LAPORAN PENELITIAN BANGUNAN BERSEJARAH
“MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT”
Oleh :
1. AHMAD NAUVAL
3011281823062 3011281823062
2. ALAN KURNIA ZAWAWI JARED
3011181823010 3011181823010
3. ISNAINI RAMADHANTI
3011281823046 3011281823046
4. M. AGUNG BHAKTI WIJAYA
3011281823036 3011281823036
5. M. RIZKI
3011281823056 3011281823056
6. MUHAMMAD NAUVAL ABDU ZUHDI 3011181823002 3011181823002
DOSEN PEMBIMBING : ADHITYA ROL ASMI M.Pd
TEKNIK SIPIL B INDRALAYA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada kami sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan yang berjudul “Penelitian Bangunan Bersejarah” yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Pak Adhitya Rol Asmi M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah pancasila sekaligus memperluas ilmu yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Tidak lupa kami menguapkan terima kasih kepada Pak Adhitya Rol Asmi M.Pd yang telah memberi masukan dalam penyusunan laporan ini dan rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan ide serta kerjasama nya dengan baik. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih luas kepada pembaca. Kami sadar bahwa laporan ini masih banyak memerlukan perbaikan. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun. Terima kasih.
Palembang, 18 Agustus 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................
i
KATA PENGANTAR
................................................................
ii
DAFTAR ISI
................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
........................................
1
I.2 Rumusan Masalah
........................................
2
I.3 Tujuan Penelitian
........................................
3
I.4 Manfaat Penelitian
........................................
4
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat
................
5
II.2 Bentuk dan Ukuran Monumen Perjuangan Rakyat........
6
II.3 Koleksi Monumen Perjuangan Rakyat
................
7
II.4 Manfaat Monumen Perjuangan Rakyat
................
8
II.5 Fungsi Monumen Perjuangan Rakyat
.................
9
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................
10
III.2 Jenis dan Sumber Data
..........................................
11
III.3 Teknik Pengumpulan Data ..........................................
12
III.4 Anggaran Penelitian
..........................................
13
IV.1 Kesimpulan dan Saran...................................................
15
IV.2 Lampiran
......................................................
16
..................................................................
17
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia sejatinya adalah negara yang kaya akan peninggalan yang berkaitan dengan keberadaan terbentuknya Indonesia itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan adanya proses enkulturasi dari berbagai kebudayaan yang dibawa oleh negara yang pernah menjajah Indonesia. Sebagai contoh, penjajahan kolonial Belanda di Indonesia yang berlangsun selama 350 tahun, tentu meninggalkan jejak dan ciri khas bahwa Indonesia merupakan negara bekas jajahan Belanda.
Rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu ini tentunya banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti sejarah ini merupakan fakta atau bukti nyata yang menandai adanya suatu peristiwa bersejarah di suatu daerah atau wilayah. Wujud dari bukti-bukti sejarah tersebut dapat berupa benda-benda, bangunan, kepercayaan, kebudayaan, dan sebagainya. Yang semua ini merupakan warisan sejarah dan keberadaannya patut kita jaga kelestariannya pada masa kini agar tidak punah. Jika sampai bukti-bukti sejarah atau peristiwa bersejarah tersebut sampai punah atau hilang maka hal itu dapat menyebabkan peristiwa bersejarah tersebut akan di ragukan oleh masyarakat dan tidak akan pernah sama sekali di anggap karena kurang adanya bukti yang mendukung.
Salah satu bangunan bersejarah yang akan dibahas yaitu MONPERA (Monumen Perjuangan Rakyat) yang terletak di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Tujuan dibangunnya MONPERA Palembang adalah sebagai Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Sumatera Selatan di masa lampau dalam mempertahankan kemerdekaan yang ingin
direbut oleh Belanda. Di dalam Monumen ini banyak mengoleksi barang-barang berupa senjata yang digunakan masyarakat Kota Palembang saat berperang melawan Belanda.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah dibangunnya MONPERA? 2. Bagaimana bentuk dan ukuran MONPERA? 3. Apa saja koleksi yang ada di MONPERA? 4. Apa manfaat MONPERA? 5. Apa fungsi MONPERA?
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila. 2. Mendeskripsikan sejarah awal mula dibangunnya MONPERA. 3. Mengetahui bagaimana bentuk dan ukuran MONPERA. 4. Mengetahui berbagai koleksi benda bersejarah yang ada di MONPERA. 5. Mengetahui manfaat dari MONPERA. 6. Mengetahui fungsi-fungsi MONPERA. 7. I.4 Manfaat Penulisan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis itu sendiri. Adapun manfaat yang didapat antara lain yaitu menambah wawasan mahasiswa, menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu akan perkembangan Monumen di Palembang, serta dapat membuka kepedulian masyarakat terhadap Monumen Perjuangan Rakyat di Palembang.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Singkat Monumen Perjuangan Rakyat
Sejarah dibangunnya MONPERA tidak lepas dari yang namanya perang 5 hari 5 malam. Setelah Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945, tentara sekutu (Inggris) datang bersama dengan pasukan Belanda (NICA) mendarat di beberapa wilayah Indonesia. Salah satu wilayah tersebut adalah Kota Palembang. Kedatangan mereka di Kota Bahari ini terjadi pada tanggal 12 oktober 1945. Pemerintah RI di Palembang hanya mengizinkan pasukan sekutu untuk tinggal di wilayah Talang Semut. Namun, pada kenyataannya pasukan sekutu mencoba untuk memperluas wilayah. Perbuatan mereka ini memicu terjadinya insiden antara TRI (Tentara Republik Indonesia) dan pasukan sekutu. Setelah dilakukan perundingan, kontak senjata tersebut dapat dihentikan. Pada bulan maret 1946, kekuatan pasukan sekutu telah mencapai sekitar 2 batalyon . mereka juga melindungi pasukan Belanda agar bisa masuk ke Kota Palembang. Hingga akhirnya pada bulan oktober 1946, pihak sekutu meninggalkan Kota Palembang dan menyerahkan kedudukannya kepada Belanda.
Semakin kuatnya posisi Belanda di Palembang, semakin sering pula mereka membuat keributan yang berakibat pada terjadinya kontak senjata. Sembari menunggu bantuan, pihak Belanda mengulur waktu dengan mengajak berunding dengan tujuan agar kontak senjata dapat dihentikan. Akhirnya pada tanggal 1 januari 1947 meletus perang besar antara Belanda dan TRI bersama dengan masyarakat Palembang. Pertempuran 5 hari 5 malam ini diakhiri dengan gencatan senjata antara kedua belah pihak, dimana TRI/Lasykar harus keluar dari Kota Palembang sejauh 20 km kecuali Pemerintah Sipil dan ALRI masih tetap berada di dalam kota. Sedangkan pos-pos Belanda hanya boleh berada 14 km dari pusat kota. Jalan raya di dalam kota dijaga pasukan Belanda dengan rentang wilayah 3 km ke kiri dan kanan jalan. Hasil perundingan ini selanjutnya disampaikan ke markas besar TRI di Yogyakarta. Pertempuran mengakibatkan seperlima Kota Palembang Hancur. Namun semangat perjuangan tentara dan rakyat Palembang berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara
peletakan
batu
pertama
pembangunan
monumen.
Pembangunan
monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA). II.2 Bentuk dan Ukuran Monumen Perjuangan Rakyat
Bentuk MONPERA menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan 5 wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Jalan menuju bangunan utama MONPERA berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari
Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka ini mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. MONPERA juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka ini melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Setelah gerbang utama, kita bisa melihat gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya MONPERA. Di depan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama MONPERA. Sementara pada bagian yang lain terdapat 2 relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam.
II.3 Koleksi Monumen Perjuangan Rakyat
Masuk ke dalam bangunan utama MONPERA, kita bisa melihat berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Di dalam MONPERA ini kita dapat melihat berbagai macam jenis senjata yang di pergunakan dalam pertempuran tersebut
termasuk berbagai dokumen perang dan benda – benda bersejarah
lainnya. Di setiap bingkai-bingkai foto yang dipajang di sini diberi keterangan yang membantu kita ikut merasakan dan membayangkan suasana perang saat itu. Di lantai satu terdapat juga foto enam tokoh perang kemerdekaan seperti AK Gani, M Isa, Haji Abdul Rozak, Mayjen TNI H Bambang Utoyo, Brigjen TNI H Hasan Kasim dan Kolonel H Barlian. Di lantai dua disimpan 14 pucuk senjata di ruang khusus berdinding kaca. Sebagian besar merupakan hasil rampasan perang zaman sebelum kemerdekaan. Senjata yang disimpan seperti jenis pistol,
senapan, kecepek, ranjau hingga alat pelontar bom yang kerap dipakai pejuang tempo dulu. Termasuk berbagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah lainnya. Sedangkan lantai tiga terdapat patung yang merupakan replika wajah dari keenam pejuang kemerdekaan asal Sumatera Selatan. Juga koleksi pakaian dinas baik sipil maupun militer yang dipakai mereka dalam merebut kemerdekaan kala itu. Di lantai empat, terdapat alat pelontar dan bom ranjau. Naik ke lantai lima terdapat patung perunggu setengah badan 3 pahlawan Palembang lainnya yaitu Kolonel H Barlian, Brigjen TNI H Hasan Kasim dan Mayjen TNI H Bambang Utoyo beberapa lukisan juga terdapat di lantai 6. Pada lantai 7 difungsikan sebagai tempat penyimpanan buku-buku sejarah. II.4 Manfaat Monumen Perjuangan Rakyat
Menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung tentang sebuah peristiwa sejarah di masa lampau. Monumen ini juga bisa digunakan sebagai alat/media pembelajaran. II. 5 Fungsi Monumen Perjuangan Rakyat
Untuk mengenang perjuangan revolusi kemerdekaan dan mempertahankan semangat perjuangan rakyat Palembang bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Memberikan inspirasi serta mendidik generasi sekarang dan yang akan datang mengenai arti kebesaran perjuangan, kepribadian, dan kebudayaan.
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 agustus 2018, mulai dari pukul 09.00 WIB s/d 11.00 WIB. MONPERA sendiri terletak di Jl. Merdeka no.1, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan. III.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan seperti penjelasan mengenai sejarah terbentuknya MONPERA. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi. III.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi. Observasi diklarifikasikan menurut 3 cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi yang pertama, di mana pengamat bertindak sebagai partisipan. 2. Dokumentasi Dokumentasi berupa foto-foto. Dengan dilakukannya teknik ini, data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal. III.4 Anggaran Penelitian
Harga tiket masuk 1 orang Rp2.000. Total anggaran yaitu sebesar Rp12.000
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan informasi yang kami dapat, maka disimpulkan bahwa : 1. MONPERA dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan khususnya pada perang yang terjadi pada 1 januari 1947, biasa kita kenal sebagai perang 5 hari 5 malam. Selain itu juga MONPERA merupakan tempat untuk menyimpan benda-benda bersejarah seperti pistol, ranjau, hingga pakaian dinas baik sipil maupun militer yang dipakai para pahlawan dalam merebut kembali kemerdekaan kala itu. 2. Membangkitkan kesadaran bagi setiap orang akan pentingnya mengetahui sejarah sebuah Monumen. 3. Monumen ini dapat juga digunakan sebagai tempat wisata sekaligus tempat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya masyarakat Kota Palembang. Kami sebagai mahasiswa sekaligus penulis menyarankan kepada seluruh masyarakat Palembang agar selalu menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah. Jangan pernah sekalipun melupakan sejarah ataupun perjuangan para pahlawan dalam menggapai kemerdekaan. Semoga kita terus termotivasi untuk menjadikan Indonesia ini negara yang unggul baik dibidang olahraga, seni, maupun akademik serta menjadi negara yang bersih dari korupsi.
IV.2 Lampiran
Lantai 1
(dr. A.K. GANI)
\ (drg.M.Isa)
(BB (Bambang Utoyo)
Lantai 2
(Pistolyang digunakan melawan Belanda)
Lantai 3
(Patung setengah badan H. Abdul Rozak)
(Pakaian masyarakat sipil) Lantai 4
Lantai 5
(Patung setengah badan H.Barlian)
(Patung setengah badan Hasan Kasim)
Lantai 6
(Uang kertas Rp40)
Lantai 7
(Lukisan kegiatan masyarakat Palembang)
Lantai 8
(Suasana di lantai 8)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kaskus.co.id/thread/57ace1b1507410b1458b4567/sejarahperang-5-hari-5-malam-di-palembang-menghadapi-serangan-belanda/
https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
http://dianpermata-sari.blogspot.com/2012/08/sejarah-monpera.html