PENDAHULUAN
Pembeda Pembedahan han merupaka merupakan n tindakan tindakan pengobatan pengobatan yang menggunak menggunakan an teknik teknik invasif invasif dengan dengan membuka membuka atau menampilk menampilkan an bagian bagian tubuh tubuh yang akan ak an
ditang ditangani ani melalui melalui sayatan sayatan yang diakhir diakhirii dengan dengan penutup penutupan an dan
penjahitan luka 1. Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan, salah satunya adalah kuratif dan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu yaitu bedah bedah mayor mayor dan bedah bedah minor minor.. Setiap Setiap tindak tindakan an yang yang termasu termasuk k bedah mayor selalu berhubungan dengan adanya insisi (sayatan). Laparatomi merupakan suatu proses insisi bedah ke dalam rongga abdo abdome men n yang yang dila dilak kuak uakan deng dengan an berb berbag agai ai indi indika kasi si seper seperti ti trau trauma ma abdo abdome men, n, infe infeksi ksi pada pada rong rongga ga abdo abdome men, n, perd perdar arah ahan an salur saluran an cer cerna, na, sumbatan pada usus halus dan usus besar serta masa pada abdomen . !indakan !indakan laparotomi laparotomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi komplikasi pasca bedah bedah antar antara a lain lain ganggu gangguan an perfus perfusii jaringa jaringan, n, infeksi infeksi pada pada luka luka yang yang menyebabk menyebabkan an buruknya buruknya integritas integritas kulit kulit serta terjadinya terjadinya dehisensi dehisensi luka luka operasi. "ehisensi adalah keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruhnya luka operasi yang sering pada organ kulit #. "ehisensi luka post lapa laparrotom otomy y meru merupa paka kan n kompl omplik ikasi asi utam utama a yang yang seri serius us.. kejad ejadia iann nnya ya berkisar antara $,%&' sampai #' dari seluruh operasi laparotomi yang dilakuka dilakukan, n, dengan dengan angka angka ke kematian matian berkisar berkisar antara antara 1$%$'. 1$%$'. !erjadinya erjadinya dehisen dehisensi si luka luka berk berkai aita tan n deng dengan an berb berbag agai ai kondi ondisi si sepe sepert rtii anem anemia ia,, hipoalbum hipoalbumin, in, malnutrisi malnutrisi,, ke kegana ganasan, san, obesitas obesitas dan diabetes, diabetes, usia lanjut, lanjut, prose prosedur dur pembed pembedaha ahan n spesi spesik k sepert sepertii pembed pembedaha ahan n pada pada ko kolon lon atau atau lapa laparrotom otomii
emer emerge genc ncy y.
"ehi "ehise sens nsii
luk luka juga
dapat
terjadi
karena
pera*atan luka yang tidak adekuat serta faktor mekanik seperti batuk batuk yang berlebihan, ileus obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang baik. Penan enanga gana nan n
dehi dehise sens nsii
luk luka
seca secara ra
umum umum
dibe dibeda dak kan
menj menjad adii
penanganan operatif dan penanganan non operatif. Penanganan operatif dilakukan dilakukan pada sebagian besar penderita luka operasi terbuka. Sedangkan penang penangana anan n non operat operatif if dilak dilakuk ukan an diberi diberika kan n kepada epada pender penderita ita yang yang sangat tidak stabil dan tidak mengalami eviserasi. + Page 1
-erikut ini akan disajikan sebuah laporan kasus dehisensi luka post laparatomy.
TINJAUAN PUST PUS TAKA A.Kulit Anatomi dan Fisiologi Kulit ulit ulit merupa merupaka kan n organ organ tipis tipis yang yang luas, luas, tebal tebal kulit kulit bervar bervariasi iasi
antara $,& / 1,& mm tergantung pada letak, umur, gi0i, jenis kelamin, dan suku. Luas permukaan kulit pada orang de*asa sekitar 1,& / % m. 2ungsi ungsi kulit kulit antral antralain ain33 pengon pengontr trol ol suhu suhu tubuh, tubuh, pelind pelindung ung atau atau proteksi, proteksi, penerima penerima rangsang, rangsang, untuk untuk ekskresi, ekskresi, untuk penyimpanan, penyimpanan, dan penunjang penampilan. ulit dibagi menjadi lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis atau subkutis.4 a) Lapisan Lapisan 5pidermis 5pidermis 5pidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. !ebal epider epidermis mis berbed berbedab abeda eda pada pada berbag berbagai ai tempat tempat di tubuh, tubuh, paling paling tebal pada telapak tangan dan kaki. etebalan epidermis hanya sekita sekitarr & ' dari dari seluruh seluruh keteba etebalan lan kulit kulit.. Pada epider epidermis mis terjad terjadii regenerasi setiap 46 minggu. 2ungsi 5pidermis antara lain proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin " dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). 5pidermis terdiri atas lima lapisan 7 (1). Stratum orne orneum um,, (%) (%) Stra Stratu tum m Lusid usidum um,, (#) (#) Stra Stratu tum m 8ran 8ranul ulos osum um,, (4) (4) Stratum
Spinosum,
dan
(&)
Stratum
-asale
(Stratum
8erminativum).4,& b) "ermis "ermis "ermis terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya menghubungkannya dengan jaringan subkutis. !ebalnya !ebalnya bervariasi, yang paling tebal terdapat pada telapak kaki sekitar # mm. "ermis ter terdiri diri dari dari dua dua lapi lapisa san n 7 (1). (1). Lapi Lapisan san papi papile ler, r, dan dan (%). (%). Lapi Lapisan san retik retikule ulerr. "ermis "ermis mempun mempunyai yai banyak banyak jaring jaringan an pembul pembuluh uh darah. darah. Page %
"ermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. 2ungsi "ermis antara lain sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon in9amasi. c) :ipodermis atau Subkutis :ipodermis terdiri dari lapisan lemak. 2ungsi Subkutis ; hipodermis antara lain untuk melekatkan kulit ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
8ambar 1. >natomi ulit B.Fisiologi Penyembuan Lu!a Penyembuhan dan perbaikan luka adalah proses penggantian selsel mati yang berbeda dari sel asalnya. Selsel baru membentuk jaringan granulasi, yang nantinya menjadi jaringan parut brosa. ?enurut jenisnya, penyembuhan luka terbagi menjadi3 penyembuhan primer, dan penyembuhan sekunder. 1 2ase penyembuhan luka, terdiri atas3 1) 2ase in9amasi 2ase ini dimulai setelah & / 1$ menit dan berlangsung selama # hari setelah cedera. Proses yang terjadi yaitu, haemostatis3 vasokontriksi Page #
sementara dari pembuluh darah yang rusak terjadi pada saat sumbatan trombosit dibentuk dan diperkuat juga oleh serabut brin untuk membentuk bekuan.
Gambar 2. Fase Imflamasi.
%) 2ase Proliferatif Pembentukan jaringan granulasi adalah pusat dari peristi*a selama fase proliferatif. @aringan granulasi terdiri dari selsel in9amasi, broblas,
kolagen,
neovascular,
glikosaminoglycans
dan
proteoglycans. Pembentukan jaringan granulasi terjadi # / & hari setelah cedera.
Gambar 3. Fase Proliteratif
#) 2ase ?aturasi Pada fase ini terjadi proses pematangan luka. Aang terdiri atas penyerapan kembali jaringan yang berlebihan, pengerutan yang sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan ulang jaringan yang baru.1,% Page 4
Gambar 4. Fase Maturasi.
".Deisensi Lu!a 1. "enisi "ehisensi luka adalah keadaan dimana terbukanya kembali sebagian
atau seluruhnya luka operasi. eadaan ini sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi %. lasikasi a) "ehisensi luka operasi dini3 terjadi kurang dari # hari paska operasi yang biasanya disebabkan oleh teknik atau cara penutupan dinding b)
perut yang tidak baik. "ehisensi luka operasi lambat 7 terjadi kurang lebih antara + hari sampai 1% hari paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi, status gi0i dan faktor
lainnya.#,1$ #. ?anifestasi linik "ehisensi luka seringkali
terjadi
tanpa
gejala khas,
biasanya
penderita sering merasa ada jaringan dari dalam rongga abdomen yang bergerak keluar disertai keluarnya cairan serous ber*arna merah muda dari luka operasi (B&' kasus). Pada pemeriksaan didapatkan luka operasi yang terbuka. !erdapat pula tandatanda infeksi umum seperti adanya rasa nyeri, edema dan hiperemis pada daerah sekitar luka operasi, dapat pula terjadi pus atau nanah yang keluar dari luka operasi 1$. 4. 5tiologi a) 2aktor mekanik 7 >danya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringan semakin meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. 2aktor mekanik tersebut antara lain batukbatuk
Page &
yang berlebihan, ileus obstruktif dan hematom serta teknik b)
operasi yang kurang. 2aktor metabolik 7 :ipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguan keseimbangan elektrolit serta desiensi vitamin dapat
c)
mempengaruhi proses penyembuhan luka. 2aktor infeksi 7 Secara klinis biasanya terjadi pada hari ke 6 paska operasi dengan gejala suhu badan yang meningkat disertai
tanda peradangan disekitar luka. 1$ &. 2aktor Cesiko 2aktor resiko dapat terbagi menjadi, preoperasi,
operasi, dan
post operasi. 2aktor risiko preoperasi meliputi jenis kelamin (lakilaki lebih rentan dibandingkan *anita), usia lanjut (D&$ tahun), operasi emergensi,
obesitas,
diabetes
mellitus,
gagal
ginjal,
anemia,
malnutrisi, terapi radiasi dan kemoterapi, keganasan, sepsis, penyakit paru obstruktif serta pemakaian preparat kortikosteroid jangka panjang (>f0al, %$$B3 Spiloitis et al, %$$3 ?akela, %$$&3 Singh, %$$). 2aktor risiko operasi antara lain3 jenis insisi , cara penjahitan, tehnik penjahitan, dan jenis benang. Sedangkan faktor pascaoperasi antara
lain3
peningkatan
tekanan
intra
abdomen,
pera*atan
pascaoperasi yang tidak optimal, nutrisi pascaoperasi yang tidak adekuat, terapi radiasi dan penggunaan obat antikanker B. 6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan dehisensi luka dibedakan menjadi penatalaksanaan non operatif atau konservatif dan penatalaksanaan operatif. a) Penanganan Eonoperatif; onservatif Penanganan non operatif diberikan kepada penderita yang sangat tidak stabil dan tidak mengalami eviserasi. :al ini dilakukan dengan penderita berbaring di tempat tidur dan menutup luka operasi dengan kassa steril atau pakaian khusus steril. Penggunaan jahitan
penguat
abdominal
dapat
dipertimbangkan
untuk
mengurangi perburukan luka operasi terbuka. Selain pera*atan luka yang baik, diberikan nutrisi yang adekuat untuk mempercepat penutupan kembali luka operasi. "iberikan pula antibiotik yang memadai untuk mencegah perburukan dehisensi luka. b) Penanganan Fperatif
Page 6
Penanganan operatif dilakukan pada sebagian besar penderita dehisensi. >da beberapa jenis operasi yang dilakukan pada dehisensi luka yang dilakukan antara lain rehecting atau penjahitan ulang luka operasi yang terbuka, mesh repair , vacuum pack , abdominal packing, dan Bogota bag repair . @enis operasi rehecting atau penjahitan ulang paling sering
dilakukan hingga saat ini. !indakan ini dilakukan pada pasien dengan keadaan stabil, dan penyebab terbukanya luka operasi murni karena kesalahan tekhnik penjahitan. Pada luka yang sudah terkontaminasi dilakukan tindakan debridement terlebih dahulu sebelum penutupan kembali luka operasi. !indakan a*al yang dilakukan adalah eksplorasi melalui dehisensi luka jahitan secara hatihati dan memperlebar sayatan jahitan lalu mengidentikasi sumber terjadinya dehisensi jahitan. !indakan eksplorasi dilakukan dalam 4B+% jam sejak diagnosis dehisensi luka operasi ditegakkan. !ehnik yang sering digunakan adalah dengan melepas jahitan lama dan menjahit kembali luka operasi
dengan
cara
satu
lapisan
sekaligus
dan
dapat
dipertimbangkan penggunaan drain luka intraabdominal. @ika terdapat tanda tanda sepsis akibat luka, buka kembali jahitan luka operasi dan lakukan pera*atan luka operasi. secara terbuka dan pastikan kelembaban jaringan terjaga. Prinsip pemilihan benang untuk
penjahitan
nonabsorbable
yang
ulang besar.
adalah
benang
@ahitan
penguat
monolament luar
diangkat
setidaknya setelah # minggu. Selain Cehecting, metode yang biasa dilakukan antara lain mesh repair, yaitu penutupan luka dengan bahan sintetis yaitu
mesh yang berbentuk semacam kasa halus elastis yang berfungsi sebagai pelapis pada jaringan yang terbuka tersebut dan bersifat diserap oleh tubuh. Eamun mesh repair menimbulkan angka komplikasi yang cukup tinggi. "ilaporkan terdapat sekitar B$' pasien dengan mesh repair mengalami komlplikasi dengan %#' mengalami enteric fstulation.
Page +
Selain
itu
digunakan
pula
vacuum
pack. !ekhnik
ini
menggunakan sponge steril untuk menutup luka operasi yang terbuka kembali setelah itu ditutup dengan vacuum bag dengan sambungan semacam suction di bagian ba*ahnya. !ekhnik lain yang digunakan adalah Bogota bag. !ekhnik ini dilakukan pada dehisensi yang telah mengalami eviserasi. -ogota bag adalah kantung dengan bahan dasar plastik steril yang merupakan kantong irigasi genitourin dengan daya tampung # liter yang digunakan untuk menutup luka operasi yang terbuka kembali. Plastik ini dijahit ke kulit atau fascia pada dinding abdomen anterior+,1$.
Page B
LAP#$AN KASUS
STATUS K#AS
-agian Glmu -edah 2akultas edokteran dan Glmu esehatan Hniversitas !adulako Palu I. IDENTITAS
Eama
7 !n. I8
!anggal ?asuk
7 11
"esember %$1# Hmur @ C?
7 % !ahun
Pekerjaan
7 Petani
7 Lakilaki
Cuangan
7 !eratai
7 &4 6 %
Cumah Sakit
7 CS. Hndata
Palu II. ANA%NESIS
eluhan utama
7 Luka bernanah pada bekas operasi
>namnesis terpimpin
7
Luka bernanah pada bekas operasi mulai muncul # hari sebelum masuk CS. Sebelumnya pasien sudah menjalani operasi usus buntu 4 minggu yang lalu. @ahitan luka di lepas % minggu yang lalu. >*alnya luka kering kemudian % minggu berikutnya (# hari sebelum masuk CS.) mulai muncul nanah dan terasa nyeri di daerah luka. Pada luka juga keluar cairan ber*arna merah muda dari luka operasi. Luka operasi kemudian terbuka. Luka bekas operasi tidak bengkak dan tidak meradang. !idak ada demam, tidak ada batuk. Selama proses penyembuhan luka pasien jarang duduk dan lebih sering berbaring. Selain itu, pasien jarang mengkosumsi lauk seperti ikan atau telur dan hanya sering makan bubur. keluhan lain yaitu kencing bercampur darah sejak 4 hari sebelum masuk, Page
tidak
nyeri
saat
berkemih,
dan
berkemih
rasa
puas.
Pasien
juga
mengeluhkan nyeri ulu hati dan di daerah pusat tembus belakang, mual(J), muntah(J). Ci*ayat trauma (). ->- lancar. Ci*ayat menggunakan obat
7 !idak ada
Ci*ayat peyakit dahulu7 !idak ada ri*ayat "?, tidak ada ri*ayat :t, Ci*ayat >nemia disangkal Ci*ayat penyakit keluarga
7 "? dan :ipertensi disangkal
III. PE%E$IKSAAN FISIS -- 7 6% g !- 7 16& cm 8=S 7 5 4<&?6
Status 8eneralisata !anda
7 Sakit Sedang; =omposmentis; 8i0i urang
7 7 1#$;B$ mm:g
Pernapasan
7 %$ K;menit
Eadi
7 6 kali;menit
Suhu aksilla
7 #6.+ =
epala
7
Eormocephal ?ata Leher
7 onjungtiva >nemis (J);(J), Sklera Gkterik ();() 7 Pembesaran elenjar 8etah -ening ()
!horaK
-
Gnspeksi Palpasi Perkusi
7 Eormothoraks, pergerakan simetris 7
-
deKtra >uskultasi
7 -unyi nafas vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();()
-
@antung -
Gnspeksi Palpasi
-
sinistra Perkusi
-
7 Pulsasi Gctus cordis tidak tampak 7 Pulsasi ictus cordis teraba di SG= < midclacicula 7 Pekak -atas jantung atas SG= GG parasternal sinistra Page 1$
-
>uskultasi
>bdomen Gnspeksi -
-atas jantung ba*ah SG= < midclavicula sinistra -atas jantung kanan SG= G< parasternal dekstra 7 -unyi jantung G dan GG murni reguler 7 !ampak datar, tampak vulnus sci0um di linea
median abdomen >uskultasi 7 Peristaltik (J) kesan normal Palpasi 7 Eyeri tekan disekitar luka Perkusi 7 !impani
Pemeriksaan tambahan 7 Eyeri ketuk =<> dekstra (J) 8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah gelap 5kstremitas o o
Superior 7 >kral hangat (J);(J), deformitas ();() Gnferior 7 >kral hangat (J);(J), deformitas ();()
Status Lokalis -
Cegio 7 >bdomen Gnspeksi 7 !ampak vulnus sci0um di median abdomen, pus (), darah
-
(), jembatan jaringan () Palpasi 7 ukuran luka 1$K%cm memenjang di linea median abdomen
-
8ambar 1 Luka post operasi di abdomen I&.
8ambar % Hrin pasien
$ESU%E !n. I8, % !ahun' masuk dengan keluhan luka bernanah pada bekas
operasi muncul # hari sebelum masuk CS. Sebelumnya pasien sudah menjalani operasi usus buntu 4 minggu yang lalu, dan @ahitan luka di lepas % minggu yang lalu. "ua minggu kemudian muncul nanah dan terasa nyeri di daerah luka serta mengeluarkan cairan ber*arna merah muda dari luka operasi. Luka operasi kemudian terbuka. Selama proses penyembuhan luka pasien jarang duduk dan lebih sering berbaring. Selain itu, pasien jarang mengkosumsi lauk seperti ikan atau telur dan hanya sering makan bubur.
Page 11
keluhan lain yaitu kencing bercampur darah sejak 4 hari sebelum masuk, tidak nyeri saat berkemih, dan berkemih rasa puas. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan di daerah pusat tembus belakang, mual (J), muntah (J). ->lancar. Ci*ayat >nemia disangkal. Pada pemeriksaan sis status generalisata composmentis; gi0i urang. onjungtiva
sakit
sedang;
tampak anemis (J);(J). Pada
abdomen, dinding perut tampak datar, tampak vulnus sci0um di linea mediana abdomen ukuran luka 1$K%cm, peristaltik (J) kesan normal, dan nyeri tekan disekitar luka, nyeri ketuk =<> dekstra (J). Pada genitalia terpasang 2olley =ateter 2 16, denagn *arna urin merah gelap &. DIA(N#SIS SE%ENTA$A "ehisensi luka J Susp Hretrolithiasis &I. PE%E$IKSAAN PENUNJAN( -
Laboratorium "arah Cutin (11 "esember %$1#) C-=
7 #.61 K 1$1%;L
(#.6 6.&)
I-=
7 1%.B K 1$;L
(& 1$)
:b
7 B.B g;dL
:ct Plt
(1% 1B)
7 %&.4 ' 7 +B1K1$;L
(E) (N)
(O) (#& &%)
(O)
(1&$ 4&$) (N)
imia "arah (11 "esember %$1#) 8"S
7 111 mg;dL
(+$ %$$)
Hreum
7 4% mg;dL
(B )
reatinin 7 $.B mg;dL
($.# $.6)
(E) (E) (N)
Hrinalisis (11 "esember %$1#) Protein
7 J% positif
8lukosa 7 Eegatif Sedimen 7 Leukosit (J) penuh 5ritrosit (J) penuh Silinder () 5piel () ristal () -
Cadiologi 7 () Cencana pemeriksaan tambahan 7 HS8 >bdomen
&II. DIA(N#SIS AKHI$ "ehisensi luka post operasi laparatomi dan appendectomy
Page 1%
&III. PENATALAKSANAAN ?edikamentosa 7 G<2" CL
&$$ cc;%4 jam
Gnj. =eftriaKone
1 gr; 1% jam; iv
-
Eon ?edikamentosa 7 !irah baring "iet !!P (Lunak) Prosedur !indakan
-
Ca*at Luka dan menutup luka operasi dengan kassa steril Pro rehecting luka post operasi I). P$#(N#SIS "ubia ad bonam
F#LL#* UP N o
1
Tangga l + Jam 1%;1% 1# $6.#$
Follo, U-
Tanda Tanga n
S 7 Eyeri perut (J), *arna urin merah gelap (J) F 7 !!< 7 !" 1%$;B$ mm:g, E BB K;m, S o #6.& =, P %$ K;m Page 1#
?ata 7 . >nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus 8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah 8elap 5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () -alance =airan Gnput Fral %$$$ cc Gnfus 1$$$ cc >ir ?etabolisme #1$ cc J !otal ##1$ cc Futput Hrin 1&$$ cc GIL #$ cc 2eses %$$ cc J !otal %6#$ cc -alance =airan M ##1$ / %6#$ M 16+$
% 1#;1% 1# $6.#$
> 7 "ehisensi luka P 7 "iet !!P G<2" CL jam Gnj. =eftriaKone jam; G<
&$$cc; %4 1 gr; 1%
S 7 Eyeri perut (), *arna urin merah gelap (J), kateter urin kadang tersumbat F 7 !!< 7 !" 11$;+$ mm:g, E BB K;m, S o #6.& =, P 1B K;m ?ata 7 . >nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus 8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah 8elap Page 14
# 14;1% 1# $6.#$
4 1&;1% 1# $6.#$
5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () :asil Lab !anggal 1#;1%1# "arah Cutin C-= 7 #.$1 K 1$1%;L I-= 7 1#.14 K 1$;L :b 7 +.# g;dL Plt 7 6%K1$;L Serologi :-S>g Eegatif imia "arah >lbumin #.1 gr;dL (#.&&.%) S8F! %& HG;G (1$&$) S8P! %& HG;G (1$&$) > 7 "ehisensi luka J :ematuria ec susp. -S P 7 "iet !!P G<2" >mino9uid 7 CL 1$$$cc; %4 jam Gnj. =eftriaKone 1 gr; 1% jam; G< Fral bdomen S 7 Eyeri perut (), *arna urin merah cerah (J) F 7 !!< 7 !" 11$;B$ mm:g, E BB K;m, S o #6.6 =, P %$ K;m ?ata 7 . >nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus, vesica urinary teraba 8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah cerah 5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () :asil HS8 7 Penemuan "yspepsia ?eteorismus Susp. Peritonitis :ydronerphrosis dekstra > 7 "ehisensi luka J :ematuri ec Susp. -S (Hretrolithiasis) P 7 "iet !!P Page 1&
&
16;1% 1# $6.#$
G<2" >mino9uid 7 CL 1$$$cc; %4 jam Gnj. =eftriaKone 1 gr; 1% jam; G< Fral nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus, vesica urinary teraba 8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah 8elap 5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () > 7 "ehisensi luka J :ematuri ec Susp. -S P 7 "iet !!P G<2" >mino9uid 7 CL 1$$$cc; %4 jam Gnj. =eftriaKone 1 gr; 1% jam; G< Fral nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus, vesica urinary teraba
6
1+;1% 1# $6.#$ Page 16
8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna urin merah 8elap 5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () > 7 "ehisensi luka J :ematuri ec Susp. -S P 7 "iet !!P G<2" >mino9uid 7 CL 1$$$cc; %4 jam Gnj. =eftriaKone 1 gr; 1% jam; G< Fral nemis (J);(J), S. Gkterik ();() !horaks 7 -P vesikuler (J);(J), Ch ();(), Ih ();() Status Lokalis Cegio 7 >bdomen G 7 "inding perut datar, <. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (J), pus (J), udem (), hematom () > 7 Peristaltik (J) kesan normal P 7 !impani P 7 E! (J) di paraumbilikus, vesica urinary teraba
8enitalia 7 !erpasang 2olley =ateter 2 16, *arna Page 1+
urin merah 8elap 5kstremitas 7 >kral hangat, deformitas () > 7 "ehisensi laparotomi J :ematuri ec Susp. Hrolithiasis P 7 "iet !!P G<2" >mino9uid 7 CL 1$$$cc; %4 jam Gnj. =eftriaKone 1 gr; 1% jam; G< Fral
DISKUSI
Pada laporan kasus kali ini, pasien yang diangkat kasusnya adalah !n. I8, % !ahun' masuk CS Hndata tanggal 11;1%1#. "ari anamnesis didapatkan keluhan utama pasien saat masuk yaitu luka bernanah pada bekas operasi. eluhan ini muncul # hari sebelum masuk CS. Sebelumnya pasien sudah menjalani operasi usus buntu 4 minggu yang lalu, dan @ahitan luka di lepas % minggu yang lalu. "ua minggu kemudian muncul nanah dan terasa nyeri di daerah luka serta mengeluarkan cairan ber*arna merah muda dari luka operasi. Luka bekas operasi kemudian terbuka. Selama proses penyembuhan luka pasien jarang duduk dan lebih sering berbaring. Selain itu, pasien jarang mengkosumsi lauk seperti ikan atau telur dan hanya sering makan bubur. keluhan lain yaitu kencing bercampur darah sejak 4 hari sebelum masuk CS, tidak nyeri saat berkemih, dan berkemih rasa puas. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan di daerah pusat tembus belakang, mual (J), muntah (J). "ari anamnesis diatas, pasien mengalami masalah penyulit pasca bedah, khususnya luka operasi dan gangguan berkemih. "ari anamnesis didapatkan bah*a luka bekas operasi pasien terbuka. :al ini dapat dicurigai sebagai dehisensi luka3
keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau
seluruhnya luka operasi. Sedangkan masalah lain yang dialami adalah gangguan berkemih yaitu urin bercampur darah, yang etiologinya dicurigai oleh batu yang terbentuk disaluran kemih. Pada pemeriksaan sis didapatkan, status generalisata composmentis;
gi0i urang. onjungtiva
sakit sedang;
tampak anemis (J);(J). Pada Page 1B
pemeriksaan status lokalis yaitu regio abdomen, dinding perut tampak datar, tampak vulnus sci0um di linea mediana abdomen ukuran luka 1$K%cm, peristaltik (J) kesan normal, dan nyeri tekan disekitar luka, nyeri ketuk =<> dekstra (J), dan pada genitalia terpasang 2olley =ateter 2 16, denagn *arna urin merah gelap. "ari pemeriksaan sis diatas, pasien tergolong gi0i kurang dan suspek anemia. Seperti yang sudah dijelaskan, status gi0i kurang baik dan anemia merupakan faktor resiko dan etiologi dehisensi luka dan pemeriksaan status lokalis menggambarkan luka post operasi yang terbuka. Eyeri ketuk =<> dekstra (J) membantu menegakkan kecurigaan adanya uretrolithiasis yang dicurigai merupakan etiologi dari hematuria.
Sehingga berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan sis, diagnosis sementra pasien ini adalah dehisensi luka J suspek uretrolithiasis. "ehisensi luka yang terjadi yaitu sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi dan menurut klasikasinya, dehisensi yang dialami termasuk dehisensi luka operasi lambat3 terjadi kurang lebih antara + hari sampai 1% hari paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi, status gi0i dan faktor lainnya. Pada status lokalis tampak luka dengan lapisan epidermis terbuka, dan tampak cairan ber*arna kuning jernih. Hkuran panjang luka 1$ cm, lebar % cm, dan kedalaman Q $.+ cm. -erdasarkan diagnosis sementra, dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui etiologi dan menyingkirkan penyebab lain dari dehisensi dan suspek uretrolithiasis pada pasien ini. Hntuk itu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia
darah,
dan
urinalisis.
Pada
pemeriksaan
darah
rutin
didapatkan
peningkatan I-= ( 1%.B K 1$ ;L) yang menendakan adanya infeksi, penurunan :b (B.B g;dL) yang menandakan anemia, dan peningkatan Plt ( +B1K1$;L) yang dicurigai akibat perdarahan. Pada pemeriksaan kimia darah hanay dilakukan pemeriksaan 8"S, Hreum, dan reatinin yang hasilnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan kimia darah harusnya juga dibutuhkan pemeriksaan akadar albumin,
dimana
pada
hipoalbuminemia
juga
dapat
memperlambat
penyembuhan luka. Pada pemeriksaan Hrinalisis, ditemukan leukosit dan eritrosit dalam urin dalam jumah banyak, yang menandakan adanya infeksi dan kerusakan jaringan traktus urinarius. Sebagai tambahan anjuran pemeriksaan, juga perlu dilakukan foto polos abdomen dan HS8 abdomen, untuk mengetahui etiologi hematuria pada pasien ini.
Page 1
"ari hasil pemeriksaan penunjang diatas, maka diagnosa akhir pasien ini adalah "ehisensi luka post operasi laparatomi dan appendectomy J Susp Hretrolithiasis. -erdasarkan diagnosa akhir, penaganan pada pasien ini yaitu meliputi
medikamentosa
dan
nonmedikamentosa.
Hntuk
medikamentosa
dilakukan infus dengan cairan CL &$$ c;%4 jam, dan injeksi antibiotik ceftriaKon 1 gr; 1% jam, sedangkan untuk non medikamentosa, pasien disarankan tirah baring dan diet !!P (lunak). Hntuk prosedur tindakan, dilakukan pera*atan luka, dan rencana transfusi serta rehecting jika kondisi stabil. "ari hasil follo* up, tanggal 1#;1%1#, didapatkan kadar albumin darah menurun (#.1 gr;dL), dan pada penanganan ditambahkan terapi cairan amino9uid &$$ cc; %4 jam dan Fral lbumin #K4. !anggal 14;1%1# hasil HS8 didapatkan dyspepsia, meteorismus, suspek peritonitis, dan hydronerphrosis dekstra. !anggal 1&;1%1# pasien post transfusi 1 bag PC= dan tanggal 16;1%1# 1 bag lagi. !anggal 16 dan 1+;1%1# keadaan luka pasien masih tidak ada perbaikan dibanding saat masuk (<. Scisum (J) linea median dengan ukuran + K % K $,+ cm, darah (), pus (), udem (), hematom ())
dan tanggal 1+;1%1#
pasien pulang atas permintaan sendiri dengan bukti surat pernyataan.
DAFTA$ PUSTAKA
1. Lisa A. :asibuan, :ardisis*o Soedjana, -isono, -uku >jar Glmu -edah 5disi #, Penerbit -uku edokteran 58=, @akarata, %$1$3 Luka, hal &B. %. "aniel Sampepajung, -uku >jar Glmu -edah 5disi #, Penerbit -uku edokteran 58=, @akarata, %$1$3 ?asa Pulih, hal #&B#6#. #. Iarko arnadihardja, -uku >jar Glmu -edah 5disi #, Penerbit -uku edokteran 58=, @akarata, %$1$3 Penyulit Pascabedah, hal #64#+#. 4. -isono, "avid S., Perdanakusuma, 5. ?ujianto :alimun (alm), !heddeus FD:D Prasetono-uku >jar Glmu -edah 5disi #, Penerbit -uku
edokteran 58=, @akarata, %$1$3 ulit, hal #. &. Syarif ?. Iasitaatmadja, >natomi R 2aal ulit. "alam 7 >dhi @uanda, ?ochtar :am0ah, Siti >isah, eds. Glmu Penyakit ulit dan elamin. & th ed. @akarta7 2HG3 %$$+, hal #B. 6. -rannon, :eather. %$$+. Skin >natomy. "iakses "esember %$11 dari7 http7;;dermatoloy. about.com;cs;skinanatomy;a;anatomy.html
Page %$
+. Sintia
"e*i.
%$11.
"ehisensi Luka Pasca Fperasi Laparotomi dan
Penanganannya di CSH" ?argono Soekarjo Pur*okertoPeriode @anuari %$$B Eovember
%$11.
"iakses
@anuari
%$14
dari7
http7;;***.scribd.com;doc;1#64&6&1B;B446+B&+Ceferat"ehisensi Sintia"e*i B. ?akela @, iviniemi :, @uvonen !, et al. %$$&. 2actors in9uencing *ound dehiscence after midline laparotomy. >merican journal of surgery. 1+$ (4)7 #B+#$ . >nonim.
%$$.
Laparotomi.
"iakses
"esember
%$11
dari7
http7;;***.scribd.com;doc;+46+#6B#;LPLaparatomi 1$.
Spiloitis @, !siveriotis , "atsis >, et al. %$$. Iound
dehiscence7 is still a problem in the %1th century7 a retrospective study. Iorld @ournal of 5mergency Surgery 471%
Page %1