Laporan Interferensi Final

Laboratorium Fisika Jurusan Fisika – FMIPA Universitas Negeri Semarang Gd. D9 Jln. Raya Sekaran – Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 7499386

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG

Nama

: Ratna Devi Cahyanti (4201410025)

Teman Kerja

: Suharso (4201410055)

Nomor Kelompok : 2 (dua) Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan

: Fisika

Prodi

: Pendidikan Fisika, S1

Semester/ Rombel Rombel : 4/ 4/ 004 004

INTERFERENSI Tanggal Praktikum : Kamis, 10 Mei 2012

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.







A.

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui dan memahami prinsip interferensi celah ganda (Interferensi Young) 2. Menghitung panjang gelombang pada praktikum microwave B.

LANDASAN TEORI

Interferensi Cahaya dalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren , yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu a. Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau konstruktif) b. Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau destruktif) Paduan Gelombang -

Saling menguatkan

- Saling melemahkan

Beda Lintasan

Jarak tempuh cahaya yang melalui dua celah sempit mempunyai dua perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan pola interferensi.







Kondisi Interferensi

Syarat Interferensi maksimum

Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase) yaitu jika selisih lintasannya sama dengan nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang  .

d sin  n

n = 0, 1, 2 ...

Bilangan n disebut orde terang. Untuk n = 0 disebut terang pusat, n = 1 disebut terang ke-1 dan seterusnya. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar sari jarak kedua celah d ( l ), maka sudut l >> d ), demikian



sangat kecil, sehingga sin  tan  p /l . Dengan







Dengan p adalah jarak terang ke- n ke pusat terang Syarat Interferensi minimum 0

Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 , yaitu jika selisih lintasannya sama dengan bilangan ganjil kali setengah  . d sin 

1     m   2  

m = 1, 2, 3 ...

Bilangan m disebut disebut sebagai orde gelap. Tidak ada ada gelap ke nol. Untuk Untuk itu m = 1 disebut gelap ke-1 dst. Mengingat sin  tan  p /l , maka pd l

 m  1

Dengan jarak p adalah jarak gelap ke-m ke pusat gelap. Jarak antara dua garis terang yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap berurtan. Jika jarak itu disebut ∆p disebut ∆p  pd

l

 

Interferensi celah ganda : -

Pertama kali ditunjukkan oleh Thomas Young pada tahun 1801

-

Ketika dua gelombang cahay yang koheren menyinari dua celah yang sempit, maka akan teramati pola interfernsi terang dan gelap pada layar.

Interferensi optik dapat terjadi jika dua gelombang (cahaya) secara simultan hadir dalam daerah yang sama







θ

S3

θ

S1, S2 dan S3 adalah celah sempit yang dilalui oleh cahaya dengan panjang gelombang ė.

Gelombang cahaya yang memancar dari S3 akan mengenai celah S1 dan S2, dan menurut teori Huygens dari S1 dan S2 akan memancar gelombang-gelombang cahaya yang koheren. Kerja sama antara kedua gelombang yang berasal dari S1 dan S2 diamati pada layer di titik P. Beda antara lintasan optic anatara kedua sumbu S1 dan S2 di P adalah sebagai berikut : S1P – S2P = r 1 – r 2 S1 A = d sin θ; dengan tan θ =

P a

Untuk ė << (sudut yang sangat kecil ), maka tan ė ≈ sinθ , sehingga : r 1 – r 2 =

dP a

interferensi konstruktif ( maksimum = terang) terjadi di P bila : r 1 – r 2= 2= mλ

m= 0,1,2,dst

dP

m a

atau = mλ

a

sehingga p =

d

Interferensi destruktif ( minimum = gelap) terjadi P bila :



P = m 1

 a  2 d

m = 0,1,2 dst







C.

ALAT DAN BAHAN

1. Transmitter, Receiver 2. Component Holder 3. Lengan celah Extender 4. Pemisah Lebar Celah 5. Goniometer 6. Pemutar 7. Logam reflektor 8. Pemisah celah sempit D.

LANGKAH KERJA

1. Memasang

alat

gambar

dengan

Lengan

Celah

reflektor

dan

seperti

pada

menggunakan Extender, pemisah

dua celah

sempit untuk membangun celah ganda,

dengan

lebar

pemisah

celah sempit adalah 1,5 cm, dengan

memperhitungkan

pemasangan pemasangan sesimetris mungkin 0

2. Menyesuaikan Transmitter dan Receiver untuk polarisasi vertical (0 ) dan menyesuaikan kontrol Receiver untuk dapat memberikan pembacaan skala penuh dengan amplifikasi serendah mungkin 3. Memutar lengan pemutar Goniometer ( diaman receiver terletak) pelan-pelan searah sumbu x. Mengamati panjang yang terlihat. 4. Mengembalikan lengan guinometer sehingga Receiver menghadap ke Transmitter. Menyesuaikan kontrol Receiver untuk mendapatkan pembacaan 1,0 meter. 0

Kemudian mengatur sudut  , untuk setiap variasi sudut sampai 90 . 5. Dengan menggunakan lebar celah yang sama, mengubah jarak antar celah dengan pemisah celah celah lebar. Karena pemisah celah lebar 50% lebih lebar (90mm:60mm) pindahkan kembali transmitter sehingga radiasi gelombang nikro dicelah akan memiliki intensitas yang relatif sama. Mengulangi pengukuran langkah 1-4









E.

DATA PRAKTIKUM

d = 2,5 cm

0

sudut ( )

pembacaan meter (mA)

Keterangan

n

0

1

terang pusat

0

14

0

gelap 1

1

29

1

terang 1

1

41

0

gelap 2

2

58

1

terang 2

2

sudut ( )

pembacaan meter (mA)

Keterangan

n

0

1

terang pusat

0

8

0

gelap 1

1

16

1

terang 1

1

26

0

gelap 2

2

37

0,2

terang 2

2

50

0

gelap 3

3

d = 6 cm

0

F.

ANALISIS DATA

Untuk menghitung panjang gelombang pada microwave digunakan persamaan :







2. Gelap ke-1   14

0

d sin 

0,025 025 sin 14

0

1     m   2  

 1   1    2 

0

0,025sin14 

 

1



2 0,025 025 sin 14 1

0

2

  0,0121meter

3. Terang ke-1   29

0

d sin  n 0

0,025 sin 29     0,025 sin 29

0

  0,01212meter

4. Gelap ke-2 0

  41

d sin 

0

0,025 025 sin 41

1     m   2  

 1    2    2 







d sin  n 0

0,025 sin 58     0,025 sin 58

0

  0,0106meter

 

0,0121 0,01212  0,01093  0,0106 4

 0,01144meter



   

   

0,0121

0,00066

4,389 x 10

-7

0,01212

0,000683

4,658 x 10

-7

0,01093

-0,00051

2,576 x 10

-7

0,0106

-0,00084

7,014 x 10

-7

2



18,637 x 10

 





     n 1 18,637x10

7

4 1 18,637 x10

7

3

 0,000788meter





-7







2. Gelap ke-1   8

0

d sin 

0,06 sin 8

0

0,06 sin 8

0

1     m   2  

 1   1    2 



 

1



2 0,06 sin 8 1

0

2

  0,0167meter

3. Terang ke-1 

 16 0 d sin  n 0,06 sin 16

0

 

  0,06 sin 16

0

  0,01654meter

4. Gelap ke-2   26

0

d sin 

0,06 sin 26

0

1     m   2  

 1    2    2 







d sin  n 0

0,06 sin 37     0,006 sin 37

0

  0,01805meter

6. Gelap ke-3 

 260 d sin 

0,06 sin 50

0

1     m   2  

 1    3    2 

0

0,06 sin 50  2

 

1



2

0,06 sin 50 5

0

2

  0,01839meter

 

0,0167  0,01654  0,01753  0,01805  0,01839 5

 0,01744meter



   

   

0,0167

-0,00074

5,49 x 10

-7

0,01654

-0,0009

8,12 x 10

-7

0,01753

0,000089

7,92 x 10

-9

2













26,31x10

7

5 1 26,31 x10

7

4

 0,000811meter



 

      0,01744  0,000811

Kesalahan Relatif (KR) 

 

meter

x100 % 

0,000811 0,01744

x100 %  4,65 %

Ketelitian  100%  KR  100%  4,65%  95,35%

G.

PEMBAHASAN

H.

KESIMPULAN

I.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Interferensi Final

Recommend Documents