LAPORAN PENDAHULUAN “ AUTOIMMUNE HEMOLY HEMOLYTIC TIC ANEMIA ANEMIA ” Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak di Ruang 8 RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Oleh !odha !odha Pranata Prana ta N"M.#$%%&%'%%%##%'8 (elompok )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTA FAKULTAS S KEDOKTERAN KEDOKTER AN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017
2
I. DEFINISI Anemia hemolitik autoimun *A+A, atau autoimmune hemol-ti anemia ialah suatu anemia hemolitik -ang tim/ul karena ter/entukn-a aotuanti/odi terhadap eritrosit sendiri sehingga menim/ulkan destruksi *hemolisis, eritrosit *0akta1 2%%3,. Dan se/agian referensi ada -ang men-e/utkan anemia hemolitik autoimun ini merupkan suatu kelainan dimana terdapat anti/od- terhadp sel 4sel eritrosit sehingga umur eritrosit memendek *Sudo-o.et all.12%%3,. +emolisis adalah kerusakan sel darah merah pada sirkulasi se/elum #2% hari *umur eritrosit normal,. +emolisis mungkin as-mptomati1 tapi /ila 5eritropoesis6 tidak dapat mengim/angi keepatan rusakn-a sel darah merah dapat ter7adi anemia. *urpreet1 2%%), Autoimmune hemol-ti anemia *A"+A, adalah suatu kondisi dimana imunoglo/ulin atau komponen dari sistem komplemen terikat pada antigen permukaan sel darah merah dan men-e/a/kan pengrusakan sel darah merah melalui Sistem Retikulo 9ndotelial *SR9,. Anti/odi -ang khas pada A"+A antara lain "g1 "gM atau "gA dan /eker7a pada suhu -ang /er/eda4/eda. *:anfredini1 2%%&,
II. ETIOLOGI Anemia hemolitik dapat dise/a/kan oleh 2 faktor -ang /er/eda -aitu faktor intrinsik ; faktor ekstrinsik. a.
alositosis *eliptositosis, Pada pen-akit ini $%4?%= dari eritrositn-a /er/entuk o>al *lon7ong,. Dalam keadaan normal /entuk eritrosit ini ditemukan kira4kira #$4 2%= sa7a. Pen-akit ini diturunkan seara dominan menurut hukum mendel. +emolisis /iasan-a tidak se/erat sferositosis. (adang4 kadang ditemukan kelainan radiologis tulang. Splenektomi /iasan-a dapat mengurangi proses hemolisis dari pen-akit ini. , A4/eta lipropoteinemia Pada pen-akit ini terdapat kelainan /entuk eritrosit -ang men-e/a/kan umur eritrosit terse/ut men7adi pendek. Diduga kelainan /entuk eritrosit terse/ut dise/a/kan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel. 2, angguan pem/entukan nukleotida
3
(elainan ini dapat men-e/a/kan dinding eritrosit mudah peah1 misaln-a pada panmielopatia tipe fanoni. Anemia hemolitik oleh karena kekurangan en@im s// a, Definisi gluose434 phosphate4Deh-drogenase *43PD, /, Defisiensi lutation reduktas , Defisiensi lutation d, Defisiensi Piru>atkinase e, Defisiensi Triose Phosphate4"somerase *TP", f, Defisiensi difosfogliserat mutase g, Defisiensi +eksokinase h, Defisiensi gliseraldehid4'4fosfat dehidrogenase ', +emoglo/inopatia Pada /a-i /aru lahir +/< merupakan /agian ter/esar dari hemoglo/inn-a *?$=,1 kemudian pada perkem/angan selan7utn-a konsentrasi +/< akan menurun1 sehingga pada umur satu tahun telah menapai keadaan -ang normal Se/enarn-a terdapat 2 golongan /esar gangguan pem/entukan hemoglo/in ini1 -aitu a. angguan struktural pem/entukan hemoglo/in *hemoglo/in a/normal,. Misal +/S1 +/9 dan lain4lain /. angguan 7um/lah *salah satu atau /e/erapa, rantai glo/in. Misal talasemia /.
4
/. Anemia hemolitik aotoimun tipe dingin Pada tipe dingin ini sering ter7adi aglutinasi pada suhu dingin.+emolisis /er7alan kronik. Anemia ini /iasan-a ringan dengan +/ ?4#2 gdl. Sering 7uga ter7adi akrosinosis dan splenomegali. Pada uaa dingin akan menim/ulkan meningkatn-a penghanuran sel darah merah1 memper/uruk n-eri sendi dan /isa men-e/a/kan kelelahan dan sianosis *tampak ke/iruan, pada tangan dan lengan. Anemia +emolitik dapat diklasifikasikan se/agai /erikut *T($' 1, T($' 1. K'%"#")%" A!$*" H$*+'"&") I*,! Anemia +emolitik Auto Omun *A"+A, A. A"+A tipe hangat #. "diopatik 2. Sekunder *karena ll1 limfoma1 S:9, 0. A"+A tipe dingin #. "diopatik 2. Sekunder *infeksi m-oplasma1 mononuleosis1 keganasan limforetikuler, C. Paro-smal Cold hemoglo/inuri #. "diopatik 2. Sekunder *>iral dan sifilis, D. A"+A Atipik #. A"+A tes antiglo/ulin negatif 2. A"+A kom/inasi tipe hangat dan dingin
>irus1
a. Anemia +emolitik Autoimun Tipe +angat Sekitar &%= kasus A"+A memiliki tipe hangat1 di mana autoanti/odi /ereaksi seara optimal pada susu '% %C. (urang le/ih $%= pasien A"+A tipe hangat disertai pen-akit lain. /. Anemia +emolitik "mun Tipe Dingin Ter7adin-a hemolisis diperantai anti/od- dingin -aitu agkutinin dingin dan anti/od- Donath4landstainer. (elainana ini seara karekteristik memiliki agglutinin dingin "gM monoklonal. Pada umumn-a agglutinin tipe dingin ini terdapat pada titer -ang sangat rendah1 dan titer ini akan meningkat pesat pada fase pen-em/uhan infeksi. Aglutinin tipe dingin akan /erikatan dengan sel darah merah dan ter7adi lisis langsung dan fagositosis. . Paro-smal Cold +emoglo/inuri "ni adalah /entuk anemia hemolitik -ang 7arang di7umpai1 hemolisis ter7adi seara massif dan /erulang setelah terpapar suhu dingin. Dahulu pen-akit ini sering ditemukan1 karena /erkaitan dengan pen-akit sifilis. Pada kondisi ekstrim autoanti/od- Donath4:andsteiner dan protein komplemen /erikatan pada sel darah merah. Pada saat suhu kem/ali '& %C. ter7adilah lisis karena propagasi pada protein4protein komplemen -ang lain. IV.PATOFISIOLOGI
5
Patofisiologi anemia hemolitik autoimun ini ter7adi melalui aktifasi sistem komplemen1 aktifasi mekanisme seluler1 atau kom/inasi keduan-a. 3
6
#. Aktifasi sistem komplemen Sistem komplemen diaktifkan melalui 2 7alur1 -aitu 7alur klasik dan 7alur alternatif . seara keseluruhan aktifasi sistem komplemen akan men-e/a/kan hanurn-a mem/ran sel eritrosit dan ter7adilah hemolisis intra>eskuler. +al ini ditandai dengan hemoglo/inemia dan hemoglo/inuria. Anti/odi4anti/odi -ang memiliki kemampuan mengaktifkan 7alur klasik adalah "gM1 "g#1"g21 "g'. "gM dise/ut se/agai aglutinin tipe dingin oleh karena /erikatan dengan antigen polisakarida pada permukaan sel eritrosit pada suhu di/awah suhu tu/uh1 sedangkan "g dise/ut aglutinin hangat oleh karena /ereaksi dengan antigen permukaan sel eritrosit pada suhu tu/uh. a. Aktifasi komponen 7alur klasik Reaksi diawali dengan aktifasi C# *suatu protein -ang dikenal se/agai recognition unit ,. C# /erikatan dengan kompleks imun antigen anti/odi dan men7adi aktif serta mampu mengkatalisis reaksi Breaksi pada 7alur klasik. C# akan mengaktifkan C) dan C2 men7adi kompleks C)/12/ *C'4on>ertase,. C)/12/ akan memeah C' men7adi fragmen C'/ dan C'a. C'/ mengalami peru/aha konformational sehingga mampu /erikatan seara ko>alen dengan partikel -ang mengaktifkan komplemen *sel darah merah /erla/el anti/odi,. C' 7uga akan mem/elah men7adi C'd1g dan C'. C'd dan C'g akan tetap /erikatan pada mem/ran sel darah merah dan merupakan produk final aktifasi C'. C'/ akan mem/entuk kompleks dengan C)/2/ men7adi C)/2/'/ *C$ on>ertase,. C$ on>ertase akan memeah C$ men7adi C$a *anafilatoksin, dan C$/ -ang /erperan dalam kompleks penghanur mem/ran. (ompleks penghanur mem/ran terdiri dari molekul C$/1C31C&1C81 dan /e/erapa C?. (ompleks ini akan men-isip ke dalam mem/ran sel se/agai suatu aluran transmem/ran sehingga permea/ilitas mem/ran normal akan terganggu1 men-e/a/kan air dan ion masuk kedalam sel sehingga sel mem/engkak dan ruptur. /. Aktifasi komplemen 7alur alternatif Aktifator 7alur alternatif akan mengaktifkan C'1 dan C'/ -ang ter7adi akan /erikatan dengan mem/ran sel darah merah.
V. PEMERIKSAAN DIADNOSTIK a. am/aran penghanuran eritrosit -ang meningkat #, 0iliru/in serum meningkat 2, Urin meningkat1 urin kuning pekat ', Streko/ilinogen feses meningkat1 pigmen feses menghitam
7
/. am/aran peningkatan produksi eritrosit #, Retikulositosis1 mikroskopis pewarnaan supra>ital 2, hiperplasia eritropoesis sum4sum tulang . am/aran rusakn-a eritrosit #, Morfologi mikrosferosit1 anisopoikilositosis1 /urr ell1 hipokrom mikrositer1 target ell1 sikle ell1 sferosit. 2, ariasi disertai gam/aran sel muda *metamielosit1 mielosit dan promielosit,1 kadang disertai trom/ositopeni. f. am/aran sumsum tulang menun7ukkan hiperplasi sel eritropoitik normo/lastik. g. (adar /iliru/in indirek meningkat. h. Pemeriksaan Direct Antiglobulin Test *DAT, atau le/ih dikenal dengan Diret Coom/6s test menun7ukkan adan-a anti/odi permukaan komplemen permukaan sel eritrosit. Pada pemeriksaan ini ter7adi reaksi aglutinasi sel eritrosit pasien dengan reagen anti "g menun7ukkan permukaan sel eritrosit mengandung "g *DAT positif,. i.
D"-$& /++*(% T$%&.
Pemeriksaan Penun7ang a. Penurunan kadar +0G#gdl dalam satu minggu tanpa diim/angi dengan proses eritropoesis -ang normal /. Penurunan masa hidup eritrosit G#2% hari. Pemeriksaan ter/aik dengan la/eling rom. Persentasi akti>itas rom dapat dilihat dan se/anding dengan
8
. d. e. f. g. h. i.
umur eritrosit. Semakin epat penurunan akti>itas rom maka semakin pendek umur eritrosit +emoglo/inuria *urin /erwarna merah keoklatan atau merah kehitaman, +emosiderinuria diketahui dengan pemeriksaan pengeatan /iru prusia pada air seni +emoglo/inemia1 terlihat pada plasma -ang /erwarna merah terang Peningkatan kata/olisme heme1 /iasan-a terlihat dari peningkatan /iliru/in serum Retikulositosis1 mikroskopis pewarnaan supra>ital *menghitung sel darah merah muda, Sterko/ilinogen feses meningkat1 pigmen feses /erwarna kehitaman Ter7adi hiperplasia eritropoesis sumsum tulang
Untuk men-ingkirkan kemungkinan lain dan untuk memastikan diagnosis -ang tepat dapat dilakukan pemeriksaan penun7ang. Tentu sa7a untuk memastikan /ahwa pasien /enar4/enar anemia pemeriksaan sederhana untuk mengetauin-a -aitu ek darah rutin atau ek darah lengkap. Dimana dari pemeriksaan darah itu didapatkan parameter anemia -aitu keadaan hemoglo/in1 hematokrit1 dan hitung eritrosit. Tetapi pemeriksaan darah han-a se7auh mengenai anemia1 /elum kepada pen-e/a/ -ang mendasari ter7adin-a anemia. Maka dari itu dapat dilakukan pemeriksaan -ang le/ih spesifik. Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan pen-aring *sreening test,1 pemeriksaan darah seri anemia1 pemeriksaan sumsum tulang1 dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan pen-aring pengukuran kadar hemoglo/in1 indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari sini dapat dipastikan adan-a anemia serta 7enis morfologi anemia terse/ut1 -ang sangat /erguna untuk pengarahan diagnosis le/ih lan7ut. •
•
•
•
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit1 trom/osit1 hitung retikulosit dan la7u endap darah. Sekarang sudah /an-ak dipakai automati hematolog- anal-@er -ang dapat mem/erikan presisi hasil -ang le/ih /aik. Pemeriksaan sumsum tulang pemeriksaan ini di/utuhkan untuk diagnosis definiti>e pada /e/erapa 7enis anemia. Pemeriksaan sumsum tualng mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik1 anemia megalo/lastik1 serta pada kelainan hematologi -ang dapat mensupresi s-stem eritroid. Pemeriksaan khusus han-a diker7akan atas indikasi khusus1 misaln-a pada anemia defisiensi /esi -ang diperiksa seperti serum iron *S",1 total iron /inding apait- *T"0C,1 saturasi transferin1 protoporfirin eritrosit1 feritin serum. Anemia megalo/lastik -ang diperiksa seperti folat serum1 >it 0#2 serum1 tes supresi deoksiuridin dann tes Shiling. Anemia hemolitik -ang diperiksa seperti /iliru/in serum1 tes Coom/1 elektroforesis hemoglo/in.
Euga diperlukan pemeriksaan non4hematologik tertentu seperti permeriksaan faal hati1 faal gin7al atau faal tiroid. (arena kasus pasien le/ih mengarah pada anemia hemolitik autoimun maka pemeriksaan -ang dapat me-akinkan ke arah terse/ut adalah tes Coom/ *Diret antiglo/ulin test,. Tes Coom/s /ertu7uan untuk mendeteksi adan-a anti/od- tidak lengkap atau komplemen -ang terdapat pada permukaan sel darah merah. 0ila sel -ang telah diliputi @at anti tidak lengkap *mengalami sensitisasi, ditam/ahkan serum Coom/s *serum antiglo/ulin, maka akan ter7adi aglutinasi. +asil tes Coom/s direk positif di7umpai
9
pada +emolitik Disease of the New/orn *+DN,1 anemia hemolitik autoimun1 anemia hemolitik imun karena o/at dan reaksi hemolitik pada transfuse darah. Sedangkan u7i antiglo/ulin indiret digunakan se/agai /agian dari penapisan anti/od- rutin pada serum resipien se/elum transfusi dan untuk mendeteksi anti/od- golongan darah pada wanita hamil. VI.PENATALAKSANAAN MEDIS :e/ih dari 2%% 7enis anemia hemolitik ada1 dan tiap 7enis memerlukan perawatan khusus. Penderita dengan anemia hemolitik autoimun "g atau "gM ringan kadang tidak memerlukan pengo/atan spesifik1 tetapi kondisi lain di mana terdapat anaman 7iwa aki/at hemolitik -ang /erat memerlukan pengo/atan -ang intensif. Tu7uan pengo/atan adalah mengem/alikan nilai4nilai hematologis normal1 mengurangi proses hemolitik dan menghilangkan ge7ala dengan efek samping minimal. a. Terapi transfusi #, +indari transfusi keuali 7ika /enar4/enar diperlukan1 tetapi mereka mungkin penting /agi pasien dengan angina atau ardiopulmonarteranam status. 2, Administer dikemas sel darah merah perlahan4lahan untuk menghindari stres 7antung. ', "ron o>erload dari transfusi /erulang4ulang untuk anemia kronis *misaln-a1 talasemia atau kelainan sel sa/it, dapat dio/ati dengan terapi khelasi. Tin7auan sistematis /aru4/aru ini di/andingkan /esi lisan helator deferasiro dengan lisan dan helator deferiprone parenteral tradisional agen1 deferoamine. /. Menghentikan o/at #, Disontinue penisilin dan agen4agen lain -ang dapat men-e/a/kan hemolisis keke/alan tu/uh dan o/at oksidan seperti o/at sulfa 2, O/at -ang dapat men-e/a/kan hemolisis keke/alan adalah se/agai /erikut *lihat Referensi untuk daftar le/ih lengkap, a, Penisilin /, Sefalotin , Ampiillin d, Methiillin e, (ina f, Huinidine ', (ortikosteroid Penderita dengan anemia hemolitik autoimun karena "g mempun-ai respon -ang /aik terhadap pem/erian steroid dengan dosis 24 #%mgkg00hari. 0ila proses hemolitik menurun dengan disertai peningkatan kadar +/ *monitor kadar +/ dan retikulosit,1 maka dosis kortikosteroid diturunkan seara /ertahap. Pem/erian kortikosteroid 7angak pan7ang perlu mendapat pengawasan terhadap efek samping1 dengan monitor kadar elektrolit1 peningkatan nafsu makan1 kenaikan /erat /adan1 gangguan tum/uh kem/ang1 serta risiko terhadap infeksi.
10
. Splenektomi dapat men7adi pilihan pertama pengo/atan dalam /e/erapa 7enis anemia hemolitik1 seperti sphero-tosis turun4temurun. Diimunisasi terhadap infeksi dengan organisme dikemas1 seperti +aemophilus influen@ae dan Streptoous pneumoniae1 se7auh se/elum prosedur mungkin. #, Dalam kasus lain1 seperti di A"+A1 splenektomi dian7urkan /ila langkah4 langkah lain telah gagal. 2, Splenektomi /iasan-a tidak dian7urkan dalam gangguan hemolitik seperti anemia hemolitik agglutinin dingin. ', Diimunisasi terhadap infeksi dengan organisme dikemas1 seperti +aemophilus influen@ae dan Streptoous pneumoniae1 se7auh se/elum prosedur mungkin. d. ammaglo/ulin intra>ena Pem/erian gammaglo/ulin intra>ena dengan dosis 2gkg00 pada penderita anemia hemolitik autoimun dapat di/erikan /ersama4sama dengan kortikosteroid. e. Plasmafaresis untuk pengo/atan anemia hemolitik autoimun -ang dise/a/kan oleh "g kurang efektif /ila di/andingkan dengan hemolitik -ang dise/a/kan oleh "gM meskipun sifatn-a han-a sementara f. Penanganan gawat darurat Atasi s-ok1 pertahankan keseim/angan airan dan elektrolit1 per/aiki fungsi gin7al. Eika ter7adi penurunan hemoglo/in /erat perlu di/eri di/eri transfusi namun dengan pengawasan ketat. Transfusi -ang di/erikan /erupa washed red ell untuk mengurangi /e/an anti/odi. Selain itu 7uga di/eri steroid parenteral dosis tinggi atau hiperimun untuk menekan akti>itas makrofag. g. Terapi suportif4simptomatik 0ertu7uan untuk menekan proses hemolisis terutama dilimfa dengan 7alan splenektomi *operasi pengangkatan limfa,. Selain itu perlu 7uga di/eri asam folat %1#$4%1'mghari untuk menegah krisis megalo/lastik. h. Terapi kausal Mengo/ati pen-e/a/ dari hemolisis1 namun /iasan-a pen-akit ini idiopatik *tidak diketahui pen-e/a/n-a, dan herediter */awaan, sehingga sulit untuk ditangani. Pada thalasemia1 transplantasi sumsum tulang /isa dilakukan
VII.
ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengka7ian #, 0iodata a, Nama /, Umur , Eenis kelamin d, Alamat e, Pendidikan f, Nomo reg
4 wanita usia #24'$ th, *sering ter7adi pada perempuan, I *pengetahuan tentang nutrisi,
11
2, Riwa-at kesehatan a, Riwa-at kesehatan dahulu - (emungkinan klien pernah terpa7an @at4@at kimia atau mendapatkan pengo/atan seperti anti kanker1analgetik dll - (emungkinan klien pernah kontak atau terpa7an radiasi dengan kadar ionisasi -ang /esar - (emungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan -ang mengandung as. itas sehari4hari 4 (eletihan1malaise1kelemahan 4 (ehilangan produkti/itas penurunan semangat untuk /eker7a /, Sirkulasi - Palpitasi1takikardia1mur mur sistolik1kulit dan mem/ran mukosa * kon7ungti>a1mulut1farink dan /i/ir, puat - Sklera /iru atau putih seperti mutiara - Pengisian kapiler melam/at atau penurunan aliran darah keperifer dan >asokonstriksi *kompensasi, - (uku mudah patah1/er/entuk seperti sendok - Ram/ut kering1mudah putus1menipis dan tum/uh u/an seara prematur , 9liminasi Diare dan penurunan haluaran urin d, "ntegritas ego Depresi1ansietas1takut dan mudah tersinggung e, Makanan dan airan 4 Penurunan nafsu makan 4 Mual dan muntah 4 Penurunan 00 4 Distensi a/domen dan penurunan /ising usus 4 N-eri mulut atau lidah dan kesulitan menelan f, +igiene (urang /ertenaga dan penampilan tidak rapi g, Neurosensori 4 Sakit kepala1pusing1>ertigo dan ketidak mampuan /erkonsentrasi 4 Penurunan penglihatan 4 elisah dan kelemahan h, N-eri atau ken-amanan N-eri a/domen samar dan sakit kepala i, Pernafasan
12
Nafas pendek pada istirahat dan akti>itas *takipnea1ortopnea1 dan dispnea, 7, (eamanan angguan penglihatan17atuh1demam dan infeksi k, Seksualitas 4 Peru/ahan aliaran menstruasi * menoragiaamenore, 4 +ilang li/ido 4 "mpoten ), Pemeriksaan diagnostik a, Eumlah darah lengakap *ED:, +/ dan +t menurun /, Eumlah eritrosit menurun , 0iliru/in serum * tak tergon7ugasi, meningkat d, Tes shilling penurunan ekskresi Jit#2 di urin e, uaiak mungkin positif untuk darah pada urin dan feses /. Diagnosa keperawatan #, Peru/ahan perfusi 7aringan /d penurunan komponen seluler -ang diperlukan untuk pengiriman oksigen 2, angguan nutrisi kurang dari ke/utuhan tu/uh /d nafsu makan menurun1 mual ', (onstipasi /.d penurunan masukan dietK peru/ahan proses penernaanK efek samping terapi o/at. ), "ntoleransi aktifitas /.d ketidakseim/angan antara suplai oksigen *pengiriman, dan ke/utuhan1 kelemahan fisik. $, (urang pengetahuan1 /d kurang mengingat1 salah interpretasi informasi1 tidak mengenal sum/er informasi.
13
#, N 3, #
2, Diagnosa (eperawatan &, Peru/ahan perfusi 7aringan /d penurunan komponen seluler -ang diperlukan untuk pengiriman oksigen.
', Tu7uan
8, Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama ' L 2) dapat memenuhi ke/utuhan oksigen dengan (riteria hasil ?, DS pusing1 lemas1 menggigil1 n-eri punggung dan lam/ung1 serta sesak nafas dan mudah lelah saat /erakti>itas. #%, DO 4 ##, (eadaan umum #2, TD #2%8% mm+g #', Suhu '31$% C B '&% C #), Eumlah 9ritrosit $%%% 4 ?%%% selmm' 2%, Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama ' L 2) 7am dapat memenuhi ke/utuhan nutrisi sesuai dengan ke/utuhan tu/uh dengan (riteria hasil 2#, 22, DS mengatakan tidak ada nafsu makan1 mual1 dan muntah 2', DO 4 2), (eadaan umum mem/aik 2$, dapat mengha/iskan porsi makan -ang di/erikan 23, Mengalami peningkatan 00 '), Setelah di lakukan tindakan asuhan kep
), "nter>ensi
a. Awasi tanda >ital ka7i pengisian kapiler1 warna kulitmem/rane mukosa1 dasar kuku. /. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. #$, #3, . (ola/orasi pengawasan hasil pemeriksaan la/oraturium. d. 0erikan oksigen tam/ahan sesuai indikasi. e. 0erikan transufi darah sesuai indikasi
a. M d 7a m /. M m u C hi . M k te d. M o # e. M m
a. (a7i riwa-at nutrisi1 termasuk makan -ang disukai /. O/ser>asi dan atat masukkan makanan pasien . Tim/ang /erat /adan setiap hari 2&, d. 0erikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan e. O/ser>asi dan atat ke7adian mualmuntah1 flatus dan dan ge7ala lain -ang /erhu/ungan f. (ola/orasi pada ahli gi@i untuk renana diet. 28,
a. M m /. M k m . M / n d. M m m 2 e. e o ' f. M u in
a. O/ser>asi warna feses1 konsistensi1 frekuensi dan
a. M pe
#8, 2
#?, angguan nutrisi kurang dari ke/utuhan tu/uh /d nafsu makan menurun1 mual.
'#, '
'2, (onstipasi penurunan
/.d
14
masukan dietK peru/ahan proses penernaanK efek samping terapi o/at. '',
selama ' L 2) 7am1 mem/uatkem/ali pola normal dari fungsi usus dengan (riteria hasil '$, '3, DS lam/ung n-a n-eri '&, DO Urine pekat dan feses hitam1Auskultasi terdengar /un-i usus menurun. '8, mengatakan lam/ungn-a tidak n-eri lagi '?, arna urine normal1 dan warna feses normal serta konsistensi -ang normal )%, 0un-i usus normal. $), Setelah di lakukan tindakan asuhan kep selama ' L 2) 7am1 diharapkan pasien tidak lagi mengalami kelemahan dengan (riteria hasil $$, DS mengeluhkan pusing1 lemas1 serta sesak nafas dan mudah lelah saat /erakti>itas. $3, DO 4 $&, dapat /erakti>itas dengan normal. $8, TD #2%8% mm+g 3&, Setelah di lakukan tindakan asuhan kep selama ' L 2) 7am1 diharapkan pasien tidak lagi mengalami kelemahan dengan (riteria hasil 38, DS mengatakan
/.
.
d.
e.
7umlah Awasi intake dan output *makanan dan airan,. )#, )2, Dorong masukkan airan 2$%%4'%%% mlhari dalam toleransi 7antung )', (ola/orasi ahli gi@i untuk diet seim/ang dengan tinggi serat dan /ulk. )), )$, )3, )&, 0erikan pelem/ek feses1 laksatif sesuai indikasi. Pantau keefektifan. *kola/orasi,.
/.
.
d.
e.
int D ke da di M ko A st S pe da int m se de M ko )8 )?
$%, )
$#, "ntoleransi aktifitas /.d ketidakseim/ang an antara suplai oksigen *pengiriman, dan ke/utuhan1 kelemahan fisik. $2, $',
3', $
3), (urang pengetahuan /d kurang mengingat1 salah interpretasi informasi1 tidak mengenal sum/er
a. (a7i kemampuan AD: pasien. /. O/ser>asi tanda4tanda >ital se/elum dan sesudah akti>itas. $?, . Renanakan kema7uan akti>itas dengan pasien1 termasuk akti>itas -ang pasien pandang perlu. Tingkatkan tingkat akti>itas sesuai toleransi. d. unakan teknik menghemat energi1 3%, 3#,
a. M in /. M u m a . M / m ta h 3 d. M / m d
a. 0erikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan ken-ataan /ahwa terapi tergantung pada tipe dan /eratn-a anemia. /. Tin7au tu7uan dan persiapan untuk
a. M s pil a k & /. A k
15
informasi. 3$, 33,
/ahwa awaln-a dia pemeriksaan diagnosti mengira kalau dia &', han-a kelelahan &), /eker7a dan 7adwal . (a7i tingkat pengetahuan makan tidak teratur1 klien dan keluarga tapi lama kelamaan tentang pen-akitn &$, pen-akitn-a d. 0erikan pen7elasan pada /ertama/ah parah. klien tentang pen-akitn-a 3?, DO 4 dan kondisin-a sekarang. &%, Pasien &3, men-atakan e. Minta klien dan keluarga pemahamann-a mengulangi kem/ali proses pen-akit dan tentang materi -ang telah penatalaksanaan di/erikan pen-akit. , Mengidentifikasi fator pen-e/a/. &2, Melakukan tiindakan -ang perluperu/ahan pola hidup.
st / m . M p kli p d. D k te e. M p s ti
16
8%,
8#, 82, 8', 8), 8$, 83, 8&, 88, 8?, ?%, ?#, ?2, ?', ?), ?$, ?3,
97)
7 DAFTAR PUSTAKA &?, Sudo-o . Aru1 et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Eilid "". 9d $. Eakarta Pusat Pener/itan "lmu Pen-akit Dalam ersitas "ndonesia. 2%%?. p.##$24##$?1 #'&?4#'8?. S-aifuddin. 2%%3. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. 9C. Eakarta Mans7oer Arif1 et al. (apita Selekta (edokteran. Eilid ". 9d '. Eakarta Media Aesulapius ersitas "ndonesia. 2%%#. p. $$%4$$2 Doengoes1 Marili-nn 9. #???. Rencana Asuhan Keperawatan Eakarta 9C Prie1 S-l>ia. 2%%$. Patofisiologis (onsep (linis Proses4proses Pen-akit. Eakarta 9C +anda-ani iwik dan Andi Sulist-o. 2%%?. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan !angguan "istem #ematologi$ Eakarta Salem/a Medika Moss PA+1 Pettit E91 +off/rand AJ. (apita selekta hematologi. 9disi ). Eakarta 9CK 2%%$.h.$#43' Thomas E1 Monaghan T. 0uku saku oford pemeriksaan fisik ; keterampilan praktis. Eakarta 9CK 2%#2 Sudiono +1 "skandar "1 9dward +1 +alim S:1 Santoso R. Penuntun patologi klinik hematologi. Eakarta 0iro Pu/likasi <( U(R"DAK 2%%?