i
21
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek I
( MN091481)
Nama : Aditya Arief Cahyo
NRP : 4110100054
Dosen Pembimbing : Dr.-Ing. Setyo Nugroho
Jurusan : Teknik Perkapalan, Prodi Transportasi Laut, FTK - ITS
Dengan ini, menyatakan telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktek I dan telah disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing.
Dosen Pembimbing
Dr.-Ing. Setyo Nugroho
NIP. 19651020 199601 1 001
Surabaya, Februari 2014
Disusun oleh,
Aditya Arief Cahyo
NRP. 4110100054
Koordinator Kerja Praktek
Sri Rejeki Wahyu Pribadi, S.T., M.T.
NIP. 19750814 200319 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kemurahan hati, petunjuk, rahmat serta hikmatNyalah sehingga Laporan Kerja Praktek I ini dapat selesai. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Bapak Dr.-Ing. Setyo Nugroho yang senantiasa selalu sabar membimbing kami dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek I ini dan pembimbing Kerja Praktek dari PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, Bapak Wahyu Romadhani yang senantiasa membimbing kami selama Kerja Praktek. Begitu juga untuk keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik material maupun moriil dan teman Zata Karamina Pramesti dan Marizka Agy Roosanti yang selalu sabar berjuang bersama menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan yang direncanakan. Serta semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu disini.
Kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek I ini kedepannya bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Namun kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ke depannya, kritik dan saran sangat kami harapkan. Selebihnya kami mohon maaf apabila ada kata yang salah dan kurang berkenan di hati. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Surabaya, Februari 2014
Aditya Arief Cahyo
NRP. 4110100054
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek 2
1.5 Susunan Laporan 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG BALIKPAPAN 4
2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 4
2.2 Visi Perusahaan 6
2.3 Misi Perusahaan 6
2.4 Bagan Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 6
2.5 Fasilitas dan Peralatan yang Dimiliki Perusahaan 6
2.6 Hidro Oceanografi 7
2.7 Layout Pelabuhan Semayang 8
BAB III PELAYANAN KAPAL 9
3.1 Jasa Pandu 9
3.2 Jasa Tunda 11
3.3 Jasa Labuh 11
3.4 Jasa Tambat 12
3.5 Dokumen Pelayanan Kapal 13
BAB IV PROSEDUR PROSES BONGKAR/MUAT KAPAL DI PELABUHAN SEMAYANG 14
4.1 Prosedur Proses Bongkar/Muat 14
4.2 Prosedur Peminjaman Alat 15
4.2.1 Prosedur Peminjaman Reach Stacker 15
4.2.2 Prosedur Peminjaman Tronton 16
4.2.3 Prosedur Peminjaman Forklift 17
4.2.4 Prosedur Peminjaman Crane 18
4.3 Prosedur Keselamatan Alat 19
4.4 Lingkungan Kerja Alat 19
BAB V PENUTUP 21
5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran 21
Surat Permohonan Kerja Praktek untuk PT PELABUHAN Indonesia IV Cabang Balikpapan
Sertifikat Kerja Praktek
Laporan Minggu Pertama Kerja Praktek
Laporan Minggu Kedua Kerja Praktek
Laporan Minggu Ketiga Kerja Praktek
Laporan Minggu Keempat Kerja Praktek
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Bagan Organisasi PT Pelindo IV Cabang Balikpapan 6
Gambar II.2. Layout Pelabuhan Semayang 8
Gambar III.1. MT. Medelin Master Nampak dari Kejauhan 10
Gambar III.2. MT. Medelin Master Memasuki Alur Pelabuhan Semayang 10
Gambar III.3. MV. Sinar Papua sedang Ditunda untuk Bersandar di Dermaga 11
Gambar III.4. Kapal-Kapal Nelayan di Sekitar Kolam Labuh 12
Gambar III.5. Plotting Posisi Kapal Tambat di Pelabuhan Semayang 13
Gambar IV.1. Palkah MV. Kelanis Express 15
Gambar IV.2. Reach Stacker Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 16
Gambar IV.3. Tronton Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 17
Gambar IV.4. Forklift Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 18
Gambar IV.5. Crane Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 18
Gambar IV.6. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Rusak 20
Gambar IV.7. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Sedang Diperbaiki 20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Transportasi Laut, Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam susunan kurikulum bidang studi Transportasi Laut, Kerja Praktek ditawarkan pada semester delapan dengan harapan mahasiswa telah memiliki bekal teoritis dari mata kuliah yang sudah ditempuh. Dengan itu, Kerja Praktek diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang aktivitas yang terjadi di dunia industri maritim sesuai dengan minat tiap individu mahasiswa.
Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri maritim akan banyak diharapkan dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan. Sehingga mahasiswa dapat melakukan aplikasi praktis di dunia industri maritim dan mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dalam era globalisasi yang sedang gencar–gencarnya terjadi.
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Balikpapan dipilih karena merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur yang menunjang kegiatan perekonomian daerah dan mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah Kalimantan Timur. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) berpusat di Makassar, penulis ditempatkan ke cabang Balikpapan untuk melakukan Kerja Praktek selama 1 (satu) bulan.
Dalam program Kerja Praktek di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Balikpapan, penulis ditempatkan secara garis besar di Divisi Operasional, yaitu Pelayanan Barang dan Aneka Usaha (PBAU) dan Pelayanan Kapal (PELKAP). Pelayanan Barang dan Aneka Usaha (PBAU) meliputi Jasa Dermaga, Jasa Lapangan Penumpukan, Pelayanan Alat dan Pelayanan Rupa-Rupa Usaha. Sedangkan Pelayanan Kapal (PELKAP) meliputi Jasa Labuh, Jasa Pandu, Jasa Tunda dan Jasa Tambat.
1.2 Tujuan
Kerja praktek ini bertujuan untuk:
Mengetahui prosedur pandu, tunda, labuh dan tambat.
Mengetahui prosedur proses bongkar/muat kapal.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam kegiatan Kerja Praktek ini, antara lain:
Program Kerja Praktek di PT Pelindo IV Cabang Balikpapan dilakukan pada bagian divisi operasional.
Program Kerja Praktek di PT Pelindo IV Cabang Balikpapan hanya mengamati kegiatan operasional pelabuhan di Pelabuhan Semayang.
Beberapa data bersifat rahasia sehingga penulis menggunakan asumsi untuk data tersebut.
1.4 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode–metode yang digunakan dalam mengamati objek penelitian selama kerja praktek adalah sebagai berikut:
Pengamatan langsung
Metode ini merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan secara visual dan secara langsung.
Wawancara
Metode ini adalah metode pengumpulan data dengan cara bertanya kepada pihak-pihak PT Pelindo IV Cabang Balikpapan terkait objek penelitian.
Dokumentasi
Metode ini mengumpulkan data dengan cara mengkaji data-data hasil program komputer yang mencatat segala aktivitas pelabuhan dan gambar/foto yang diambil ketika melaksanakan kegiatan Kerja Praktek.
1.5 Susunan Laporan
Laporan ini penulis susun dengan susunan yang telah sesuai, dimana terdapat cover depan di awal halaman laporan. Sebagai kata sambutan, penulis juga melampirkan kata pengantar. Untuk mempermudah para pembaca dalam membacanya, penulis cantumkan daftar isi yang berisikan halaman dari setiap bagian yang terdapat dalam laporan ini.
Adapun halaman inti, yaitu pada bagian Bab I yang merupakan pendahuluan, Bab II yang merupakan profil dari PT Pelindo IV Cabang Balikpapan. Kemudian Bab III merupakan pembahasan mengenai aktifitas yang terjadi di PT Pelindo IV Cabang Balikpapan. Bab V sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Sebagai tambahan, penulis juga melampirkan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
PROFIL PERUSAHAAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG BALIKPAPAN
Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
Secara efektif keberadaan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai sejak penandatanganan Anggaran Dasar Perusahaan oleh Sekjen Dephub berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, SH No 7 tanggal 1 Desember 1992. Menilik perkembangan kebelakang di masa awal pengelolaannya, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan yang semakin maju.
Tahun 1957-1960
Pada masa awal kemerdekaan, pengelolaan pelabuhan berada dibawah koordinasi Djawatan Pelabuhan. seiring dengan adanya nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda dan dengan dikeluarkannya PP No. 19/1960, maka status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari Djawatan Pelabuhan berbentuk badan hukum yang disebut Perusahaan Negara. (PN)
Tahun 1960-1963
Berdasarkan PP No. 19 tahun 1960 tersebut pengelolaan pelabuhan umum diselenggarakan oleh PN pelabuhan I-VIII. Di kawasan Timur Indonesia sendiri terdapat 4 (empat)PN Pelabuhan yaitu : PN Pelabuhan Banjarmasin, PN Pelabuhan Makassar, PN Pelabuhan Bitung dan PN Pelabuhan Ambon.
Tahun 1964-196
Pada masa order baru, pemerintah mengeluarkan PP 1/1969 dan PP 19/1969 yang melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang di pimpin oleh Administrator Pelabuhan sebagai penanggung jawab tunggal dan umum di pelabuhan. Dengan kata lain aspek komersial tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh Lemabaga Pemerintah yang disebut Port Authority.
Tahun 1969- 198
Pengelolaan Pelabuhan dalam likuiditas dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan PP 1/1969 dan PP 18/1969. Dengan adanya penetapan itu, pelabuhan dibubarkan dan Port Authority digantikan oleh BPP.
Tahun 1983-1992
Status pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP berakhir dengan keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapka bahwa pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
Tahun 1992 – sekarang
Dilandasi oleh pertimbangan peningkatan efisiensi dan efektifitas perusahaan serta dengan melihat perkembangan yang dicapai oleh perum pelabuhan IV, pemerintah menetapkan melalui PP 59/1991 bahwa pengelolaan pelabuhan di wilayah Perum Pelabuhan IV dialihkan bentuknya dari Perum menjadi (Persero). selanjutnya Perum Pelabuhan Indonesia IV beralih menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV. Sebagai Persero, pemilikan saham PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di jalan Soekarno No. 1 Makassar sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan pada saat ini telah di alihkan ke Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan Nomor 885/Kpb/VII/1985, Nomor 667/KMK.05/1985 tanggal 26 Juli 1985, Pelabuhan Balikpapan dinyatakan sebagai salah satu pelabuhan Laut yang terbuka untuk perdagangan luar negeri. Pada awal tahun 1958 pelabuhan umum Balikpapan baru memiliki fasilitas dermaga sepanjang 84 m dan 1 gudang penumpukan seluas 1000 m2. Sejalan dengan perkembangan lajunya pembangunan di daerah Balikpapan dan sekitarnya, maka pembangunan di daerah Balikpapan dan sekitarnya, maka pembangunan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan setahap demi setahap mengikuti perkembangan pembangunan tersebut, hingga saat ini Pelabuhan Balikpapan sudah memiliki dermaga sepanjang 489 m2 dan gudang seluas 2.450 m2.
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan jasa kepelabuhanan yang berstandar internasional yang mandiri, sehat dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional.
Misi Perusahaan
Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham;
Mendorong percepatan pengembangan wilayah Pelindo IV;
Memberikan pelayanan jasa yang berkualitas, tepat waktu dengan tarif layak;
Mengembangkan kompetensi, komitmen dan meningkatkan kesejahteraan SDM.
Bagan Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
Gambar II.1. Bagan Organisasi PT Pelindo IV Cabang Balikpapan
Fasilitas dan Peralatan yang Dimiliki Perusahaan
PT Pelindo IV Cabang Balikpapan memiliki fasilitas dan peralatan sebagai berikut:
Dermaga
Balikpapan Panjang: 489 m (konstruksi beton)
Kampung Baru Panjang: 720 m2 (20x36m, konstruksi beton)
Lapangan
Balikpapan Luas : 7528 m2 (konstruksi beton)
Alat Mekanik
Crane Darat Kapasitas 35 ton: 1 unit merk IHI
Kapasitas 25 ton: 1 unit merk LBS
Forklift Kapasitas 5 ton: 1 unit merk Nissan
Kapasitas 3 ton: 1 unit merk Toyota
Kapasitas 2 ton: 1 unit merk Datsun
Tronton: 1 unit merk Nissan
Truck Loader: 1 unit merk Toyota
PMK: 1 unit merk Nissan
Alat Apung
Kapal Tunda Bima VII Kapasitas 2400 HP: 1 unit
Selat Makassar Kap. 1700 HP: 1 unit
Anggada XV Kap. 980 HP: 1 unit
Kapal Pandu MPC Semayang I: 1 unit
MPC Semayang II: 1 unit
MPI. 027: 1 unit
MPI. 039: 1 unit
Fasilitas Air Tawar
Balikpapan 650 ton/m3 Kapasitas maks. 240 ton/jam
Kampung Baru 10 ton/m3
Fasilitas Listrik
Balikpapan 240 KVA
Kampung Baru 10.6 KVA
Hidro Oceanografi
Keadaan hidro oceanografi pelabuhan Semayang dipaparkan sebagai berikut:
Keadaan pantai landai berpasir, daratan daerah lingkungan kerja pelabuhan 100 m dari pantai hingga masuk. Jalan raya terletak di pinggir tebing bukit terjal dimana terdapat manara suar (Tukong Hill) untuk memandu kapal memasuki pelabuhan Balikpapan.
Gelombang tertinggi 1,43 m (bulan Juni-September). Rata-rata gelombang tertinggi 1,30 m.
Arus kecepatan maksimal 4mil/jam, arah utara bergantian.
Alur pelayaran 12 mil laut dari buoy 1 sampai kolam pelabuhan dengan kedalaman 13,5 m LWS (Low Water Spring).
Luas Kolam pelabuhan = 3.032 Ha.
Kedalaman minimum Kolam pelabuhan = 13 m.
Kedalaman maksimum Kolam pelabuhan = 30 m.
Kedalaman di depan-dermaga = 8-13 m.
Kedalaman di sekitar kolam pelabuhan = 15-30 m.
Layout Pelabuhan Semayang
Gambar II.2. Layout Pelabuhan Semayang
PELAYANAN KAPAL
Pelayanan kapal PT Pelindo IV Cabang Balikpapan meliputi 4 (empat) segmen bidang usaha, yaitu:
Jasa Pandu
Jasa Tunda
Jasa Labuh
Jasa Tambat
Jasa Pandu
Jasa pandu merupakan pemanduan kapal saat memasuki alur pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh dan untuk menjaga keselamatan kapal, penumpang dan muatannya ketika memasuki alur pelabuhan.
Ada 2 (dua) jenis perairan pandu, yaitu perairan wajib pandu dan perairan pandu luar biasa. Perairan wajib pandu diperuntukkan bagi kapal dengan Gross Tonnage 500 GT. Sedangkan perairan pandu luar biasa merupakan kapal dengan Gross Tonnage dibawah 500 GT yang mana dengan sepengetahuan Captain/Nahkoda kapal menghendaki pemanduan kapal dikarenakan suatu hal tertentu.
Pada Kerja Praktek ini, kami diberi kesempatan untuk ikut memandu kapal Tanker Medelin Master yang akan memasuki alur Pelabuhan Semayang. Kami menaiki kapal pandu dari dermaga Pelabuhan Semayang dengan kecepatan 12-15 knots. Di bawah ini merupakan gambar MT. Medelin Master yang nampak dari kejauhan saat kami menaiki kapal pandu.
Gambar III.1. MT. Medelin Master Nampak dari Kejauhan
MT. Medelin Master mengangkut MFO (Marine Fuel Oil) dari Cilacap menuju Balikpapan dengan DWT (Dead Weight) 13.000 ton. Kapal ini akan melakukan bongkar di dermaga Pertamina. Waktu yang diperlukan untuk memandu kapal ini hingga berlabuh yaitu 1 (satu) jam. Di bawah ini merupakan gambir MT. Medelin Master yang telah memasuki alur Pelabuhan Semayang.
Gambar III.2. MT. Medelin Master Memasuki Alur Pelabuhan Semayang
Jasa Tunda
Jasa tunda merupakan kegiatan mendorong/menarik kapal-kapal yang berolah gerak akan bersandar atau bertolak dari atau satu dermaga, jembatan, pelampung, dolphin dan lain-lain. Ketentuan untuk jasa tunda antara lain:
Kapal dengan panjang 70-100 m ditunda dengan 1 (satu) kapal tunda dengan daya minimum 600 PK;
Panjang lebih dari 100-150 m ditunda dengan 2 (dua) kapal tunda dengan daya 1.600-3.400 PK;
Panjang lebih dari 150-200m ditunda dengan 2 (dua) kapal tunda dengan daya 3.400-5.000PK.
Gambar di bawah ini merupakan MV. Sinar Papua yang sedang ditunda untuk bersandar di dermaga KKT (Kaltim Kariangau Terminal) untuk melakukan proses bongkar.
Gambar III.3. MV. Sinar Papua sedang Ditunda untuk Bersandar di Dermaga
Jasa Labuh
Jasa labuh merupakan jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh dengan aman selama menunggu pelayanan tambat, bongkar muat atau menunggu pelayanan lainnya (docking, pengurusan dokumen dan lain-lain). Selain itu juga untuk menghindari kemungkinan bertabrakan dengan kapal lain yang sedang berlabuh, memastikan kedalaman air agar kapal tidak kandas dan tidak mengganggu alur pelayaran. Masa 1 (satu) waktu berlabuh yaitu selama 10 (sepuluh) hari. Sedangkan untuk waktu labuh yang melebihi masa 1 (satu) merupakan masa 2 (dua).
Saat kapal akan memauki area kolam labuh terdapat kendala yaitu banyaknya kapal-kapal nelayan yang sedang menjaring ikan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar III.4. Kapal-Kapal Nelayan di Sekitar Kolam Labuh
Jasa Tambat
Jasa tambat merupakan jasa yang diberikan utuk kapal yang akan bertambat pada tambatan dalam kondisi yang aman untuk dapat melakukan bongkar muat dengan lancar. Sebelum kapal dapat bertambat terlebih dahulu dilakukan pengaturan/plot posisi kapal yang akan tambat di Pelabuhan Semayang. Gambar di bawah ini merupakan contoh plotting posisi kapal tambat.
Gambar III.5. Plotting Posisi Kapal Tambat di Pelabuhan Semayang
Dokumen Pelayanan Kapal
Terdapat 5 (lima) dokumen layanan kapal agar kapal bisa mendapatkan layanan kapal, antara lain:
Bentuk 1 A : Permintaan jasa kapal dan barang
Bentuk 2 A : Bukti pemakaian jasa kapal
Bentuk 3 A : Daftar perhitungan jasa kapal
Bentuk 4 A : Nota tagihan jasa kapal
Dokumen pendukung :
Surat ukur kapal
Manifest
Loading list
PPKA (Pemberitahuan Pengoperasian Kapal Asing)
Master cable
Daftar barang berbahaya
PROSEDUR PROSES BONGKAR/MUAT KAPAL DI PELABUHAN SEMAYANG
Balikpapan merupakan kota yang dipenuhi oleh berbagai macam industri minyak dan gas. Kebutuhan akan spareparts dan alat berat untuk kebutuhan industri sangatlah banyak dan beragam. Sehingga moda yang paling tepat untuk mengangkut kebutuhan tersebut adalah kapal. Oleh karena itu, muatan di pelabuhan Semayang kebanyakan merupakan alat-alat berat, spareparts, bahan kimia, curah kering, curah cair/drum dan pallet cargo.
4.1 Prosedur Proses Bongkar/Muat
Prosedur proses bongkar/muat kapal adalah sebagai berikut:
Pengguna jasa melakukan permohonan pelayanan jasa ke Divisi PBAU (1B = General Cargo, 1D = Peti Kemas). 1B/1D merupakan form permohonan yang diajukan.
Setelah 1B/1D disetujui, akan dilakukan pelayanan barang yang di ajukan dan timbul form 2B/2D. Form ini merupakan bukti bahwa telah dilakukan pelayanan terhadap barang.
Setelah penanganan terhadap barang dilakukan dan mendapatkan form 2B/2D, akan dibuatkan time sheet dan akan menghasilkan nota 3B/3D.
Setelah itu bagian administrasi akan melakukan perhitungan tarif jasa barang untuk mendapatkan nota 4B/4D.
Lalu, nota tersebut ditagihkan kepada pengguna jasa.
Pada kerja praktek ini kami mengamati beberapa kapal yang melakukan proses bongkar/muat, yaitu kapal general cargo multipurpose, kapal pengangkut kendaraan (car carrier) dan kapal general cargo mengangkut bahan peledak. Kami mengambil 1 (satu) contoh yaitu proses bongkar MV. Kelanis Express. Kapal ini bongkar spareparts di Balikpapan dan sisanya akan dibongkar di Bontang. Proses bongkar sempat mengalami kendala hujan, sehingga berlangsung selama 10 jam. Kapal ini melakukan bongkar dengan crane pelabuhan karena derrick boom milik kapal rusak. Dari gambar di bawah ini juga dapat dilihat bahwa para pekerja tidak penggunakan alat keselamatan diri selama proses bongkar.
Gambar IV.1. Palkah MV. Kelanis Express
4.2 Prosedur Peminjaman Alat
Alat-alat yang terdapat pada Pelabuhan Semayang antara lain:
1 buah Reach Stacker
3 buah Tronton
1 buah Forklift
2 buah Crane
Berikut merupakan prosedur peminjaman alat-alat tersebut untuk proses bongkar/muat.
Prosedur Peminjaman Reach Stacker
Reach stacker adalah alat untuk mengangkat dan memindahkan peti kemas. Kapasitas angkutnya adalah 45 ton. Untuk meminjam alat, adapun surat-surat yang harus dilengkapi, yaitu:
Membuat surat permohonan 1C/lampiran SPK (Surat Perintah Kerja), dengan syarat harus ada DO (Delivery Order), RO (Relies Order), LAB (Laporan Arus Barang)
2C (Job Slip/Lift On Lift Off )
3C (Perhitungan pembayaran)
4C (Bentuk Nota)
Surat-surat tersebut harus diurus ketika peti kemas sudah ada di lapangan penumpukan. Di bawah ini merupakan gambar reach stacker yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan. Alat ini telah dimiliki sejak tahun 2009 dan kondisinya masih baik.
Gambar IV.2. Reach Stacker Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
Prosedur Peminjaman Tronton
Tronton digunakan untuk mengangkut peti kemas. Dengan kapasitas 35 ton. Prosedur peminjaman tronton sama seperti reach stacker. Terkadang tronton tersebut perlu dipasarkan kepada pemilik kapal/agen, karena tidak semua kapal menggunakan alat ini. Di bawah ini merupakan gambar tronton yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan.
Gambar IV.3. Tronton Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
Prosedur Peminjaman Forklift
Forklift digunakan untuk memindahkan dan mengangkat muatan yang berada di dalam gudang maupun di kapal. Kapasitas alat ini adalah 5 ton. Prosedur peminjamannya masih sama dengan reach stacker dan tronton. Pemasaran alat ini berbeda dengan tronton, karena ada kapal yang memiliki forklift sendiri. Di bawah ini merupakan gambar forklift yang sedang mengangkut pelat baja. Dapat terlihat bahwa keadaannya sudah kurang baik dan perlu diganti.
Gambar IV.4. Forklift Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
Prosedur Peminjaman Crane
Crane digunakan untuk mengangkat muatan dan peti kemas selama proses bongkar/muat. Kapasitas angkutnya adalah 35 ton. Prosedur peminjamannya sama seperti alat yang lainnya. Apabila dalam masa peminjaman, alat mengalami masalah dan membutuhkan perbaikan, maka tarif peminjaman dikurangi berapa hari perbaikan yang dibutuhkan. Di bawah ini merupakan gambar crane yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan.
Gambar IV.5. Crane Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
4.3 Prosedur Keselamatan Alat
Keselamatan alat merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Karena dengan penggunaan alat yang baik dan benar, maka proses bongkar/muat dapat berjalan dengan lancer. Prosedur keselamatan alat yang akan diulas berikut mengenai reach stacker.
Hal pertama yang dilakukan untuk menggunakan reach stacker adalah operator meminjam/meminta ijin untuk memakai alat kepada supervisor dengan membawa SPK (Surat Perintah Kerja) sebagai bukti. Operator yang akan menjalankan alat harus mempunyai SIO (Surat Ijin Operator), jika yang menjalankan alat tidak mempunyai SIO maka tidak diperbolehkan untuk menbawa alat. Setiap alat mempunyai minimal 2 (dua) operator. Jam kerja untuk masing-masing operator selama 8 (delapan) jam. Setiap alat mempunyai log book. Log book berfungsi untuk memonitor kerja alat tersebut, yang mana di dalamnya terdapat rincian berupa waktu kerja alat dan konsumsi bahan bakar yang digunakan. Perawatan alat seperti cek oli, radiator, aki, kebersihan kabin dan tekanan angin pada ban harus dilakukan setiap alat akan digunakan. Servis berkala reach stacker dilakukan setelah pemakaian 250 jam. Jika terdapat kerusakan pada alat, maka operator harus membuat nota dinas yang ditujukan untuk supervisor yang isinya berupa rincian kerusakan, kemudian diajukan ke Divisi Teknik atas persetujuan General Manager.
4.4 Lingkungan Kerja Alat
Lingkungan kerja alat yang akan diulas berikut masih mengambil contoh dengan alat yang sama, yaitu reach stacker. Di pelabuhan Semayang, lapangan penumpukan yang tersedia kondisinya masih tidak layak untuk dijadikan sebagai lapangan penumpukan karena reach stacker membutuhkan lapangan yang rata dan mampu menahan beban reach stacker itu sendiri, namun keadaan lapangan penumpukan yang ada tidak sesuai dengan standart kerja alat reach stacker, kondisi lapangan yang tidak rata dan jalanan yang berlubang. Berikut kondisi lapangan penumpukan peti kemas yang rusak.
Gambar IV.6. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Rusak
Tetapi saat ini lapangan penumpukan sedang dalam perbaikan secara perlahan. Lapangan penumpukan dibuat rata dan mampu menahan beban reach stacker. Seperti yang sudah dituliskan di atas, fungsi dari reach stacker ini untuk mengangkat dan memindahkan peti kemas. Jarak antar peti kemas untuk jalannya reach stacker adalah 10 meter, kapasitasnya bisa mencapai 5 tir, tetapi pada faktanya hanya mencapai 3 tir saja dengan penataan yang menyerong. Di salah satu bagian sudah terbenahi, secara perlahan lapangan penumpukan akan lebih baik dan sesuai dengan standart yang seharusnya. Berikut gambar kondisi lapangan penumpukan yang sedang diperbaiki.
Gambar IV.7. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Sedang Diperbaiki
PENUTUP
Kesimpulan
Pelayanan kapal di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan meliputi jasa pandu, jasa tunda, jasa labuh dan jasa tambat. Dokumen yang dibutuhkan untuk prosedur untuk pelayanan kapal meliputi bukti pemakaian jasa kapal, daftar perhitungan jasa kapal, nota tagihan jasa kapal, dokumen pendukung berupa surat ukur kapal, manifest, loading list, PPKA (Pemberitahuan Pengoperasian Kapal Asing), master cable dan daftar barang berbahaya.
Prosedur bongkar/muat kapal yaitu mengajukan form permohonan bongkar/muat, lalu diberikan form untuk pelayanan bongkar/muat, kemudian dikeluarkan bukti pelayanan yang telah dilakukan yang mana segala kegiatan dicatat dalam time sheet, selanjutnya dikeluarkan form perhitungan tarif bongkar/muat dan nota pembayaran. Sedangkan untuk prosedur peminjaman alat yaitu membuat suran permohonan perintah kerja sehingga operator bisa melaksanakan tugasnya, kemudian dikeluarkan form perhitungan tarif pemakaian alat dan nota pembayaran.
5.2 Saran
Keselamatan alat sudah bagus, tetapi sebaiknya keselamatan pekerjanya juga lebih diperhatikan.
Segera menyelesaikan perbaikan lapangan penumpukan peti kemas, agar kinerja reach stacker bisa lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
PELINDO4BPP. (2012). Port Layout. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/full-width-page
PELINDO4BPP. (2012). Facilities. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/left-sidebar
PELINDO4BPP. (2012). Geographics. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/right-sidebar
PELINDO4BPP. (2012). Pelabuhan Balikpapan. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/17-pelabuhan-balikpapan
PELINDO4BPP. (2012). Pelayanan Kapal. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/18-pelayanan-kapal
PELINDO4BPP. (2012). Pelayanan Barang. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id: http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/24-pbau-dan-tuks
LAMPIRAN
Surat Permohonan Kerja Praktek untuk PT PELABUHAN Indonesia IV Cabang Balikpapan
Sertifikat Kerja Praktek
Laporan Minggu Pertama Kerja Praktek
Laporan Minggu Kedua Kerja Praktek
Laporan Minggu Ketiga Kerja Praktek
Laporan Minggu Keempat Kerja Praktek
LAMPIRAN