N
Urtikaria Urtikaria (gelagata) (gelagata) merupa merupakan kan reaksi reaksi alergi alergi hipers hipersens ensiti itivit vitas as tipe tipe 1 pada pada kulit kulit yang yang ditandai oleh kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan rasa nyaman yang setempat. Kelainan ini dapat mengenai setiap bagian tubuh, termasuk membran mukosa (khususnya mulut), laring (kadang-kadang dengan komplikasi respiratorius yang serius) dan traktus gastrointestinal. Setiap urtikaria akan bertahan selama periode waktu tertentu yang bervariasi dari beberapa menit hingga beberapa jam sebelum menghilang. Selama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat timbul, hilang dan kembali lagi secara episodik (Brunner dan Sudarth, 2002). Secara umum, Urtikaria yang disebut juga Kaligata, Biduran, atau Gelagata adalah suatu reaksi alergi pada kulit akibat pengeluaran pengeluaran histamin histamin ditandai dengan kemunculan kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta bentuk bentuk yang yang bervar bervarias iasi, i, keluha keluhan n gatal gatal dan menyeb menyebabk abkan an gangguan gangguan rasa rasa nyaman nyaman yang yang setempat. Istilah lain yang digunakan untuk urtikaria yaitu : Hives, nettle rash, biduran, kaligata, gelagata. gelagata.
2. EPIDEMI EPIDEMIOLO OLOGI GI
Urtikaria (biduran) adalah lesi kulit yang banyak dikenal, yang pada saat tertentu dapat mengenai sedikitnya 25% dari populasi. Sebagian besar episode urtikaria berlangsung singkat dan bersifat swasirna, terutama di masa kanak-kanak bila berkaitan dengan infeksi pernapasan. pernapasan. Namun, Namun, sebagian sebagian kecil orang dewasa dewasa (dan jarang jarang pada anak-anak) anak-anak) urtikaria urtikaria yang tidak diketahui sebabnya dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
3. ET ETIO IOLO LOGI GI
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga ada beberapa sumber yang secara garis besar bisa menimbulkan urtikaria, yaitu :
A.
Faktor non imunologik : Paparan
fisik
Paparan fisik dapat secara langsung menyebabkan pelepasan histamine dari matosit, misalnya pada dermatografism. Zat
kolinergik
Zat yang bersifat kolinergik dapat menyebabkan pelepasan histamine. Pada urtikaria kolinergik, asetilkolin dilepaskan melalui ujung saraf kolinergik kulit dan menyebabkan pelepasan histamine dengan mekanisme yang belum diketahui. Bahan
kimia
Berbagai bahan kimia dapat menyebabkan pelepasan histamine dari mastosit atau basofil. Bahan-bahan kimia utama yang dapat menyebabkan pelepasan histamine oleh mastosit ialah amina dan derivate amidine serta berbagai macam obat, sepertimorfin, kodein tubokurarin, polimiksin, tiamin, kinin dan papaverin. Infeksi
Penyak Penyakit it infeks infeksii dan penyak penyakit it sistem sistemik ik yang yang lain lain dapat dapat menyeb menyebabk abkan an urtika urtikaria ria,, misalnya pada hepatitis B B.
Fakt Faktor or imun imunol olog ogik ik
Pada Pada umumny umumnyaa proses proses imunol imunologi ogik k lebih lebih sering sering merupak merupakan an faktor faktor penyeba penyebab b terjadinya urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme hipersensitivitas yang mendasari mendasari terjadinya terjadinya urtikaria urtikaria pada umumnya umumnya adalah reaksi hipersensit hipersensitivita ivitass tipe I dengan perantaraan Imunoglobulin E. Penelitian Penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa insidensi urtikaria urtikaria kronik kronik tidak tidak bertambah bertambah pada orang atopi, dan pada urtikaria kronik seringkali pengukuran kadar Imunoglobulin E di dalam serum tidak menunjukkan kenaikan apabila dibandingkan orang tanpa urtikaria kronik. C.
Fakt Faktor or modu modula lasi si
Beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan urtikaria ialah alcohol, panas, dingin, demam, latihan fisik, stress emosional, hormonal. Penyakit autoimunitas dapat pula merangsang timbulnya gambaran urtikaria.
Faktor lain penyebab urtikaria menjadi lebih spesifik, yaitu : 1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun nonimunologi nonimunologik. k. Hampir Hampir semua obat sistemik sistemik dapat menimbulkan menimbulkan urtikaria urtikaria secara imunologik tipe I atau II. Contohnya ialah obat-obat golongan penisilin, sulfonamid, analgesik, pencahar, hormon, dan diuretik. Adapula obat yang secara nonimunologik langsung merangsang sel mast untuk melepaskan histamin, misalnya kodein, opium, dan zat kontras. Aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin. 2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut, umumnya akibat reaksi imunologik. Makanan berupa protein atau bahan lain yang dicampurkan kedalamnya seperti zat warna, penyedap rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria alergika. Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria ialah telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju bawang, dan semangka; bahan yang icampurkan seperti asam nitrat, asam benzoat, ragi, salisilat, dan penisilin. CHAMPION (1969) melaporkan +2% urtikaria kronik disebabkan sensitasi terhadap makanan. 3. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan/sengatan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat, agaknya hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi venom an toksin bakteri, biasanya dapat pula mengaktifkan komplemen. Nyamuk, kepinding, dan serangg seranggaa lainny lainnyaa menimb menimbulk ulkan an urtika urtikari riaa bentuk bentuk papula papularr di sekita sekitarr tempat tempat gigita gigitan. n. Biasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, mingu atau bulan. 4. Bahan fotosensitizer
Bahan semacam ini, misalnya griseofulvin, fenotiazin, sulfonamid, dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria.
5. Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, bulu binatang, dan aerosol, umumny umumnyaa lebih lebih mudah mudah menimb menimbulka ulkan n urtika urtikaria ria alergi alergik k (tipe (tipe I). Reaksi Reaksi ini sering sering dijumpai pada penderita atopi dan disertai gangguan nafas. 6. Konta Kontakta ktan n
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia misalnya insect repellent (penang (penangki ki serangg serangga), a), dan bahan bahan kosmet kosmetik. ik. Keadaan Keadaan ini diseba disebabka bkan n karena karena bahan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan urtikaria. TUFT (1975) melaporkan urtikaria akibat sefalosporin pada seorang apoteker, hal yang jarang jarang terjad terjadi; i; karena karena kontak kontak dengan dengan antibi antibioti otik k umumny umumnyaa menimb menimbulk ulkan an dermat dermatiti itiss kontak. Urtikaria akibat kontak dengan klorida kobal, indikator warna pada tes provokasi keringat, telah dilaporkan oleh SMITH (1975). 7. Trauma fisik
Trauma Trauma fisik fisik dapat dapat diakib diakibatk atkan an oleh oleh faktor faktor dingin dingin,, yakni yakni berena berenang ng atau atau memegan memegang g benda yang dingin; dingin; faktor panas, misalnya sinar matahari, matahari, sinar ultraviolet ultraviolet,, radiasi radiasi dan panas pembakaran; faktor tekanan, yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, air yang menete menetess atau atau sempro semprotan tan air, air, vibras vibrasii dan tekanan tekanan berula berulangng-ula ulang ng conton contonya ya pijata pijatan, n, keringat, pekerjaan berat, demam dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik imunologik maupun non imunologik. imunologik. Klinis biasanya terjadi pada tempat-tempat tempat-tempat yang mudah terkena trauma. Dapat timbul urtikaria setekah goresan dengan benda tumpul beberapa menit sampai beberapa jam kemudian. Fenomena ini disebut dermografisme atau fenomena Darier. 8. Infeksi dan infestasi
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, jamur, maupun infestasi infestasi parasit. parasit. Infeksi Infeksi oleh bakteri, contohnya pada infeksi infeksi tonsil, tonsil, infeksi gigi, dan sinusitis. Masih merupakan pertanyaan, apakah urtikaria timbul karena toksin toksin bakteri bakteri atau oleh sensatisasi. sensatisasi. Infeksi Infeksi virus hepatitis, hepatitis, mononukleosi mononukleosis, s, dan infeksi infeksi virus Coxsackie pernah dilaporkan sebagai faktor penyebab. Karena itu pada urtikaria
yang yang idiopat idiopatik ik perlu perlu dipiki dipikirka rkan n kemung kemungkin kinan an infeks infeksii virus virus subkli subklinis nis.. Infeks Infeksii jamur jamur kandida kandida dan dermatofit dermatofit sering dilaporkan sebagai penyebab penyebab urtikaria urtikaria.. Infestasi Infestasi cacing pita, cacing tambang, cacing gelang juga Schistosoma.
9. Psikis
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabili permeabilitas tas dan vasodilatas vasodilatasii kapiler. kapiler. Ternyata Ternyata hampir hampir 11,5% penderita urtikaria urtikaria menunjukkan menunjukkan gangguan psikis. Penyelidikan Penyelidikan memperlihat memperlihatkan kan bahwa hipnosis hipnosis dapat menghambat menghambat eritema dan urtikaria urtikaria.. Pada percobaan induksi psikis, ternyata suhu kulit dan ambang rangsang eritema meningkat. 10. Genetik
Faktor Faktor geneti genetik k ternya ternyata ta berper berperan an pentin penting g pada pada urtika urtikaria ria dan angioede angioedema, ma, walaupu walaupun n jarang menunjukkan penurunan autosomal dominan. Di antaranya ialah angioneurotik edema edema heredi herediter ter,, famili familial al cold cold urtica urticaria ria,, famili familial al locali localized zed heat heat urtica urticaria ria,, vibrat vibratory ory angioe angioedem dema, a, heredoheredo-fam famili ilial al syndr syndrome ome of urtica urticari riaa deafne deafness ss and amyloi amyloidos dosis, is, dan erythropoietic protoporphyria. 11. Penyakit sistemik
Beberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering disebabkan reaksi kompleks antigen-antibodi. Penyakit vesiko-bulosa, misalnya pemfigus dan dermatitis herpetiformis Duhring, sering menimbulkan urtikaria. Sejumlah 7-9% penderita penderita lupus eritematosus eritematosus sistemik sistemik dapat mengelami urtikaria urtikaria.. Beberapa Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, hepatitis, hepatitis, urtikaria urtikaria pigmentosa, pigmentosa, artritis artritis pada demam reumatik, dan artritis artritis reumatoid reumatoid juvenilis.
4. PATOFI PATOFISIO SIOLOG LOGII
Urtika Urtikaria ria timbul timbul akibat akibat masukny masuknyaa antige antigen n ke area area kulit kulit yang yang spesif spesifik ik dan menimbulkan reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan setempat setempat akan menimbulkan menimbulkan (1) vasodilatasi vasodilatasi yang menyebabkan menyebabkan timbulnya timbulnya red flare (kemerahan) dan (2) peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga dalam beberap beberapaa menit menit kemudi kemudian an akan terjad terjadii pembeng pembengkak kakan an setemp setempat at yang yang berbat berbatas as jelas jelas (Guyton, 2008).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, meningkat, sehingga terjadi terjadi transudasi transudasi cairan yang mengakibatkan mengakibatkan pengumpulan pengumpulan cairan cairan lokal. Sehingga secara klinis tampak edema lokal disertai eritem. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator misalnya histamine, kinin, serotonin, slow reacting substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil (Asta Qauliyah, 2007). Sel mast merupakan sel yang berperan dalam pelepasan mediator vasoaktif seperti histamin yaitu agen utama dalam urtikaria. Mediator lain seperti leukotrin dan prostaglandin juga mempunyai kontribusi baik dalam respon cepat maupun lambat dengan adanya kebocoran cairan dalam jaringan (Hodijah, 2009). Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga terjad terjadii transu transudas dasii cairan cairan yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n pengump pengumpula ulan n cairan cairan setemp setempat. at. Sehing Sehingga ga secara secara klinis klinis tampak tampak edema setempat disertai disertai kemerahan. kemerahan. Vasodilat Vasodilatasi asi dan peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin, kinin, serotonin, slow reacting substance of anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil. Selain itu terjadi inhibisiproteinase oleh enzim proeolotik, misalnya kalikr kalikrin, in, tripsi tripsin, n, plasmi plasmin, n, dan hemotr hemotrips ipsin in di dalam dalam sel mast. mast. Baik Baik faktor faktor imunol imunologi ogik, k, maupun maupun nonimun nonimunolo ologik gik mampu mampu merangs merangsang ang sel mast mast atau atau basofi basofill untuk untuk melepa melepaska skan n mediator tersebut. Pada yang nonimunologik mungkin sekali siklik AMP (adenosin mono phosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator. Beberapa bahan kimia seperti seperti golongan golongan amin dan derivat derivat amidin, amidin, obat-obatan obat-obatan seperti morfin, morfin, kodein, kodein, polimiksin polimiksin,, dan beberapa antibiotik berperan pada keadaan ini. Bahan kolinergik, misalnya asetilkolin, dilepaskan oleh saraf kolinergik kulit yang mekanismenya belum diketahui, langsung dapat mempengaruhi mempengaruhi sel mast untuk melepaskan melepaskan mediator. Faktor fisik, misalnya panas, dingin, trauma tumpul, sinar X, dan pemijatan, dapat langsung merangsang sel mast. Beberapa keadaan, misalnya demam, panas, emosi, dan alkohol dapat merangsang langsung pada pembuluh darah kapiler sehingga terjadi vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik dimana biasanya Ig. E terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena adanya reseptor Fc, bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan Ig. E, maka terjadi degranulasi sel, sehingga
mampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak pada reaksi tipe I (anafilaksis), misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemen secara klasik maupun secara alternatif menyebabkan pelepasan anafilatoksin (C3aC5a) yang mampu merangsang sel mast dan basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri. Ikatan dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan kompleks imun, pada keadaan ini juga dilepaskan zat anafilatoksin. Urtikaria akibat kontak dapat juga terjadi misalnya setelah pemakaian bahan penangkis serangga, bahan kosmetik, dan sefalosporin. Kekurangan C1 esterase inhibitor secara genetik menyebabkan edema angioneurotik yang herediter (Irga, 2009).
5. KLASIFI KLASIFIKAS KASII
a. Berdasarkan Berdasarkan lamanya lamanya serangan serangan -
Urtikaria Urtikaria akut akut : Episode Episode urtikari urtikariaa yang berlan berlangsung gsung kurang kurang dari 6 minggu minggu
-
Urtikaria Urtikaria kronis kronis : urtik urtikaria aria menetap menetap yang yang belangsung belangsung selama selama 6 minggu minggu atau atau lebih lebih
b. Berdasarkan Berdasarkan morfologi morfologi klinis klinis -
urtikaria urtikaria popular : bila berbentuk berbentuk papul
-
gutata : bila bila bentuknya bentuknya besarnya besarnya sebesar sebesar tetesan tetesan air air
-
girata girata bila ukurannya ukurannya besar besar. besar.
-
anula anularr dan dan asin asinar ar..
c. Berdasarkan Berdasarkan luas dan dalamnya dalamnya -
urti urtika kari riaa loca locall
-
gener general alis isat ataa
-
angi angioe oede dema ma..
d. Berdasarkan Berdasarkan penyebab urtikaria urtikaria dan mekanisme mekanisme terjadinya, terjadinya, maka dikenal urtikaria imunologik, nonimunologik dan idiopatik.
6. MANIFESTASI MANIFESTASI KLINIS -
Klinis tampak bentol (plaques edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal. Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari diameter diameter beberapa beberapa milimeter milimeter sampai beberapa beberapa sentimeter sentimeter,, berbentuk berbentuk sirkular sirkular atau serpiginosa (merambat).
-
Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru.
-
Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena dingin atau panas. Lesi urtikaria kolinergik adalah kecilkecil dengan diameter 1-3 milimeter milimeter dikelilingi dikelilingi daerah warna merah dan terdapat terdapat di daerah yang berkeringat berkeringat.. Secara Secara klinis klinis urtikaria urtikaria kadang-kadang kadang-kadang disertai angioedema yaitu pembengkakan difus yang tidak gatal dan tidak pitting dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadang-kadang pembengkakan dapat juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa.
7. PEMERIK PEMERIKSAA SAAN N a. Pemerik Pemeriksaan saan Fisik Fisik
-
Inspek Inspeksi si : tampak tampak adanya adanya edema dan pembengka pembengkakan kan,, kulit kulit tampak tampak kemerah kemerahan, an, juga juga terdapa terdapatt batas batas pinggi pinggirr yang yang jelas jelas (timb (timbul ul secara secara tiba-t tiba-tiba iba,, memudar memudar bila bila disentuh,dan apabila digaruk akan timbul timbul bilur-bilur yang baru).
-
Palpasi Palpasi : terasa terasa adanya pembengkakan pembengkakan dan dan edema edema serta serta adanya adanya nyeri nyeri tekan. tekan.
b. Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang Penunjang
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n darah, urin, urin, dan feses feses rutin rutin untuk untuk menilai menilai ada tidaknya tidaknya infeksi infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Cryoglobulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada dugaan urtikaria dingin.
-
Tes elimin eliminasi asi makanan makanan dengan cara menghent menghentikan ikan semua semua makanan makanan yang dicurigai dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.
-
Tes kulit, kulit, meskipun meskipun terbat terbatas as kegunaannya kegunaannya dapat dapat diperguna dipergunakan kan untuk membantu membantu diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test), serta tes intradermal dapat dapat diperg diperguna unakan kan untuk untuk mencar mencarii alerge alergen n inhala inhalan, n, makanan makanan,, dermat dermatofi ofitt dan kandida.
-
Pemeri Pemeriksa ksaan an gigi, gigi, teling telinga-hi a-hidun dung-t g-tengg enggoro orok, k, serta serta usapan usapan vagina perlu untuk menyingkirkan dugaan adanya infeksi fokal.
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n imunologis imunologis seperti seperti pemeriksaa pemeriksaan n kadar Imunoglobul Imunoglobulin in E, eosinofil eosinofil dan komplemen.
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n histopatolog histopatologik, ik, walaupun walaupun tidak tidak selalu selalu diperlukan, diperlukan, dapat dapat membantu membantu diagnosis. Biasanya terdapat kelainan berupa pelebaran kapiler di papilla dermis, geligi epidermis mendatar, dan serat kolagen membengkak. Pada tingkat permulaan tidak tampak infiltrasi seluler dan pada tingkat lanjut terdapat infiltrasi leukosit, terutama disekitar pembuluh darah.
-
Pada urtikar urtikaria ia fisik fisik akibat akibat sinar sinar dapat dilaku dilakukan kan tes foto tempel. tempel.
-
Suntikan Suntikan mecholyl intraderma intradermall dapat digunakan pada diagnosis urtikaria urtikaria kolinergik.
-
Tes dengan es (ice cube test) pada urtikaria urtikaria dingin. dingin.
-
Tes dengan dengan air hangat pada urtikaria urtikaria panas. (Irga, (Irga, 2009) 2009)
8. PENATALAKSA PENATALAKSANAAN NAAN a. Non Farmak Farmakolog ologii
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini adalah dengan menghindari allergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria.
b. Farmak Farmakolog ologii
Untuk pengobatan secara farmakologi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat antihistamin. Antimistamin ini sendiri sekarang sudah terbit 2 generasi, Generasi I dengan efek sedative nya (yang dapat menyebabkan kantuk) dan antihistamin generasi II yang tidak lagi mempunyai efek sedative. Antihistamin generasi II ini lebih aman untuk mereka yang mempunyai pekerjaan berat yang harus tahan kantuk. Selain dengan antihistamin, kortikosteroid pun bisa dipakai untuk kombinasi.
9. PROGNO PROGNOSIS SIS
Pada umumnya, prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat. Tetapi karena urtikaria merupakan bentuk kutan anafilaksis sistemik, dapat saja terjadi obstruksi jalan nafas karena adanya edema laring atau jaringan sekitarnya, atau anafilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa. A.
PENGKAJIAN
Pada pengkajian pengkajian dilakukan dilakukan wawancara wawancara dan pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik untuk memperoleh memperoleh inform informasi asi dan data data yang yang akan akan digunak digunakan an sebagai sebagai dasar untuk untuk membuat membuat rencan rencanaa asuhan asuhan keperawatan pada klien. Dari wawancara akan diperoleh informasi tentang biodata, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan atau penyakit di masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pola aktivitas sehari-hari, dan riwayat psikososial. Adapun yang bisa dikaji dari pasien dengan urtikaria adalah : a.
Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan atau kelelahan, warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif atau GCS, pola napas, posisi klien dan respon verbal klien.
b.
Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah - Heart rate - Respiratory rate - Suhu c.
Pemeriksaan Kepala dan Leher
d.
-
Bent Bentuk uk waja wajah h
-
Tanda kesakitan, kesakitan, tanda ketegangan, ketegangan, dan atau kelelahan kelelahan
-
Bentuk hidung, sekret, sekret, elastisit elastisitas as septum
-
Kaji adanya pernapasan pernapasan cuping hidung
-
Kaji Kaji adanya adanya cyanos cyanosis is
-
Adan Adanya ya ptos ptosis is
-
Konj Konjun ungt gtiv ivaa
-
Sklera Sklera normal normal/i /ikhte khterus rus Pemeriksaa ksaan n Thora orax dan dan Abdome omen
•
Inspeksi Perhatikan manifestasi distress pernapasan seperti: sinkronisasi gerakan dinding dadaabdomen, dypsnea, orthopnea, PND, Cheyne Stokes, tanda-tanda retraksi otot intercostae dan suprasternal.
•
Palpasi Menilai getaran suara pada dinding dada (tactile fermitus), denyut apex (normal: ICS V MCL sinistra, lebar denyutan 1 cm), getaran/thrill (menunjukkan bising jantung), dan denyut arteri.
•
Perkusi Menilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru.
•
Auskultasi Perhat Perhatika ikan n suara suara napas napas dan suara suara napas napas tambah tambahan an (ronch (ronchi, i, rales, rales, wheezi wheezing, ng, pleura pleurall friction rub), bunyi jantung, bising jantung atau murmur.
e.
Pemeriksaan Abdomen •
Inspeksi
Melipu Meliputi ti bentuk bentuk,, ketega ketegangan ngan dindin dinding g perut, perut, gerakan gerakan dindin dinding g perut, perut, peleba pelebaran ran vena vena abdominal, denyutan di dinding perut. •
Auskultasi
Menilai peristaltik usus dan bising sistolik. •
Palpasi
Meliputi ada tidaknya hepatomegali, splenomegali, asites. •
Perkusi
Shifting dullness menunjukkan adanya accites. f.Ekstrim f. Ekstrimitas itas dan Integumen Integumen
Inspeksi
•
a)
Warna kulit : kaji adanya eritema. eritema.
b)
Kaji Kaji adanya adanya edema. edema.
c)
Kaji Kaji adanya adanya lesi. lesi.
d)
Inspeksi Inspeksi kesimetri kesimetrisan san ekstre ekstremita mitass kanan kanan dan kiri. kiri. Palpasi
•
a)
Kaji adanya edema.
b)
Kaj Kaji per perubah ubahan an warn warnaa saat saat dit ditekan ekan..
c)
Nyeri tekan.
d)
Kaji akra kral han hangat atau dingin.
Pemeriksaan Penunjang
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n imunologis imunologis seperti seperti pemeri pemeriksaan ksaan kadar kadar Imunoglobul Imunoglobulin in E, eosinofi eosinofill dan komplemen.
-
Tes elimina eliminasi si makanan makanan dengan dengan cara cara menghentik menghentikan an semua makanan makanan yang dicuri dicurigai gai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n darah, urin, urin, dan feses feses rutin rutin untuk menilai menilai ada tidakny tidaknyaa infeksi infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. Cryoglobulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada dugaan urtikaria dingin.
-
Pemeriksaa Pemeriksaan n gigi, telinga-hidun telinga-hidung-ten g-tenggorok, ggorok, serta serta usapan vagina perlu perlu untuk menyingkirkan dugaan adanya infeksi fokal.
-
Tes kulit, kulit, meskipun meskipun terbatas terbatas kegunaan kegunaannya nya dapat dipergu dipergunak nakan an untuk untuk membant membantu u diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test), serta tes intradermal dapat dapat diperg diperguna unakan kan untuk untuk mencar mencarii alerge alergen n inhala inhalan, n, makanan makanan,, dermat dermatofi ofitt dan kandida.
-
Pemeri Pemeriksa ksaan an histop histopato atolog logik, ik, walaupun walaupun tidak tidak selalu selalu diperluk diperlukan, an, dapat dapat memban membantu tu diagnosis. diagnosis. Biasanya terdapat kelainan berupa pelebaran pelebaran kapiler kapiler di papilla papilla dermis, dermis, geligi epidermis mendatar, dan serat kolagen membengkak. Pada tingkat permulaan tidak tampak infiltrasi seluler dan pada tingkat lanjut terdapat infiltrasi leukosit, terutama disekitar pembuluh darah.
-
Pada urtika urtikaria ria fisik fisik akibat akibat sinar dapat dilaku dilakukan kan tes foto tempel tempel..
-
Suntikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosis urtikaria kolinergik.
-
Tes dengan es (ice cube test) test) pada pada urtikar urtikaria ia dingin. dingin.
-
Tes dengan air hangat pada urtikaria urtikaria panas
B. DIAGNO DIAGNOSA SA ANALISIS DATA 1. Ds :
-
Klien merasa nyeri pada kulit yang bengkak
-
Skala nyeri klien 4 dari 10
Do : - Klien tampak meringis
-
Kulit klien terlihat bengkak dan berwarna kemerahan
Diagnosa : nyeri akut berhubungan dengan edema ditandai dengan klien mengatakan merasa nyeri pada kulit yag bengkak dan berwarna kemerahan, skala nyeri 4 dari 10.
2. Ds :
-
Klien merasa kulit klien membengkak pada beberapa bagian tubuh
Do : - Terdapat lesi, udem dan pembengkakan
Diagnose : kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya iritan dan bahan kimia ditandai dengan adanya lesi, edema, dan pembengkakan.
3. Ds :
-
Klien mengeluh kurangan tidur
-
Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
-
Klien merasa gatal pada malam hari
Do : - Klien terlihat letih dan lesu
Diagnosa : gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus ditandai dengan klien mengeluh kurang tidur, sering terbangun pada malam hari karena merasa gatal pada kulit.
4. Ds : Do : - Terdapat lesi
-
Terdapat pembengkakan
Diagnosa Diagnosa : resiko resiko infeks infeksii berhub berhubunga ungan n dengan dengan destru destruksi ksi jaring jaringan an dan pening peningkat katan an paparan lingkungan ditandai dengan adanya lesi.
D. EVALUASI
No.
1.
Waktu
… x 24 jam jam
Diagnosa
Evaluasi
Gang Ganggu guan an rasa rasa nyam nyaman an : nyer nyerii
•
akut
berhubungan
dengan
S: -
Klien Klien mengatak mengatakan an tidak merasa merasa
oedema ditandai dengan klien
nyeri pada kulit kulit yang bengkak bengkak dan dan
mengat mengatakan akan
kemerahan.
merasa merasa
nyeri nyeri
pada kulit yang bengkak dan berwarna berwarna
kemerahan, kemerahan,
-
klien
(dari (dari skala skala nyeri nyeri 4 menjad menjadii skala skala
mengatakan skala nyerinya 4 dari 10, dan klien tampak tampak
Klien mengatakan mengatakan sudah tidak nyeri
nyeri 0) •
meringis kesakitan.
O: -
Klie Klien n
tampa ampak k
tidak idak
meri eringis ngis
kesakitan.
2.
… x 24 jam
•
A : Tujuan tercapai
•
kuli kulitt
•
P : Pertahankan kondisi pasien S: -
berhubungan dengan adanya
•
O:
Keru Kerusa saka kan n
iritan iritan
dan
integ ntegri rittas
bahan bahan
kimia kimia
-
ditand ditandai ai dengan dengan adanya adanya lesi, lesi,
Tidak Tidak ada lesi lesi kemera kemerahan han pada pada kulit.
oedema, dan pembengkakan
-
Tida Tidak k
terd terdap apat at
oede oedema ma
dan dan
pembengkakan pada kulit •
•
3.
… x 24 jam
Gangguan
pola
tidur
berhubungan berhubungan dengan pruritas pruritas dita ditand ndai ai
denga dengan n
•
A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi pasien S: -
klie klien n
mengeluh kurang tidur, sering
Klien
mengatakan
tidak
ada
keluhan gatal saat istirahat tidur. -
Klie Klien n menga mengata takan kan waktu waktu tidur tidurny nyaa
terbangun pada malam hari
cukup
karena merasa gatal pada kulit
bangun
dan
merasa
segar
saat
•
O: -
4.
… x 24 jam jam
Klien tampak tampak tidur dengan nyenyak nyenyak
•
A : Tujuan tercapai
•
Resi Resiko ko Infe Infeks ksii berhu berhubu bung ngan an
•
P : Pertahankan kondisi pasien S:-
dengan detruksi jaringan dan
•
O:
peni pening ngka kata tan n
papa papara ran n
-
Tidak Tidak terdapa terdapatt lesi lesi pada kulit kulit
lingkungan ditandai dengan
-
Tidak Tidak terda terdapat pat tand tanda-t a-tand andaa infeks infeksii
adanya lesi
(WBC (WBC
(4,00(4,00-11,0 11,00 0
k/ul k/ul
demam.) •
A : Tujuan tercapai
•
P : Pertahankan kondisi pasien
dan