BAB I BERKAS KESEHATAN KELUARGA
A. IDENTITAS Kami mendapatkan informasi tentang identitas keluarga dari saudara pasien. 1. Nama
:
Tn. AF
2. Umur
:
26 tahun
3. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
4. Status Perkawinan
:
Belum menikah
5. Agama
:
Islam
6. Suku Bangsa
:
Jawa
7. Pendidikan
:
SMK
8. Pekerjaan
:
Petani
9. Alamat Lengkap
:
Sidengen, Ngadiarjo, Borobudur
PROFIL KELUARGA No
Nama
Umur
Pend
Kerja
Hub.Kel
Status
Ket
1.
Safaat
65
-
PNS
Bapak
Nikah
Alm
2.
Sulastri
67
-
IRT
Ibu
Nikah
Gangg.mental
3.
Mun’imin 42
4.
Irwan
39
SMA
Buruh
Anak
Nikah
Sehat
5.
Sri Cahyani
35
SMP
IRT
Anak
nikah
Sehat
6.
Siti Suaibah
32
SMP
IRT
Anak
Janda
Gangg.mental
7.
Siti Salmah
32
SMA
IRT
Anak
Nikah
Sehat
8.
Siti Istianah
32
SMA
IRT
Anak
nikah
Gangg.mental
9.
A.Fauzi
26
SMK
Petani
Anak
Blm
Sehat
SMA
IRT
Anak
Nikah
Sehat
menikah
GENOGRAM
Kembar Pasien
B. DENAH RUMAH DARI PUSKESMAS
Puskesmas
Rumah pasien
C. EKONOMI KELUARGA 1. Rumah
Permanen
2. Barang mewah
TV, setrika
3. Daya listrik
500 watt
4. Lain-lain
Penghasilan dan pengeluaran sebulan kira-kira 1 juta rupiah
D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA 1. Pelayanan promotif dan preventif bayi dan
Tidak diketahui
balita 2. Pembinaan kesehatan anggota keluarga Tidak ada lainnya 3. Pelayanan pengobatan
Di Bidan
4. Jaminan kesehatan
Tidak ada
E. POLA MAKAN KELUARGA Bayi
Tidak diketahui
Balita
Tidak diketahui
Anak
Tidak diketahui
Dewasa
Tidak diketahui
Usia Lanjut
Tidak diketahui
F. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN WAKTU LUANG 1.
Aktivitas Fisik
Petani dan buruh pabrik.
2.
Aktivitas Mental
Jarang ikut pengajian dan sesekali kumpul keluarga
G. LINGKUNGAN 1.
Sosial rumah asal
Jarang
bersosialisasi,
karena
banyak yang merantau 2.
Sosial tempat kerja
Banyak
tekanan
dan
susah
beradaptasi 3.
Fisik rumah asal (Luas dan
Ada 2 rumah, cahaya kurang,
bangunan, cahaya,
jamban,
Ventilasi lantai
Limbah
Tempat
Sumber air bersih
dan jamban
semen, kotor,
agak
lembab,
ada
tempat
bermain, bermain, sumber air bersih sumur
H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ibu pernah memiliki gangguan mental dan dirawat di RSJ Soeroyo Magelang.
Kakak ada riwayat gangguan mental dan sempat dirawat di RSJ Soeroyo Magelang.
I.
DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGA No.
Jenis
Waktu
Rencana
Permasalahan
terjadinya
penatalaksanaan
1.
Perceraian
2 tahun lalu
2.
Ibu cepat emosi
30 tahun lalu
3.
Pendidikan kurang
Sudah lama
4.
Ayah meninggal
Sudah lama
Sasaran
5. 6.
J. DIAGNOSIS KELUARGA
Ibu memiliki riwayat gangguan mental organik.
Kakek memiliki riwayat gangguan mental tidak diketahui.
Kakak pasien, anak ke 5 mengalami skizofrenia.
K. PENATALAKSANAAN KELUARGA
Edukasi.
Sering bersosialisasi.
Perbaiki hubungan keluarga.
Kakak pasien sering kontrol ke Puskesmas.
L. PROGNOSIS Buruk karena ada riwayat keluarga gangguan jiwa, sosioekonomi yang tidak stabil, dan hubungan keluarga yang tidak harmonis.
M. MEDIKAMENTOSA DAN/ATAU TINDAKAN No.
Permasalahan
Tindakan
Sasara
keluarga
penyelesaian
n
1. Ekonomi rendah
Merantau
Kerja
Hasil
Baik
Keterangan
Bandung
2. Kakak cerai 3. Ayah meninggal
Catatan : Keluarga menerima dengan baik saat kami tiba di rumah pasien dan keluarga juga kooperatif karena mau menceritakan semua permasalahan tentang keluarga mereka.
BERKAS KESEHATAN PASIEN IDENTITAS Nama
Ny. S I
Umur
32 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Suku bangsa
Jawa
Pendidikan
SMK
Perkerjaan
Ibu rumah tangga
Status perkawinan
Menikah
Pasien datang sendiri/rujukan
-
Waktu kunjungan awal
-
Alamat
Sidengen, Ngadiarjo, Borobudur
RIWAYAT PENYAKIT Keluhan utama
Panas, dingin, sering melamun
RPS
Sejak 3 minggu yang lalu sering melamun, pandangan kosong, tampak memiliki beban berat, ada gangguan tidur (tidur jam 2
bangun
jam
5),
nafsu
makan
turun,
konsentrasi turun, sering minder. RPD
Diare 1 minggu yang lalu
RPK
Riwayat kakek gangguan jiwa
Riwayat ibu gangguan mental organik
Riwayat kakak menderita skizofrenia
PEMERIKSAAN FISIK Tinggi badan
Sekitar 160 cm
Berat badan
Dulu 55 kg sekarang sudah turun
Nadi
85x per menit
Nafas
45x per menit
Suhu
37 c
Tekanan Darah
110/70 mmHg
Keadaan umum
Lemah
Status gizi
Kurang
Mata
Konjungtiva anemis
Mulut
Dbn
THT
Dbn
Leher
Dbn
Jantung
Paru
Tidak ada bising dan murmur
Tidak ada pembesaran jantung
Suara ekspirasi lebih keras dan panjang. Perkusi sonor
Abdomen
Dbn
Ekstremitas
Dbn
Palpasi arteri radialis
Dbn
Pola makan dan minum
Kurang
Aktivitas mental dan fisik
Kurang (sering diam di rumah dan melamun)
Lingkungan sosial
Minder
Ciri
kepribadian
/klasifikasi Pendiam
psikiatri Hasil pemeriksaan penunjang
Belum dilakukan
DAFTAR MASALAH PASIEN MASALAH
SAAT TIMBUL
RENCANA TINDAKAN
1. Ekonomi rendah
Sebelum gejala
Memberi saran
2. KDRT
Setelah
Memberi saran
KET
menikah 3. Suami sakit
2 bulan lalu
Memberi saran
DIAGNOSIS KERJA Aksis I
:
Gangguan suasana perasaan, depresi episodik berat (F.32.3)
Aksis II
:
Gangguan kepribadian cemas (F.60.6)
Aksis III
:
-
Aksis IV
:
Masalah
pendidikan,
masalah
pekerjaan,
masalah
ekonomi, masalah psikososial dan lingkungan, Aksis V
:
GAF, 50 – 41 (gejala berat, disability berat)
Prognosis
:
Buruk
Cataan Tindakan/ Pengobatan/ Konseling Masalah Depresi
Tindakan
Hasil -
Ket
Psikoterapi
Saran untuk
Psikofarma
terlalu
(antidepressan)
masalah, serta lebih
larit
terbuka keluarga. Instruksi Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya : 1. Rujukan untuk puskesmas terdekat. 2. Hindari stressor 3. Interaksi keluarga diperbaharui 4. Psikoterapi 5. Farmakoterapi dengan anti depressan.
tidak dalam
dalam
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor Stressor Dari
anamnesis
kami
mendapatkan
banyak
sekali
permasalahan dengan pasien. Masalah pertama yaitu pasien dikirim untuk menjadi TKI di Malaysia. Di sana pasien bekerja dengan baik, tetapi ia terlalu berani dengan atasan, sehingga banyak yang tidak suka dan akhirnya pasien pulang ke Indonesia. Setelah itu mengenai ekonomi
keluarga
setelah
tulang
punggung
keluarga
mereka
meninggal dunia yaitu bapak pasien. Mereka bersaudara memilih untuk merantau ke Bandung untuk mengadu nasib. Usaha mereka membuahkan hasil karena semuanya
mendapatkan
pekerjaan
di
sana.
Kemudian
pasien
menikah dengan seorang lelaki yang pekerjaannya sebagai buruh serabutan.
Uang
yang
dihasilkan
tidak
dapat
mencukupi
perekonomian keluarga mereka, ditambah lagi mkereka telah mempunyai seorang anak. Entah mengapa, suami pasien sering bermain kasar yaitu KDRT. Mungkin juga dipengaruhi oleh ekonomi yang rendah tersebut serta gaji buruh serabutan yang seadanya. Setelah mengalami KDRT tersebut kemungkinan jiwa pasien sudah mulai tergoncang. Sampai pada akhirnya suami tersebut mengidap penyakit kuning. Keadaan saat itu sangat rumit. Sang suami tidak memiliki keluarga apalagi dana untuk membiayai rumah sakit. Akhirnya, ditemukan penyelesaian yaitu dana rumah sakit dibiayai oleh kakak pasien. Permasalahan bertambah karena kakak pasien kecewa dengan perlakuan suami adiknya serta yang membiayai rumah sakit juga dari pihak isterinya. Kakak pasien menyarankan kepada pasien untuk pulang saja ke kampung halaman untuk menenagkan diri terlebih dahulu. Awal sesampainya di Magelang pasien terlihat sehat-sehat saja, akan
tetapi beberapa hari kemudian terlihat perubahan-perubahan pada tingkah dan perilakunya. Pasien lebih sering terlihat murung dan melamun. Selain itu juga tidak mau makan dan kerjaannya hanyalah tiduran saja walaupun sebenarnya ia mengalami gangguan tidur. Pasien tersebut jadi suka begadang, ia tidur pada jam 2 tetapi jam 5 sudah bangun lagi. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya pikiran yang membuat pasien mengalami susah tidur. Pihak keluarga saat prihatin tentang apa yang terjadi pada pasien tersebut. Kami juga turt prihatin mendengar penjelasan dari keluarga pasien. Akan tetapi kami juga sangat berterima kasih karena mereka menerima kami dengan baik saat tiba di rumah dan mau menjelaskan dengan jelas apa yang telah terjadi pada pasien ini.
B. Patogenesis
Pasien mengalami depresi dapat dikarenakan oleh banyaknya pikiran ditambah lagi pasien juga mengalami penuruanan nafsu makan. Kekurangan nutrisi dapat terjadi dan dilanjutkan terjadinya penurunan system imun. Telah kita ketahui sitokin berperan dalam imunitas. Sitokin ini sendiri dapat mengganggu sintesis dari serotonin sehingga serotoninnya rendah (Maramis,2009).
Faktor Genetik belum dapat di jelaskan secara rinci,namun diketahui kejadian depresi berhubungan dengan kromosom X (Kaplan,2010).
Faktor Biologis a. Kelainan pada jalur monoaminergik Jalur
monoaminergik
yaitu
jalur
yang
memiliki
jenis
neurotransmitter bermolekul kecil. Jalur ini terbagi oleh 2 jalur yaitu : 1. Jalur Katekolaminergik Lokasi nye adalah pada tegmentum batang otak, subthalamus,hypothalamus,retina,bulbus olfactorius, dan nuclei septi. Pada jalur ini menghasilkan neurotransmitter berupa :
Dopamin di hasilkan dari nitrostriatal,mesolimbik dan tuberohipofisa
Nor Epinefrin dihasilkan dari locus cereleus dan area tegmentum lateralis
Epinefrin
2. Jalur Indolaminergik
Serotonin (5-hydroxitriptamin=5 HT)
Dihasilkan dinuclei raphe yang terletak dilinea mediana batang otak dan akan didistribusikan merata diseluruh susunan saraf pusat terutama dibagian epifisis cerebri (kelenjar pinealis) Jika ada kelainan pada jalur monoaminergik ini akan menyebabkan penurunan pengeluaran neurotransmiter dopamine,norepinefrin,epinefrin dan serotonin yang mengatur fungsi perilaku dan perasaan (mood), sehingga apabila neurotransmiter tersebut menurun akan menyebabkan depresi (Nugraha,2011). . b. Hipersensitivitas reseptor (UGM) Neurotransmiter menurun
Stimulasi sangat kecil dan post-sinap berespon dengan Meningkatkan reseptor (up-regulation)
Hipersensitif Reseptor
Menjelaskan mengapa pengobatan terhadap depresi berlangsung lambat c. Disregulasi Neuroendokrin Hipotalamus
merupakan
pusat
pengaturan
aksis
neuroendokrin,menerima input yang mengandung amin biogenik. Jika neurotransmiter menurun maka aktifitas hipotalamus juga menurun sehingga terjadi disregulasi neuroendokrin dan bagian yang sering terganggu adalah adrenal,tiroid dan hormone pertumbuhan. Hipotesa disregulasi juga mengatakan bahwa
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter akibat dari : Gangguan regulasi mekanisme homeostasis Gangguan pada ritmik sirkadian Gangguan pada sistem regulasi sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline (Kaplan,2010)
Pasien juga mengalami gangguian tidur. Telah kita ketahui bahwa kadar melatonin dalam tubuh meningkat saat malam hari, mungkin berhubungan dengan gelap. Kemungkinan pada pasien tersebut mengalami penurunan kada melatonin (Maramis,2009).
C. Penegakan Diagnosis Diagnosis Kerja Menurut PPDGJ III Episodik Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik (F.32.2)
Alasan : Gejala Utama 1.
Perasaan Depresi
Temuan ada
Conth Perilakunya Muka murung,melamun, bengong
2.
Hilangnya minat dan Semangat
ada
Hanya mengurung diri di kamar
3.
Mudah lelah dan tenaga hilang
ada
Sudah tidak bisa melakukan aktifitas
Gejala Lain 1.
Konsentrasi dan perhatian
Temuan ada
menurun
Contoh Perilakunya Tidak bisa memahami apa yang ditanyakan secara cepat dan kontak mata kurang
2.
Harga diri dan kepercayaan
ada
diri menurun
Minder dan malu pada tetangga karena masalah ekonomi rendah
3.
Perasaan bersalah dan tidak berguna
ada
Selalu memikirkan suami yang ditinggalkannya
4.
Pesimis terhadap masa
tidak
-
tidak
-
ada
Susah mengawali tidur
depan 5.
Gangguan membahayakan diri atau bunuh diri
6.
Gangguan Tidur
namun cepat terbangun dan tidak bisa tidur kembali (tidur jam 2 malam dan bangun jam 5 pagi) 7.
Gangguan nafsu makan
ada
Makan hanya 3 suapan dan BB menurun
8.
Menurunnya libido
Tidak
-
Pedoman Diagnosis Menurut PPDGJ III : F.32.2 Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik 1. Semua 3 gejala utama harus ada. Pada pasien ditemukan 3 gejala utama yaitu : a. Perasaan Depresi b. Hilangnya minat dan semangat c. Mudah lelah dan tenaga hilang 2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lain dan diantaranya harus berorientasi berat. Pada pasien ditemukan 5 gejala lainnya yaitu : a. Konsentrasi dan perhatian menurun terlihat berat karena pasien sangat tidak konsentrasi dan kontak mata saat kami mewawancarai tidak ada,hanya beberapa kali menatap dan selebihnya hanya pandangan kosong. b. Harga diri dan kepercayaan diri menurun c. Perasaan bersalah dan tidak berguna d. Gangguan Tidur e. Gangguan nafsu makan terlihat sangat berat karena dalam sehari pasien hanya makan 3 sendok dan terlihat pula berat badan yang sangat menurun dari awal BB nya 55 kg
3. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atauretrdasi psikomotor) yang mencolok,maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak secara rinci. Dalam hal demikian,penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan. Pasien kami tidak bisa menjelaskan secara rinci dan hanya mengawali katakatanya saja lalu tiba-tiba diam. 4. Episode Depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Pasien sudah mengalaminya dari 3 minggu yang lalu sejak pulang dari bandung dan berpisah dari suaminya (hanya berpisah tempat belum sampai cerai) 5. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,pekerjaan,atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas Pasien sudah mengalami hadayana berat dimana pasien sudah tidak bisa mengurus dirinya,hanya berdiam diri dikamar dan tidak melakukan kegiatan sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga (Maslim,2001).
Diagnosis Multiaksial (Maslim,2001) 1. Aksis I - Gangguan suasana perasaan (afektif/mood) dengan tipe Episodik Depresi Berat (F.32.2) 2. Aksis II -
Gangguan kepribadian Cemas (F.60.6) o
Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif (selalu ketakutan dan tegang karena suaminya yang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga)
o
Merasa dirinya tak mampu,tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain (Pada Pasien Merasa minder dan rendah diri karena ekonominya yang rendah)
o
Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial
o
Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali yakin akan disukai
o
Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik (sangat membatasi pergaulan dan gaya hidupnya dengan lingkungan sekitarnya lebih banyak berdiam di rumah dan ke rumah kakaknya saja)
o
Menghindari aktifitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,tidak didukung atau ditolak. (sering berpindah-pindah kerja dengan alasan tidak betah)
- Pada pasien kami ditemukan 3 dari ciri-ciri tersebut yaitu : 3. Aksis III
Pasien mengeluh panas dingin tapi dari pemeriksaan tidak ditemukan gangguan pada kondisi medis umumnya 4. Aksis IV -
Masalah dengan “ primary support group” (keluarga) Dimana pasien jauh dari keluarganya karena merantau ke bandung dan suaminya sering melakukan tindakan kekerasan padanya
-
Masalah dengan lingkungan sosial Pasien merasa minder dengan lingkungan sekitarnya sehingga jarang bergaul dengan warga-warga disekitar lingkungan rumahnya
- Masalah pendidikan
Pasien sempat mengemukakan bahwa dirinya ingin bersekolah lebih tinggi namun tidak bisa dilaksanakan karena masalah biaya. - Masalah Pekerjaan
Pasien sempat bekerja di Malaysia dan pasien bertindak terlalu berani kepada atasan adan karyawan lainnya sehingga pasien tidak disukai dan karyawan lain sering memberi tekanan agar pasien tidak betah dan keluar dari pekerjaannya, akhirnya dia hanya bertahan kerja 7 bulan saja. Pasien juga sering berpindah-pindah kerja dengan alasan tidak betah dan memilih nganggur dan mengurus rumah tangga nya saja.
- Masalah Ekonomi
Pasien sudah lama menganggur dan suami hanya buruh serabutan sehingga penghasilannya tidak menentu. -
Masalah akses ke pelayanan kesehatan Rumah pasien dengan puskesmas sangat jauh dan jika ada keluhan sakit hanya berobat ke bidan terdekat.
-
Masalah Psikososial dan lingkungan lain Pasien sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya sampai dipukuli dan memar di badannya, pasien juga saat ini sedang memikirkan biaya rumah sakit yang dipinjam dari kakaknya untuk menanggung biaya perawatan suaminya yang terkena liver.
5. Aksis V -
GAF ( Global Assessment of Functioning ) Scale adalah 50-41 o Gejala berat (serious) o
Disabilitas Berat (sudah tidak bisa merawat dirinya sendiri)
6. Prognosis -
Buruk o
o
Pasien sudah hadayana berat Sering murung
o
Konsentrasi dan perhatian yang sangat menurun
o
Berat badan menurun
o o
Terdapat gejala-gejala berat lainnya Akses ke pelayanan kesehatan jauh (Maslim,2001).
D. Penatalaksanaan
FARMAKOLOGI
Karena pasien belum pernah diberikan pengobatan ataupun dibawa ke PUSKESMAS, maka kami memberikan saran kepada pasien dan keluarganya agar pasien dibawa ke PUSKESMAS terdekat agar pasien mendapatkan perawatan
dan
penanganan
yang
tepat.
Karena
penanganan
dengan
penanganan yang tepat dan cepat akan membarikan prognosis yang baik untuk kesembuhan pasien. Selain itu kami juga memberikan terapi rujukan. Terapi rujukan untuk pasien :
Selective Serotonine Reuptake Inhibitori (SSRI) Contohnya : fluoxetine 1x1 pada pagi hari
Antidepresan Golongan Trisiklik Contohnya : amitriptiline
Antidepresan Antidepresan efektif untuk mengobati episode depresi. Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisatormood atau dengan antipsikotika atipik (USU).
NO
GOLONGAN
MEKANISME AKSI
CONTOH OBAT
EFEK SAMPING
1.
Trisiklik
Menghambat
- Amitriptilin
Keringat berlebih
pengambilan kembali
- Imipramin
Pusing
neurotransmiter NE
- Desiframin
Susah berkemih
atau Serotonin secara
- Nortriptilin
Agranulositosis
tidak selektif diotak sehingga otak tidak
- Klomipramin
Hiperpireksis hipertensi
kekurangan suplai neurotransmiter 2.
SSRI (selektiv
Menghambat secara
- Fluoksetin
Hipertermia,
serotonin
selektif pengambilan
- Paroksetin
kakakuan otot,
reuptake inhibitor)
kembali serotonin dari
- Sertralin
kejang,kolaps
otak
- Fluvoksamin
kardiovaskular dan gangguan perilaku serta vital sign.
3.
Mixed DA/NE
Hambat pengambilan
- Trazodon
Mengantuk,mual-
Reuptake Inhibitor
kembali DA/NE secara
- Nefazodon
muntah,mulut
tidak selektif diotak
- Mirtazapin
kering, konstipasi
- Bupropion
dan retensi urin.
- Maptrotilin - venlafaksin
4.
MAO Inhibitor
Menghambat aktifitas
- Phenelzine,
Krisis Hipertensi
enzim MAO
- tranylcypromine
(Monoamine Oksidase) (Gunawan dkk,2007) Rentan Dosis Efektif Obat Antidepresan OBAT
RENTAN DOSIS
OBAT
RENTAN DOSIS
Fluoksetin
10 – 60
Amitriptilin
150 – 300
Sertralin
50 – 200
Klomipramin
150 – 300
Paroksetin
20 – 50
Desipramin
50 – 150
Fluvoksamin
100 – 200
Doksepin
150 – 300
Sitalopram
20 – 60
Imipramin
150 – 300
Venlafaksin
225 – 375
Trimipramin
150 – 300
Trazodon
200 – 600
Nortriptilin
50 – 150
Nefazodon
300 – 600
Protriptilin
20 – 60
Bupropion
300 – 450
Fenelzin
45 – 90
Mirtazapin
15 – 45
Tranilsipromin
20 – 50
(Gunawan dkk,2007) Terapi rujukan diatas dapat membantu mengatasi :
Gangguan tidur
Gangguan pola makan
Cemas Kurang bersemangat atau lemas
Kurang konsentrasi
Menurunnya libido
Namun kami harus memberitahukan kapada pasien dan keluarganya tentang efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut, efek samping tersebut adalah mual-muntah. Biasanya remisi penuh akan terjadi dalam jangka waktu 4 bulan dengan menggunakan pengobatan yang adekuat. Jika 3 minggu setelah pemberian antidepresan, tidak menimbulkan adanya perbaikan gejala atau kurang dari 20% maka perlu kombinasi obat (Puri dkk,2011). Kombinasi pemberian obat pada pasien gagal terapi :
Kombinasi antara antidepresan dan litium 900-1200 mg/hari, selama 7-14 hari
Kombinasi antara antidepresan dan liothyronine 25-50 mg/hari, selama 714 hari (Puri dkk,2011).
Non-Farmakologi 1. Terapi Interpersonal dimana focus pada konteks sosial depresi dan perbaiki hubungan pasien dengan orang lain yaitu dengan dukungan sosial berupa : a. Dukungan Emosional ini meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap seseorang misalnya umpan balik dan penegasan. Pada saat depresi, orang akan merasakan kesedihan, ataupun kecemasan. Pada saat seperti ini, teman atau keluarga dapat memberikan dukungan emosional dengan meyakinkan orang tersebut bahwa dia adalah orang yang berharga yang sangat diperhatikan oleh lingkungannya. b. Dukungan
penghargaan
yang
umumnya
diberikan
melalui
ungkapan penghormatan (penghargaan) akan hal – hal yang positif yang dimiliki oleh si pasien. c. Dukungan instrumental meliputi penyediaan dukungan material seperti pelayanan, bantuan finansial atau barang. Hubungan antara dukungan instrumentral dan kesehatan dapat menolongnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut (USU).
2. Terapi Kognitif behavioral Terapi ini dilakukan dengan cara mengoreksi pikiran-pikiran negative dan mengoreksi pemikiran yang tidak rasional dan rasa pesimis pasien terhadap kehidupannya(Usu) 3. Electroconvulsif Therapy (ECT) Indikasi : - Depresi berat -
Diperlukan respon yang cepat
-
Treatment lebih besar resikonya dari pada manfaatnya
-
Respon obat jelek Pilihan terakhir jika terapi lain tidak berhasil (Maramis,2009)
Efek Samping - Disfungsi Kognitif -
Disfungsi kardiovaskular
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari pembahasan tadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena factor sosial, ekonomi, serta dari keluarga. Dari pasien tersebut berarti permasalahannya meliputi ekonomi dan KDRT yang dialaminya. Semua gangguan jiwa dapat dihindari dengan cara mengatasi permasalahan atau mencari jalan keluar untuk permasalahan itu sendiri. Maka dari itu dibutuhkan adaptasi yang baik jika menghadapi masalah atau stressor.
B. Saran Saran yang dapat dianjurkan pada pasien ini yang pertama adalah untuk dibawa ke Puskesmas terdekat terlebih dahulu. Dan jika memang harus dirujuk ke RS dapat dibawa ke RSJ terdekat untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut. Yang kedua yaitu berusaha untuk memperbaiki keharmonisan keluarga, hal ini juga berguna untuk kedepannya yaitu pada perkembangan anak mereka. Pemecahan keluarga yang baik mungkin dapat memperbaiki masalah pasien yaitu suka melamun, murung dan susah tidur. Kemudian yang ketiga yaitu untuk mencari pekerjaan yang nantinya diharapkan dapat mencukupi perekonomian keluarga mereka. Karena factor sressor juga dapat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi. Lalu yang ditambah dengan lebih bersosialisasi dengan warga sekitar dan tidak perlu minder atau malu tentang ekonomi mereka. Yang terakhir yaitu untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH, kita tahu bahwa dengan sholat dan berzikir dapat membuat hati menjadi tenang. Semua permasalahan alangkah baiknya jika kita meminta petunjuk kepada ALLAH agar kita menjadi kuat untuk menghadapinya serta ditemukan jalan keluar dari permasalahan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Dozeman E., W Harm J., Marwijk V., F Digna J., Schaik V., L max., E stek H., Horst VD., Beekman A T F., Hout H P V., High incidence of clinically relevant depressive symptoms in vulnerable persons of 75 years or older living in the community,Aging & Mental Health 2010;14:7:828-833. Gonzales M H., A W illiam., Tarraf W.,Brdy M A.,Neighboard H W., Depression care in the united state, Arch Gen Psyciatry, 2010;67:1:37-46. Gunawan,S.G., Farmakologi dan Terapi (5 ed). Gaya Baru : Jakarta. Harter M., Klesse C., Bermejo I., Schneider F., Berger M., Unipolar Depression, Dtschbarztebl int 2010;107:40:700-708. Kaplan,H.I., 1997. Sinopsis Psikiatri (7 ed). Kusuma, W. 2010 (Alih Bahasa), Bina Rupa Aksara : Jakarta. Keenan K., Feng X., Hipwell A., Klostermann S., Depression begets depression : Comparing the Predictive Utility of Depression and Anxiety Symptoms to Later Depression, J Child Psychol Psychiatry 2009;50:9:1167-1175. Maramis, W.F., Maramis A.A., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University press : Surabaya. Maslim,R., 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III . Nuh Jaya : Jakarta. Nugraha,Z.S., Agusningtyas, I., dkk., 2011. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. Fakultas Kedokteran UII : Yogyakarta. Rayner L.,Price A., Evans A., Valsraj K., Hotopf M.,Higginson I J.,Antidepressants for the treatment of depression in palliative care: systematic review and meta-analysis,Palliative Medicine2011;25;1;36-51. Sari,N.N., 2011. Tinjauan Pustaka depresi.
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/.../Chapter%20II.pd f
Solomon D A., Leon A C., Coryell W., Mueller T I., Posternak M., Endicott J., Keller M B., Predicting Recovery from Episode of Major Depression, J Affect Disord 2008;107:1-3:285-291. Wati, Z., 2011. Depresi.
http://www.zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/depression.pdf
LAPORAN KASUS PASIEN DEPRESI UNIPOLAR DI PUSKESMAS BOROBUDUR Untuk memenuhi tugas akhir Blok Kesehatan Jiwa
Disusun Oleh : Diah Siti Cholifah
09711204
Ahmad Irsyad
09711205
Irna Meliya Wati
09711215
Tutorial 18 dr.Firandi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011