Laporan Kuliah Lapangan Pengantar Ilmu Lingkungan
Oleh: Nama
: I Gede Gusha Hanjaya
NIM
: 1504105067
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2017
Peng. Ilmu Lingkungan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kuasa-Nya penyusunan
“
Laporan Survei Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
Intaslasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dapat diselesaikan tepat pada waktunya. ”
Penyusunan Laporan Survei Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ini bertujuan untuk untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Teknik Teknik Lingkungan. Selama pembuatan tulisan ini, penulis banyak mendapat mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dosen pengajar mata kuliah Peng. Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana dan semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya laporan ini. Akhir kata, penulis harapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 18 Mei 2017
Penulis
|
2
Peng. Ilmu Lingkungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sumber daya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran. Pertumbuhan industri dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tidak dapat dihindari, dampak ikutan dari industrialisasi ini adalah juga terjadinya peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi. Proses produksi ini akan menghasilkan produk yang diinginkan dan hasil samping yang tidak diinginkan yaitu berupa limbah. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang keberadaannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair yang berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak lagi dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut. Sungai merupakan salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan. Hal ini tentu berbeda lagi apabila sungai telah menjadi tercemar. Bagi beberapa anggota masyarakat yang mengabaikan bahaya limbah, air sungai masih dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, bahkan memasak. Ikan – ikan yang hidup dalam sungai tersebut juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein mereka. Padahal jika sungai tersebut mengandung limbah, ikan yang mereka konsumsi juga akan menimbulkan penyakit. Apalagi di daerah perkotaan, limbah memang menjadi masalah yang serius. Selain limbah industri yang semakin besar, aktivitas masyarakat setiap hari juga menimbulkan limbah rumah tangga yang sangat besar. Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan |
3
Peng. Ilmu Lingkungan organisme di dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu. Berdasarkan permasalahan itulah, pemerintah mulai serius mencanangkan program untuk mengelola air limbah, yakni dengan membentuk unit pengelola air limbah atau yang disebut Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dengan adanya Studi lapangan ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) di DI Desa Suwung, Kabupaten Denpasar oleh mahasiswa jurusan Teknik Sipil Semester IV Universitas Udayana, paling tidak yang di harapkan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang dapat di ambil nantinya adalah permasalahan air limbah dan limbah tinja kian hari makin banyak dan menimbulkan masalah apabila limbah tersebut tidak dikelola dan di manfaatkan dengan sebaik mungkin. Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban,masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM). Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat darisegi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Oleh karena itu, kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada feces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Air Limbah dan Karakteristiknya ? 2. Bagaimana pengolahan air limbah di DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) ? 3. Bagaimana Sistem Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Suwung, Denpasar ?
|
4
Peng. Ilmu Lingkungan 1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian Air Limbah dan Karakteristiknya. 2. Untuk mengetahui pengolahan Air Limbah di DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) 3. Untuk mengetahui Sistem Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Suwung, Denpasar.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini, kita harus belajar untuk mengurangi kebiasaan buruk kita selama ini, yaitu sebagai penghasil sampah setiap harinya, kita tidak pernah belajar untuk mengolah sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Kita bisa bayangkan, ketika TPA di daerah tersebut tidak mampu lagi menampung sampah yang kita hasilkan setiap harinya, kita harus mengorbankan area lain untuk menampung sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus berkomitmen untuk meminimalisir sampah-sampah yang kita hasilkan.dan pemerintah harus berupaya mengelola sampahsampah yang telah menumpuk di TPA dengan baik, jangan sampai kita membiarkan sampah-sampah tersebut meracuni air dan lingkungan di daerah kita dan juga diharapakan dapat memberikan informasi bagi para pembaca atau masyarakat mengenai proses pengolahan kotoran manusia, sehingga dapat mencegah terjadinya hal yang tidak di inginkan seperti terjadinya penyakit typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal.
|
5
Peng. Ilmu Lingkungan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Air Limbah dan Karakteristiknya
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisadari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestic) maupun industry. Berikut merupakan definisi air limbah dari berbagai sumber, sebagai berikut : Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini adalah merupakan : a)
Limbah cair atau air buangan (waste water) adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan bahan atau zat -zat ya ng dapa t membahaya kan kesehatan atau ke hi du pa n manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
b)
Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari perumahan, institusi, komersial,dan industry bersama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan.
c)
Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industry, air tanah atau permukaan serta buangan lainnya ( kotoran umum)
d)
Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun
tempat-tempat
umum
lainnya,
dan
biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. e)
Semua air atau zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya mungkin baik.
2.1.1 Sumber- sumber Limbah Cair
Setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah. Limbah cair biasanya berasal dari tempattempat yang pemakaiannya tinggi. Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industry. Secara umum di dalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan di dalam limbah industry harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya atau tidak. |
6
Peng. Ilmu Lingkungan Untuk yang mengandung zat-zat yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bias diminimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bias mematikan mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahakan kalau dialirkan ke sewage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat. Penanganan limbah industry tahap awal ini biasannya dilakukan secara kimiawi dengan menambahkan zat-zat kimia yang bias mengeliminasi zat-z at berbahaya. A. Limbah Industri
Industri umumnya menghasilkan limbah cair yang mengandung zat-zat berbahaya, logam berat, serta bahan-bahan organik lainnya. Misalnya pada industri penyamakan kulit, industry ini menghasilkan krom, sulfide, ammonia, serta minyak dan lemak. Setiap industry memiliki limbah cair yang berbda. Alam memiliki sistem alamia untuk menetralisir pencemaranyang terjadi pada perairan. Tetapi jika melampaui kemampuan yang dimiliki, perairan akan tercemar oleh karena itu pengawasan dan pengendalian baku mutu air harus dilaksanakan agar tidak mencemari lingkungan. B. Limbah Domestik
Limbah domestic adalah air yang dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari toilet, tempat cuci, dan tempat memasak.
2.1.2 Efek Buruk Limbah Cair
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila air limbah tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun kehidupan. Berikut adalah gangguan yang disebabkan oleh limbah cair : A. Gangguan terhadap kesehatan B. Gangguan terhadap kehidupan biotic C. Gangguan terhadap keindahan
|
7
Peng. Ilmu Lingkungan
2.1.3 Karakteristik Limbah Cair
Air limbah memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Karakter air limbah meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi.
A. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika
Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan. Suhu menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan ke dalam skala-skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya. Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada sensivitas indra penciuman seseorang. Kehadiran bau menunjukkan adanya komponenkomponen lain dalam air. Misalnya, bau seperti telur busuk menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat organic dalam kondisi anaerobik. Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-materi dissolved , suspended, dan senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari pectrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating, settleable, suspended, atau dissolved . Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
B.
Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia
Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik Senyawa organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain (O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri dari kombinasi elemen yang bukan tersusun dari karbon organic. Pengujian kimia dari air limbah yaitu meliputi pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat, ammonia, sulfide, fenol. Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian-pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan.
|
8
Peng. Ilmu Lingkungan C. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi
Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut. Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dlam semua bentuk air limbah, bisanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/l. Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolism, dan reproduksi). Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci sukses efisiensi proses biologi. Bakteri untuk evaluasi kualitas air.
2.2 Pengolahan Air Limbah di DSDP 2.2.1 Tujuan Pengolahan Air Limbah
Secara umum pengolahan limbah cair memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut : 1. Menyisihkan material yang tersuspensi atau mengapung di dalam air 2. Menyisihkan material organic yang dapat terdegradasi secara biologis 3. Menghilangkan organism pathogen 4. Menyisihkan nitrogen dan phosphor 5. Menghilangkan senyawa toxic
2.2.2 Sistem Pengolahan Limbah Cair
1. Sistem Terpusat Sistem terpusat adalah sistem pengolahan limbah cair dimana limbah cair dikumpulkan dahulu dari sumber limbah di suatu tempat dimana terdapat fasilitas pengolahan limbah tersebut. Misalnya DSDP, limbah rumah tangga dikumpulkan melalui sistem sewer kemudian dialirkan ke fasilitas pengolahan air bersih di Suwung. 2. Sistem Setempat Sistem setempat adalah dimana pengolahan limbah cair dimana limbah cair itu diproduksi. Misalnya, suatu pabrik memiliki fasilitas untuk mengurangi tingkat pencemarannya.
|
9
Peng. Ilmu Lingkungan 2.2.3 Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Pada pengolahan limbah konvensional yang lebih banyak menggunakan bakteri aerob yang memang terdapat di dalam limbah itu sendiri. Aerasi mutlak diperlakukan agar proses penjernihan lebih efektif dan efisien. Secara umum aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen didalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah. Metode pengolahan air limbah dilakukan sesuai dengan karakteristik pencemar yang terkandung di dalamnya. Terdapat tiga proses dasar yang digunakan dalam pengolahan air limbah, yaitu proses fisika, kimia dan biologi. A. Proses Fisika Proses fisika digunakanuntuk menyisihkan polutan yang berupa solid (padatan). Proses ini melibatkan fenomena fisik seperti pengendapan maupun pengapungan. Penyisihan padatan memanfaatkan berta jenis padatan. Jika
berat jenisnya
lebih besar
dari air, maka proses
penyisihannya dilakukan melalui proses pengendapan. Sebaliknya, jika berat jenisnya lebih rendah dari air, maka proses penyisihannya dilakukan melalui proses pengapungan. B.
Proses Kimia Dalam
proses
kimia,
pengolahan
limbah
dilakukan
dengan
cara
menambahkan bahan-bahan kimia tertentu ke dalam air limbah untuk menggabungkan
atau
mengikat
partikel-partikel
sehingga
akhirnya
memiliki massa yang lebih besar. Partikel ini biasanya disebut flok. Flok yang terbentuk kemudian disisihkan dari dalam air limbah melalui proses pengendapan. C.
Proses Biologi Pengolahan air limbah dengan proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk mengkonsumsi polutan-polutan yang berupa zat organik. Zat-zat organic ini merupakan makanan bagi mikroorganisme yang diperlukan untuk pertumbuhan. Jenis pengolahan secara biologi dapat dibedakan berdasarkan cara mikroorganisme tumbuh di dalam unit pengolahan limbah. Ca ra tumbuh mikroorganisme dapat secara melekat ( attached growth) maupun tersuspensi (suspended growth). Mikroorganisme yang tumbuh secara melekat akan membutuhkan media |
10
Peng. Ilmu Lingkungan sebagai tempatmenempel. Media-media yang ditumbuhi mikroba tersebut nantinya akan berfungsi sebagai filter untuk menyaring polutan dari dalam air limbah. Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organic di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbahserta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, dan mekanik. 2.2.4 Sistem Pengolahan Air Limbah
Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan system kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Di IPAL DSDP terdapat 2 kolam aerasi dan 2 kolam sedimentasi. Masing-masing kolam memiliki kedalaman 4 meter. Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat se kaligus menghilangkan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna. Kolam juga dilapisi geomembrane dan geotextile untuk menghindari rembesan air limbah keluar dari kolam. Sistem ini cukup sederhana sehingga tidak diperlukan tenaga yang ahli dan memiliki kualifikasi khusus unruk mengoperasikannya. Selain itu investasi dan biaya pemeliharaannya relatif rendah. Air hasil olahan memiliki BOD kurang dari 30mg/liter, lebih baik dari standar baku mutu air yaitu 50mg/liter. Untuk sementara air olahan untuk penyiraman tanaman dan sisanya dibuang ke laut. A. Kolam Aerasi
Kolam aerasi adalah kolam dimana limbah cair diperkaya dengan oksigen dengan bantuan aerator. Prinsip kerja aerasi adalah penambhan oksigen ke dalam air, sehingga oksigen terlarut dalam air akan semakin tinggi. Aerasi termasuk dalam pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsure mekanisasi daripada unsur biologi. Prinsip kerjanya adalah membuat kontak antara air dan oksigen. Tujuannya mengaktifkan proses aerob pemecahan senyawa dan penjernihan air oleh bakteri yang memang |
11
Peng. Ilmu Lingkungan sudah terdapat dalam limbah cair tersebut , misalnya bakteri Coli. Terdapat 2 kolam aerasi dengan 11 total 11 aerator.
B. Kolam Sedimentasi
Kolam sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang telah diproses di kolam aerasi, untuk selanjutnya dibuang ke laut. 2.3 Pengertian Kotoran Manusia
Kotoran manusia merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakan salah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces). Seperti halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan lalat dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang mengandung kuman-kuman dapat menularkan kuman-kumanitu lewat makanan yang dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus,
disentri,
kolera,
bermacam-macam
cacing
(gelang,
kremi,
tambang,
pita),
schistosomiasis, dan sebagainya.
2.3.1 Pengertian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) adalah instalasi pengolahan air limbah yang didesain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil (truk tinja). Lumpur tinja diambil dari unit pengola limbah tinja seperti tangki septik dan cubluk tunggal ataupun endapan lumpur dari underflow unit pengolahan air limbah lainya. IPLT dirancang untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
2.3.2 Tujuan Pengolahan Lumpur Tinja
Pengolahan lumpur tinja dilakukan dengan tujuan utama, yaitu : 1. Menurunkan kandungan zat organik dari dalam lumpur tinja. 2. Menghilangkan atau menurunkan kandungan mikroorganisme patogen (bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya).
|
12
Peng. Ilmu Lingkungan 2.3.3 Teknologi Pengolahan Lumpur Tinja
Teknologi yang umum digunakan untuk mengolah lumpur tinja di Indonesia adalah kombinasi tangki imhoff dan kolam stabilisasi atau hanya menggunakan kolam stabilisasi saja. Jenis dan fungsi unit-unit pengolahan yang digunakan pada IPLT yaitu :
1. Unit Pengumpul (equalizing unit)
Tangki ekualisasi berfungsi untuk menghomogenkan lumpur tinja yang masuk ke IPLT, mengingat karakteristik lumpur tinja yang tidak selalu seragam antar tangki septik. 2. Tangki imhoff
Tangki imhoff adalah bangunan konstruksi dari beton bertulang kedap air berfungsi untuk menurunkan kebutuhan oksigen biokimia dan suspended solid, serta pembusukan dari lumpur yang terendapkan dari efluen lumpur tinja bak pengumpul. Di dalam tangki imhoff terjadi proses pengendapan dan pencernaan secara anaerobik, melalui zona sedimentasi, zona netral dan zona lumpur. 3. Kolam Anaerobik
Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut karena beban organik masih sangat
tinggi,
sehingga
bakteri
membutuhkan
banyak
oksigen
untuk
menguraikan limbah organik. 4. Kolam fakultatif
Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada kondisi aerobik dan anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan atas atau permukaan sedangkan zona anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar kolam. Waktu tinggal di dalam kolam fakultatif 6-10 hari. 5. Kolam maturasi
Tahap terakhir dari kolam stabilisasi adalah kolam maturasi atau disebut juga kolam pematangan. Menghitung jumlah bakteri coliform di kolam maturasi 6. Bak pengering lumpur
Bak pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1-2 minggu, tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung.
|
13
Peng. Ilmu Lingkungan
2.3.4 Metode Pengelolaan Tinja 1. Memisahkan Sampah/Kotoran dari Lumpur Tinja
Lumpur kotoran manusia (septage) yang diambil dari dasar tangki septik dirumah kita. Warnanya hitam, baunya sangat menyengat, menyerupaitelur busuk, karena didalamnya terkandung banyak gas Hidrogen Sulfida(H 2S), dan gas lainnya yang terkandung dalam lumpur tinja tersebut.Apabila ditempatkan dalam bentuk lapisan titpis diatas dasar padat yang poreous. Seperti lapisan pasir padat, misalnya, maka air yangdikandungnya dapat diserap oleh dasar poreous tersebut dan lumpur tinjaini dapat dikeringkan. Tetapi mengingat baunya yang tidak sedap, sangatmengganggu lingkungan maka sebelum dikeringkan, lumpur tinja iniharus diolah lebih lanjut dalam Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Jangan dibuang langsung ke sungai karena akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang lebih parah, dan menimbulkan bakteri pathogen ke mana-mana. Lumpur
kotoran
manusia
yang
disedot
oleh
truk
tinja,
banyak
mengandungsampah padat lainnya yang dibuang kedalam lubang kakus sehinggasesampainya di IPLT, perlu dilewatkan saringan berjeruji besi, agar sampah dan kotoran lain dapat dipisahkan tersendiri. Banyak tipesaringan, yang diperlengkapi dengan alat mekanis yang bergerak otomatis mengeruk sampah yang tersangkut pada jeruji besi tersebut, atau yangsecara mekanis/elektris,
menghancurkan
sampah
tersebut
(³comminutor´)dengan
gerakan seperti mengunyah makanan. Untuk pemakaian diIndonesia, sebaiknya digunakan saja saringan dengan pembersih sampahsecara manual.
2. Mengolah Lumpur
Karena lumpur akan memasuki perpipaan, pompa lumpur, dll,maka dilakukan upaya untuk memeperlancarkan jalannya lumpur didalammenjalani proses selanjutnya. Karaktristik lumpur dibuat lebih ´uniform´,sama jenis, lembut, agar tidak menyumbat peralatan instalasi. Beberapa proses ini biasanya berhasil baik :
Sludge Grinding, dengan peralatan mekanis bongkahan lumpur yang besar atau panjang dipotong menjadi partikel kecil, atau digerus.Jangan sampai lumpur ini menyumbat atau merangkak didalam pipa, pompa, dll.
Sludge Blending, mencampur bermacam-macam komposisi lumpur yang terdiri dari endapan kimiawai atau biologi, menjadi suatuadukan yang |
14
Peng. Ilmu Lingkungan uniform, agar memudahkan aliran bagian hilir instalasi.Apalagi kalau lumpur ini harus mengalami suatu ³waktu inap´ yangtertentu. Adukan yang uniform memudahkan terselenggaranyaoperasional ini.
3. Proses Stabilisasi Lumpur
Lumpur diproses lebih lanjut dengan melakukan stabilisasi, agar volumenya menyusut (reduksi), mengalami stabilisasi dan masa lumpur menjadi berkurang. Beberapa proses dibawah ini dapat meningkatkankualitas lumpur karena : (i). Bakteri pathogen berkurang jumlahnya (ii).Bau yang menyengat bisa berkurang (iii). Mencegah, dan mengurangi potensi pembusukan. Keberhasilan untuk mencapai ketiga tujuan diatas,tergantung pada proses stabilisasi yang dilakukan terhadap bagian zat organik dari lumpur yang mudah menguap (volatile). Jika mikroorganisme dibiarkan mengerumuni bagian zat organik dari lumpur yang diolah, maka stabilisasi, boleh dikatakan kurang berhasil.Secara nyata dapat dikatakan, bahwa suatu proses stabilisasi merupakan upaya untuk melakukan
Reduksi secara biologis terhadap kadar zat organik volatile
Oksidasi secara kimiawi terhadap bahan volatile yang adadalam lumpur
Penambahan
zat
kimia
tertentu
untuk
menciptakan
kondisidimana
mikroorganisme tidak memiliki ketahanan untuk hidup lagi, sehingga akan mati dan berkurang jumlahnya
Pemanasan
terhadap
lumpur
tersebut,
sebagai
langkahuntuk
sterilisasi/disinfectant
Didalam prakteknya, proses stabilisasi dilakukan dengan berbagaicara seperti :penambahan kapur tohor, dengan membubuhkan kapur tohor kedalam lumpur, agar tercipta lingkungan yang tidak kondusif untuk ketahanan hidup dari mikroorganisme. Dengan demikian pHdiharapkan mencapai angka 12 atau lebih. Bilamana pH dapatdipertahankan pada tingkatan ini, maka lumpur tidak akanmembusuk, dan tidak menimbulkan bau menyengat, serta tidak mengganggu kesehatan.
Pemanasan dimana lumpur dipanaskan sampai 260 oC, pada tekanansekitar 2760 kN/m2, untuk jangka pendek (misalnya 30 menit).Dengan demikian aktivitas panas yang ditimbulkannya melepakanair yang terikat dalam lumpur dan menimbulkan koagulasi zat padatnya. Selain itu terjadi juga
|
15
Peng. Ilmu Lingkungan hidrolisis terhadap bahan protein,sehingga sel mengalami kehancuran, dan menimbulkan senyawaorganik dan ammonia nitrogen.
Pnaerobic digestion, melakukan penguraian bahan organik dananorganik tanpa kehadiran molekul zat asam. Dalam hal ini bahan organik dirubah secara biologis dalam kondisi anaerobik menjadi gasmethan (CH 4), dan zat asam arang (CO2). Dengan demikian zatorganik berkurang jumlahnya, bakteri yang patogen juga semakinhilang, dan lumpur tidak bisa membusuk lagi.
Composting merupakan suatu proses dimana bahan organik mengalami proses penguraian secara biologis, menjadi suatu produk yang lebih stabil, tidak berbau, hygienic, dan berbentuk menyerupaihumus. Sekitar 20 sampai 30 persen dari bahan yang mudahmenguap volatile dirubah menjadi karbondioksida dan air. Panasyang ditimbulkan selama proses ini bisa mencapai 50 sampai 70derajad Celcius, sehingga mematikan organisme enteric pathogenic.
4. Proses Pemisahan Kandungan Air dalam Lumpur
Setelah lumpur menjadi stabil, maka diupayakan untuk memisahkan kandungan air agar keluar dari lumpur tersebut. Adapun carayang dipergunakan tergantung pada kondisi setempat, yaitu:
Thickening
(concentration),
menggunakan
peralatan
mekanik
untuk
menekan,memutar, atau menyembuhkan udara sehingga lumpur mengapung di atas air dan dipisahkan tersendiri.
Conditioning, dengan membubuhkaan zat kimia (besi klorida, kapur, polimer organik), atau memanaskan lumpur pada tekanan tertentudalam waktu yang relatif pendek, sehingga lumpur mengalami koagulasi, dan airnya terpisah. Pengeringan lumpur yang dilakukan dengan bantuan panas matahari, atau sumber panas lainnya.
Dewatering, bisa dilakukan dengan udara vakum yang bisamemisahkan air dari lumpur, putaran sentrifugal, sehingga airnyaterlontar meninggalkan lumpur oleh gaya yang ditimbulkannya. Bisa juga lumpur dihimpit diantara dua buah silinder yang berputar,sehingga airnya keluar.
Sludge Drying Bed, mengeringkan lumpur yang dituangkan ratadiatas pelataran yang luas, sehingga sinar matahari menguapkan airnya. Cara ini termasuk murah, hanya memerlukan sedikit perhatian dari operator, dan menghasilkan zat padat yang terbanyak. |
16
Peng. Ilmu Lingkungan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan maka dapat disi mpulkan bahwa: 1. Banyaknya sekali sampah yang di hasilkan kita tiap harinya dari sisa-sisa barang bekas makanan atau pun barang elektronik yang kita pakai dan konsumsi, lalu kita buang begitu saja dan bahkan kita buang sembarangan di darat dan sungai terjadilah dampak pencemaran lingkungan dimana kita lah yang merasakan akibat dari ulah kita.
2. Prinsip pengelolaan IPLT nipa-nipa menggunakan sistem sistem Tangki imhoff adalah bangunan konstruksi dari beton bertulang kedap air berfungsi untuk menurunkan kebutuhan oksigen biokimia dan suspended solid, serta pembusukan dari lumpur yang terendapkan dari efluen lumpur tinja bak pengumpul. Di dalam tangki imhoff terjadi proses pengendapan dan pencernaan secara anaerobik, melalui zona sedimentasi, zona netral dan zona lumpur. Fungsi Unit-Unit Pengelolaan IPLT di Desa Sembung Gede,Kota Tabanan yaitu
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi
kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.
3.2 Saran
1. Ada beberapa cara lain yang lain yang dapat kita lakukan untuk mengolah sampahsampah yang kita hasilkan setiap harinya, dengan cara memanfaatkan sampah yang ada yaitu dengan mendaur ulang sampah-sampah yang ada. Yaitu proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama dengan memanfaatkan sampah pelastik, kain, dan botol-botol untuk di jadikan kerajinan tangan, kedua yaitu memanfaatkan sampah Organik menjadi pupuk atau bahkan menjadikanya sebagai tenaga pembangkit listrik. Menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya.Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai sanitasi lingkungan.
|
17
Peng. Ilmu Lingkungan
LAMPIRAN Beberapa dokumentasi yang ada di IPAL dan IPLT Suwung, Kabupaten Denpasar.
|
18
Peng. Ilmu Lingkungan
|
19
Peng. Ilmu Lingkungan
|
20
Peng. Ilmu Lingkungan
|
21