1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang paling substansial dalam kehidupan setiap manusia. Dalam kajian kesehatan, tidak lepas dari kajian konsep sehat dan konsep sakit. Menurut H. L Blum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu gen, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Hal yang menjadi persoalan yang kadang bertentangan dengan nilai – nilai nilai kemanusiaan saat ini adalah dalam aspek pelayanan kesehatan.
Nilai – nilai
kemanusiaan yang dimaksud dalam pelayanan kesehatan adalah kesamaan derajat setiap manusia dalam mendapatkan pelayanan. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Pentingnya persoalan ini, mendorong lembaga l embaga atau instansi kesehatan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang nyaman, ramah, dan memberi kepuasan. Modifikasi pelayanan kesehatan Islamipun, dirancang untuk menciptakan budaya yang nyaman untuk melayani masyarakat indonesia yang notabene mayoritas muslim. Pelayanan kesehatan Islami yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah – kaidah Islam yang mengacu pada standar kualitas pelayanan. Sebagai rahmatan lil alamin, Islam telah mengajarkan praktek hubungan social dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlak yang diamalkan atau dipraktekan harus mengandung unsur akidah dan syariah(Lamsuddin Rusdi, 2002). Semangat dan kemauan umat Islam untuk mendirikan puskesmas tergolong cukup tinggi. Namun belum ada rumusan yang konkrit dan seragam tentang identitas dan citra khas pelayanan kesehatan menurut ajaran Islam. (Malichah Muchtarom, 1986). Semangat yang dulu mulai ada ini telah nampak sekarang, dengan mulai adanya puskesmas yang sudah menerapkan nilai-nilai islam dalam pelayanannya walaupun belum sepenuhnya diterapkan. Di kota Makassar sendiri,
2
belum ada Puskesmas yang sudah menerapkan nilai -nilai islam sepenuhnya dalam peleyanan kesehatan. Puskesmas Tamangmaing diharapkan telah menerapkan nilai – nilai nilai Islami dalam melakukan pelayanan kesehatan atau melayani pasien dengan akhlak yang syar’i syar’i sesuai dengan visi dan falsafah yang dibangun untuk kemudian menjadi contoh Instansi Pelayanan lainnya. Oleh karena itu, dalam oberservasi in kami bermaksud mengkaji lebih dalam penerapan pelayanan kesehatan Islami dibahas dalam forum ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman profil puskesmas Tamangmaung? 2. Apa saja kegiatan dalam dan luar gedung puskesmas Tamangmaung? 3. Bagaimana ketenagakerjaan puskesmas Tamangmaung? 4. Bagaimana konsep pelayanan kesehatan islami? 5. Apa saja masalah peleayanan kesehatan di puskesmas Tamangmaung dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan islami?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui profil puskesmas Tamangmaung 2. Untuk
mengetahui
kegiatan
dalam
dan
luar
gedung
puskesmas
Tamangmaung 3. Untuk mengetahui ketenagakerjaan puskesmas Tamangmaung 4. Untuk mengetahui konsep pelayanan kesehatan islami 5. Untuk
mengatahui
masalah
pelayanan
kesehatan
di
puskesmas
Tamangmaung dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan islami
2
belum ada Puskesmas yang sudah menerapkan nilai -nilai islam sepenuhnya dalam peleyanan kesehatan. Puskesmas Tamangmaing diharapkan telah menerapkan nilai – nilai nilai Islami dalam melakukan pelayanan kesehatan atau melayani pasien dengan akhlak yang syar’i syar’i sesuai dengan visi dan falsafah yang dibangun untuk kemudian menjadi contoh Instansi Pelayanan lainnya. Oleh karena itu, dalam oberservasi in kami bermaksud mengkaji lebih dalam penerapan pelayanan kesehatan Islami dibahas dalam forum ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman profil puskesmas Tamangmaung? 2. Apa saja kegiatan dalam dan luar gedung puskesmas Tamangmaung? 3. Bagaimana ketenagakerjaan puskesmas Tamangmaung? 4. Bagaimana konsep pelayanan kesehatan islami? 5. Apa saja masalah peleayanan kesehatan di puskesmas Tamangmaung dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan islami?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui profil puskesmas Tamangmaung 2. Untuk
mengetahui
kegiatan
dalam
dan
luar
gedung
puskesmas
Tamangmaung 3. Untuk mengetahui ketenagakerjaan puskesmas Tamangmaung 4. Untuk mengetahui konsep pelayanan kesehatan islami 5. Untuk
mengatahui
masalah
pelayanan
kesehatan
di
puskesmas
Tamangmaung dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan islami
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Puseksmas Tamamaung
Puskesmas tamamaung
sebagai salah satu puskesmas rawat jalan yang
berada di kecamatan panakukang kota Makassar. Dengan luas wilayah 3,75 km 2 , dengan luas tanah 329,28 m 2 dan luas bangunan 213,25 m 2(Profil Puskesmas Tamamaung, 2016) Puskesmas tamamaung mempunyai batas wilayah secara administratif yang terbagi dalam : 1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan panaikang 2. Sebelah timur berbatsan dengan kelurahan tello baru 3. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan kassi-kassi 4. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan buakana Puskesmas terbagi dalam 3 kelurahan yaitu kelurahan tamamung, pandang, dan masala. Dimana : 1. Kelurahahan tamamaung, luas wilayah 1,27 km 2 , 11 RW, 62 RT 2. Kelurahan pandang, luas wilayah 1,16 km 2, 7 RW, dengan 42 RT 3. Kelurahan masala luas wilayah 1.32 km km2, 7 RW, 31 RT Jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Tamamaung tahun 2016 sebanyak 51,549 jiwa dengan distribusi penduduk sebesar di tiga kelurahan, yaitu kelurahan Tamamaung sebanyak 28,388 jiwa, kelurahan pandang sebanyak 10.977 jiwa, dan kelurahan masale sebanyak 12.184 jiwa. Jumlah penduduk lakilaki sebanyak 25.239 jiwa, dan jumlah perempuan sebanyak 26.310 jiwa. Sedangkan kepadatan penduduk wilayah puskesmas tamamung sebesar 13.746 penduduk/km2, dengan rincian perkelurahan yaitu : kelurahan tamamaung sebanyak 22,353 penduduk/km 2, kelurahan pandang 9.463 penduduk/km 2, dan kelurahan masala 9.230 penduduk/km2(Profil Puskesmas Tamanmaung, 2016).
4
B. Kegiatan Dalam Dan Luar Gedung Puskesmas Tamamaung
Kegiatan pelayanan kesehatan yang ada dipuskesmas tamamung terdiri dari pelayanan di dalam dan di luar gedung.
Pelayanan di dalam gedung sudah
dilakukan dengan system komputerisasi dengan jaringan ( sisfomas) yang dimulai pada bulan juni tahun 2013. Dengan siskomas ini memudahkan petugas kesehatan untuk melayani pasiae. Kegiatan pelayanan kesehatan di dalam gedung puskesmas tamamaung terdiri dari(Profil Puskesmas Tamamaung, 2016): 1. Pendaftaran 2. Pemerikasaan dan konsultasi kesehatan 3. Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi 4. Tindakan medis sederhana 5. Pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemeriksaan ibub hamil dan ibu nifas 6. Imunisasi 7. Pelayanan KB 8. Pelayanan Laboratorium sederhana dan penunjang lainnya Sedangkan pelayanan kesehatan di luar gedung dlaksanakan melalui : 1. Pemberantasan penyakit menular 2. Kesehatan lingkungan 3. Promosi kesehatan 4.
Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Kegiatan pelayanan rawat jalan melalui puskesmas keliling 6. Kunjungan rumah dan layanan kesehatan 24 jam (home care) 7. Pelayanan kesehatan di posyandu Posyandu diwilayah kerja puskesmas tamamung sebanyak 24 posyandu yang tersebar di tiga kelurahan diwilayah kerja puskesmas Tamamaung, yaitu a.
Kelurahan tamamaung sebanyak 11 posyandu
b.
Kelurahan pandang sebanyak 7 posyandu
c.
Kelurahan masala sebanyak 6 posyandu Puskesmas tamamaung dalm memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa :
5
1. Gedung Gedung puskesmas Tamamung mempunyai luas tanah 322m 2 dan luas gedung 444m 2 2. Transportasi Transportasi yang dimilki puskesmas tamamung terdiri dari kendaraan roda dua (sepeda motor) sebanyak 4 buah dan mobil ambulance 1 buah, mobil homecare 1 unit 3. Ruang tata usaha (administrasi) Ruang administrasi dilengkapi dengan komupter 2 unit yang dipergunakan untuk keperluan puskesmas, BPJS, administrasi. Adapun program wajib dan program pengembangan puskesma Tamamaung adalah sebagai berikut: 1. Program Wajib a.
Upaya Promosi Kesehatan
Yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat). Kegiatan promosi kesehatan ini dilakukan secara berkala untuk kelompok – kelompom masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Penyuluhan dilakukan tidak hanya dengan ceramah, tetapi juga dengan menggunakan alat peraga dan media (demonstrasi/peragaan), misalnya : cara mencampur oralit yang benar, proyek percontohan (rumah sehat), pemutaran film tentang kependudukan /KB dan kesehatan; dengan tema cerita tentang hidup sehat dan penyebaran/pemasangan poster/leaflet/pamflet, dan sebagainya. b.
Upaya Kesehatan Lingkungan
Yaitu
program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat. Sasarannya adalah tempat – tempat umum, seperti pasar, restoran, tempat ibadah, sumber air minum penduduk, pembuangan air limbah, dan sebagainya.
6
Sasaran yang diperiksa pada tempat – tempat umum, selain lingkungan fisiknya (pencemaran iar, pembuangan sampah, dan limbah lainnya) juga para pengolah makanan ( food handler ). Mereka diperiksa fesesnya (rectal swab) untuk mengetahui adanya carrier penyakit menular, seperti kolera, thypus abdominalis, e – coli, dan sebagainya. Adapun ruang linkup kegiatannya terbai atas tiga : 1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran manusia, Pembuatan dan penyediaan jamban keluarga (Inpres Jaga), megadakan penyuluhan kesehatan lingkungan dilakukan demontrasi pembuatan jamban keluarga (kegiatan yang bersifat integratif) 2) Menyediakan air bersih, adanya perlindungan terhadap sumber mata air yang digunakan penduduk. Misalnya dengan tes higiene air, kaporitisasi sumur jika diketahui sumur tersebut tercemar e – coli dan bacil cholera. Melakukan penyuluhan melalui demonstrasi tentang pembuatan sumur dan kesehatan tentang air minum sehat. Penyediaan sumur pompa tangan (SPT) dangkal dan dalam, dan sarana air minum lainnya. Melakukan tes secara rutin pada air yang dikonsumsi masyarakat (PDAM, sumur penduduk di daerah endemik kolera) 3) Pembuangan sampah. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan kelompok – kelompok
masyarakat.
Masyarakat
digerakkan
untuk
melakukan pembuangan sampah yang baik, sehingga sampah tidak lagi mencemari lingkungan pemukiman mereka. 4) Pengawasan terhadap tempat – tempat umum. Pengawasan biasanya dilakukan di perusahaan – perusahaan limbah cair, tempat pengolahan dan penjualan makanan, tempat – tempat umum, dan sanitasi perumahan. Kegaiatan ini dikoordinasikan secara lintas sektoral, terutama dengan camat. c.
Upaya pelayanan KIA dan KB
Yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan
7
balita. Tujuan upaya pelayanan ibu dan anak dan kb di puskesmas tamamung tujuan umum dari kegiatan ini adalah: 1) Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbidity) di kalangan ibu. Kegiatan program ini ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, pada saat persalinan, dan saat ibu menyusui. 2) Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 3) Tujuan jangka panjang program KB adalah untuk menurunkan angka kelahiran
dan
meningkatkan
kesehatan
ibu.
Sehingga
di
dalam
keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Tujuan ini di tingkat Puskesmas harus dijabarkan lagi sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat dan faktor risiko yang berkembang di wilayah kerjanya. Sasaran kegiatan ini terbagi dua, yaitu: 1) Sasaran primernya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anak – anak sampai dengan usia lima tahun, yang jumlahnya didapatkan berdasarkan: Pendataan
langsung,
yang
dilakukan
oleh
staf
Puskesmas,
baik
menggunakan survei maupun menggunakan kader kesehatan setempat sebagai informan. Perkiraan (estimasi), ditetapkan berdasarkan hasil perkalian angka standar. Angka standar ini ditetapkan dalam bentuk persentase oleh Depkes Pusat berdasarkan proporsi kelompok penduduk dengan jumlah seluruh penduduk di suatu wilayah. Dalam panduan sistem stratifikasi Puskesmas, estimasi jumlah penduduk sasaran program ini ditetapkan berdasarkan persentase jumlah bayi dikalikan dengan jumlah seluruh penduduk, Pendekatan
secara
tidak
langsung,
dapat
dilakukan
dengan
menghitung jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan catatan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang melakukan survei PUS setiap tahun di wilayah kerjanya. Berdasarkan jumlah PUS ini akan
8
diketahui berapa yang menjadi akseptor KB dan berapa yang tidak memakainya karena ingin hamil atau sedang hamil. Penduduk sasaran KIA adalah yang hamil, sedangkan yang belum hamil karena menghadapi masalah infertilitas juga perlu dilayani dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang berbeda. Dari ibu yang hamil akan ada bayi yang lahir, baik yang lahir mati, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan lahir dengan berat badan normal, dan ditolong oleh tenaga terlatih atau bukan. Jumlah bayi yang hidup secara kumulatif akan menjadi sasaran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk diimunisasi dan ditimbang secara rutin berat badannya sampai dengan usia lima tahun. Ibu – ibunya akan menjadi sasaran pelayanan konseling pasca persalinan. Pendekatan secara tidak langsung ini ditujukan agar Puskesmas dapat mengetahui jumlah penduduk sasaran program KIA dan Keluarga Berencana (KB), pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P3M) melalui imunisasi, gizi (melalui penimbangan dan pemberian sulfas ferrosus), penyuluhan kesehatan masyarakat pada saat Posyandu. 2) Sasaran sekundernya adalah dukun bersalin dan kader kesehatan setempat. 3) Jumlah PUS yang menjadi sasaran program KB ini, ditetapkan berdasarkan
survei PUS
yang dilaksanakan setiap
tahunnya dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB di masing – masing desa. Ruang lingkup dari kegiatan pelayan KIA dan KB yaitu Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif adalah kegiatan program lain, misalnya kegiatan imunisasi yang merupakan kegiatan pokok pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, yang dilaksanakn karena mempunyai sasaran penduduk yang sama, yaitu ibu hamil dan anak – anak sampai dengan usia lima tahun. Mengadakan penyuluhan KB baik di Puskesmas maupun di mayarakat (pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma, dan sebagainya), termasuk konseling untuk PUS. Penyediaan dan pemasangan alat – alat kontrasepsi, serta memberikan pelayanan pengobatan efek samping KB. Serta mengadakan kursus KB untuk dukun bersalin. Dukun bersalin diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan menjadi motivator KB
9
untuk ibu – ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun bersalin. Kegiatan KB di Puskesmas diitegrasikan ke dalam program KIA. d.
Upaya perbaikan Gizi Masyarakat
Yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat dimana sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anak – anak yang berusia di bawah
lima tahun. Penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan perlu mendapat perhatian Puskesmas. Ruang lingku dari kegiatan ini yaitu Menimbang berat badan balita untuk memantau pertumbuhan anak, yang dilakukan secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Posyandu. Indikator keberhasilan pemantauan status gizi balita digunakan SKDN yang ditulis di buku Kartu Menuju Sehat (KMS), dengan penjelasan sebagai berikut: 1) S = jumlah semua balita 2) K = anak yang mempunyai KMS 3) D = balita yang datang teratur ke tempat penimbangan 4) N = balita yang datang teratur dan berat badan (BB) naik Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal empat kali sepanjang kehamilannya. PMT untuk balita yang kurang gizi. Penyuluhan PMT dilakukan melalui demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya suplementasi (vitamin A, sulfas ferrosus, susu, dan sebagainya). Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat, yang diintegrasikan ke dalam program KIA baik di Posyandu maupun di gedung Puskesmas. Pembagian vitamin A untuk bayi 2x setahun, suplemen tablet besi (sulfas ferrosus) untuk ibu hamil yang datang ke Puskesmas untuk ANC, dan pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
10
e.
Upaya P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) / PTM (Penyakit Tidak Menular)
Yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). Adapun beberapa upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang dilakukan pelayan puskesmas yaitu : 1) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit 2) Melaporkan kasus penyakit menular 3) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan. 4) Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit 5) Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi 6) Pemberian imunisasi 7) Pemberantasan vector 8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat f.
Upaya PERKESMAS (Perawatan Kesehatan Masyarakat)
Adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan
asuhan
keperawatan
induvidu
dan
asuhan
keperawatan
keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia. Adapun tujuan upaya PERKESMAS yaitu : 1) Meningkatnya kemandirian
individu, keluarga, kelompok/masyarakat
(rawan kesehatan) 2) untuk mengatasi masalah kesehatan/ keperawatannya 3) sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
2. Program Pengembangan a.
Upaya kesehatan Sekolah
Adalah
pembinaan
kesehatan masyarakat
yang dilakukan
petugas
Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMA) diwilayah kerja Puskesmas.
11
Sasaran primer program ini adalah murid – murid SD, SMP, dan SMA atau yang sederajat, dan lingkungan sekolahnya. guru – guru olahraga dan kesehatan (Orkes) adalah sasaran sekundernya. Mereka diharapkan mampu mel akukan kegiatan rutin program ini di sekolah masing – masing.Kegiatan – kegiatan yang dilakukan program ini, meliputi: 1) Melakukan pemeriksaan kesehatan pada anak secara berkala. 2) Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat (penyediaan air bersih, jamban keluarga (JAGA), dan bak sampah). 3) Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perseorangan, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, dn sebagainya. 4) Mengembangkan kesehatan primer (P3K) di sekolah. 5) Imunisasi BCG dan DT untuk anak – anak SD kelas I dan VI. 6) Melaksanakan penimbangan anak yang baru masuk SD, untuk memantau status gizinya. b.
Upaya kesehatan Olah Raga
Adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk
meningkatkan
kesegaran
jasmani
masyarakat, naik
atlet
maupun
masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung. c.
Upaya kesehatan Kerja
Adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas. Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk :
12
1) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya. 2) Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi lingkungan kerja. 3) Memberikan
perlindungan
bagi
pekerja
dalam
melakukan
pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor – faktor yang membahayakan kesehatan. 4) Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan. d.
Upaya kesehatan Gigi dan Mulut
Adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas. Adapun asarannya adalah ibu hamil, anak – anak SD, dan masyarakat yang datang ke Puskesmas dengan keluhan gangguan kesehatan gigi.dan mulut. Ruang lingkup program ini, yaitu: Pelayan kesehatan di puskesmaas melakukan pemeriksaan kesehatan dan perawatan gigi dan mulut secara rutin, untuk anak – anak sekolah dan ibu hamil. Serta melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah. e.
Upaya kesehatan Jiwa
Adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat,
dalam rangka
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas. Sasaran dari program kegiatan ini adalah penderita gangguan jiwa dan keluargnya yang datang ke Puskesmas, termasuk pasien yang
13
dirujuk oleh RS Jiwa (RSJ) untuk rehabilitasi sosial. Adapun beberapa kegiatan upaya kesehatan jiwa , yaitu: 1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri. 2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk pasien ke RSJ. 3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa, kepada kelompok – kelompok penduduk di wilayah kerja Puskesmas. 4) Memberikan perawatan lanjutan dan rehabilitasi sosial untuk penderita dan keluarganya, setelah pasien dirawat di RSJ. f.
Upaya Kesehatan Indra
Adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan mata dan telinga tujuannya untuk mengidentifikasi dan mencegah serta menentukan terapi pengobatan penanganan lebih lanjut serta sebagai dasar untuk melakukan rujukan pelayanan kesehatan sesuai standar. g.
Upaya kesehatan Usia Lanjut,
Adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya
pemeriksaan kesehatan untuk
mendeteksi dini penyakit
degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut. h.
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (battra)
Adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat
tradisional
dan
cara
pengobatan
tradisional.
Yang
dimaksud
pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).
C. Ketenagakerjaan Puskesmas Tamamaung
Ketenagakerjaan yang dimilki puskesmas Tamamaung terdiri dari 27 PNS, 1 pegawai kontrak dan 8 orang magang(Profil Puskesmas Tamanmaung, 2016).
14
1. Jenis Dan Waktu Pelayanan Dalam Gedung
a.
Pelayan pendaftaran dan rekam medik : senin – sabtu jam 07:30-14:00 WITA
b.
Pelayanan pemeriksaan umum : senin- sabtu jam 08:00-14:00 WITA
c.
Pelayanan tidakan : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
d.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut : senin-sabtu jam 08:00-14:00 WITA
e.
Pelayanan KB : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
f.
Pelayanan KIA (*bumil baru dan belum punya KMS, *bumil lama dan sudah punya KMS) : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
g.
Imunisasi : Jumat jam 08:00-11:30 WITA
h.
Pelayanan IVA test : sabtu 08:00-13:00 WITA
i.
Pelayanan USG : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
j.
Pelayanan EKG : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
k.
Pelayanan tindik telinga : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
l.
Pelayanan laboratorium : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA
m. Pelayanan Farmasi : senin – sabtu jam 08:00-14:00 WITA 2. Jenis Dan Waktu Pelayanan Luar Gedung
a.
Pelayanan Posyandu : sesuai jadwal di kelurahan
b.
Posyandu Lansia : sesuai jadwal di kelurahan
c.
Posbindu PTM: sesuai jadwal di kelurahan
d.
Puskesmas keliling: sesuai jadwal di kelurahan
e.
Home care setiap hari
D. Pelayanan Kesehatan Islami 1. Konsep Dasar dan Mutu Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan secara rutin dan berkesinambugan orang dalam masyarakat. “Pelayanan merupakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri, meupun secara langsung melalui aktivitas orang lain aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang
15
dilakukan oleh seseorang untuk mendapkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa(Kusumawati, 2013) Menurut Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih 2012:2) pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan(Konli, 2014) Defenisi Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam UndangUndang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat(Kusumawati, 2013). Menurut pendapat Levey dan Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Sedangkan menurut Bustomi (2011), berpendapat bahwa mutu pelayanan kesehatan juga dapat dinilai dari dimensi berikut in: a. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat) dan memuaskan. Secara umum diemnsia reliabilitas merefleksikan konsistensi dan kehandalan (hal yang dapat dipercaya dan bertanggung jawabkan) dari penyedia pelayanan. Dengan kata lain, reliabilitas berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggannya dengan memuaskan. Hal ini berkaitan pelayanan yang sama dari waktu ke waktu, apakah perusahaan/instansi memenuhi janjinya, membuat catatan yang akurat, dan melayan secara benar. b. Jaminan ( Assurance), yaitu karyawan/staf memiliki kompotensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keraguraguan. Dimensi-dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan
16
(sopan, santun) kepada pelanggan, dan keamanan operasinya. Kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan jasa. c. Ketanggapan (responsiveness), yaitu keinginan para karyawan/staf membantu semua pelanggan serta keinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dimensi ini menekan pada sikap dari penyedia jasa penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah dari masalah pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan komitmen perusahaan atas instansi untuk memberikan pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan/instansi sebelum memberikan pelayanan, d. Empati (emphaty), yaitu dalam hal ini karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan dan merefleksikan kemampuan pekerja (karyawan) untuk menyelami perasaan pelanggan. e. Berwujud (tangible), yaitu dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf yang menyenangkan. 2. Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan(Panambunan, 2014). a.
Unit Pelaksana Teknis Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas
berperan
menyelenggarakan
sebagian
dari
tugas
teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. b.
Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
17
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. c.
Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.
d.
Wilayah Kerja Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab
wilayah
kerja
dibagi
antar
puskesmas,
dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masingmasing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota. Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan ditingkat Kecamatan mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu(Kusumawati, 2013) : a.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di dilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b.
Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
18
sumber
pembiayaannya,
serta
ikut
menetap,
menyelenggarakan
dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat. c.
Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: 1) Pelayan kesehatan perorangan Pelayanan
kesehatan
perorangan
adalah
pelayanan
yang
bersifat
pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap. 2) Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya(Konli, 2014). 3. Pelayanan Kesehatan Islami
Kegiatan
medis
dan
keperawatan
dalam
Islam
merupakan
manifestasi dari fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan
dan
memenuhi
kebutuhan
dasarnya
baik
aktual
maupun
potensial(Sukowati, 2013). Permasalahan (pasien) dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi (interpersonal) dengan
19
sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, petugas kesehatan dituntut memiliki keterampilan
intelektual,
interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan
berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar . Melaksanakan pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam, pelayanan kesehatan yang mencakup: a.
Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan pedoman pada al-qur’an dan hadits,
b.
Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan islami melalui kegiatan kegiatan pengkajian yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare),
c.
Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare),
d.
Berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dan semata-mata mengharapkan ridho allah,
e.
Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan. Praktek
pelaksanaan
evidence-based
healthcare
adalah
integrasi
kemampuan klinis individual dengan bukti klinis eksternal yang terbaik dan yang tersedia dari penelitian klinis yang sistematis (akurasi dan presisi tes diagnostik, kekuatan tanda-tanda prognosis, kemampuan serta keamanan terapi, rehabilitasi dan tindakan prevensi). Adapun perilaku pelayanan kesehatan islami adalah sebagai berikut: a.
Ikhlas dalam Setiap Pekerjaan Ikhlas adalah memurnikan amal perbuatan kita dari perhatian orang lain.
Ikhlas sangat penting bagi setiap amal perbuatan karena Allah tidak akan menerima amalan hamba sebesar apapun tanpa didsari keikhlasan kepada-Nya
20
Amalan yang ikhlas adalah amalan yang semata – mata mengharap keridhaan dan balasan Allah(Qudamah, 1997. ). Allah berfirman dalam Surah al-Bayyinah/98 : 5
Terjemahnya :
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus .”(Al-Qur’an dan terjemah, Departemen Agama RI’ 2004). Dalam tafsir Al-Misbah, M. Quraih Shihab menuliskan bahwa ayat ini bermakna mereka tidak dibebani tugas kecuali
agar ibadah mereka hanya
ditujukan kepada Allah dengan ikhlas agar mereka menjauhi kebatilan beristiqamah dalam kebenaran dan agar mereka selalu melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus. Artinya bahwa orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam kehidupannya ketika melakukan suatu perbuatan, akan mendapatkan ridho Allah SWT, melakukan pelayanan kesehatan dengan ikhlas akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah SWT. b. Murooqobah Murooqobah adalah merasakan adanya pengawasan dari Allah ketika melakukn sesuatu pekerjaan. Murooqobah adalah menifestasi adanya supervise langsung dari Allah SWT. inilah sebenarna supervise yang hakiki dan tidak pernah salah. Sungguh luar biasa jika ada petugas kesehatan memiliki nilai yang muli ini. Tidak aka nada kecurangan dan kebohongan karena setiap petugas yakin bahwa
Allah
melihat-Nya
setimpal(Qudamah, 1997).
dan
pasti
akan
membentuk-Nya
dengan
21
c. Muhasabah Muasabah adalah senantiasa melakukan intropeksi diri dengan hisab (perhitungan – perhitungan). Dengan intropeksi diri, seseorang dapat mengetahui kekurangan dirinya, termaksud dalam kategori ini adalah mendengarkan kritik dan saran orang lain. (Gymnastiar, 2000). Allah SWT berfirman dalam Surah AlHasyr/59 : 18 :
Terjemahnya :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa
yang
kamu
kerjakan.”(Al-Qur’an
dan
terjemah,
Departemen Agama RI, 2004). Setelah memerintahkan bertakwa didorong oleh rasa takut, atau dalam rangka melakukan amalan positif, perintah tersebut diulangi lagi. Agaknya agar didorong oleh rasa malu atau untuk meninggalkan amalan negatif. Kata taqaddimu/dikedepankan digunakan dalam arti amal-amal yang dilakukan untuk meraih manfaat dimasa datang. Ini seperti hal – hal yang dilakukan terlebih dahulu guna menyambut tamu sebelum kedatangannya. Perintah untuk memerhatikan apa yang telah diperbuat, oleh thabatthabai diartikan sebagai perintah untuk melakukan evaluasi untuk amal-amal yang telah dilakukan(AlMisbah, 2002) Mengoreksi kesalahan yang pernah kita lakukan, berkomitmen untuk tidak lagi melakukan hal-hal negatif yang telah diperbuat seraya berupaya untuk memperbaiki diri dimasa depan akan membuat hidup kita lselamat baik di dunia maupun di akhirat.
22
d.
Mujaahadah Mujahadah adalah bersungguh – sungguh berjuang mengendalikan diri..
mujaahadah merupakan sebuah kerelaan untuk memaksa diri melakukan sebuah amalan yang diridhoi Allah dan tidak ada kata manja untuk sebuah ketaatan. Anggota organisasi yang sangat meresapi makna mujaahadah ini, maka ia akan bekerja dengan giat. Setiap ada dorongan untuk malas, maka ia akan bekerja dengan giat. setiap ada dorongan untuk malas, pasti akan dilawannya dengan sekuat tenaga, begitu juga ketika ia akan melakukan sebuah kelalaian pasti menumpas niat itu didalam hatinya sebelum niat itu menjadi tekat yang sungguh – sungguh mengendalikan dirinya untuk ditunjuk keluar baginya(Asyarif, 2002). Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk mendapatkan hal ini. Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh
oleh
seseorang
dengan
jalan
bersungguh-sungguh
dalam
mendapatkannya. Allah SWT. berfirman dalam QS al-Ankabut/29 : 69 :
Terjemahnya :
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik ”. (Al-Qur’an dan terjemah, Departemen Agama RI, 2004). Ayat diatas menyatakan, orang yang kami uji tetapi enggan berjihad dan bermujaahadah tetapi mengikuti hawa nafsu mereka dan berfoya-foya dalam kelezatan dunia, mereka mendapat nista dan siksa. Dan orang-orang yang berjihad, menyerahkan kemampuannya secara sungguh2 memikul kesulitan
23
sehingga jihad mereka itu berada pada sisi kami karena mereka melakukannya demi Allah(Al-Misbah, 2002) Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya. Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. e.
Sabar Sabar merupakan akhlak Islami yang paling dan menjadi keharusan seorang
hamba. Sabar berarti menahan diri dari keluh kesah menahan lisan dari keluhan dan menahan tubuh dari hal yang merusak. Sabar dapat berkaitan dengan fisik dan psikis(Asyarif, 2002). f.
Kerja Ihsan atau Optimal Ihsan adalah optimalisasi hasil kerja dengan jalan melakukan pekerjaan
sebaik mungkin. Bahkan sesempurna mungkin dan menghasilkan pekerjaan yang baik. Ihsan secara bahasa berarti sesuatu yang baik dan indah. Umar RA meriwayatkan suatu ketika jibril mendatangi nabi Muhammad SAW kemudian menanyakan arti ihsan. Kemudian nabi menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat- Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” Allah SWT senantiasa menguji hamba-hambanya untuk mengetahui dan mengklasifikasikan siapa yang baik amalnya. Jadi orang-orang yang selalu ihsan dalam setiap pekerjaannya akan dicintai oleh Allah dan ditinggikan derajatnya. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Mulk ayat 1 sampai 2. Allah SWT. Berfirman dalam QS al- Mulk/67 : 1-2
24
Terjemahnya :
“ Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”(Al-Qur’an dan terjemah, Departemen Agama RI, 2004). Makna ayat diatas menegaskan bahwa orang-orang yang senantiasa merasa diawasi oleh Aleh Allah SWT, akan senantiasa melakukan upaya yang terbaik, yang optimal dqalam kehidupannya, sehingga tidak terfikirkan oleh mereka untuk beristirahat tanpa melakukan upaya. g.
Tawadhu’ Tawadu’ adalah kerendahan hati(Al – Jauziyah, 1998). Ini adalah akhlak
orang – orang yang beriman. Tidaklah seseorang berakhlak dengannya kecuali pasti Allah akan menambahkan kemuliaan pada-Nya. Namanya akan harum ditengah – tengah manusia. Tawadhu’ merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang semestinya. Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak (Lihat Adz Dzari’ah ila Makarim Asy Syari’ah, Ar Roghib Al Ash-fahani, 299). Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya .” ( Fathul Bari, 11: 341) Sifat Tawadhu memiliki beberapa keutamaan. Pertama adalah menjadi sebab dimuliakannya di dunia dan di akhirat. Hal ini dapat dilihat dari hadits yang
25
disampaikan oleh Abu Hurairah, ra. Beliau mendengar bahwanya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : Artinya :
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Al Ala` bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekah itu, pada hakekatnya tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang memberikan maaf, kecuali ia akan semakin bertambah mulia. Dan tidaklah seorang yang tawadhu' karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Abbas, dan Ibnu Kasyabah Al Anmari, namanya adalah Umar bin Sa'd. Hadits ini adalah hadits hasan shahih. ” (HR. Tirmidzi 1952). h.
Berpenampilan fisik sederhana atau Islami Seorang musim adalah manusia istimewa yang senantiasa memperhatikan
setiap perilaku dan perbuatan dalam berpakaian dan setiap aspek kepribadiannya. Islam selalu menekankan umatnya agar selalu berpenampilan baik bersih sehingga setiap orang yang melihatnya akan merasa senang, termaksud dalam masalah ini termasuk penampilan ruang kerja atau pelayanan kepada masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas, tempat ini harus senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan serta mengikuti prosedur sterilitas yang standar. i.
Cinta Bersih Agama Islam telah memperhatikan seluruh urusan yang dialami yang
dihadapi dan dialami pemeluknya ditengah – tengah kehidupan. Islam telah mensyariatkan kebersiahan dengan format mandi, wudhu dan lain – lain. Beberapa kitab yang ditulis para lamapun, senantiasa menempatkan bahasan bersuci pada bagian awal. Dalam hadits juga dikatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. j.
Mengedepankan Nilai – Nilai Kemanusiaan Nilai – nilai kemanusiaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
harga nyawa seorang manusia. Dalam Islam membununuh satu manusia sama saja
26
membunuh seleuruh manusia. Artinya bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nyawa seorang manusia. Dalam hal pelayanan kesehatan, petugas kesehatan harusnya bersedia menolong sesorang yang memerlukan bantuan. k.
Suka Menolong Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan
kepedulian kepada nilai kemanusiaan. Rasulullah SAW, selalu menaruh perhatian besar terhadap makna pelayanan dan betapa besar perhatian beliau terhadap manusia, bahkan makhluk lainnya(Tasmara, 2002). Sikap toleran dan lemah lembut senantiasa menimbulkan penampilan yang selalu ceria, penuh gembira, murah senyum. Diantara prinsip – prinsip pelayanan tersebut diatas, antara lain adalah sebagai berikut : 1) Melayani itu ibadah dan karenanya harus ada cinta dan semangat dan membara didalam hati pada setiap tindakan pelayanan. 2) Memberi dahulu dan akan merima rose (return on servive exelent) 3) Menerti orang lain terlebih dahulu sebelum dimengerti 4) Bahagiakan orang lain terlebih dahulu, kelak anda akan menerima kebahagiaan melebihi apa yang anda harapkan. 5) Menghargai orang lain sebagaimana anda ingin dihargai 6) Lakukanlah empati yang sangat mendalam dan tumbukanlah sinergi.
27
BAB III PEMBAHASAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN HASIL OBSERVASI A. Pendekatan Pelayanan Kesehatan Islami 1. Memelihara agama
a.
Jaminan melaksanakan ibadah untuk seluruh stakeholder, pasien, kelurga pasien,pengunjung dan karyawan
b.
Pembinaan kerohanian pada seluruh stakeholder PKM
c.
Upaya maksimal (pemisahan pelayanan dan petugas laki-laki dan perempuan ( menjaga hijab )
d.
Menghindari berkholawat “Tidak boleh berkholawat ( berdua-duan ) seseorang laki-laki dan perempuan kecuali di sertai dengan muhrimnya”. (HR Bukhari )
e.
Pemilihan obat dan bahan yang halal: “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menjadikan suatu obat yang berasal dari bahan yang di haramkan atas kamu”.( Al -Hadis )
f.
Sistem transaksi dan keuangan yang islami, 2. Memelihara jiwa
a.
Melayani dengan standart ilmu/ metode tertinggi dan peralatan terbaik
-
“Barangsiapa berpraktek dokter, padahal dia tidak belajar kedokteran sebelumnya, maka ia bertanggung jawab (atas resiko yang di derita oleh pasiennya)”. ( H.R.Abu Daud)
-
“Tidak boleh menjadi dokter kecuali yang berpengalaman”.( H.R. Bukhori )
b.
Menanamkan kesadaran penghargaan terhadap kehidupan :
-
Meaning statemen PKM
“ berkhidmat menyelamatkan kehidupan manusia “ “....barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah -olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Qs.Al -Maidah : 32 ) c.
Pengharaman eutanasia
-
“ pada zaman sebelum kamu, terdapat seorang laki -laki yang terkena luka di tangannya. Ia merasa kesal karena lukanya tidak pernah sembuh, lalu
28
mengambil pisau dan memotong tangannya yang terluka itu sehingga terjadi pendarahan yang menyebabkan kematiannya. Allah berfirman, “ Hamba – ku mendahului takdir – ku terhadapnya, maka kuharamkan baginya masuk ke dalam surga, “( HR.Bukhari ) d.
Pengharam Abortus tanpa alasan yang haq:
-
“.... Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah ( membunuhnya ), melainkan dengan suatu ( alasan yang besar ).....” (QS.Al Asra ’33 dan Q.S . Al -An-‘am 151 ) 3. Memelihara keturunan
a.
Memberikan perhatian yang serius terhadap upaya pelayanan memperoleh keturunan
b.
Membuka Klinik Reproduksi Sehat/ Fertilitas
c.
Pemenuhan fasilitas Neonatus dan Material ( Instalasi Perinatologi ) 4. Memelihara Akal
a.
Memberikan perhatian yang serius terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan ketersediaan dokter Spesialis Kesehatan Jiwa yang cukup
b.
Mengembangkan layanan Psikiatri dengan membuka bangsal khusus kesehtan jiwa
c.
Penguatan layanan kerohanian dengan bimbingan Kerohanian yang intens terhadap pasien gangguan jiwa 5. Memelihara Harta
“sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti ( suatu keyakinan ). Mereka tidakmengikuti kecuali prasangka-prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga “ ( QS.Yunus ). “Berikanlah kamu kepada Allah dan Rasul -Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka menafkahkanlah ( sebagaian ) dari hartanya memperoleh pahala yang besar,” (QS. Al-Hadid : 7). a. Memberikan fasilitas bantuan kepada pasien yang tidak mampu b. Bekerja sama dengan sebagaian besar Jasa Asuransi Kesehatan
29
B. Identifikasi dan Rekomendasi NO
Identifasi Masalah
1
Memelihara Agama
Rekomendasi
Tidak tersedianya tempat Ibadah (Musholla)
di
puskesmas
bagi umat Muslim.
Petugas melaksanakan sholat di
Pasien wanita harus ditangani oleh dokter atau perawat wanita
Dalam
muslim dan Pasien pria harus
proses
pelayanan
kesehatan di puskesmas tersebut
ditangani
tidak dipisahkan antara pasien
perawat pria muslim.
oleh
Sebelum
dokter
memulai
atau
pekerjaan
petugas perempuan dan pasien
seharusnya
laki-laki harus dilayani oleh
bersama agar semua kegiatan
petugas laki-laki.
dilancarkan dan diridhoi oleh
Disana mempunyai lokasi titik
Allah SWT.
kumpul namun tidak digunakan berkumpul sebelum kerja
untuk
berdoa
melakukan
aktivitas
(pelayanan
kesehatan),
lokasi tersebut digunakan pada waktu tertentu saja seperti pada saat ada kebakaran, maka semua petugas harus kumpul di titik tersebut
dan
mengumpulkan
barang-barang penting ditempat itu.
ruangan masing-masing.
Perempuan harus dilayani oleh
mushollah/ruangan
khusus untuk tempat ibadah
Tamamaung.
Membuat
Petugas
puskesmas
tersebut
sudah mempergunakan pakaian islami dan menggunakan hijab
Petugas
mengadakan
yang
bekerja
doa
di
puskesmas harus saling ramah sesama pasien
karyawan dengan
maupun
mengucapkan
salam dan saling menegur.
30
bagi petugas perempuan kecuali petugas kristen.
Petugas
tidak
mengucapkan
membiasakan salam
dengan
pasien terlebih dahulu. 2
MemeliharaJiwa
Petugas puskesmas tamamaung
Pelayan kesehatan yang bekerja
melayani pasien sesuai standar
dalam puskesmas islami harus
ilmu yang dimiliki.
seorang muslim yang memiliki
Petugas puskesmas tamamaung
tujuan hidup fiddun ya dan fil-
menggunakan
akhirah hasanah
antrian
namun
jika mendapatkan pasien yang
Menerapkan teori manajemen
tidak bisa antri lama dan betul
dan
betul
kaidah-kaidah
harus
diperiksakan
kepemimpinan islam
menurut serta
secepatnya maka pasien tersebut
melakukan fungsi manajemen
didahulukan untuk dilayani.
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan , dan pengawasan) dengan
berpedoman
pada
syariah islam.
Setiap
petugas
dan
pasien
sebaiknya menaati peraturan . 3
Memelihara Harta
Puskesmas tamamaung bekerja sama
dengan
Bank
konvensional yakni bank BRI.
Sebaiknya
Memberikan orang
bagi
KTP/KK
berobat
memiliki
pengobatan
setempat
ataupun
kartu lainnya seperti JKN.
dikelola
oleh Bank Syari’ah.
Memberikan pemeriksaan gratis pengguna
keuangan
yang
bantuan
kepada
tidak
mampu
dengan
memberikan
gratis
dengan
memberi ruang kepada umat muslim untuk menyumbangkan
31
uang atau mewaqafkan hartanya kepuskesmas untuk kebutuhan orang yang tidak mampu. 4
Memelihara Keturunan
Pasien ibu hamil tidak ditemani oleh
mahramnya
pada
saat
periksa.
Sebaiknya disarankan
pasien
ibu
hamil
ditemani
oleh
suaminya atau mahramnya pada saat periksa agar suami dapat mengetahui kondisi janinnya.
5
Memelihara Akal Puskesmas
Tamangmaung
tidak
melaksanakan kegiatan yang dapat memelihara akal untuk petugas kesehatan maupun pasien.
Melakukan kegiatan baca al-qur’an bersama.
Mengadakan
kegiatan
islami setiap hari jum’at baik bagi petugas maupun pasien.
C. Hasil Observasi 1. Poli KIA
Dari segi fisik poli KIA puskesmas tamamaung memiliki ruangan yang cukup luas
tempat pemeriksaan bersih dengan peralatan atau fasilitas yang
lengkap didepan poli juga terdapat taman bermain mini bagi anak-anak yang sedang menunggu antrian, adapun pelayanan pegawai dan bidan, mereka melayani masyarakatnya dengan baik, ramah, serta murah senyum mereka sangat disiplin baik itu dari segi prosedur pelayanan, persyaratan pelayan serta memberi keadilan pelayan bagi masyarakatnya.
32
Seperti halnya dalam konsep Islam yang mengajarkan bahwa dalam memberikan layanan dengan baik, baik itu berupa barang atau jasa jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas, melainkan yang berkualitas kepada orang lain. Hal ini tampak dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267, yang menyatakan bahwa:
“Hai orang -orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan darinya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Dari
hasil
observasi
kami
melihat
pelayanan
pegawai
puskesmas
tamamaung di poli KIA: Memiliki sifat handal yang berkenaan dengan kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat. Pelayanan akan dapat dikatakan reliabel apabila dalam perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara akurat. Ketepatan dan keakuratan inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap lembaga penyedia layanan jasa. Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan atau kemauan pegawai dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen. Kecepatan dan
33
ketepatan pelayanan berkenaan dengan profesionalitas. Dalam arti seorang pegawai yang profesional dirinya akan dapat memberikan pelayanan secara tepat dan cepat. Profesionalitas ini yang ditunjukkan melalui kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, seorang dikatakan profesional apabila dirinya bekerja sesuai dengan keahlian atau kemampuannya. Pekerjaan akan dapat dilakukan dan diselesaikan dengan baik secara cepat dan tepat apabila dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Kepercayaan yang diberikan konsumen merupakan suatu amanat. Apabila amanat tersebut disia-siakan akan berdampak pada ketidakberhasilan dan kehancuran lembaga dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Untuk itu kepercayaan konsumen sebagai suatu amanat hendaknya tidak disia-siakan dengan memberikan pelayanan secara profesional melalui pegawai yang bekerja sesuai dengan bidangnya dan mengerjakan pekerjaannya secara cepat dan tepat, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu: “apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” . 2. Telemedicine (USG dan EKG)
Untuk ruangan Telemedicine Dari segi fisik tidak beda jauh dengan poli KIA ruangannya bersih dengan beberapa fasilitas yang memadai pegawai juga memberikan pelayanan bagi pasien lansia yang kecapean untuk beristirahat di ruangan USG apabila ruangan USG tidak memiliki pasien.
34
Jadi hasil observasi yang kami dapat kan di ruangan Telemedicine (USG dan EKG) : Memiliki sifat empati berkenaan dengan kemauan pegawai untuk peduli dan memberi perhatian secara individu kepada konsumen. Kemauan ini yang ditunjukkan melalui hubungan, komunikasi, memahami dan perhatian terhadap kebutuhan serta keluhan konsumen. Perwujudan dari sikap empati ini akan membuat konsumen merasa kebutuhannya terpuaskan karena dirinya dilayani dengan baik. Sikap empati pegawai ini ditunjukkan melalui pemberian layanan informasi dan keluhan konsumen, melayani transaksi konsumen dengan senang hati, membantu konsumen ketika dirinya mengalami kesulitan dalam bertransaksi atau hal lainnya berkenaan dengajn pelayanan lembaga. Kediaan memberikan perhatian dan membantu akan meningkatkan persepsi dan sikap positif konsumen terhadap layanan lembaga. Hal ini yang akan mendatangkan kesukaan, kepuasan dan meningkatkan loyalitas konsumen. Rasullulah saw yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, menyatakan: “Abu Musa al- Asy’ary ra. Berkata: bersabda Nabi saw, “seorang muslim yang menjadi
35
bendahara (kasir) yang amanat, yang melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan suka hati, memberikannya kepada siapa yang diperintahkan memberikannya, maka bendahara itu termasuk salah seorang yang mendapat pahala bersedekah”. 3.
Pelayanan TB dan Kusta
Dari segi fisik ruangannya bersih namun sempit di tambah daun pintu yang ke dalam membuat kesan ruangan terlihat semakin sempit. Untuk pelayannya pagawai dibagian TB sangat ramah seperti halnya pegawai di poli KIA dan poli USG mereka mengutamakan keramahan, disiplin dan empati.
4.
Ruangan Gigi dan Mulut
Dari hasil observasi, kami dapat menyimpulkan bahwa pada ruangan gigi dan mulut ini jika dilihat dari fisiknya memiliki kebersihan yang cukup baik daran
36
kerapihan pada ruangannya, dan juga petugas menggunakan masker pada saat ada pasien untuk berkonsultasi atau memeriksakan giginya. Untuk petugasnya sendiri memiliki professional dalam menangani pasien dan memiliki kedisiplinan yang baikdan tepat waktu dan petugasnya pun memiliki tingkat kepedulian dan membrikan pelayannan yang ramah. Namun, untuk unsure islaminya sendiri kurang menonjolkannya bahkan dengan ucapan salam kepada pasiennya.
5.
UGD
Ruangan ugd bersih. Petugasnya berhijab semua namun tidak dipisahkan antara pasien laki-laki harus dilayani dengan petugas laki-laki begitupun
37
sebaliknya pasien perempuan harus dilayani dengan petugas perempuan. Namun selama kami observasi di puskesmas tersebut pasien tdk ada masuk diruangan ugd
38
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
1.
Puskesmas tamamaung sebagai salah satu puskesmas rawat jalan yang berada di kecamatan panakukang kota Makassar. Dengan luas wilayah 3,75 km2 , dengan luas tanah 329,28 m 2 dan luas bangunan 213,25 m 2(Profil Puskesmas Tamamaung, 2016). Dengan jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Tamamaung tahun 2016 sebanyak 51,549 jiwa dari tiga kelurahan, yaitu kelurahan Tamamaung sebanyak 28,388 jiwa, kelurahan pandang sebanyak 10.977 jiwa, dan kelurahan masale sebanyak 12.184 jiwa.
2.
Kegiatan pelayanan kesehatan di dalam gedung puskesmas tamamaung terdiri dari(Profil Puskesmas Tamamaung, 2016) yaitu: Pendaftaran, Pemerikasaan dan konsultasi kesehatan, Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi dan lain-lain. Sedangkan pelayanan kesehatan di luar gedung dlaksanakan melalui Pemberantasan penyakit menular, Kesehatan lingkungan, Promosi kesehatan dan sebagainya.
3.
Ketenagakerjaan yang dimilki puskesmas Tamamaung terdiri dari 27 PNS, 1 pegawai kontrak dan 8 orang magang(Profil Puskesmas Tamanmaung, 2016).
4.
Adapun perilaku pelayanan kesehatan islami adalah sebagai berikut: Ikhlas dalam Setiap Pekerjaan, Murooqobah, Muhasabah, Mujaahadah dan masih banyak lagi dengan tujuan terwujudnya rumah sakit islami sebenar benarnya, yang bepedoman pada Al-quran dan hadits.
5.
Dari beberapa pendekatan pelayanan kesehatan islami, masalah pelayanan kesehatan di puskesmas Tamangmaung dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan islami, diantaranya Tidak tersedianya tempat Ibadah (Musholla) di puskesmas Tamamaung, belum terjagaanya hijab antara laki-laki dan perempuan,
belum
terlaksananya
kegiatan-kegiatan
yang
bersifat
kerohanian contohnya kajian islami dan masih banyak lagi. Untuk itu kami mencantumkan beberapa rekomendasi kegiatan seperti menyediakan
39
mushollah, pelayanan yang diberikan kepada sesame mahrom dan masih banyak lagi demi terwujudnya puskesmas yang islami. B. Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan di Puskesmas Tamamaung, masih belum terwujudnya puskesmas yang islami, untuk itu kami mencantumkan beberapa rekomendasi kegiatan untuk mewujudkan puskesmas yang islami kedepannya.